Anda di halaman 1dari 120

Teknologi Dan Rekayasa

TECHNOLOGY AND ENGINERRING

PROGRAM STUDI KEAHLIAN (SKILL DEPARTEMEN PROGRAM) :


TEKNIK OTOMOTIF (AUTOMOTIVE TECHNOLOGY)
KOMPETENSI KEAHLIAN (SKILL COMPETENCE): TEKNIK SEPEDA
MOTOR (MOTOR CYCLE TECHNOLOGY)
Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan

Objectives :

Siswa dapat menjelaskan pengertian mekanika teknikdan


statika

Siswa dapat menjelaskan pengertian gaya , vektor resultante


dan momen gaya

Siswa dapat menjelaskan proses penyusunan dan penguraian


gaya secara grafis dan analitis

Siswa dapat menyusun dan menguraikan gaya secara grafis


dan analitis

Teknologi dan Rekayasa


Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan

Siswa dapat menguraikan sebuah gaya menjadi


beberapa buah gaya secara grafis dengan benar

Siswa menghitung resultante gaya

Siswa dapat menghitung momen gaya

Siswa dapat menjelaskan arti dan jenis


muatan/beban pada perhitungan konstruksi statika
bangunan

Teknologi dan Rekayasa


Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan

Siswa dapat Prinsip kerja aksi reaksi gaya

Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja


momen kopel

Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja


keseimbangan gaya

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian mekanika teknik dan statika

ATAU

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian mekanika teknik dan statika
bangunan

Ilmu yang mempelajari keseimbangan gaya di


mana suatu konstruksi yang tetap diam
walaupun pada konstruksi tersebut ada gaya-
gaya yang bekerja.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian mekanika teknik dan statika
bangunan

Ilmu yang hanya mempelajari gerak


dari suatu benda tanpa membahas
penyebab gerakan itu.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian mekanika teknik dan statika
bangunan

Ilmu yang mempelajari gerak dan


penyebab dari gerak tersebut.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian mekanika teknik dan statika
bangunan

Ilmu yang mempelajari stabilitas dan


kekuatan dari suatu konstruksi bangunan
atau bagian-bagian dari bangunan itu
sendiri.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian mekanika teknik dan statika
bangunan

Mencakup

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian mekanika teknik dan statika
bangunan

Perhitungan yang dilakukan agar bangunan


selalu dalam keadaan kokoh. Dalam hal ini harus
dilakukan pemeriksaan tentang kedudukan
bangunan dengan pondasi dan keadaan tanah
sebagai perletakan pondasi.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian mekanika teknik dan statika
bangunan

Suatu perhitungan yang menentukan ukuran-


ukuran penampang bahan yang diperlukan agar
mampu mendukung beban-beban atau gaya-
gaya yang bekerja pada konstruksi dengan tetap
memperhitungkan faktor keamanan.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian mekanika teknik dan statika
bangunan

Perhitungan dimensi ini penting dilakukan sebab di


samping menjamin kekuatan juga menimbulkan
penggunaan bahan menjadi efisien.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian mekanika teknik dan statika
bangunan

Perhitungan yang dilakukan untuk memeriksa


apakah pada konstruksi terjadi perubahan
bentuk, peralihan-peralihan serta tuntutan yang
terjadi melampaui batas yang telah ditentukan
atau tidak.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian mekanika teknik dan statika
bangunan

Perhitungan yang dilakukan dengan tujuan


memeriksa apakah bangunan yang akan
didirikan cukup kuat atau cukup kaku terhadap
beban-beban yang direncanakan.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya
Pengertian Gaya

Apabila kita hendak memahami tentang gaya amati


dan perhatikan kejadian-kejadian di bawah ini.

Sebuah bola di tendang maka bola tersebut akan


bergulir, dengan kata lain terjadi perubahan
tempatdari bola.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

Sebuah bola yang sedang bergulir di tendang lagi,


bola tersebut akan bergulir lebih cepat. Dengan
kata lain, terjadi perubahan gerak pada bola.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

Sebuah bola dalam keadaan diam di sisi sebuah


tembok. Setelah bola itu di tendang bola tersebut
tetap diam. Namun tak lama berselang akan
terjadi perubahan bentuk pada bola itu.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

Dari ketiga kejadian tadi dapat disimpulkan

Gaya adalah sesuatu yang dapat


menimbulkan perubahan tempat, gerak,
atau bentuk suatu benda.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

P=mxa

P = gaya
m = massa
a = kecepatan

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

Misalnya 100 kg, 1000 Newton dan 50 Ton

= 100 kg

= 1000 N

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

Suatu titik tempat gaya itu bekerja

Kotak di dorong pada titik A maka


kotak akan bergerak ke kanan

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

Kotak di dorong pada titik B maka


kotak tidak akan bergeser namun
akan terjungkir.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

Kedua peristiwa pada gambar


tadi menunjukkan bahwa gaya
mempunyai titik kerja atau titik
tangkap.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

Garis kerja gaya merupakan garis


lurus yang terletak berhimpit dengan
gaya itu sendiri.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

Sebuah gaya dapat dipindahkan maju atau


mundur asal tetap dalam garis kerjanya

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

o
90 Gaya mempunyai arah ke
kiri, ke kanan, ke atas, ke
bawah dan lain-lain.
o o
180 0
Gaya adalah sebuah
vektor yaitu besaran yang

o
mempunyai arah.
270

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

Gaya tidak dapat kita lihat tetapi hanya


dapat dirasakan. Oleh sebab itu untuk
menggambarkan gaya dalam
penyelesaian soal-soal statika
bangunandiperlukan lambang. Lambang
adalah suatu garis berskala dan berarah
yang disebut vektor.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

Misalnya gaya (P) = 100 kg

Skala gaya 1 cm = 20 kg maka panjang

vektornya = 100 5 cm
20
Skala gaya 1 cm = 20 kg diartikan tiap 1
cm mewakili 20 kg gaya.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

UNTUK MENYELESAIKAN SOAL SOAL STATIKA DENGAN


CARA LUKISAN ATAU GRAFIS

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

Menyusun gaya atau menjumlahkan gaya


atau dengan kata lain dua buah gaya atau
lebih dapat digabung menjadi satu gaya
pengganti yang di sebut RESULTANTE.

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

Resultante di lambangkan R
Perhatikan gambar :

Setelah di gabung menjadi R


memiliki besar dan arah yang
berbeda

P1 = Gaya 1
P2 = Gaya 2
R = Resultante
Teknologi dan Rekayasa
Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya

Momen adalah suatu keadaan di mana aksi


dan reaksi tidak dalam satu garis kerja.
Momen Gaya adalah Momen di kali Jarak.

M=Pxl
M = Momen
P = Gaya
l = Jarak

Teknologi dan Rekayasa


Pengertian gaya, vektor, resultante dan
momen gaya
Untuk momen ada perjanjian :
1. Apabila putarannya searah jarum jam maka di
sebut momen positif (+).
2. Apabila putarannya berlawanan jarum jam maka
di sebut momen negatif (-).

PERHATIKAN GAMBAR

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

Menyusun atau menjumlahkan gaya dimaksudkan


untuk menentukan resultante (R), dengan kata lain
dua buah gaya atau lebih dapat digabung menjadi
satu gaya pengganti yang disebut resultante (R).

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

Dapat dilakukan dengan 2 cara

Cara lukisan Cara hitungan

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

Dalam menyusun gaya secara lukisan atau grafis harus


menggunakan skala gaya dan menggambarkannya dengan
benar. Kesalahan menggambar akan mempengaruhi hasil
yang sebenarnya.

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

berada dalam satu garis kerja yang searah

Contoh :
Susunlah gaya P1 = 50 kg dan P2 = 80 kg serta searah hingga
menjadi resultante (R).

Penyelesaian :
Tentukan skala gaya misalnya 1cm = 20 kg
a. Gambar vektor P1
b. Hubungkan vektor P2 dari ujung P1

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

garis kerja P2 garis kerja

P1

2,5 cm 4 cm R

R = (2,5 + 4) cm x 20
= 130 kg (ke arah kanan)

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

berada dalam satu garis kerja yang berlawanan arah

Contoh :
Susunlah dua buah gaya P1 = 150 kg ke kiri dan P2 = 50 kg (ke
kanan) menjadi satu resultante (R).

Penyelesaian :
Tentukan skala gaya misalnya 1cm = 25 kg

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

garis kerja garis kerja

P1 P2
50
25
2,5 cm

6 cm

4 cm

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

150
a. Gambarkan vektor P1 = = 6 cm
25
50
b. Gambarkan vektor P1 = = 2 cm
25

Jadi R = ( 6 2 ) cm x 25
= 100 kg ( arah ke kiri )

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

Satu titik tangkap/

Yang berlainan garis kerja Berlainan titik tangkap

Jajaran genjang Segi banyak

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

Menyusun gaya dengan cara jajaran


Genjang (Paralelogram)
Menyusun gaya-gaya dengan cara jajaran
genjang (paralelogram) sangat mudah
dikerjakan, tetapi untuk gaya-gaya yang
berlainan arah dan ttik tangkap yang
berlainan arah, menimbulkan gambar yang
rumit.
Teknologi dan Rekayasa
Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

Contoh :

Tentukan resultante gaya


P1 = 100 kg
P2 = 100 kg
P3 = 125 kg
Dengan sudut-sudut seperti gambar
Teknologi dan Rekayasa
Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

Penyelesaian :

1. Tentukan skala gaya misalnya 1 cm = 25 kg.

2. Gambarkan posisi gaya dengan berskala.

3. Buat jajaran genjang dengan P1 dan P2 sebagai


sisi.

4. Tarik diagonal (dari sudut yang dibentuk P1 dan P2


dan itulah R1).

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

5. Buat jajaran genjang dengan R1 dan P3 sebagai


sisi.

6. Tarik diagonal dari sudut yang dibentuk R1 dan P3


dan itulah R.

7. Ukur panjang R kemudian kalikan dengan skala


gaya dan itulah besar R.

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

Perhatikan gambar :

R = 10,2 cm x 25 = 280 kg
Apabila banyak gayanya maka cara yang dipakai
sama dengan yang diatas.
Teknologi dan Rekayasa
Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

Menyusun gaya dengan cara segi banyak


(poligon gaya)
Menentukan resultante dengan cara segi banyak
gaya, kita hanya menghubungkan gaya yang satu
dengan yang lainnya, kemudian garis penghubung
titik tangkap gaya yang pertama dengan ujung
gaya yang terakhir itulah yang di sebut resultante
(R) sedangka arahnya menuju ujung gaya yang
terakhir.
Teknologi dan Rekayasa
Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

Contoh : Tentukan resultante gaya P1, P2, P3


dan P4
Misalkan skala gaya 1 cm = 30 kg
Langkah penyelesaian :
1. Gambarkan posisi gaya
dengan berskala.
2. Hubungkan P2 dari ujung P1.
3. Hubungkan P3 dari ujung P2.
4. Hubungkan P4 dari ujung P3.
5. Hubungkan titik tangkap P1
dengan ujung P4 dan itulah R.
6. Ukur panjang R dan kalikan
dengan skala gaya dan itulah
besar R.

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

1. Menyusun gaya-gaya yang berada dalam satu


garis kerja

Cukup dengan menjumlahkan angka gaya


dengan perjanjian gaya arah ke kanan positif (+)
dan ke kiri negatif(-) atau sebaliknya.

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

Contoh 1 :

R = 60 + 50 + 40 = 150 kg (ke kanan)

Contoh 2 :

R = -120 + 40 + 30 = -50kg (ke kiri)

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

2. Menyusun dua gaya yang satu titik tangkap tapi


tidak dalam satu garis kerja

Resultante kedua gaya P1 dan P2 yang


membentuk sudut dapat dihitung dengan
rumus : R P1 P2 2P1P2 cos
Teknologi dan Rekayasa
Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

Sedang letak R dapat di hitung dengan dalil sinus

P1 R

sin sin (180 )
P1. sin( 180 )
sin
R
Teknologi dan Rekayasa
Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

Tentukanlah resultante P1 dan P2 yang membentuk


sudut 45o serta tentukanlah sudut yang dibentuk R

Penyelesaian .
Teknologi dan Rekayasa
Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

Penyelesaian :

R P1 P2 2 P1 P2 cos
2 2

50 2 70 2 2.50.70 cos 45o


2500 4900 7000.0,707
7400 4949
12349
111 kg

Teknologi dan Rekayasa


Proses penyusunan dan penguraian gaya secara
grafis dan analitis

P1. sin( 180 )


sin
R
50. sin 45o

111
35,35

111
0,3184
a sin 0,3184
18,57 o

Teknologi dan Rekayasa


Menghitung resultante gaya

ringan (P) maka terasa oleh tangan kita beban


ringan tersebut. Kita geser beban ringan P agak
ke kanan pada bahu horizontal (gambar 2) maka
terasa oleh tangan kita beban bertambah padahal
beban tetap (tidak berubah). Kita geser lagi
beban ringan itu hingga ujung kayu horizontal
maka tangan kita terasa tidal kuat lagi untuk
menahan beban itu padahal (beban tetap
ringan).
Teknologi dan Rekayasa
Menghitung momen gaya

Apabila kita ingin mengetahui tentang


momen maka lihatlah kejadian di bawah
ini.

Teknologi dan Rekayasa


Menghitung momen gaya

Dari ketiga gambar tadi adalah potongan kayu kaso


yang disambung dengan siku. Sekarang kita pegang
kayu yang vertikal dan persis diatasnya diberi beban

Teknologi dan Rekayasa


Menghitung momen gaya

ringan (P) maka terasa oleh tangan kita beban


ringan tersebut. Kita geser beban ringan P agak ke
kanan pada bahu horizontal (gambar 2) maka
terasa oleh tangan kita beban bertambah padahal
beban tetap (tidak berubah). Kita geser lagi beban
ringan itu hingga ujung kayu horizontal maka
tangan kita terasa tidal kuat lagi untuk menahan
beban itu padahal (beban tetap ringan).

Teknologi dan Rekayasa


Menghitung momen gaya

Dari kejadian diatas dapat disimpulkan pada


keadan pertama beban terasa ringan karena
beban berada satu garis kerja dengan reaksi (tidak
ada momen).

Pada keadaan kedua beban terasa bertambah


karena beban tidak lagi berada pada satu garis
kerja dengan reaksi (terjadi momen).

Teknologi dan Rekayasa


Menghitung momen gaya

Pada keadaan ketiga tangan kita terasa tidak


kuat lagi menahan karena jarak garis kerja aksi
dan reaksi semakin besar (momen semakin besar).

Jadi next slide

Teknologi dan Rekayasa


Menghitung momen gaya

Jadi :

1. Momen adalah suatu kejadian dimana aksi dan


reaksi tidak dalam satu garis kerja

2. Besarnya momen adalah gaya dikali jarak

3. Satuan momen adalah satuan gaya dikali satuan


jarak (kg.cm, kg.m, ton.cm, ton.m)

Teknologi dan Rekayasa


Menghitung momen gaya

Contoh 1 :

Sebuah balok dijepit tegak lurus pada


tembok. Ujung balok sepanjang 2 m dari
tembok dibebani P = 100 kg.

Berapa besarnya momen di A ?

Penyelesaian
Teknologi dan Rekayasa
Menghitung momen gaya

Penyelesaian :

A P = 100 kg

L=2m
Momen pada A adalah :
MA = P.L
= 100.2
= 200 kg.m

Teknologi dan Rekayasa


Menghitung momen gaya

Contoh 2 : Diketahui :

P1 = 150 kg

A P1 P2 = 50 kg
P2
Ditanya MA ?
Penyelesaian :
L=2m L=2m
MA = P1.2 P2.4
= 150.2 - 50.4
= 300 200
= 100 kgm

Teknologi dan Rekayasa


Menghitung momen gaya
Contoh 3 :

A P1 P2 P3

L=2m L=2m L=2m

Diketahui : P1 = 100 kg, P2 = 40 kg dan P3 = 80 kg


Ditanya : MA ?
Penyelesaian : MA = -P1.2 + P2.4 - P3.6
= -100.2 + 40.4 80.6
= -200 + 160 480
= -520 kgm
Teknologi dan Rekayasa
Menghitung momen gaya

Contoh 4 : Psin 60
P = 1000 kg

A
Penyelesaian :
1. Uraikan P ke vertikal
L=3m
2. Uraiannya adalah Psin60o
Diketahui : P = 1000 kg MA = Psin 60 x 3
sudut 60o = 1000.0,866.3
Ditanya : MA? = 2598 kgm

Teknologi dan Rekayasa


Menjelaskan macam-macam muatan/beban
pada perhitungan konstruksi statika bangunan

Teknologi dan Rekayasa


Menjelaskan macam-macam muatan/beban
pada perhitungan konstruksi statika bangunan

BEBAN MATI BEBAN HIDUP

BEBAN ANGIN BEBAN GEMPA

Teknologi dan Rekayasa


Menjelaskan macam-macam muatan/beban
pada perhitungan konstruksi statika bangunan

BEBAN BEBAN TIDAK


BEBAN
TERPUSAT TERBAGI RATA
MERATA

Teknologi dan Rekayasa


Menjelaskan macam-macam muatan/beban
pada perhitungan konstruksi statika bangunan

BEBAN BEBAN TAK


LANGSUNG LANGSUNG

Teknologi dan Rekayasa


Menjelaskan arti dan jenis muatan/beban
pada perhitungan statika bangunan

Muatan muatan atau beban beban pada


konstruksi bangunan menurut sifatnya adalah :
1. Muatan/beban mati
adalah semua beban yang berasal dari berat
bangunan mulai dai pondasi hingga ke atap
2. Muatan/beban hidup
adalah semua muatan/beban yng tidak tetap yang
membebani bangunan atau unsur bangunan

Teknologi dan Rekayasa


Menjelaskan arti dan jenis muatan/beban
pada perhitungan statika bangunan

3. Muatan/beban angin
adalah semua muatan/beban pada bangunan
atau unsur bangunan yang disebabkan oleh angin.
4. Muatan/beban gempa
adalah semua muatan/beban pada bangunan
atau unsur bangunan yang disebabkan oleh
gempa.

Teknologi dan Rekayasa


Menjelaskan arti dan jenis muatan/beban
pada perhitungan statika bangunan
Dilihat dari bentuknya beban/muatan pada konstruksi
dapat dibagi menjadi :
1. Muatan/beban terpusat
adalah muatan/beban yang luas singgungnya
sangat kecil.
contohnya : tekanan roda kereta api pada rel
2. Muatan/beban merata
adalah muatan yang luas singgungnya merata
contohnya : plat lantai, balok beton dan tekanan
tembok pada balok beton.
Teknologi dan Rekayasa
Menjelaskan arti dan jenis muatan/beban
pada perhitungan statika bangunan
3. Muatan/beban terpusat
adalah muatan/beban yang luas singgungnya
merata tapi muatannya tidak terbagi rata.
misanya : tekanan air pada dinding bak air atau
tekanan air pada pintu air.

Teknologi dan Rekayasa


Menjelaskan arti dan jenis muatan/beban
pada perhitungan statika bangunan
Dilihat dari bekerjanya muatan/beban pada
konstruksi, pada muatan/beban diberikan dua
beban yaitu muatan/beban langsung dan
muatan/beban tak langsung.

Teknologi dan Rekayasa


Menjelaskan arti dan jenis muatan/beban
pada perhitungan statika bangunan

Muatan/beban (P) langsung pada balok (a)

Teknologi dan Rekayasa


Menjelaskan arti dan jenis muatan/beban
pada perhitungan statika bangunan

P
1/2P 1/2P

a
b b

Muatan/beban (P) langsung pada balok (a) tapi


tidak langsung pada balok (b).

Teknologi dan Rekayasa


Menjelaskan arti dan jenis muatan/beban
pada perhitungan statika bangunan
penulisan muatan-muatan itu daam menunjukkan identitasnya
adalah :
untuk muatan terpusat
P = 1000 kg, P = 12 ton dan lain-lain.
untuk muatan merata
q = 400kg/m, q = 2ton/m, dan lain-lain.
untuk matan angin
q = 20kg/m2, q = 0,02 t/m2, dan lain-lain.

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja aksi reaksi gaya

Suatu benda A mengadakan gaya tekan pada benda


lain misalnya benda B, maka pada benda B juga
mengadakan gaya tekan pada benda A yang
besarnya sama akan tetapi arahnya berlawanan
dengan arah gaya tekan yang diterima oleh B.
Gaya tekan A pada B disebut gaya aksi sedangkan
gaya tekan B pada A disebut gaya reaksi. Dengan
demikian hukum Newton III; Gaya Aksi = Gaya Reaksi

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja aksi reaksi gaya

sebagai contoh adalah sebagai berikut :


Suatu benda A dengan berat G terletak di atas
bidang datar lantai B.

N=G Karena benda A dalam keadaan


diam, maka lantai B akan
mengadakan gaya reaksi sebesar N
A kg pada benda A. Dengan demikian
LANTAI B N = G kg dengan arah gaya N
G berlawanan dengan arah gaya G.
Gaya itu disebut gaya normal.

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja aksi reaksi gaya

Apabila benda A terletak pada bidang datar yang kasar ditarik


dengan gaya P1, benda A tidak berjarak, hal ini terjadi karena
gaya geser W1 yang timbul antara benda A dan bidang datar
yang kasar itu. Karena gaya geser W1 sama besarnya dengan
gaya P1 tetapi arahnya berlawanan maka gaya resultannya nol,
W1=P1.
N=G

A
W1 P1

LANTAI B
G
Teknologi dan Rekayasa
Prinsip kerja aksi reaksi gaya

Jika benda A terletak pada bidang datar yang kasar ditarik


dengan gaya P2 di mana P2>P1 sehingga benda A pada saat
akan bergerak ke kanan, maka pada saat itu gaya gesek W
mencapai nilai yang terbesar (W maks).

D N

Wmaks P2 > P1 B
G

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja aksi reaksi gaya

Pada waktu benda A akan bergerak artinya benda masih diam


maka :
Wmaks = P2
Gaya resultan dari Wmaks dan gaya normal (N) adalah D.

Wmaks
tgn
N

tgn = f disebut koefisiengesek.


Sudut disebut sudut gesek.

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja aksi reaksi gaya

Apabila gaya tarik P2 diperbesar hingga P3, ternyata Wmaks


tetap
besarnya dan karena P3 lebih besar dari pada W maks maka
benda A
bergerak ke kanan dengan percepatan :

P3 Wmaks
a
m
Keterangan :
a = percepatan
m = massa benda A

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja aksi reaksi gaya

Hukum-hukum tentang gaya gesek

a. Gaya gesek berbanding lurus dengan gaya


normal N.
b. Besar gaya gesek bergantung pada jenis kedua
bahan, pada besarnya muka singgung.
c. Besarnya gaya gesek tidak tergantung pada
besar luar singgung, kecuali bila luas singgungnya
kecil sekali dan deformasi setempat relatif besar.

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja aksi reaksi gaya

d. Gaya gesek tak mungkin lebih besar dari pada


gaya yang mengadakan benda dalam keadaan
diam. Gaya gerak statis antara dua benda ialah
gaya tangensial yang menentang bergesernya
benda yang satu terhadap benda yang lainnya.
e. Gaya gesek berupa gaya reaksi dengan arah
berlawanan dengan arah gaya aksi.

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja aksi reaksi gaya

Apabila gaya P tidak bekerja pada bidang


singgung antara benda dan lantai (lihat gambar).

N=G

G
b
a
W

A
G

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja aksi reaksi gaya

N=G

W P
Z

A
G

Gaya P dan gaya gesek W membuat kopel sebesar +P.a.


Kopel ini disebut kopel guling dan seimbang dengan kopel
yang disusun oleh gaya normal N dan gaya berat G sebesar
Nb (momen stabilitas).

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja aksi reaksi gaya

Jadi Pa Nb=0 atau momen = 0. Dengan demikian


titik tangkap dari gaya normal N bergeser dari B ke
kanan pada jarak sebesar b. Bila benda tersebut
pada saat akan terguling, maka titik tangkap N tepat
di A.
Pada umumnya dalam ilmu gaya, bila benda
dianggap sebagai titik materi, semua gaya aksi dan
gaya reaksi diambil bertitik tangkap di titik berat Z
dari benda.
Teknologi dan Rekayasa
Prinsip kerja keseimbangan gaya

Bila gaya-gaya aksi dan gaya-gaya reaksi bekerja di


suatu titik tangkap persekutuan (konkuren), maka
benda dalam keseimbangan bila dipenuhi syarat-
syarat keseimbangan :
a. Jumlah gaya horizontal = 0 atauH = 0
b. Jumlah gaya vertikal = 0 atau V = 0
c. Jumlah momen = 0 atau MA = 0, dengan A
adalah sebuah titik sebarang pada bidang datar.

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja keseimbangan gaya

Sebuah titik materi di tarik ke kanan oeh gaya H1 =


10N dan ke arah kiri oleh gaya H2 = 15 N. karena
gaya ke kiri lebih besar maka titik materi tersebut
akan bergerak ke kiri. Apabila gaya ke kiri sama
besar, yaitu 10 N maka titik materi tersebut tidak
bergerak. Kita namakan titik materi tersebut dalam
keadaan keseimbangan.

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja keseimbangan gaya

H1 H2

H1 = H2 Keadaan Setimbang
Atau H = 0
Contoh :
Jika H1 = 10 N dan H2 = 10 N maka
H = -H1 + H2 = -10 + 10 =0

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja keseimbangan gaya

Demikian pula sebuah titik materi yang di tarik ke


atas oleh gaya V1 dan oleh gaya V2 ke bawah
maka dalam kesetimbangan apabila besarnya
V1 = V2.
Gaya ke kanan dan ke atas diberi tanda (+).
Gaya ke kiri dan ke bawah di beri tanda (-).
Jadi titik materi dalam keadaan setimbang bila
jumlah kedua gaya tersebut sama dengan nol.

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja keseimbangan gaya

V1
V1 = V2 Keadaan setimbang
Atau
V = 0
Contoh :
Jika V1 = 10 N dan V2 = 10 N maka
V = V1 V2 = 10 10 = 0

V2
Teknologi dan Rekayasa
Prinsip kerja keseimbangan gaya

P1 P2
a a
M1 = M2 Atau M = 0 Keadaan Setimbang
Contoh :
Jika P1 = 10 N dan P2 = 10 N dan a = 2 m maka
M = -P1.a + P2.a
= -10.2 + 10.2
= -20 + 20
=0
Teknologi dan Rekayasa
Prinsip kerja keseimbangan gaya
N=G

W P
Z

A
G
Dari gambar diagram gaya aksi dan gaya reaksi maka di
dapat :
a. P-W=0
b. N-G=0
c. Jumlah momen gaya-gaya terhadap titik tangkap
persekutuan Z=0.
Teknologi dan Rekayasa
Prinsip kerja keseimbangan gaya

W N

G P
Pada perhitungan dengan cara grafis adalah
sebagai berikut : benda dalam
keseimbangan bila :
a. Poligon gaya menutup, sehingga resultan R=0.
b. Gaya-gaya melalui satu titiktangkap Z.
Teknologi dan Rekayasa
Prinsip kerja keseimbangan gaya

Catatan :
Perlu diketahui bahwa walaupun resultan R=0 tidak
selamanya diam dalam keadaan seimbang, untuk
itu perlu diselidiki apakah pada benda itu tidak
terjadi atau bekerja suatu kopel.

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja keseimbangan gaya

Perhatikan gambar di samping !


P Benda tidak dalam
keseimbangan walaupun R = 0.
r R=P- P
=0
P
Mengapa benda tidak
seimbang?
Karena pada benda bekerja
suatu kopel.
Teknologi dan Rekayasa
Prinsip kerja momen kopel

Kopel adalah dua buah gaya yang sama besar,


sejajar, dan berlawanan arah.

Kopel sama dengan momen di mana besarnya


momen kopel adalah hasil kali salah satu dari gaya
itu dengan jarak kedua gaya

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja momen kopel

P
a
P

Momen Kopel = +P.a

P
a
P
Momen Kopel = -P.a

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja momen kopel

Sipat kopel ada dua yaitu :


1. Suatu kopel boleh dipindahkan pada
bidang datar tempat kopel itu berada
dan pada bidang datar yang sejajar
dengan bidang datar tempat kope itu.
bukti ihat pada gambar..

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja momen kopel

B
P
MO1 = P.01B P.O1A
a = P(O1B O1A)
O 2
P = P.a O1B O1A = a
A
MO2 = P.O2B + P.O2A
= P(O2B + O2A)
= P.a O2B + O2A = a
O 1

Jadi di mana pun titik O diambil momen kopel tidak


akan berubah.
Teknologi dan Rekayasa
Prinsip kerja momen kopel

2. Suatu kopel memberi sifat rotasi dalam bidan


datar kopel.

P
P
M = P.a

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja momen kopel

Sekrup akan diputar oleh suatu kopel maka


momen kopel adalah M = P.a.

Dua buah kopel yang terletak pada sebuah


bidang datar dapat dijumlahkan secara aljabar.

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja momen kopel

P1

P2 M1 = P1.a
a b
P2
M2 = P2.b
MR = M 1 + M 2

P1

jika kopel itu tidak terletak dalam satu bidang


datar akan tetapi terletak pada dua bidang
datar.

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja momen kopel

a P1
P1
P2
b

P2 W MR = M1 M 2 2M1M 2 cos
2 2

MR
Keterangan :

M2
MR = momen resultante
V
M1
M1 = momen kopel P1
M2 = momen kopel P2
W

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja momen kopel
Dua buah gaya yang sejajar dan searah.
Letak resultante dua buah gaya yang sejajar
dan searah dapat dihitung dengan dalil momen.

A C BB

C'
P1

R
P2

R = P1 + P2
Teknologi dan Rekayasa
Prinsip kerja momen kopel
Letak R lebih dekat pada gaya yang lebih besar (P1)
dan menangkap di C.
Menurut dalil momen :
M R M1 + M 2
terhadap titik A
R.AC = O + P2.AB
R = P1 + P2
(P1 + P2) AC = P2 .AB
AC = AC cos
AB = AB cos
Teknologi dan Rekayasa
Prinsip kerja momen kopel
Jadi
(P1 + P2) AC cos = P2 AB cos
(P1 + P2)AC = P2AB
P1AC + P2AC = P2AB
P1AC = P2AB P2AC
P1AC = P2BC
AB AC = BC
P1 : P2 = BC : AC
Kesimpulan..

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja momen kopel

Kesimpulan :
a. Besar resultante (R) = jumlah gaya (P1 + P2)
b. Arah resultante (R) searah dengan P1 dan P2
c. Letak resultante (R) antara P1 dan P2 dan titik
tangkapnya (C) lebih dekat pada gaya yang lebih
besar (P1).
Letak titik tangkap C ditentukan oleh perbandingan :

P1 + P2 = BC : AC

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja momen kopel

Dua buah gaya yang sejajar dan berlawanan arah.


Letak resultante (R) dua buah gaya sejajar dan
berlawanan arah juga dapat ditentukan dengan
dalil momen.
P2
C'

C A
B

R = (P2 - P1)

P1

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip kerja momen kopel
P1DP2 dan P1P2 serta arah gaya berlawanan.
Arah resultante searah dengan gaya yang paling
besar dalam hal ini P1.
Besar resultante R = P1 P2
Menurut dalil momen
MR = M1 + M2 (terhadap letak A)
R : AC = 0 P2.AB
(P1 P2).AC = -P2AB
AC = AC.cos
AB = AB. cos
Teknologi dan Rekayasa
Prinsip kerja momen kopel

-(P1 P2)AC cos = -P2.AB cos


(P1 P2)AC cos = P2.AB cos
(P1 P2)AC = P2.AB
P1.AC P2AC = P2AB
P1.AC = P2AB + P2AC
P1.AC = P2(AB+AC)
P1.AC = P2.BC
AB + AC = BC
P1 : P2 = BC : AC
Teknologi dan Rekayasa
Prinsip kerja momen kopel

Kesimpulan :
a. Besar resultante (R) = selisih kedua gaya (P1-P2).
b. Letak resultante (R) lebih dekat ke gaya yang lebih
besar (P1).
c. Arah resultante (R) searah dengan gaya yang lebih
besar.
Letak titik tertangkap C ditentukan oleh
perbandingan P1 : P2 = BC : AC

Teknologi dan Rekayasa


Improve your knowledge by yourself

Thank you
Compiled by : Deke Hernadin, S.Pd
SMK Negeri 2 Kota Tasikmalaya
Teknologi dan Rekayasa

Anda mungkin juga menyukai