Kegawatdaruratan Neurologi
Kegawatdaruratan Neurologi
NEUROLOGI
Klasifikasi:
Status konvulsif.
Status nonkonfulsif
Status konvulsif:
Status tonik-klonik.
Status mioklonik.
Status motorik parsial/epilepsi parsialis continua.
Status non konvulsif:
Status lena tipikal.
Status parsial kompleks.
Status lena atipikal
Status tonik.
Status nonkonvulsif pada koma.
Klasifikasi berdasarkan etiologi:
Status pada penderita epilepsi:
Makan obat tidak teratur/lupa makan obat.
Ganti obat
Gejala kambuhan pada henti obat anti
epilepsi (OAE) misalnya
barbiturat,benzodiazepin.
Alkohol dan kecanduan obat.
Pseudostatus epileptikus.
Bangkitan pertama kali:
Stroke akut.
Arteriovena
malformasi,hemangioma,hamartoma.
Infeksi:Meningoensefalitis, ensefalitis,
cystiserkosis HIV ,arteritis serebri.dll.
Trauma kapitis akut.
Neoplasma serebri.
Penyakit demielinisasi.
Gangguan metabolik.
Over dosis obat
STATUS EPILEPSI TONIK KLONIK:
COMPLEX PARTIAL S E :
Episode epilepsi yang lama,kesadaran
berfluktuasi, menyebabkan penderita dalam
confusional state.
Status lena:
Typical: Non convulsive status, terjadi pada
sindrom epilepsi umum idiopatik.
Atypical absence: Status epilepsi umum
sekunder tipe Lennox Gestaut
FASE STATUS EPILEPSI
Fase premonitor:
Aktivitas bangkitan meningkat baik dalam
frekwensi maupun beratnya
bangkitan,tanda bahaya akan terjadi
status.
Terapi intensif pada fase ini akan
mencegah terjadinya SE.
Fase Status epileptikus:
Bangkitan tonik-klonik terus menerus
Perubahan pola dalam gambaran EEG.
Penatalaksanaan status epilepsi
tonik-klonik
Perawatan umum:
Airway:bersihkan dan bebaskan jalan nafas
Breathing:Bersihkan jalan nafas
Circulation
Jalan nafas dibebaskan.
Pemeriksaan laboratorium:.
Periksa darah untuk glukosa,urea N.kreatinin.elektrolit,kadar
OAE ,atas indikasi periksa kadar OAE,toxin dll.
EkG
Monitoring
Terapi segera untuk:.
Menghentikan kejang.
Koreksi komplikasi.
Perawatan dan monitoring intensif..
Pengobatan
Fase premonitor:
Diazepam 10 mg i.v. atau perrectal,bila kejang
berlanjut ulangi pemberian diazepam,
Bangkitan pertama dengan SE berikan
dextrose/glucose 40% 50 ml i.v,100 mg vit B1 bila
kejang berlanjut,
Fase awal status (0-30 menit):
Diazepam 10mg i.v/p.r, bila kejang berlanjut lebih
dari15 menit,pemberian dapat diulangi.
Fase status (30 60 menit)
Penderita harus dirawat diruang gawat darurat
atau intensif.
Phenitoin iv dalam NaCl fisiologis 15 mg/kg,dengan
kecepatan 50 mg/min,perhatikan irama jantung dan
tekanan darah,
atau
Fosphenitoin sampai 150 mg/menit
atau
Phenobarbital 10-20 mg/kg dengan kecepatan 100
mg/mnt ,perhatikan tekanan darah dan respirasi..
Bila belum terkontrol setelah 60 menit,masuk
fase refrakter.
FASE REFRAKTER (60 90
mt)
Anestesi umum dengan :
Propofol 2 mg/kg iv bolus,dilanjutkan dengan
infus of 5 10 mg/kg/jam sebagai dosis awal
kemudian dikurangi sampai 1 3
mg/kg/jam,bila bangkitan sudah terkontrol
selama 12 jam,penberian diturunkan sampai
berhenti setelah 12 jam.atau
Thiopental:100 250 mg iv bolus selama 20
detik ,selanjutnya diberikan bolus 50 mg setiap
2 3 menit sampai bangkitan dapat
dikontrol,dilanjutkan dengan pemberian
perinfus dengan dosis 3 5 mg/kg/jam,dan
setelah kejang berahir dosis diturunkan
operlahan-lahan dalam 12 jam.
ASCENDING
PARALYSIS
Sindroma Guillain
Barre
Landrys Ascending Paralysis
GBS !!!
perburukan
Ascending paralysis
EPIDEMIOLOGI
viral 70-80% bakteri
Ascending paralysis
0 3 4-6 minggu
Triggers
KLINIS VARIAN
KLINIS
KLINIS
KRITERIA DIAGNOSTIK GBS
KLINIS
TANDA KLINIS
ICU
VENTILATOR
ASCENDING PARALYSIS
RUJUK
TERAPI
Terapi emergensi
Paralisis pernafasan dan disotonomia
ICU (Mechanical Ventilation)
Trakheostomi
Monitor jantung
TERAPI
Terapi imuno-modulasi :
- IV Ig
- Plasmaparesis
- Kortikosteroid (kontroversial)
PROGNOSIS
KEMATIAN
KEGAGALAN PERNAFASAN
DISOTONOMIA
Definisi Nyeri Kepala
ORBITA OCCIPUT
PAIN SENSITIVE CRANIAL STRUCTURES
Skin,subcutan., muscle
Extracranial arteries
Skull periosteum
Eye,ear, nasal cavities, sinuses
Intracran.venous sinuses, large
vein, pericavernous structures
Basis dura, meningeal arteries,
prox.ant/middle cerebral A, IC
int.carotis A
Superf.temporal A
Cranial nerves:II.III,V,IX,X,C1-
3
APABILA MENJUMPAI PASIEN DENGAN
KELUHAN NYERI KEPALA, TINDAKAN
APA YANG DILAKUKAN?
- Migrain
- Tension Type Headache
- Cluster Headache
- Chronic paroxysmal Hemicrania
2. Nyeri kepala sekunder:
Kriteria diagnostik:
A. Setidaknya 2 serangan memenuhi kriteria B
B. Setidaknya 3 dari 4 karakteristik berikut:
Allodinia Kutaneus
Jalur sekunder nyeri dari sistem trigeminothalamik menjadi
tersensitisasi selam episode migren
Jalur Dopamin
Keadaan hipersensitif dopaminergik yang muncul pada
pasien dengan migren.
Defisiensi Mgnesium
Peranan defisiensi magnesium di otak yang menstimulasi
berbagai kejadian terjadinya migren
Penanganan Migren
Oral/nasal triptan
(nasal dehidroergotamin)
Sumatriptan 6mg SC
Intensitas Severe
Dehydroergotamine
1 mg 1m/s c + antiemetik
STATUS MIGREN
Penatalaksanaan
Penanganan Status Migren
Jika dengan obat bebas gagal / Jika dengan obat anti migren gagal /
serangan tidak terobati muntah dehidrasi
MRS
Muntah (-) Muntah (+)