Hernia Inguinalis-1
Hernia Inguinalis-1
Oleh:
Putri Meila Sari 1210070100167
Preseptor:
dr. Khomeini, Sp.B
Hernia Hernia
strangulasi intraparietal
Hernia
Inguinalis
Hernia Hernia
ireponibel interna
Hernia
reponibel
Tipe Deskripsi Hubungan Dibungkus oleh Onset biasanya
dengan vasa fascia pada waktu
epigastrica spermatica
inferior interna
Hernia ingunalis Penojolan melewati Lateral Ya Congenital
lateralis cincin inguinal dan dan bisa pada
(Intdirect) biasanya merupakan waktu dewasa.
kegagalan
penutupan cincin
ingunalis interna
pada waktu embrio
setelah penurunan
testis
Hernia ingunalis Keluarnya langsung Medial Tidak Dewasa
medialis (Direct) menembus fascia
dinding abdomen
HERNIA INGUINALIS HERNIA INGUINALIS MEDIALIS
LATERALIS (INDIRECT) (DIRECT)
• Overweight
• Mengangkat barang yang berat
Peninggian • Sering mengedan
tekanan intra • Adanya tumor yang
abdomen mengakibatkan sumbatan usus
yang berulang • Batuk kronis
• Kehamilan
• Ascites
Adanya
Tersedianya
kelemahan
kantong
jaringan /otot
Radiologi
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
Laboratorium
Penangananan di IGD
Memberikan sedasi dan analgetik
Posisikan pasien berbaring terlentang dengan
bantal di bawah lutut
Posisi Trendelenburg
Kompres dingin selama 20-30 menit
Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak
berhasil dalam 2x percobaan
Posisi Trendelenburg
Konsul bedah jika
Reduksi hernia yang tidak berhasil
Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum
yang memburuk
Hernia inguinalis harus segera dioperasi untuk
semua pasien dengan inkarserata dan
strangulata
Pada pasien geriatri sebaiknya dilakukan operasi
elektif
Pada saat operasi harus dilakukan eksplorasi
abdomen untuk memastikan usus masih hidup,
ada tanda-tanda leukositosis
Terapi Operatif
Anak-anak :
Herniotomy Dewasa :
Herniorrhaphy
Tujuan operasi adalah menghilangkan hernia dengan
cara membuang kantung dan memperbaiki dinding
abdomen.
Lichtenstein
Shouldice
Tension free
Limfadenitis
Abses
Lipoma
dingin
Hernia inkarserasi Hernia strangulasi
Adanya gangguan
Tidak dapat direposisi
sistemik pada usus
Tatalaksana
IVFD RL 500 cc 15 tts/menit
Injeksi Ceftiaxon 1x2 gr
Pro Herniografi
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga
melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding yang
bersangkutan. Terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.
Secara umum diklasifikasikan menjadi, hernia eksterna,
hernia intraparietal, hernia interna, hernia reponibel
(reducible hernia), hernia ireponibel (inkarserata) dan hernia
strangulasi.
Penegakkan diagnosis hernia inguinalis lateralis berdasarkan
atas anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang. Gambaran
klinik dan penegakkan diagnosis pada hernia tergantung dari
perkembangan dan lokasi hernia. Penatalaksanaan hernia
ada dua yaitu konservatif dan operatif, tergantung dari
gambaran klinis dan jenis hernia.
Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 17th Edition.
Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.
Sjamsuhidayat R, Karnadiharja W, Prasetyono TOH, Rudirman R. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta : EGC.2007.
Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles of Surgery. Eighth
edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.
Norton,Jeffrey A. 2001. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery Basic Science and
Clinical Evidence. New York. Springer. 787-803.
Way, Lawrence W. 2003. Hernias & Other Lesions of the Abdominal Wall. Current Surgical
Diagnosis and Treatment. Eleventh edition. New York. Mc Graw-Hill. 783-789.
Bland, Kirby I. 2002. Inguinal Hernias. The Practice of General Surgery. New York. WB
Saunders Company. 795-801
Cook, John. 2000. Hernia. General Surgery at the Distric Hospital. Switzerland. WHO. 151-
156.
Zinner, Michael J. 2001. Hernias. Maingot’s Abdominal Operation. Volume 1. Tenth edition.
New York. Mc Graw-Hill. 479-525.
Mansjoer A, Suprohaita, Ika wardhani W. Setiowulan W. Kapita Selekta Edisi ke-3, Jilid 3.
Jakarta : Media Aesculapius FKUI. 2000.313-317
Sabiston. Hernia dalam Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta : EGC. 1994.228-245.
Schwartz, Hernia dinding abdomen dalam Intisari prinsip-prinsip Ilmu bedah, edisi VI,
Jakarta : EGC, 2000, 509-518