Anda di halaman 1dari 12

DACTYLOGYRUS SP.

Nama: RIANA
NIM: 1602101020049
Klasisfikasi Dactylogyrus sp.
Menurut Soulsby (1986) klasifikasi
dactylogyrus sebagai berikut:
• Phylum : Platyhelminthes
• Classis : Trematoda Monogenea
• Ordo : Dactylogiridea
• Familia : Dactylogyridae
• Genus : Dactylogyrus
• Species : Dactylogyrus sp.
Cacing dewasa berukuran 0,2 – 0,5 mm. Mempunyai dua
pasang eye spots pada ujung anterior. Sucker terletak dekat
ujung anterior. Pada ujung posterior tubuh terdapat alat
penempel yang terdiri dari 2 kait besar yang dikelilingi 16 kait
lebih kecil disebut Opisthaptor. Mempunyai testis dan ovary.
Pada bagian tubuhnya terdapat posterior Haptor.
Haptornya ini tidak memiliki struktur cuticular dan memiliki
satu pasang kait dengan satu baris kutikular, memiliki 16 kait
utama, satu pasang kait yang sangat kecil. Dactylogyrus spp
mempunyai ophistapor (posterior suvker) dengan 1 – 2
pasang kait besar dan 14 kait marginal yang terdapat pada
bagian posterior. Kepala memiliki 4 lobe dengan dua pasang
mata yang terletak di daerah pharynx. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut.
Dactylogyrus sp. menginfeksi kulit, insang dan
sirip. Pada sirip ikan yang terinfeksi
menyebabkan bintik-bintik putih. Cacing ini
disebut gill flukes karena sering
menyebabkan kerusakan pada insang (Helen,
2009).
Siklus hidup Dactylogyrus adalah secara langsung. Setelah matang
gonad, telurnya akan jatuh ke perairan. Dalam 2–3 hari dengan suhu
24–28OC, telur yang jatuh akan menjadi larva infektif kemudian
membentuk dua tonjolan di bagian anterior. Pecahnya telur tersebut
terjadi akibat adanya tekanan dari dalam dorongan perkembangan
larva. Kemudian larva akan keluar dan berenang bebas mencari inang
untuk tumbuh menjadi dewasa. Namun apabila pada suhu 20–28OC
larva Dactylogyrus sp. tidak bisa menemukan inangnya, ia tetap bisa
bertahan sampai 12 jam karena telur Dactylogyrus sp. termasuk salah
satu telur yang sangat resisten terhadap lingkungan. Pada suhu 23OC
telur akan menetas dalam 2,5 – 4 hari dan pada suhu 13 – 14OC larva
akan menjadi dewasa dalam 4,5 minggu (Sachlan, 1974). Telur menetas
kemudian menjadi larva bersilia yang disebut oncomiracidium, yang
menyerang hospes atau hanya hidup bebas di air sebelum menempel
pada hospes. Oncomiracidium menyerang hospes melalui organ
posteriornya yang disebut opisthaptor. Dactylogyrus sp. termasuk
ovipar (Murni, 2015).
Larva Dactylogyrus sp. menetap dalam insang sampai
stadium dewasa dan bertelur lagi, sehingga populasi cacing
meningkat pada insang. Akibatnya dapat menutupi
permukaan insang, sehingga ikan mengalami sesak nafas.
Jika jumlah parasit meningkat, akan menyebabkan
hyperplasia dan kerusakan epitel insang. Filament-filamen
insang saling menempel, sehingga dapat menyebabkan
Asphyxia (Subekti dan Mahasri, 2010). Menyebabkan
pembengkakan epitel filament insang, kerusakan insang
ditandai dengan pendarahan dan perubahan bentuk dari
jaringan insang. Kerusakan insang akan menyulitkan insang
untuk bernapas, sehingga terjadi sesak nafas infeksi
Dactylogyrus sp. Akut menyebabkan kematian dalam jumlah
banyak (Woo et., al., 2002).
Dactylogyrus sp. akan merangsang sekresi mukus
berlebihan, dapat menyebabkan tepi lamella insang tercabik
atau luka. Pada infeksi berat akan mengganggu penyerapan
oksigen sehingga ikan kekurangan oksigen dan operkula
memerah (Irianto, 2005). Kulit juga pucat, bintik-bintik
merah dibagian tubuh tertentu, produksi lendir tidak normal
dan pada sebagian atau seluruh tubuh berwarna lebih
gelap, sisik dan kulit terkelupas. Organ target Dactylogyrus
adalah lamela primer (Kordi, 2004).
Gambaran makroskopik Gambaran Mikroskopik

• Perubahan warna pada • Hiperplasia dari kartilago


insang, di mana insang insang.
tertutup oleh mucus
• tampak potongan cacing
berwarna keputihan.
pada lamela primer.
• Insang akan mengalami
kerusakan dan perdarahan
akibat menempelnya mulut
Dactylogyrus. Insang
• Pembengkakan pada insang
yang ditandai dengan
penonjolan operculum.
1. Methylene Blue
Pemberian dilakukan dengan perendaman dengan dosis
3 ppm selama 24 jam atau lebih, jika larutan yang tadinya
berwarna biru berubah menjadi biru terang, maka larutan
perlu diganti dengan yang baru
2. Larutan ammonium
Perendaman dilakukan dengan larutan ammonium
1:2000 selama 5-15 menit.umunya dalam jangka waktu tadi
kedua monogenia di atas sudah dapat diberantas. Untuk
mendapatkan larutan ammonium 1:2000, dilakukan
dengan membuat larutan dengan perbandingan
ammonium dengan air 1:9. Kemudian dari campuran tadi,
diambil sekitar 5% untuk dicampurkan dengan 1 liter air
sehingga didapat larutan ammonium 1:2000
3. Formalin atau MGO
Menggunakan dosis 15-50 ppm atau dengan MGO 0,1
ppm selama 24 jam. Perendaman dilakukan 3x selama
seminggu untuk memastikan ikan terbebas dari parasit
4. Garam dapur
Garam merupakan yang paling mudah didapat dan
cukup efektif. Perendaman dilakukan dengan dosis 100-500
ppm dan dapat dilakukan dalam jangka panjang, atau 1-2%
selama 30 menit. Perendaman dapat dilakukan dengan
melarutkannya dalam air terlebih dahulu atau langsung
ditebar di kolam.
Helen E. Roberts, 2009. Fundamentals of ornamental fish
health.
Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kordi, K. M. Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan
Penyakit Ikan. Cetakan Per ama. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai