Anda di halaman 1dari 58

Silabus Sedimentologi (GL2141)

Minggu I Pendahuluan
Minggu II Transport dan Pengendapan Sedimen
Silisiklastik
Minggu III Tekstur Sedimen
Minggu IV Struktur Sedimen 1
Minggu V Struktur Sedimen 2
Minggu VI Struktur Sedimen 3
Minggu VII Siliciclastic Sedimentary Rocks
Minggu VIII UJIAN TENGAH SEMESTER
Silabus Sedimentologi (GL2141)
Minggu IX Batuan Sedimen Karbonat
Minggu X Batuan Sedimen Evaporite dan Chert
Minggu XI Alluvial & Fluvial System
Minggu XII Marginal Marine Environments
Minggu XIII Deep Sea Depositional Systems
Minggu XIV Carbonate & Evaporite Environments
Minggu XV UJIAN TENGAH SEMESTER
Siklus Batuan
Sedimentasi
Sedimentasi
Batuan Sedimen
Batuan Sedimen
Batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil
aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis
demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian
mengalami pembatuan ( Pettijohn, 1975 ).
70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen.
Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi
Tucker (1991).
George Cuvier
Katatrophisme, 1810

Menyatakan bahwa gejala-gejala geologi terjadi dengan


perubahan yang revolusioner. Dalam hal ini terjadi law of
faunal succession, yaitu kejadian malapetaka yang telah
melanda bumi beberapa kali serta memusnahkan kehidupan
dan kemudian menghasilkan kehidupan baru.
James Hutton
Uniformitarianisme, 1795

Menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi


yang berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa
lampau. Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang
membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati saat ini
telah berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih
terkenal sebagai The present is the key to the past
Nicholas Steno

The Principles of Superpositin (Prinsip Superposisi)


Pada waktu suatu lapisan terbentuk (saat terjadinya
pengendapan), semua massa yang berada diatasnya adalah
fluida, maka pada saat suatu lapisan yang lebih dulu
terbentuk, tidak ada keterdapatan lapisan diatasnya. Steno,
1669.
Nicholas Steno
Principle of Initial Horizontality
Lapisan baik yang berposisi tegak lurus maupun miring
terhadap horizon, pada awalnya paralel terhadap horizon.
Steno, 1669.
Lateral Continuity
Material yang membentuk suatu perlapisan terbentuk secara
menerus pada permukaan bumi walaupun beberapa material
yang padat langsung berhenti pada saat mengalami
transportasi. Steno, 1669.
Nicholas Steno
Principle of Cross Cutting Relationship
Jika suatu tubuh atau diskontinuitas memotong perlapisan,
tubuh tersebut pasti terbentuk setelah perlapisan tersebut
terbentuk. Steno, 1669.
Ketidakselarasan
Material sedimen
Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang
sudah ada. Misalnya kerikil di sungai, pasir di pantai
dan lumpur di laut atau di danau.
Material organik, seperti terumbu koral di laut, sisa-
sisa cangkang organism air dan vegetasi di rawa-
rawa.
Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di
danau payau dan kalsim karbonat di laut dangkal.
Mekanisme Tranportasi Sedimen
By fluid flow
Traction : grain rolling/sliding along substrate
Saltation : grain hopping along substrate
Suspension : permanent grain entrainment

By gravity flow
Grain flow : cohesionless sediment movement
Debris flow : viscous sediment movement
Liquefied flow : over-pressured interstitial fluid
movement
Density flow : slurry movement driven by differential
density
Mekanisme Tranportasi Sedimen

By fluid flow
Mekanisme Tranportasi Sedimen
By gravity flow
Detrital Sediments & Sedimentary Rocks
gravel
gravity flows
&
fluid flows
conglomerate

sand
fluid flows
gravity flows &
sandstone

suspension & clay, silt


flocculation &
gravity flows mudstone
Particle Entrainment: Hjulstrms Diagram
Maturity
Maturity
Ichnofacies
Batuan Sedimen

stratum or bed
succession
students doing stratigraphy
or
sediment
stratigraphy
strata
or
strata
Cara Terbentuk Batuan Sedimen
Sedimen atau batuan sedimen terbentuk dengan dua cara,
yaitu:
Autochthonous, batuan sedimen yang terbentuk dalam
cekungan pengendapan atau tidak mengalami proses
pengangkutan. Contohnya: batuan evaporit (halit) dan
batugamping terumbu.
Allochthonous, batuan sedimen yang mengalami proses
transportasi atau sedimen yang berasal dari luar cekungan
yang ditransport dan diendapkan di dalam cekungan.
Contohnya: Batupasir, Konglomerat, Breksi, Batuan
Epiklastik.
Batuan Sedimen
Batuan Sedimen Klastik
Golongan Detritus Kasar
Batupasir Arenite
Batupasir Wacke
Golongan Detritus Halus
Batuan Sedimen Non Klastik
Golongan Karbonat
Golongan Evaporit
Golongan Silika
Golongan Organik-rich (Batubara)
Golongan Posphates
Golongan Vulcaniclastic (Piroklastik)
Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali
detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat
berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri.
(Pettjohn, 1975)
Golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan
batuan lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan
ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut
dangkal sampai laut dalam (Pettjohn, 1975).
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan
mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan
tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan
(Pettjohn, 1975).
Batuan Sedimen Klastik
Batuan Sedimen Klastik
Arenite, matriks < 15%
Quartz arenite kuarsa >>
Lithic arenite litik >>
Feldspathic arenite feldspar >>
Arkhose kuarsa <
Lithic arkose litik <
Sublitharenite litik, kuarsa >> & feldspar <<
Subarkose kuarsa, feldspar >> & litik <<
Batuan Sedimen Klastik
Wacke matriks 15 75%
Quartz wacke kuarsa >>
Lithic wacke litik >>
Feldspathic wacke feldspar >>
Greywacke kuarsa = litik = feldspar

Greywacke: sebagian besar keras dan berwarna abu-abu


gelap dengan matriks melimpah, feldspar dan butiran litik
umumnya hadir, diendapkan oleh arus turbidit pada cekungan
air dalam, menunjukkan struktur sedimen turbidit.
Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik
Ciri-ciri Batuan Sedimen Klastik
Perlapisan:
Perbedaan besar butir
Perbedaan warna batuan.
Struktur sedimen
Tersusun dari fragmen-fragmen lepas
Kandungan fosil
Besar Butir
Bentuk Butir

Kategori kebundaran dan keruncingan butiran sedimen (Pettijohn, dkk., 1987)


Tekstur Pada Batuan Sedimen Klastik
Memperlihatkan kemas di dalam
batuan sedimen, meliputi bentuk
pengepakan (packing), hubungan
antar butir/fragmen (contacts),
orientasi butir atau arah-arah
memanjang (penjajaran) butir, dan
hubungan antara butir fragmen dan
matriks
Tekstur Pada Batuan Sedimen Klastik

Pemilahan ukuran butir di dalam batuan sedimen.


Tekstur Pada Batuan Sedimen Klastik
Sementasi (Cement) adalah bahan pengikat antar butir dari
fragmen penyusun batuan. Macam dari bahan semen pada
batuan sedimen klastik adalah : karbonat, silika, dan oksida
besi.
Tekstur Pada Batuan Sedimen Klastik

Porositas (Kesarangan) adalah


ruang yang terdapat diantara
fragmen butiran yang ada pada
batuan. Jenis porositas pada
batuan sedimen adalah:
Porositas Baik,
Porositas Sedang,
Porositas Buruk.
Tekstur Pada Batuan Sedimen Klastik
Permeabilitas (Kelulusan) adalah sifat yang dimiliki oleh
batuan untuk dapat meloloskan air. Jenis permeabilitas pada
batuan sedimen adalah permeabilitas baik, permeabilitas
sedang, permeabilitas buruk.
Struktur Sedimen Yang Terbentuk
Sebelum Proses Pembatuan (Lithifikasi)
Struktur Sedimen Yang Terbentuk Pada
Proses Sedimentasi (Struktur Primer)
Struktur Sedimen Yang Terbentuk Pada
Proses Sedimentasi (Struktur Primer)
Struktur Yang Terbentuk Setelah
Proses Pengendapan
Batuan Karbonat

Lingkungan terumbu
Batuan Evaporit
Batuan evaporit atau sedimen evaporit terbentuk sebagai
hasil proses penguapan (evaporation) air laut. Proses
penguapan air laut menjadi uap mengakibatkan tertinggalnya
bahan kimia yang pada akhirnya akan menghablur apabila
hampir semua kandungan air manjadi uap.
Batuan garam (Rock salt) yang berupa halite (NaCl).
Batuan gipsum (Rock gypsum) yang berupa gypsum
(CaSO4.2H20)
Travertine yang terdiri dari calcium carbonate (CaCO3),
merupakan batuan karbonat. Batuan travertin umumnya
terbentuk dalam gua batugamping dan juga di kawasan air
panas (hot springs).
Batuan Evaporit

NaCl Gypsum Travertine (CaCO3)


Batuan Silika

Radiolarite chert
Batuan Organik-rich (Batubara)

Batubara
Batuan Phosphates

Tambang phosphate Flaming Gorge, Utah, 2008


Batuan Phosphates

Fosfat primer: terbentuk dari pembekuan magma alkali yang


mengandung mineral fosfat apatit.
Fosfat sedimenter (marin): merupakan endapan fosfat
sedimen yang terendapkan di laut dalam, lingkungan alkali,
dan lingkungan yang tenang.
Fosfat guano: merupakan hasil akumulasi sekresi burung
pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi
dengan batu gamping karena pengaruh air hujan dan air
tanah
Klasifikasi Batuan Sedimen Non-
Klastik
Batuan Piroklastik
Dikelompokan berdasarkan pada ukuran butir:
Batupasir Tuf : Batuan tuf merupakan batuan volkaniklastik
berukuran kurang dari 2mm. Berdasarkan kehadiran hablur
(crystal), litik (lithic) atau kaca/gelas (vitrik), tuf ini dapat
dikelaskan menjadi: a). Tuf hablur; b).Tuf vitrik; dan c). Tuf
litik
Agglomerat : Agglomerat adalah batuan volkaniklastik
(piroklastik) yang berukuran lebih besar daripada 64 mm.
Agglomerat terbentuk akibat dari letupan gunung api, dan
terbentuk berdekatan dengan kawah gunung berapi.
Batuan Piroklastik

Batupasir Tuf
Batuan Piroklastik
Diagenesis

Anda mungkin juga menyukai