Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PEMERINTAHAN AMERIKA SERIKAT

SISTEM PEMERINTAHAN AMERIKA SERIKAT


(Berdasarkan Konstitusi 1787,yang telah diamandeman sebanyak 27 kali)

Pokok-pokok sistem pemerintahan Amerika Serikat adalah :


1.      Negara Amerika Serikat adalah suatu negara federasi/serikat yang memiliki 50 negara
bagian dengan pusatnya Washington D.C yang berbentuk  republic .Sedangkan sistem
pemerintahan yang dianut adalah Sistem Pemerintahan Presidensial, sehingga presiden
disamping sebagai pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan juga sekaligus
sebagai kepala negara.

2.      Adaya pemisahan kekuasaan yang tegas antara eksekutif, legislatif dan yudikatif yang
biasa disebut dengan “Separation of Power Teory” yang diilhami ajaran Trias Politika
dari Montesquieu yang mengajarkan bahwa kekuasaan dalam sustu negara harus
dipisahkan dalam 3(tiga) kekuasaan yaitu :
a.Legislatif : kekuasaan yang membuat Undang-Undang
b.Eksekutif : kekuasaan yang menjalankan Undang-Undang
c.Yudikatif : kekuasaan yang mengawasi jalannya UU dan menjatuhkan sanksi bagi
pelanggar UU, hal ini dilakukan dalam rangka agar tercipta adanya check and
balance sehingga tidak ada kekuasaan yang terlalu dominan.

Penjelasan :
         Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden yang dipilih oleh rakyat. Presiden
berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden dan
wapres dipilih melalui Pemilu, sehingga tidak bertanggung jawab pada
Kongres.tetapi jika presiden dinyatakan melakukan kejahatan dan pelanggran
berat(high crimmines and misdemeasnors),yaitu kegiatan melawan negara
(Berdasarkan Konstitusi 1787,yang telah diamandeman sebanyak 27 kali)

Pokok-pokok sistem pemerintahan Amerika Serikat adalah :


1.      Negara Amerika Serikat adalah suatu negara federasi/serikat yang memiliki 50 negara
bagian dengan pusatnya Washington D.C yang berbentuk  republic .Sedangkan sistem
pemerintahan yang dianut adalah Sistem Pemerintahan Presidensial, sehingga presiden
disamping sebagai pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan juga sekaligus
sebagai kepala negara.

2.      Adaya pemisahan kekuasaan yang tegas antara eksekutif, legislatif dan yudikatif yang
biasa disebut dengan “Separation of Power Teory” yang diilhami ajaran Trias Politika
dari Montesquieu yang mengajarkan bahwa kekuasaan dalam sustu negara harus
dipisahkan dalam 3(tiga) kekuasaan yaitu :
a.Legislatif : kekuasaan yang membuat Undang-Undang
b.Eksekutif : kekuasaan yang menjalankan Undang-Undang
c.Yudikatif : kekuasaan yang mengawasi jalannya UU dan menjatuhkan sanksi bagi
pelanggar UU, hal ini dilakukan dalam rangka agar tercipta adanya check and
balance sehingga tidak ada kekuasaan yang terlalu dominan.

Penjelasan :
         Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden yang dipilih oleh rakyat. Presiden
berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden dan
wapres dipilih melalui Pemilu, sehingga tidak bertanggung jawab pada
Kongres.tetapi jika presiden dinyatakan melakukan kejahatan dan pelanggran
berat(high crimmines and misdemeasnors),yaitu kegiatan melawan negara
seperti :penghianatan,korupsi besar ,dll maka presiden bisa dipecat (impeachment)

         Kekuasaan legislatif berada pada parlemen yang


disebut Konggres(congress). Konggres terdiri dari 2 kamar, yakni Senat dan
House of Representatif. Anggota Senat(perwakilan negara bagian) perwakilan tiap
tiap negara bagian masing-masing 2. jadi ada 100 senator. Sedangkan House of
Representatif (DPR) ditentukan berdasarkan jumlah penduduk.

         Kekuasaan yudikatif berada pada Mahkamah Agung (Supreme of Court) yang 
bebas dan merdeka ,tidak bisa dipengaruhi oleh kekuasaan lainnya.

3.      Sistem kepartaian menganut sistem dwipartai. Ada dua partai yang dominan di Amerika
Serikat, yakni Partai Demokrat dan Republik.

4.      Sistem Pemilu menggunakan sistem distrik.

Perbedaan Pemilu System Distrik dan System Proporsional


Macam sisitem Pemilu :
Pemilu memiliki berbagai macam sistem, tetapi ada dua sistem yang merupakan prinsip
dalam pemilu. Sistem tersebut adalah: system distrik dan system proporsional

1. Sistem distrik, yaitu :


Sistem yang berdasarkan lokasi daerah pemilihan, bukan berdasarkan jumlah
penduduk. Dari semua calon, hanya ada satu pemenang. Dengan begitu, daerah
yang sedikit penduduknya memiliki wakil yang sama dengan daerah yang banyak
penduduknya, dan tentu saja banyak suara terbuang. Karena wakil yang akan
dipilih adalah orangnya langsung, maka pemilih bisa akrab dengan wakilnya.

Sebagai sebuah sistem, sistem distrik memiliki kelebihan dibandingkan dengan


sistem lainnya.
Kelebihan tersebut diantaranya:
• Sistem ini mendorong terjadinya integrasi antar partai, karena kursi kekuasaan
yang diperebutkan hanya satu.
• Perpecahan partai dan pembentukan partai baru dapat dihambat, bahkan dapat
mendorong penyederhanaan partai secara alami.
• Distrik merupakan daerah kecil, karena itu wakil terpilih dapat dikenali dengan
baik oleh komunitasnya, dan hubungan dengan pemilihnya menjadi lebih akrab.
• Bagi partai besar, lebih mudah untuk mendapatkan kedudukan mayoritas di
parlemen.
• Jumlah partai yang terbatas membuat stabilitas politik mudah diciptakan
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, sistem ini juga memiliki kelemahan,
diantaranya:
• Ada kesenjangan persentase suara yang diperoleh dengan jumlah kursi di partai,
hal ini menyebabkan partai besar lebih berkuasa.
• Partai kecil dan minoritas merugi karena sistem ini membuat banyak suara
terbuang.
• Sistem ini kurang mewakili kepentingan masyarakat heterogen dan pluralis.
• Wakil rakyat terpilih cenderung memerhatikan kepentingan daerahnya daripada
kepentingan nasional.

2. Sistem proporsional, yaitu :


Sistem yang berkiblat pada jumlah penduduk yang merupakan peserta pemilih.
Berbeda dengan sistem distrik, wakil dengan pemilih kurang akrab karena wakil dipilih
lewat tanda gambar. Sistem proporsional banyak dianut negara multi-partai, seperti
Indonesia, Italia, Belanda, dan Swedia.
Kelebihan-kelebihan sistem proporsional diantaranya adalah:

• Dianggap lebih mewakili suara rakyat karena perolehan suara partai sama dengan
persentase kursinya di parlemen.
• Setiap suara dihitung dan tidak ada yang terbuang, hingga partai kecil dan minoritas bisa
mendapat kesempatan untuk menempatkan wakilnya di parlemen. Hal ini sangat
mewakili masyarakat heterogen dan pluralis.

Kekurangan-kekurangan sistem proporsional diantaranya:


• Berbeda dengan sistem distrik, sistem proporsional kurang mendukung integrasi partai
politik. Jumlah partai yang terus bertambah menghambat integrasi partai.
• Wakil rakyat kurang akrab dengan pemilihnya, tapi lebih akrab dengan partainya. Hal
ini memberikan kedudukan kuat pada pimpinan partai untuk memilih wakilnya di
parlemen.
• Banyaknya partai yang bersaing menyebabkan kesulitan bagi suatu partai untuk menjadi
mayoritas. Hal ini menyebabkan sulitnya mencapai stabilitas politik dalam parlemen,
karena partai harus menyandarkan diri pada koalisi.
Sejarah Perkembangan Pemilu di Indonesia
Pemilihan umum di Indonesia pertama kali diadakan pada tahun 1955. Saat itu, pemilu
diadakan dua kali, untuk anggota DPR pada bulan September dan Konstituante pada
bulan Desember. Pemilu ini merupakan pemilu proporsional. Pemilu saat itu
menghasilkan 27 partai dan 1 perorangan. Ada 4 partai yang memperoleh suara terbanyak
pada pemilu tersebut, yaitu Masyumi, PNI, NU, dan PKI.
Pada zaman Demokrasi Terpimpin, Presiden Soeharto menyusutkan partai menjadi 10,
yaitu PNI, Masyumi, NU, PKI, Partai Katolik, Partindo, Partai Murba, PSII Arudji,dan
partai Islam Perti. Partai-partai tersebut mengikuti pemilu pada tahun 1971, karena di
zaman Demokrasi Terpimpin tidak ada pemilu.
Setelah Demokrasi Terpimpin yang semi otoriter runtuh, pemilu kembali diadakan pada
zaman Demokrasi Pancasila, dengan Golkar sebagai pemenangnya. Pemilu pada zaman
ini hanya terdiri dari 3 peserta, yaitu PPP, PDI, dan Golkar. Hal ini terus berlangsung
sampai zaman Reformasi.
Pada zaman Reformasi, pemilu diadakan dengan diikuti 48 partai, dan yang berhasil
duduk di DPR sebanyak 21 partai. Kemudian pada tahun 2004, Indonesia untuk
pertamakalinya mengadakan pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden secara
langsung. Selain itu, pemilu 2004 diikuti oleh 24 partai. Pemilu 2004 menghasilkan
Susilo Bambang Yudhoyono dan M. Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Kemudian di tahun 2009, pemilu diadakan kembali dengan diikuti 44 partai, dan
memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono sebagai Presiden dan Wakil
Presiden.

Electoral College
Dalam sistem pemilu Amerika Serikat, pilihan rakyat tidak mutlak menentukan kemenangan
seorang calon presiden/kandidat,karena dalam pelaksanana pemilihan calon presiden dan wakil
presiden,Amerika Serikat menggunakan system “Electoral College”

Sistem Electoral College adalah


Electoral College adalah dewan pemilih yang akan memilih presiden. Anggotanya dipilih oleh
rakyat pada hari pemilu. Para utusan itu sudah berjanji di awal untuk memilih kandidat tertentu.

Jumlah utusan pada dewan pemilih itu adalah


Dua orang ditambah jumlah anggota DPR dari negara bagian tersebut. Sehingga, beberapa
negara bagian memiliki jumlah utusan terbanyak, seperti misalnya, california, dan menjadi sangat
menentukan dalam pemenangan pemilu. Dengan demikian, pemilihan presiden dan wakil presiden
sebenarnya adalah pemilu dengan cara tidak langsung,melainkan diwakilkan pada dewan pemilih,karena
pemenangnya ditentukan oleh suara para pemilih dalam Electoral College,Pada hari pencoblosan.

Tata cara pelaksanaan pemilu preside dan wakil presiden di Amerika:


Dalam rangka pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden di Amerika,rakyat melaksanakan hak
pilihnya sebanyak dua dua kali,yaitu :
         Pertama, untuk memilih calon presiden yang populer.
         Kedua, untuk memilih utusan berjumlah 538 yang mewakili 50 negara bagian.Utusan inilah yang
berhak memilih presiden. Jadi, pilihan rakyat hanya berguna untuk menentukan popularitas kandidat.

Kekuasaan legislatif berada pada parlemen atau disebut Kongres. Kongres terdiri atas 2
bagian (bikameral), yaitu Senat dan the House of Reprensetatif (dewan perwakilan). Hal ini
bertujuan untuk penyeimbang. Anggota Senat adalah perwakilan dari tiap negara bagian yang
dipilih melalui pemilu oleh rakyat dinegara bagian yang bersangkutan. Setiap negara bagian
punya 2 orang wakil. Jadi terdapat 100 senator yang terhimpun dalam “the Senate of United
State”. Masa jabatan Senat adalah 6 tahun. Akan tetapi sepertiga anggotanya akan diperbarui
setiap 2 tahun. Sedangkan House of Representatif ditentukan berdasarkan jumlah penduduk.
Maksimal 435 orang. Artinya, jumlah ini akan berubah-ubah mengikuti pergerakan penduduk
di USA. Anggota House, dipilih langsung oleh rakyat setiap 2 tahun sekali. Hal ini
dimaksudkan agar House mereprensetasikan dinamisme di masyarakat. Kedua badan dalam
kongres ini kekuasaannya sama. Perundang-undangan tidak dapat diundangkan tanpa
keterlibatan dari kedua badan ini. Namun, masing-masing memiliki keunikan otoritas. Seperti
, Senat memiliki otoritas dalam meratifikasi perjanjian dan memberikan persetujuan untuk
posisi penting dalam pemerintahan. Sedangkan House memiliki otoritas dalam perancangan
UU dan melakukan impeachment (pemberhentian presiden), namun proses ini harus melalui
peradilan yang merupakan hak Senat. Kongres juga memiliki power yang cukup besar dalam
pendanaan.
wewenang kongres :
A. Setiap dewan kongres mempunyai wewenang untuk mengajukan perundang-undangan
pada segala masalah, kecuali kenaikan penghasilan, yang harus datang dari house of
representatif.
B. Dalam pelaksanaanya, House berwenang memberikan suara menentang terhadap undang-
undang yang diajukan.
C. Senat boleh tidak menyetujui rancangan penghasilan dari dewan perwakilan (house) atau
mengajukan amandemen yang bisa mengubah sifat rancangan tersebut.
D. Senat punya kewenangan khusus yang hanya diperuntukan untuk mereka yaitu,
berwenang untuk memastikan pengangkatan para pejabat tinggi dan duta besar oleh presiden
dari pemerintahan federal.
E. Berwenang untuk mengesahkan semua perjanjian dengan cara duapertiga dari pemberian
suara.
F. Dalam hal impeachment pejabat negara, dewan punya hak tunggal untuk mengajukan
tuduhan mengenai penyelewengan yang bisa menyebabkan terjadinya persidangan
impeachment.
G. Senat mempunyai wewenang tunggal untuk mengadili kasus impeachment dan
menentukan apakah pejabat yang bersangkutan bersalah atau tidak, jika terbukti bersalah
maka pejabat tersebut harus dipecat dari jabatanya.
H. Kongres juga memiliki fungsi non legislatif yaitu melakukan investigasi atau
penyelidikan.
• Kekuasaan yudikatif ada di tangan Supreme of Court (Mahkamah Agung) yang bebas dan
merdeka, tidak bisa dipengaruhi oleh kekuasaan lainya. Masa jabatanya seumur hidup. Hal
ini untuk memperkuat independensinya.
Wewenang Supreme of Court (Mahkamah Agung) yang termuat dalam pasal lll :
A. Memuat ketentuan dasar bahwa kekuasaan kehakiman berada dalam sebuah Mahkamah
Agung, dimana peradilan-peradilanya yang lebih rendah tersebut dapat dibentuk dan
dibubarkan oleh kongres sesuai dengan kebutuhan dari waktu ke waktu.
B. Memuat ketentuan mengenai jurisdiksi yang meliputi semua perkara (yang menyagkut
pelaksanaan) dalam hukum dan perangkat hukum lainya, perkara yang menyangkut
perundang-undangan Amerika Serikat.
C. Memuat tentang pasal-pasal yang dapat dikategorikan sebagai tindak pidana penghianatan
terhadap negara, yang terdiri dari tindakan berperang terhadap Amerika serikat, memberikan
bantuan dan kenyamanan bagi musuh. Dimana tidak ada seorangpun yang dapat dikenakan
tuduhan tindak pidana penghianatan terhadap negara ini tanpa adanya kesaksian dua saksi
dalam perkara yang sama, atau pengakuan di pengadilan terbuka. Sementara dalam
kewenangan menyatakan hukuman atas tindak pidana dimaksud ini diberikan pada kongres
yang hukumanya hanya bisa diberikan selama orang yang bersangkutan masih hidup.
Sistem kepartaian menganut sistem dwipartai. Ada dua partai yang dominan di Amerika
Serikat, yakni partai demokrat dan republik. Dalam setiap pemilu, kedua partai ini saling
memperebutkan jabatan-jabatan politik.

Sistem pemilu menganut sistem distrik. Yaitu sistem yang berdasarkan lokasi daerah
pemilihan, bukan berdasarkan jumlah penduduk. Dari semua calon, hanya ada satu
pemenang. Dengan begitu, daerah yang sedikit penduduknya memiliki wakil yang sama
dengan daerah yang banyak penduduknya, dan tentu saja banyak suara terbuang. Karna wakil
yang akan dipillih adalah orangnya langsung, maka pemilih bisa akrab dengan wakilnya.
Dalam sistem pemilu Amerika Serikat, pilihan rakyat tidak mutlak menentukan kemenangan
seorang calon presiden/kandidat, karena dalam pelaksanaan pemilihan calon presiden dan
wapres Amerika Serikat menggunakan system “Electoral Collage”.
Electoral Collage adalah dewan pemilih yang akan memilih presiden. Anggotanya dipilih
oleh rakyat pada hari pemilu. Para utusan itu sudah berjanji di awal untuk memilih kandidat
tertentu. Jumlah utusan dewan pemilih itu adalah 538 orang, yakni 435 (sejumlah house) +
100(sejumlah senat) + 3(wakil dari Washington DC.). Sehingga, beberapa negara bagian
memiliiki jumlah utusan terbanyak, seperti misalnya, california dan menjadi sangat
menentukan dalam pemenangan pemilu. Dengan demikian, pemilihan presiden dan wapres
sebenarnya adalah pemilu tidak langsung, melainkan diwakilkan kepada dewan pemilih karna
pemenangnya ditentukan oleh suara para pemilih dalam Electoral Collage, pada hari
pencoblosan.
Tata cara pelaksanaan pemilu presiden dan wakil presiden di Amerika, rakyat melaksanakan
hak pilihnya sebanyak 2 kali, yaitu:
- Pertama, untuk memilih calon presiden yang populer.
- Kedua, untuk memilih utusan berjumlah 538 yang mewakili 50 negara bagian. Utusan inilah
yang berhak memilih presiden. Jadi pilihan rakyat hanya berguna untuk menentukan
poplaritas kandidat.

Sistem pemerintahan negara bagian menganut prinsip yang sama dengan pemerintahan
federal. Tiap negara bagian dipimpin oleh gubernur dan wakil gubernur sebagai eksekutif.
Ada parlemen yang terdiri atas 2 badan, yaitu senat mewakili daerah yang lebih rendah
setingkat kabupaten dan badan perwakilan sebagai perwakilan rakyat negara bagian.
Kelompok 1

Ketua : Andika A.

Anggota : -Amalia Nurfebri F (03) : Mencari bahan


-Lydia Charina N. (17) : Mencari bahan
-M.Arief (24) : Editor kata
-Melati Sandra (20) : Editor kata
-Andika A (04) : Print out
-Karina Dizza (14) : Membuat power point

Pembagian Kerja
Pemerintahan presidensil di amerika serikat
Sistem kepartaian
Sistem Pemilu
Pemilu di Amerika menggunakan sistem distrik.
Perbedaan Pemilu Sistem Proporsional dan Sistem Distrik

1. Sistem distrik
Sistem ini berdasarkan lokasi daerah pemilihan, bukan berdasarkan jumlah penduduk. Dari
semua calon, hanya akan ada satu pemenang. Dengan begitu, daerah yang sedikit
penduduknya memiliki wakil yang sama dengan daerah yang banyak penduduknya, dan tentu
saja banyak suara terbuang. Karena wakil yang akan dipilih adalah orangnya langsung, maka
pemilih bisa akrab dengan wakilnya.
2. Sistem Proporsional
Sistem yang melihat pada jumlah penduduk yang merupakan peserta pemilih. Berbeda
dengan sistem distrik, wakil dengan pemilih kurang dekat karena wakil dipilih melalui tanda
gambar kertas suara saja. Sistem proporsional banyak dianut oleh negara multipartai, seperti
Italia, Indonesia, Swedia, dan Belanda.
Kelebihan Pemilu Sistem Proporsional.

More presentations by

 Untitled Prezi

 Untitled Prezi
 Budidaya Peternakan Ikan Lele

More prezis by author

Popular presentations

See more popular or the latest prezis

Anda mungkin juga menyukai