Anda di halaman 1dari 7

VITILIGO

Suatu kelainan didapat yang


mengenai kulit dan mukosa yang ditandai
dengan makula depigmentasi berbatas
tegas yang terjadi akibat adanya
kerusakan selektif pada melanosit
(Alikhan dkk., 2011).
Menurut Jain dkk vitiligo
merupakan gangguan kulit hipomelanotik
didapat yang umum terjadi dan ditandai
dengan makula berwarna putih susu
berbatas tegas dengan berbagai bentuk
dan ukuran.
Patogenesis
HIPOTESIS PENJELASAN
AUTOIMUN Ditandai adanya hubungan antara vitiligo dengan tiroiditis
hashimoto, anemia pernisiosa, dan hipoparatiroid melanosit
dijumpai pada serum 80% penderita.

NEUROHUMORAL Karena melanosit terbentuk dari neuralcrest, maka diduga


faktor neural berpengaruh. Tirosin adalah substrat untuk
pembentukan melanin dan katekol. Kemungkinan adanya
produk yang terbentuk selama sintesis katekol yang
mempunyai efek merusak melanosit.

AUTOTOKSIK Sel melanosit membentuk melanin melalui oksidasi tirosin ke


DOPA dan DOPA ke dopakinon. Dopakinon akan dioksidasi
menjadi berbagai indol dan radikal bebas.

PEJANAN TERHADAP BAHAN KIMIA Depigmentasi kulit dapat terjadi terhadap pajanan mono
benzil eter hidrokinon dalam sarung tangan atau deterjen
yang mengandung fenol.
Gejala Klinis
o Pasien dengan vitiligo akan
menunjukkan satu sampai beberapa
makula amelanotik yang berwarna
seperti kapur atau putih susu.
o Lesi vitiligo biasanya dapat ditentukan
batasnya dengan baik, tetapi garis
tepinya dapat dijumpai scalloped.
Makula vitiligo dapat dievaluasi dengan
pemeriksaan lampu wood.
o Perbesaran lesi secara sentrifugal pada
kadar yang tidak dapat diprediksi dan
dapat timbul di semua sisi tubuh,
termasuk mukosa membran.
o Walaupun demikian, lesi inisial lebih
sering timbul pada tangan, lengan
bawah, kaki , dan wajah. Ketika vitiligo
timbul pada wajah, vitiligo sering
melibatkan penyebaran di daerah
perioral dan periokular
Diagnosis
Lampu wood dapat menegaskan wilayah vitiligo dan membantu mencari
perluasannya. Biopsi kulit tidak biasa di lakukan. Dipertimbangkan pemeriksaan
TSH dan kadar glukosa darah puasa (Barankin dan Freiman, 2006). Menurut
Soepardiman dalam buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (2011) terdapat
beberapa cara untuk mendiagnosis vitiligo, yaitu:
1. Evaluasi klinis Diagnosis vitiligo didasarkan atas anamnesis dan gambaran klinis.
2. Pemeriksaan histopatologi Dengan pewarnaaan Hematoksilin Eosin (HE)
tampaknya normal kecuali tidak ditemukan melanosit, kadang-kadang
ditemukan limfosit pada tepi makula.
3. Pemeriksaan biokimia Pemeriksaan histokimia pada kulit yang diinkubasi
dengan DOPA menunjukkan tidak adanya tirosinase. Kadar tirosin plasma dan
kulit normal.
PENILAIAN DERAJAT KEPARAHAN AKTIVITAS PENYAKIT PADA VITILIGO

AKTIVITAS PENYAKIT SKOR VIDA

Aktif dalam 6 minggu terakhir +4


Aktif dalam 3 bulan terakhir +3
Aktif dalam 6 bulan terakhir +2
Aktif dalam 1 tahun terakhir +1
Stabil dalam minimal 1 tahun 0
terakhir
Stabil dalam minimal 1 tahun -1
terakhir, dan terjadi
repigmentasi spontan

Keterangan: Vitiligo aktif mencakup adanya perluasan lesi


lama maupun munculnya lesi baru
Penatalaksanaan
TIPE VITILIGO PENANGANAN
Lini pertama : hindari faktor pemicu atau
pencetus, terapi lokal ( kortikosteroid
topikal, inhibitor calcineurin).

Lini kedua : terapi localized narrow-band


Segmental dan nonsegmental/ terbatas UVB, terutama lampu monokromatis
(melibatkan <2-3% permukaan tubuh) excimer atau laser.
Lini ketiga : pertimbangkan teknik
pembedahan jika repigmentasi secara
kosmetik di daerah yang terlihat kurang
memuaskan
TIPE VITILIGO PENANGANAN
Lini pertama : stabilkan dengan terapi narrow-band UVB minimal
3 bulan, durasi optimal setidaknya 9 bulan jika ada respon ;
kombinasikan dengan terapi topikal, termasuk penguatan
(reinforcement) dengan terapi UVB pada target.

Lini kedua : pertimbangkan kortikosteroid sistemik atau agen


imunosupresif
Nonsegmental (melibatkan >3% permukaan
tubuh) Lini ketiga : pertimbangkan pembedahan di daerah yang
menunjukkan respons minimal 1 tahun

Lini keempat : pertimbangkan depigmentasi (monobenzyl ether of


hydroquinone atau hanya mequinol atau berhubungan dengan Q-
switched ruby laser) jika lebih dari 50% area yang dirawat atau
diterapi tidak berespons atau jika area terlihat amat jelas, seperti di
wajah atau tangan

Anda mungkin juga menyukai