YOGYAKARTA BADAN LEGISLATIF Badan legislatif adalah lembaga yg legislate atau membuat UU. Anggotanya dianggap mewakili rakyat sehingga sering dinamakan DPR/Parlemen Menurut teori yg berlaku rakyatlah yg berdaulat; rakyat yg berdaulat ini mempunyai suatu kemauan (yg oleh Rousseau disebut Volonte Generale/Generall Will). DPR dianggap merumuskan kemauan rakyat/kemampuan umum ini dgn jalan menentukan kebijakan umum (public policy) yg mengikat seluruh masyarakat. UU yg dibuatnya mencerminkan kebijakan-kebijakan itu. Dapat dikatakan bahwa ia mrpkn badan yg membuat keputusan yg menyangkut kepentingan umum BADAN LEGISLATIF Dengan berkembangnya gagasan bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat, maka DPR menjadi badan yg berhak menyelenggarakan kedaulatan itu dgn jalan menentukan kebijakan umum & menuangkannya dlm UU. Dalam pd itu badan eksekutif hanya mrpkn penyelenggara dari kebijakab umum itu. BADAN LEGISLATIF DPR di negara demokratis disusn sedemikian rupa sehingga ia mewakili mayoritas dari rakyat dan pemerintah bertanggung jawab kepadanya. Untuk meminjam perumusan C.F. Strong : Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dalam mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yg menjamin bahwa pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan- tindakannya kepada mayoritas itu. SUSUNAN BADAN LEGISLATIF Jumlah anggota badan legislatif berbeda sekali, ada yg jumlahnya banyak, seperti Uni Soviet ( 1300 anggota), ada yg jumlahnya kecil, seperti di Pakistan pd masa Demokrasi Dasar ( 150 anggota). Begitu pula dasar keanggotaan mereka beraneka
ragam sifatnya yaitu :
a. Turun-temurun (sebagian Majelis Tinggi Inggris). b. Ditunjuk (Senat Kanada). c. Dipilih, baik secara langsung maupun secara tdk langsung. SUSUNAN BADAN LEGISLATIF Dalam negara modern pd umumnya angota badan legislatif dipilih dlm pemilihan umum dan berdasarkan sistem kepartaian. Perwakilan semacam ini bersifat politik.
Akan tetapi sistem ini tidak menutup
kemungkinan beberpa orang anggota dipilih tanpa ikatan pd suatu partai, tetapi sbg orang independent MASALAH PERWAKILAN Perwakilan (representation) adalah konsep bahwa seorang/suatu kelompok mempunyai kemampuan atai kewajiban untuk bicara & bertindak atas nama kelompok yg lebih besar. Dewasa ini anggpta DPR pd umumnya mewakili rakyat melalui partai politik. Hal ini dinamakan perwakilan yg bersifat politik (political representation) MASALAH PERWAKILAN Sekalipun azas perwakilan politik telah menjadi sangat umum, akan tetapi ada beberpa kalangan yg merasa bahwa partai politik dan perwakilan yg berdasarkan kesatuan-kesatuan politik semata- mata, mengabaikan kepentingan dan kekuatan lain yg ada di dlm masyarakat. Beberapa negara telah mencoba untuk mengatasi persoalan ini dgn mengikutsertkan wakil dari golongan yg dianggap memerlukan perlindungan khusus MASALAH PERWAKILAN Umumnya boleh dikatakan bahwa pengangkatan wakil dari pelbagai golongan fungsionil dan minoritas dimaksudkan sbg sekedar thp asas perwakilan politik Di beberapa negara asas perwakilan politik diragukan kewajarannya dan diusahakan agar diganti atau sekurang-kurangnya dilengkapi dgn asas perwakilan fungsionil (fuctional or occupational representation) MASALAH PERWAKILAN Masalah yg sampai sekarang blm dipecahkan secra memuaskan adalah bagaimana menetapkan patokan objektif mengenai sifat-sifat dari golongan fungsionil yg akan diikutsertakan & bagaimana menetukan kriteria utk mengukur kekuatan golongan fungsionil masing-masing. Di Indonesia asas perwakilan fungsionil juga telah dikenal di samping asas perwakilan politik. Pemilihan umum thn 1971 diselenggarakan dgn mengikutsertakan baik partai-partai politik maupun golongan fungsionil SISTEM-SISTEM PEMILIHAN Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum, akan tetapi umumnya berkisar pada 2 prinsip pokok yaitu : a. Single-member constituency (satu daerah pemilihan memilih satu wakil, biasanya disebut Sistem distrik) b. Multi-member constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil, biasanya dinamakan Proportional Representation/ Sistem Perwakilan Berimbang) SISTEM-SISTEM PEMILIHAN Sistem Single-member constituency mempunyai beberapa kelemahan diantaranya : - Sistem ini kurang memperhitungkan adanya parati kecil dan golongan minoritas. - Sistem ini kurang representatif dlm arti bahwa calon yg telah dlm satu distrik, kehilangan suara-suara yg telah mendukungnya. Hal ini karena ada sejumlah suara yg tdk diperhitungkan sama sekali. SISTEM-SISTEM PEMILIHAN Sistem perwakilan berimbang: - adalah sistem utk menghiangkan beberapa kelemahan dlm sistem distrik - Gagasan pokoknya jumlah kursi yg diperoleh oleh suatu golongan atau partai adalah sesuai dgn jumlah suara yg diperolehnya. - Utk keperluan ini ditentukan sesuatu perimbangan, misal 1 : 400.000, yg berari bahwa sejumlah pemilih teretentu (dlm hal ini 400.000 pemilih) mempunyai satu wakil dlm DPR. - jumlah total anggota DPR ditentukan atas dasar perimbangan (1 : 400.000) itu SISTEM-SISTEM PEMILIHAN Beberapa kelemahan sistem perwakilan berimbang: - mempermudah fragmentasi partai & timbulnya partai-partai baru - wakil terpilih merasa dirinya lebih terikat kepada partai & kurang merasakan loyalitas kepada daerah yg telah memilihnya. - banyaknya partai mempersukar terbentuknya pemerintah yg stabil, oleh karena umumnya harus mendasarkan diri atas koalisi dari 2 partai atau lebih.