Anda di halaman 1dari 16

HAMA PENTING TANAMAN KOPI

Penggerek Buah Kopi (PBko) nama latin :


Hypothenemus hampei Ferr.
Stephanoderes hampei Ferr.
Xyleborus coffeivorus van der weel
Xyleborus coffeicola Camp.
Nilai Ekonomis
a. Dapat menyebabkan kehilangan produksi
sampai 80%.
b. Buah busuk dan cepat gugur
c. Penyusutan berat mencapai 30-50%.
d. Menyebabkan terjadinya lelesan
(mengambil buah gugur)
Jenis kopi yang terserang
Arabika, Robusta dan Liberika
Gejala serangan
Pada buah muda menyebabkan buah
busuk dan kemudian gugur
Pada buah yang agak tua menyebabkan
kualitas biji menurun

Morfologi
Kumbang berwarna hitam coklat dan
tungkai berwarna lebih muda
Kumbang betina mempunyai panjang
tubuh 1,7 mm dan lebar 0,7 mm
Kumbang jantan mempunyai panjang 1,2 mm dan lebar
0,65 mm
Badan berbentuk pendek dengan pronotum sepertiga
panjang tubuh dan menutupi bagian kepala
Satu induk dalam 3-5 hari dapat menggerek 5-20 buah
kopi
Satu betina mampu bertelur 70 80 butir, telur menetas
setelah 5 hari
Bentuk Larva gemuk, berwarna putih dengan panjang
tubuh 1,5 mm dan bagian mulut berwarna coklat. Stadia
larva berlangsung 10 21 hari. Prepupa 2 hari dan pupa
berlangsung 4 6 hari. Pupa berwarna putih dengan
panjang 1mm.
Siklus hidup mencapai 20 36 hari.
Terdapat 2 parasitoid
1. Prorops nasuta (Hymenoptera: Bethylidae)
2. Heterospillus coffeicola (Hymenoptera: Braconidae)
Pengendalian lain :
1. Petik buah, lelesan
2. Racutan yaitu tindakan pemetikan seluruh buah kopi
dari umur panen yang sama yang dilakukan pada petik
terakhir.
3. Pengendalian kimiawi dapat dilakukan
jika cara pengendalian yang ada belum
memberikan hasil yang memuaskan
Hama Bubuk Cabang Xylosandrus spp.
(Coleoptera; Scolytidae)
Xylosandrus morigerus syn X. coffeae
Xylosandrus compactus syn X. morstatii
Hama bubuk ini menyerang pada tanaman kopi di
pembibitan, tan. muda dan tanaman dewasa.
Pada pembibitan akibat serangan hama bubuk
menyebabkan daun tanaman menjadi kering dan
akhirnya tanaman mati.
Serangan pada cabang tanaman terjadi pada tanaman
dewasa umur 6-24 bln.
Hama bubuk menggerek kulit dan membuat lubang sampai ke empulur
kayu dan kemudian bertelur.
Lubang gerekan sebesar 1mm seringkali ditumbuhi jamur Ambrosia
yang juga sebagai pakan kumbang bubuk ini.
Selain itu lubang-lubang gerekan juga ditumbuhi jamur-jamur
sekunder seperti Diplodia dan Fusarium yang seringkali dapat
menyebabkan kematian tanaman.
Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi intensitas serangan
adalah suhu antara 26 29 o C, kelembaban antara 72 78%.
Pengendalian :
1. Dilakukan secara mekanis dengan memotong
ranting-ranting terserang.
2. Dengan kimiawi sesuai dengan ambang kendali
(lihat di buku Pestisida )
KUTU DOMPOLAN
Planococcus citri Risso syn. Pseudococcus citri
(Homoptera; Pseudococcidae)
Nilai Ekonomis
Kerugian terbesar jika kutu menyerang fase pembungaan.
Kuncup bunga dan buah muda menjadi kering dan
gugur.
Jika menyerang bagian pucuk tanaman, menyebabkan
pertumbuhan terhambat, sedangkan jika menyerang
buah muda menyebabkan buah berkualitas rendah.
Perkembangan populasi dipengaruhi oleh kelembaban
udara. Rata-rata kelembaban bulanan mencapai 75%
populasi cenderung meningkat.
Morfologi
Serangga betina berukuran panjang antara 2-3
mm, lebar 1,1 2,0 mm.
Kutu betina dan nimfa umumnya tertutup oleh
lapisan lilin, sedangkan kutu jantan tidak berlilin
tetapi bersayap.
Kutu berkembang secara partenogenesis.
Telur kutu berbentuk lonjong, berwarna kuning
muda dengan ukuran panjang 0,35 mm dan
lebar 0,12 mm. Telur menetas setelah 4-5 hari.
Nimpha bentuknya sama dengan induknya
hanya berbeda ukuran saja.
Nimfa instar 1 berlangsung 6 10 hari
Nimfa instar 2 berlangsung 10 14 hari
Kutu dewasa betina biasanya membuat semacam
kantong yang terbuat dari lilin dan diletakkan di
bawah tubuhnya dan merupakan tempat kantong
telur yang jumlahnya mencapai 200 butir.
Siklus hidup antara 20 44 hari.
Penyebaran populasi dibantu oleh semut gramang
Plagiolepsis longipes.
Musuh alam
a. Predator Scymus apiciplavus dan S. roepki
b. Cendawan patogen Empusa fresenii
Pengendalian
a. Menanam varietas kopi tahan kutu
b. Sanitasi kebun dengan menghilangkan tanaman inang
c. Menghilangkan semut gramang
d. Mengatur kelembaban dengan cara mengatur pemangkasan
tanaman
e. Penggunaan insektisida yang dianjurkan ( lihat buku pestisida )

Karena sifatnya yang polifag maka diperlukan


pemantauan terhadap populasinya pada setiap
tanaman inang, agar populasi tidak berkembang
ke arah yang lebih berbahaya
Gambar Xylosandrus compactus

Anda mungkin juga menyukai