Anda di halaman 1dari 11

Belajar Filsafat Dari Jerman

Mengenal Idealisme Hegel dan


Kritisme Kant
A. IDEALISME HEGEL

Profil Hegel

George Wilhelm Hegel lahir di Stuttgart, Jerman tahun


1770. Dia belajar teologi dan filsafat di Tubingen
bersama Schelling. Selama beberapa tahun dia menjadi
dosen pribadi. Kemudian dia melanjutkan studinya di
Jena dan menjadi dosen filsafat. Ketika kota ini
dikuasai Napoleon, dia pindah ke Nurnberg dan
menjadi rektor Gymnasium. Tahun 1817 dia diundang
menjadsi guru besa di Heidelberg dan dan satu tahun
kemudian di Berlin. Di sini dia menjadi guru besar dan
samapai akhir hayatnya tahun 1831.
Pemikiran-Pemikiran Pokok Dari
Hegel

Idealisme mutlak
Kant telah mengajarkan bahwa manusia hanya mengenai gajala-
gejala, fenonim-fenonim, jadi benda-benda sejauh diamati oleh
pancaindera dan diberi struktur oleh kataegori-kategori dari akal.
Benda-benda an sich (pada dirinya sendiri) tidak kita kenal. Tapi
menurut Hegel jarak antar benda-benda sebagai fenomena dan
benda-banda an sich dapat diatasi dan. Menurutnya sesuatu dapat
diatasi. Menurutnya segala sesuatu dapat diketahui. Sesudah Hegel,
filosofia (cinta kepada hikmah) telah menjadi sofia (hikmah dan
pengetahuan), karena tujuan filsafat telah dicapai oleh Hegel. Dia
memandang sistemnya sebagai puncak akhir filsafat Barat. Ia
mengira bahwa semua pertanyaan dari zaman telah dijawab olehnya.
Metode Dialetika Hegel

Proses dialetika selalu terdiri atas tiga fase. Fase pertama (tesis)
yang lawannya (antitesis), yaitu fase kedua. Lalu muncullah fase
ketiga yang memperdamaikan fase pertama dan kedua atau disebut
dengan (sintesis). Namun, dengan munculnya sintesis, bukan berarti
tesis dan antitesis di tiadakan atau dihilangkan. Hegel juga
mengatakan, dalam sintesis masih terdapat tesis dan antitesis, tetapi
kedua-duanya diangkat kepada tingkatan baru. Dengan kata lain,
dalam sintesis baik tesis maupun antitesis mendapaat eksistensi
baru. Atau bisa disebut, kebenaran yang terkandung dalam tesis dan
antitesis tetap disimpan dalam sintesis, tetapi dalam bentuk lebih
sempurna. Maka dari itu proses dealetika sebaiknya dikiaskan
dengan gerak spiral dan bukan dengan gerak garis lurus.
Ruh
Hakekat ruh adalah idea atau pikiran, dan Hegel membagi
roh dalam 3 tahap, yaitu:

1. Tahap ketika roh berada dalam keadaan “ada dalam dirinya


sendiri”, ilmu filsafat yang membicarakan roh berada dalam
keadaan ini disebut logika.
2. Dalam tahap kedua roh berada dalam keadaan “berbeda dengan
dirinya sendiri”, berbeda dengan “yang lain”, roh disini keluar
dari dirinya sendiri, menjadikan dirinya “di , luar” dirinya
dalam bentuk alam, yang terikat kepada ruang dan waktu. Ilmu
filsafat yang menbbicarakan tahap ini disebutnya filsafat alam.
3. Akhirnya tahap ketiga yaitu ketika roh kembali kepadaa dirinya
sendiri, yaitu kembali daripada berada diluar dirinya, sehingga
roh berada dalam keadaan “dalam dirinya dan bagi dirinya
sendiri”.
Sejarah
Hegel memandang semua perubahan bersifat historis
dan Hegel memandang sejarah itu sebagai dialektika
yang berlangsung dalam waktu. Dari tesis ke antitesis
menuju sintesis, yang setiap langkahnya merupakan
tahap yang lebih tinggi dalam perkembangan diri dari
yang Mutlak. Setiap momen historis, dalam menegasi
pendahuluannya, sekaligus mengambil apa pun yang
signifikan di dalamnya dan melestarikannya sebagai
aspek dari suatu realitas sosial yang lebih kaya dan
lebih lengkap. Jadi, menurut sudut pandang Hegel,
setiap generasi yang baru bisa menganggap dirinya
sekaligus penghancur, pelestari, dan penyempurna
kebudayaan yang ia warisi dari pendahulunya.
KRITISME KANT

Kritisme merupakan filsafat yang memulai


pelajarannya dengan menyelidiki batas-batas
kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan
manusia.
Profil Kant
Immanuel Kant dilahirkan pada tahun 1724 di Königsberg
dari pasangan Johann Georg Kant, seorang ahli pembuat
baju zirah (baju besi), dan Anna Regina Kant. Kant
menempuh pendidikan dasar di Saint George's Hospital
School, kemudian melanjutkan ke Collegium
Fredericianum, sebuah sekolah yang berpegang pada ajaran
Pietist. 1740, Kant menempuh pendidikan di Universitas
Königsberg dan mempelajari filsafat, matematika, dan ilmu
alam. Kant bekerja sebagai dosen sambil terus
mempublikasikan beberapa naskah ilmiah dengan berbagai
macam topik. Gelar profesor didapatkan Kant di
Königsberg pada tahun 1770. Dia meninggal tanggal 12
Februari 1804 (umur 79) di Königsberg, Kerajaan Prusia.
Isi Kritisme Kant

1. Kritik Atas Rasio Murni


2. Kritik Atas Rasio Praktis
3. Kritik Atas Daya Pertimbangan
Kritisisme Immanuel Kant sebenarya telah
memadukan dua pendekatan alam pencarian
keberadaan sesuatu yang juga tentang
kebenaran substanstial dari sesuatu itu. Kant
seolah-olah mempertegas bahwa rasio tidak
mutlak dapat menemukan kebenaran, karena
rasio tidak membuktikan, demikian pula
pengalaman, tidak dapat dijadikan tolok ukur,
karena tidak semua pengalaman benar-benar
nyata dan rasional, sebagaimana mimpi yang
nyata tetapi “tidak real”, yang demikian sukar
untuk dinyatakan sebagai kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai