Anda di halaman 1dari 40

Case Report Session

Oleh:
Putri Meila Sari 1210070100167

Preseptor:
dr. Khomeini, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2017
Inguinal dibentuk dari lapisan
Dinding kanalis inguinalis
a. Dinding anterior
 Aponeurosis musculus obliquus
abdominis eksternus dan
obliquus abdominis internus
b. Dinding posterior
 Pintu hernia
Aponeurosis transversus
 Kantung abdominis dan fascia
hernia transfersalis
 Kanalis c. Superior
inguinalis  Serabut yang melengkung dari
musculus obliquus abdominis
internus dan transversus
abdominis
d. Inferior
 Ligamentum inguinale dan
ligamentum lakunare
 Duktus deferens
 3 arteri
 Plexus vena pampiniformis
 3 nervus
 3 lapisan fascia
 Selubung hernia merupakan lapisan –lapisan
yang menyelubungi hernia.
Pada fetus

bulan ke-8 kehamilan


desensus testis melalui kanal

Penurunan testis akan menarik peritoneum kedaerah skrotum


Penonjolan peritoneum → Prosesus vaginalis peritonei

Bayi yang sudah lahir


Proses ini telah mengalami obliterasi →
namun dalam beberapa hal, seringkali
Isi rongga perut tidak dapat melalui
kanalis ini tidak menutup
kanalis tersebut

Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup


pada usia 2 bulan
Terdiri atas cincin,
kantong, dan isi
hernia
Protrusi atau
penonjolan isi
suatu rongga
melalui defek
Secara umum Hernia
eksterna

Hernia Hernia
strangulasi intraparietal

Hernia
Inguinalis

Hernia Hernia
ireponibel interna

Hernia
reponibel
Tipe Deskripsi Hubungan Dibungkus oleh Onset biasanya
dengan vasa fascia pada waktu
epigastrica spermatica
inferior interna
Hernia ingunalis Penojolan melewati Lateral Ya Congenital
lateralis cincin inguinal dan dan bisa pada
(Intdirect) biasanya merupakan waktu dewasa.
kegagalan
penutupan cincin
ingunalis interna
pada waktu embrio
setelah penurunan
testis
Hernia ingunalis Keluarnya langsung Medial Tidak Dewasa
medialis (Direct) menembus fascia
dinding abdomen
HERNIA INGUINALIS HERNIA INGUINALIS MEDIALIS
LATERALIS (INDIRECT) (DIRECT)
• Overweight
• Mengangkat barang yang berat
Peninggian • Sering mengedan
tekanan intra • Adanya tumor yang
abdomen mengakibatkan sumbatan usus
yang berulang • Batuk kronis
• Kehamilan
• Ascites
Adanya
Tersedianya
kelemahan
kantong
jaringan /otot
Radiologi

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang

Laboratorium
Penangananan di IGD
 Memberikan sedasi dan analgetik
 Posisikan pasien berbaring terlentang dengan
bantal di bawah lutut
 Posisi Trendelenburg
 Kompres dingin selama 20-30 menit
 Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak
berhasil dalam 2x percobaan
Posisi Trendelenburg
Konsul bedah jika
 Reduksi hernia yang tidak berhasil
 Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum
yang memburuk
 Hernia inguinalis harus segera dioperasi untuk
semua pasien dengan inkarserata dan
strangulata
 Pada pasien geriatri sebaiknya dilakukan operasi
elektif
 Pada saat operasi harus dilakukan eksplorasi
abdomen untuk memastikan usus masih hidup,
ada tanda-tanda leukositosis
Terapi Operatif

Anak-anak :
Herniotomy Dewasa :
Herniorrhaphy
 Tujuan operasi adalah menghilangkan hernia dengan
cara membuang kantung dan memperbaiki dinding
abdomen.

Marcy Bassini Halsted Mc Vay

Lichtenstein
Shouldice
Tension free
Limfadenitis

Abses
Lipoma
dingin
Hernia inkarserasi Hernia strangulasi

Hernia yang membesar


Disertai adanya infeksi
mengakibatkan nyeri
sistemik
dan tegang

Adanya gangguan
Tidak dapat direposisi
sistemik pada usus

Mual ,muntah dan


gejala obstruksi usus.
 Prognosis biasanya cukup baik bila hernia
diterapi dengan baik.
 Angka kekambuhan setelah pembedahan
kurang dari 3%.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Alamat : Padang
Agama : Islam
Suku bangsa : Minang
Tanggal MRS : 02 Agustus 2017
Benjolan di lipatan paha kiri sejak 1 tahun
yang lalu
 Benjolan di lipatan paha kiri sejak 1 tahun yang lalu
 Benjolan dirasakan hilang timbul. Awalnya benjolan
tersebut kecil. Jika pasien berdiri, kelelahan, batuk
dan mengejan benjolan tersebut keluar, namun saat
berbaring dapat masuk lagi.
 Benjolan tidak pernah nyeri dan tidak pernah merah.
 Nafsu makan pasien baik, berat badan tidak pernah
menurun. Pasien sering mengejan saat BAB.
 Tidak merasa mual, tidak muntah
 Tidak demam
Pasien menyangkal mempunyai riwayat
batuk lama, DM, tumor/kanker. Pasien tidak
mempunyai riwayat hipertensi.

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang


sama seperti pasien.
Pasien tidak pernah berobat untuk keluhan ini

Pasien seorang ibu rumah tangga


Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis Cooperative
VS :
TD : 120/80 x/menit
N : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,4ºC
Kepala:
 Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik
 Hidung : tidak ada secret, tidak ada
perdarahan
 Telinga : tidak ada secret, tidakada
perdarahan
 Mulut : bibir tidak sianosis, mukosa tidak
pucat.
Leher:
 KGB : tidak membesar
 Tiroid : tidak membesar
 JVP : 5-2 cmH2O
Thoraks:
 Cor:
I: ictus cordis tidak tampak
P: ictus cordis teraba 1 jari medial Linea
Midclavikularis Sinistra
P: redup
A: irama regular, murmur (-)
 Pulmo:
I: Simetris kanan sama kiri, tidak ada retraksi
P: Fremitus taktil kanan sama dengan kiri
P: Sonor
A: Vesikuler +/+, Ronkhi -/- Wheezing -/-
Abdomen:
I: Distensi (-)
P: Supel, nyeri tekan (-), nyeli lepas (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
P: Tympani
A: Bising usus (+) normal
Ekstremitas:
 Akral hangat + + Oedem - -
+ + - -
 Motorik 555 555
555 555
Regio inguinalis Sinistra :
 Inspeksi: tidak tempak benjolan, warna
sesuai warna kulit, tidak kemerahan.
 Palpasi: teraba benjolan, yang muncul ketika
pasien diminta untuk batuk dan ketika
melakukan valsava, ukuran 4-5 cm, kenyal,
mobile, tidak teraba hangat, batas tegas,
tidak nyeri.
 Hb : 13,2 gr/dl
 Lekosit : 8.000/uL
 Hematokrit : 36%
 Trombosit : 389.000/uL
 GDR : 121 gr/dl
Hernia inguinalis Sinistra

Tatalaksana
 IVFD RL 500 cc 15 tts/menit
 Injeksi Ceftiaxon 1x2 gr
 Pro Herniografi
 Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga
melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding yang
bersangkutan. Terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.
 Secara umum diklasifikasikan menjadi, hernia eksterna,
hernia intraparietal, hernia interna, hernia reponibel
(reducible hernia), hernia ireponibel (inkarserata) dan hernia
strangulasi.
 Penegakkan diagnosis hernia inguinalis lateralis berdasarkan
atas anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang. Gambaran
klinik dan penegakkan diagnosis pada hernia tergantung dari
perkembangan dan lokasi hernia. Penatalaksanaan hernia
ada dua yaitu konservatif dan operatif, tergantung dari
gambaran klinis dan jenis hernia.
 Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 17th Edition.
Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.
 Sjamsuhidayat R, Karnadiharja W, Prasetyono TOH, Rudirman R. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta : EGC.2007.
 Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles of Surgery. Eighth
edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.
 Norton,Jeffrey A. 2001. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery Basic Science and
Clinical Evidence. New York. Springer. 787-803.
 Way, Lawrence W. 2003. Hernias & Other Lesions of the Abdominal Wall. Current Surgical
Diagnosis and Treatment. Eleventh edition. New York. Mc Graw-Hill. 783-789.
 Bland, Kirby I. 2002. Inguinal Hernias. The Practice of General Surgery. New York. WB
Saunders Company. 795-801
 Cook, John. 2000. Hernia. General Surgery at the Distric Hospital. Switzerland. WHO. 151-
156.
 Zinner, Michael J. 2001. Hernias. Maingot’s Abdominal Operation. Volume 1. Tenth edition.
New York. Mc Graw-Hill. 479-525.
 Mansjoer A, Suprohaita, Ika wardhani W. Setiowulan W. Kapita Selekta Edisi ke-3, Jilid 3.
Jakarta : Media Aesculapius FKUI. 2000.313-317
 Sabiston. Hernia dalam Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta : EGC. 1994.228-245.
 Schwartz, Hernia dinding abdomen dalam Intisari prinsip-prinsip Ilmu bedah, edisi VI,
Jakarta : EGC, 2000, 509-518

Anda mungkin juga menyukai