Anda di halaman 1dari 20

Usulan Penelitian Skripsi

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA BAYAM (Amaranthus tricolor L.)


MERAH DAN HIJAU DENGAN PELARUT ETANOL MENGGUNAKAN
METODE DPPH (1, 1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

Diajukan oleh :
Anita Ruliyani
1400023230
Pembimbing : Dr. Any Guntarti, M.Si., Apt
Reviewer : Nina Salamah, M.Sc., Apt

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
LATAR BELAKANG
Bayam merah dan bayam hijau memiliki
spesies yang sama namun berbeda varietas
sehingga jumlah flavonoid yang dikandung
dapat berbeda, maka perbedaan jumlah
flavonoid dalam bayam merah dan bayam
hijau dapat dijadikan sebagai variable bebas
pada penelitian. Perbedaan jumlah flavonoid
dari ekstraksi bayam merah dan bayam hijau
dapat mempengaruhi jumlah dari flavonoid
yang terisolasi sehingga aktivitas antioksidan
dari setiap ekstrak akan berbeda.
Rumusan masalah

 Adakah kandungan flavonoid dalam


bayam merah dan hijau?
 Berapa jumlah total flavonoid dalam
bayam merah dan hijau ?
 Seberapa besar aktivitas antioksidan
ekstrak etanol bayam merah dan hijau?
 Varietas bayam manakah yang memiliki
aktivitas antioksidan lebih besar?
Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk


mengidentifikasi senyawa flavonoid dan
jumlah total flavonoid serta seberapa besar
aktivitas antioksidan ekstrak etanol bayam
merah dan hijau.
Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna


antara lain:
 Sebagai salah satu sumber informasi ilmiah
kepada masyarakat mengenai bayam
merah dan bayam hijau sebagai antioksidan.
 Memberikan informasi mengenai jenis bayam
yang memiliki aktivitas antioksidan paling
optimal di antara bayam merah dan bayam
hijau.
Tinjauan Pustaka

Kasifikasi bayam (Amaranthus tricolor L.)


merah dan hijau menurut Backer (1965) adalah
sebagai berikut:
 Divisi : Spermatophyta
 Sub divisi : Angiospermae
 Kelas : Dicotylodenae
 Ordo : Caryophyllales
 Famili : Amaranthaceae
 Genus : Amaranthus
 Spesies : Amaranthus tricolor L.
Varietas Bayam Giti

Bayam giti merah Bayam giti hijau


Flavonoid

 Senyawa polifenol
 15 atom carbon, konfigurasi C6-C3-C6
 Terdapat dalam semua tumbuhan hijau (Markham,
1988).
Radikal Bebas

 senyawa oksigen reaktif


 memiliki elektron tidak berpasangan
 Bersifat cepat menarik atau menyerang
elektron sekitar
 Reaktivitas sangat tinggi
 dapat mengubah suatu molekul menjadi
suatu radikal baru yang terjadi secara
berantai(chain reaction) (Hery, 2011).
Antioksidan
 Pemberi elektron atau reduktan
 Berat molekul kecil
 Menginaktivasi perkembangan reaksi
oksidasi
 Dapat berupa enzim (misalnya
superoksida dismutase atau SOD,
katalase, dan glutation peroksidase),
vitamin (misalnya vitamin E, C, A, dan β-
karoten), dan senyawa lain (misalnya
flavonoid, albumin, bilirubin,
seruloplasmin, dan lain-lain).
Hasil Penelitian yang Relevan

 Penelitian dari Elis Maryani  Syaifuddin (2015) meneliti


dengan judul “Uji Aktivitas aktivitas antioksidan dari
Antioksidan Ekstrak Daun bayam merah
Bayam Hijau (Amaranthus (Alternanthera amoena
cruentus L.) dan Daun Voss.) segar dan rebus
Bayam Merah dengan metode DPPH
(Amaranthus tricolor L.) yang memiliki hasil bahwa
dengan Metode DPPH” ekstrak etanol daun
diperoleh hasil yaitu bayam varietas Mira segar
ekstrak daun bayam hijau memiliki aktivitas
memiliki nilai IC50 sebesar antioksidan dengan nilai
71,66 μg/ml dan ekstrak IC50 4.32 μg/ml.
daun bayam merah
sebesar 61,02 μg/ml.
Hipotesis

Kandungan flavonoid atau senyawa


antioksidan lebih besar terkandung dalam
bayam merah sehingga bayam merah
memiliki aktivitas antioksidan lebih besar.
METODOLOGI PENELITIAN

Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan


penelitian observasi atau deskriptif dalam
bidang kimia analisis.
 ALAT : peralatan gelas, kertas saring,
spektrofotometer UV-Vis, evaporator,
pipet tetes, oven, blender, pipet ukur,
cawan petri, dll.
 BAHAN : DPPH, Kuersetin standar,
etanol absolut, aquadest, dll.
KLASIFIKASI VARIABEL

 Variabel bebas : jenis bayam (Amaranthus


tricolor L.) yaitu bayam merah dan bayam
hijau dalam pelarut etanol.
 Variabel terikat : absorbansi dari DPPH
sebagai radikal bebas setelah pemberian
ekstrak bayam merah dan bayam hijau
(Amaranthus tricolor L.).
 Variabel terkendali diantaranya adalah
tempat sampel diperoleh, lama pengeringan,
ukuran partikel serbuk, dan lama waktu
maserasi.
Skema Penelitian
 Uji kualitatif aktivitas antioksidan (Nina, 2014)

Positif jika perubahan


0,5 mL larutan DPPH direaksikan dengan
warna ungu menjadi
0,15 mM 0,5 mL larutan sampel
kuning

 Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH


a. Operating time
panjang diamati
larutan sampel dan + larutan DPPH 0,3
gelombang serapan absorbansinya
kontrol positif mM
maksimum 517 nm selama 0-120 menit

b. Penentuan panjang gelombang absorbansi maksimum

1,0 ml larutan disimpan dalam amati absorbansi


sampel dan + 1,0 ml larutan kondisi gelap pada panjang
larutan standar DPPH 0,3 mM selama gelombang 400-
kuersetin operating time 800 nm

c. Pengukuran Absorbansi Larutan


Pengukuran
1,0 ml larutan sampel absorbansi pada
disimpan dalam
dan larutan standar + 1,0 ml larutan DPPH operating time dan
kondisi gelap selama
kuersetin variasi 0,3 mM panjang gelombang
operating time
konsentrasi serapan maksimum
yang telah diperoleh
ANALISIS DATA

 Presentasi penangkapan radikal bebas :


𝐴𝑐−𝐴𝑠
% penagkapan radikal = 𝑥100%
𝐴𝑐
Ac : Absorbansi kontrol negatif
As : Absorbansi sampel
 Konsentrasi diperoleh dari regresi linier :
Y = bx + a
 Semakin kecil nilai ES50 maka aktivitas
antioksidan semakin besar.
 Data diuji normalitas dan
homogenitasnya terlebih dahulu
menggunakan metode Saphiro Wilk dan
Levene. Jika hasil terdistribusi normal dan
homogen, uji statistik yang digunakan
adalah One Way Anova dan LSD.
Sedangkan jika tidak terdistribusi normal
dan atau homogen, uji statistika
menggunakan Kruskal-Wallis dan Mann-
Whitney.

Anda mungkin juga menyukai