Dalam menghadapi penderita hipertensi, pertama-tama
yang harus kita pikirkan adalah : apakah penderita dalam keadaan gawat darurat hipertensi apa tidak.
Ini sangat penting karena kita harus selalu ingat kasus2
yg dapat mengancam jiwa bila tidak segera kita beri pertolongan.
Pada gawat darurat hipertensi, maka kita segera berikan
pengobatan terlebih dahulu dan bila sudah terkontrol, baru kita lakukan evaluasi.
Sedang pd kasus bukan gawat darurat, kita lakukan
evaluasi terlebih dahulu sebelum mulai pengobatan. KRISIS HIPERTENSI
Adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah sedemikian
sehingga memerlukan penurunan tekanan darah dengan segera dalam beberapa menit sampai beberapa jam. Penderita hrs dirawat di RS dan memerlukan obat parenteral.
Dalam keadaan ini pengobatan secara cepat dan intensif lebih
diutamakan daripada secara diagnostik karena sebagian besar komplikasinya bersifat ireversibel. Namun selalu harus diingat bahwa penurunan tekanan darah secara berlebihan dpt menyebabkan iskemia otot jantung dan otak. Keadaan yg menyebabkan timbulnya hipertensi krisis adalah : Peningkatan mendadak resistensi vaskuler sistemik akibat Peningkatan hormon2 vasokontriksi antara lain angiotensin, vasopresin.
Penyebab tersering adalah hipertensi primer yg tidak mendapat
pengobatan secara adekuat selain juga hipertensi sekunder renovaskuler maupun parenkimal.
KLASIFIKASI ;
Hipertensi krisis dibedakan menjadi dua keadaan berdasar
pengelolaannya, yaitu hipertensi emergensi : keadaan hipertensi yg memerlukan penurunan tekanan darah dengan segera untuk mencegah kerusakan target organ. Dan hipertensi ugensi : keadaan hipertensi yg memerlukan penurunan tekanan darah dlm beberapa jam 1. Hipertensi Ensefalopati
Hipertensi ensefalaopati adalah suatu sindroma klinik akut
yang reversibel akibat kenaikan tekanan darah yg terjadi secara tiba-tiba. Keadaan ini lebih sering terjadi pd penderita yg sebelumnya normotensi dibanding pd yg telah menderita hipertensi kronik
Hal ini terjadi akibat perbedaan batas autoregulasi otak.
Kenaikan tekanan darah yg tinggi dan mendadak smp melebihi batas kemampuan autoregulasi otak akan berakibat terjadinya hiperperfusi dan kebocoran cairan melalui sawar darah otak sehingga menimbulkan oedem otak. GEJALA KLINIK
- Sakit kepala hebat
- Mual, muntah - Rasa mengantuk - Bingung sampai kejang-kejang bahkan penurunan kesadaran dengan menurunkan tekanan darah segera maka prognosis akan baik. Keadaan yg mendasari hipertensi ensefalopati antara lain preeklamsi dan eklamsi. 2. Hipertensi Maligna disertai komplikasi organ target
Hipertensi maligna terjadi akibat tekanan darah yang terlalu
tinggi, umumnya diatas 200/130 mmHg, yang berakibat terjadinya nekrotik arteriolitis pd pembuluh darah otak maupun ginjal yg berakibat pula terjadinya retinopati hipertensi berat dan nefrosklerosis maligna serta keadaan lain yg cepat menjadi buruk.
Secara praktis keadaan ini ditandai dg adanya perdarahan retina
dan eksudat yg disebut juga accelerated-malignant hypertension Termasuk dalam kategori ini adalah hipertensi maligna yg di sertai : - cerebrovaskuler : perdarahan intraserebral dan subarahnoid - Jantung : gagal jantung,Infark miokard akut,aorta diseksi akut - Trauma kepala - Eklampsi - Perdarahan post operasi - Epistaksis hebat - Luka bakar yg luas - Gagal ginjal progresif
-Tekanan darah diatolik biasanya lebih 140 mmHg -Funduskopi ada perdarahan dan eksudat serta papil oedem -Status neurologi : sakit kepala, bingung, somnolen, defisit fokal, mata kabur, koma. -gagal jantung dan fungsi ginjal menurun, sehingga dijumpai oliguri dan uremia. -Nausea dan vomitus PENGELOLAAN KRISIS HIPERTENSI
* Tujuan : menurunkan tekanan darah segera
(hati-hati, sebaiknya tidak menurunkan tekanan darah diastolik < 100 mmHg atau tidak lebih 25 % dari mean arterial blood pressure (MAP) dalam waktu antara beberapa menit sampai 6 jam
Penderita harus dirawat di RS
Menggunakan obat parenteral(furosemid,clonidin,diltiazim dll) Evaluasi ttg riwayat hipertensi, obat yg digunakan, Evaluasi gejala cerebral,kardiovaskuler dll. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain (darah rutin,urin rutin, kimia darah ,Ro thorax, EKG) HIPERTENSI URGENSI
Pada keadaan ini dijumpai kenaikan tekanan darah yg tinggi
namun tidak terjadi kerusakan target organ meskipun juga potensial untuk terjadinya komplikasi sehingga penurunan tekanan darah dalam 24 jam harus diusahakan.
Termasuk dalam kategori ini adalah :
-Hipertensi accelerated malignant -Infark atherotrombotik otak disertai hipertensi berat -Hipertensi rebound akibat penghentian pemaakaian obat antihipertensi -Hipertensi berat yg memerlukan tindakan operasi -Hipertensi postoperatif Pengelolaan :
-Tekanan darah diturunkan dalam 24 jam pertama
-Penderita bisa rawat jalan -Menggunakan obat-obatan oral : Obat yg direkomendasikan adalah :klonidin, nifedipin, kaptopril dan labetolol