Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH ILMU POLITIK

Oleh : Prof. DR. Sugeng, SU, MM, MBA.

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL


YOGYAKARTA
BADAN LEGISLATIF
Badan legislatif adalah lembaga yg legislate atau
membuat UU.
Anggotanya dianggap mewakili rakyat sehingga sering
dinamakan DPR/Parlemen
Menurut teori yg berlaku rakyatlah yg berdaulat; rakyat yg
berdaulat ini mempunyai suatu kemauan (yg oleh
Rousseau disebut Volonte Generale/Generall Will).
DPR dianggap merumuskan kemauan rakyat/kemampuan
umum ini dgn jalan menentukan kebijakan umum (public
policy) yg mengikat seluruh masyarakat.
UU yg dibuatnya mencerminkan kebijakan-kebijakan itu.
Dapat dikatakan bahwa ia mrpkn badan yg membuat
keputusan yg menyangkut kepentingan umum
BADAN LEGISLATIF
Dengan berkembangnya gagasan bahwa
kedaulatan adalah di tangan rakyat, maka
DPR menjadi badan yg berhak
menyelenggarakan kedaulatan itu dgn jalan
menentukan kebijakan umum &
menuangkannya dlm UU.
Dalam pd itu badan eksekutif hanya mrpkn
penyelenggara dari kebijakab umum itu.
BADAN LEGISLATIF
DPR di negara demokratis disusn sedemikian rupa
sehingga ia mewakili mayoritas dari rakyat dan
pemerintah bertanggung jawab kepadanya.
Untuk meminjam perumusan C.F. Strong :
Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan
dalam mana mayoritas anggota dewasa dari
masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem
perwakilan yg menjamin bahwa pemerintah
akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-
tindakannya kepada mayoritas itu.
SUSUNAN BADAN LEGISLATIF
Jumlah anggota badan legislatif berbeda sekali, ada
yg jumlahnya banyak, seperti Uni Soviet ( 1300
anggota), ada yg jumlahnya kecil, seperti di Pakistan
pd masa Demokrasi Dasar ( 150 anggota).
Begitu pula dasar keanggotaan mereka beraneka

ragam sifatnya yaitu :


a. Turun-temurun (sebagian Majelis Tinggi Inggris).
b. Ditunjuk (Senat Kanada).
c. Dipilih, baik secara langsung maupun secara tdk
langsung.
SUSUNAN BADAN LEGISLATIF
Dalam negara modern pd umumnya angota
badan legislatif dipilih dlm pemilihan umum
dan berdasarkan sistem kepartaian.
Perwakilan semacam ini bersifat politik.

Akan tetapi sistem ini tidak menutup


kemungkinan beberpa orang anggota dipilih
tanpa ikatan pd suatu partai, tetapi sbg
orang independent
MASALAH PERWAKILAN
Perwakilan (representation) adalah konsep
bahwa seorang/suatu kelompok mempunyai
kemampuan atai kewajiban untuk bicara &
bertindak atas nama kelompok yg lebih besar.
Dewasa ini anggpta DPR pd umumnya
mewakili rakyat melalui partai politik.
Hal ini dinamakan perwakilan yg bersifat
politik (political representation)
MASALAH PERWAKILAN
Sekalipun azas perwakilan politik telah menjadi
sangat umum, akan tetapi ada beberpa kalangan
yg merasa bahwa partai politik dan perwakilan yg
berdasarkan kesatuan-kesatuan politik semata-
mata, mengabaikan kepentingan dan kekuatan
lain yg ada di dlm masyarakat.
Beberapa negara telah mencoba untuk mengatasi
persoalan ini dgn mengikutsertkan wakil dari
golongan yg dianggap memerlukan perlindungan
khusus
MASALAH PERWAKILAN
Umumnya boleh dikatakan bahwa
pengangkatan wakil dari pelbagai golongan
fungsionil dan minoritas dimaksudkan sbg
sekedar thp asas perwakilan politik
Di beberapa negara asas perwakilan politik
diragukan kewajarannya dan diusahakan
agar diganti atau sekurang-kurangnya
dilengkapi dgn asas perwakilan fungsionil
(fuctional or occupational representation)
MASALAH PERWAKILAN
Masalah yg sampai sekarang blm dipecahkan secra
memuaskan adalah bagaimana menetapkan patokan
objektif mengenai sifat-sifat dari golongan fungsionil yg
akan diikutsertakan & bagaimana menetukan kriteria utk
mengukur kekuatan golongan fungsionil masing-masing.
Di Indonesia asas perwakilan fungsionil juga telah
dikenal di samping asas perwakilan politik.
Pemilihan umum thn 1971 diselenggarakan dgn
mengikutsertakan baik partai-partai politik maupun
golongan fungsionil
SISTEM-SISTEM PEMILIHAN
Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem
pemilihan umum, akan tetapi umumnya berkisar pada 2
prinsip pokok yaitu :
a. Single-member constituency (satu daerah pemilihan
memilih satu wakil, biasanya disebut Sistem distrik)
b. Multi-member constituency (satu daerah pemilihan
memilih beberapa wakil, biasanya dinamakan
Proportional Representation/ Sistem Perwakilan
Berimbang)
SISTEM-SISTEM PEMILIHAN
Sistem Single-member constituency
mempunyai beberapa kelemahan diantaranya :
- Sistem ini kurang memperhitungkan
adanya parati kecil dan golongan minoritas.
- Sistem ini kurang representatif dlm arti
bahwa calon yg telah dlm satu distrik,
kehilangan suara-suara yg telah
mendukungnya. Hal ini karena ada sejumlah
suara yg tdk diperhitungkan sama sekali.
SISTEM-SISTEM PEMILIHAN
Sistem perwakilan berimbang:
- adalah sistem utk menghiangkan beberapa kelemahan
dlm sistem distrik
- Gagasan pokoknya jumlah kursi yg diperoleh oleh suatu
golongan atau partai adalah sesuai dgn jumlah suara yg
diperolehnya.
- Utk keperluan ini ditentukan sesuatu perimbangan, misal
1 : 400.000, yg berari bahwa sejumlah pemilih teretentu (dlm
hal ini 400.000 pemilih) mempunyai satu wakil dlm DPR.
- jumlah total anggota DPR ditentukan atas dasar
perimbangan (1 : 400.000) itu
SISTEM-SISTEM PEMILIHAN
Beberapa kelemahan sistem perwakilan berimbang:
- mempermudah fragmentasi partai & timbulnya
partai-partai baru
- wakil terpilih merasa dirinya lebih terikat kepada
partai & kurang merasakan loyalitas kepada daerah
yg telah memilihnya.
- banyaknya partai mempersukar terbentuknya
pemerintah yg stabil, oleh karena umumnya harus
mendasarkan diri atas koalisi dari 2 partai atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai