Profil Hegel
Idealisme mutlak
Kant telah mengajarkan bahwa manusia hanya mengenai gajala-
gejala, fenonim-fenonim, jadi benda-benda sejauh diamati oleh
pancaindera dan diberi struktur oleh kataegori-kategori dari akal.
Benda-benda an sich (pada dirinya sendiri) tidak kita kenal. Tapi
menurut Hegel jarak antar benda-benda sebagai fenomena dan
benda-banda an sich dapat diatasi dan. Menurutnya sesuatu dapat
diatasi. Menurutnya segala sesuatu dapat diketahui. Sesudah Hegel,
filosofia (cinta kepada hikmah) telah menjadi sofia (hikmah dan
pengetahuan), karena tujuan filsafat telah dicapai oleh Hegel. Dia
memandang sistemnya sebagai puncak akhir filsafat Barat. Ia
mengira bahwa semua pertanyaan dari zaman telah dijawab olehnya.
Metode Dialetika Hegel
Proses dialetika selalu terdiri atas tiga fase. Fase pertama (tesis)
yang lawannya (antitesis), yaitu fase kedua. Lalu muncullah fase
ketiga yang memperdamaikan fase pertama dan kedua atau disebut
dengan (sintesis). Namun, dengan munculnya sintesis, bukan berarti
tesis dan antitesis di tiadakan atau dihilangkan. Hegel juga
mengatakan, dalam sintesis masih terdapat tesis dan antitesis, tetapi
kedua-duanya diangkat kepada tingkatan baru. Dengan kata lain,
dalam sintesis baik tesis maupun antitesis mendapaat eksistensi
baru. Atau bisa disebut, kebenaran yang terkandung dalam tesis dan
antitesis tetap disimpan dalam sintesis, tetapi dalam bentuk lebih
sempurna. Maka dari itu proses dealetika sebaiknya dikiaskan
dengan gerak spiral dan bukan dengan gerak garis lurus.
Ruh
Hakekat ruh adalah idea atau pikiran, dan Hegel membagi
roh dalam 3 tahap, yaitu: