Anda di halaman 1dari 15

PERFORASI

GASTER
Kelompok 1 R.MAWAR
Perforasi gaster atau biasa disebut
perforasi lambung adalah
terbentuknya lubang pada dinding
lambung. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit,
termasuk appendicitis dan
diverticulitis. Kondisi ini juga dapat
disebabkan oleh trauma, seperti
luka tusuk atau tembakan dan
gesekan yang terlalu keras pada
dinding lambung.

(Smaltzer dan Bere, 2002).


Klasifikasi
Grastitis
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi
pada bagian superficial.

2. Gastritis Kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun.
Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga perbedaan yaitu gastritis superficial, gastritis atrofik dan
gastritis hipertrofik

( Muttaqin 2011)
Lambung merupakan bagian sistem
gastrointestinal yang terletak di antara
ANATOMI LAMBUNG esophagus dan duodenum, dari
hubungan anatomi topografik
lambung, perforasi akan menjalar ke
rongga sekitarnya secara bebas
bergantung pada letak kerusakannya
organ yang terkena biasanya organ
hati, pankreas, dan limpa. Fungsi
utama lambung adalah penerima
makanan dan minuman, dikerjakan
oleh fundus dan korpus, dan
penghancur dikerjakan oleh antrum
dan zat kimiawi asam lambung dan
pepsin untuk melakukan pencernaan
makanan agar dapat di serap oleh usus
menjadi sumber energy pada manusia
A: Erosive Gastritis G : Nodular Gastritis
E : hypertrophic Gastritis
B-D : Superficial Gastritis H : Metaplastic Grastritis
F : Atrophic Gastritis
Epidemiologi
Perforasi lambung berpotensi menyerang siapa
saja, tidak ada perbedaan pada pria dan wanita
yang terpengaruh. Kondisi ini ditemui di seluruh
dunia, seluruh kelompok ras dan etnis dapat
terpengaruh.

Menurut Budiana (2006), mengatakan bahwa


penyakit lambung diperkirakan diderita oleh
lebih dari 1,7 milyar jiwa di negara maju dan
berkembang. Menurut Fahrial (2009) dari hasil
penelitian Divisi Gastroenterologi Departemen
Ilmu Penyakit dalam FKUI ditemukan penderita
yang mengalami gangguan pencernaan di
Indonesia selama tahun 2009 sebanyak 86,41%
karena gastritis, 12,5% terdapat ulkus dan
perforasi, serta 1% karena kanker lambung
(Novaria, 2015).
ETIOLOGI
Perforasi lambung biasanya dapat terjadi dari beberapa penyakit yang dapat memicu atau
beberapa komplikasi, kondisi ini juga dapat memperparah kondisi meliputi:
disebabkan oleh:
• Usus buntu, yang lebih umum terjadi pada
• Trauma tumpul pada perut lansia
• Luka tusuk atau tembak pada perut • Divertikulitis, yaitu penyakit pencernaan
• Gesekan terlalu keras pada perut karena • Ulkus lambung
terlambat makan
• Batu kandung empedu
• Operasi perut
• Kanker
• Ulkus lambung akibat mengonsumsi aspirin,
nonsteroidal anti-inflamatory drugs dan
steroid (lebih umum pada lansia)
• Menelan objek asing atau zat yang terlalu
pedas
Tanda & Gejala
Ada berbagai gejala untuk perforasi lambung, Jika mengalami perforasi lambung perut akan terasa
diantaranya: sensitive. Nyeri seringkali memburuk saat seseorang
1. Nyeri pada abdomen menyentuh atau meraba area atau saat pasien bergerak,
2. Mengigil rasa sakit biasanya membaik saat berbaring. Perut dapat
3. Demam menonjol lebih dari biasanya dan terasa keras.
4. Mual
5. Muntah
6. Konstipasi
Selain gejala umum dari perforasi, tanda spesifik yang
dapat terjadi meliputi:
Kelelahan
Mengeluarkan urin, feses atau gas lebih sedikit
Perut membuncit, biasanya terjadi edema
Sesak nafas
Detak jantung berdebar cepat
Pusing
Pemeriksaan Penunjang
Dibutuhkan pemeriksaan tambahan untuk
menegakkan diagnosa pasti perforasi gaster,
pemeriksaan dapat meliputi:
• Evaluasi lengkap dari sejarah medis dengan
pemeriksaan fisik menyeluruh
• Tes-tes berikut biasanya dilakukan untuk
mengonfirmasi diagnosa
• Perhitungan darah lengkap, yang
menunjukkan peningkatan jumlah sel darah
putih
• X-ray pada dada dan perut
• CT scan pada perut, dengan cara melihat
apakah ada sumbatan atau robekkan dalam
saluran pencernaan pasien.
Penatalaksanaan
Perforasi lambung adalah kondisi yang Perforasi lambung memerlukan
membahayakan nyawa, memerlukan pertolongan medis segera untuk
evaluasi cepat yang disertai dengan membatasi pergerakan lebih lanjut atau
penanganan operasi, namun kebocoran dari isi lambung ke rongga
diperlukan pemeriksaan penunjang perut. Operasi dapat membantu:
yang lengkap dan tepat. Prosedur
operasi yang dilakukan adalah • Memperbaiki perforasi
laparatomy, dengan membuka bagian
abdomen, meperbaiki bagian dalam • Mengatasi sumber infeksi
lambung dan sekitarnya yang
mengalami gangguan, operasi yang • Pada beberapa kasus, mengangkat bagian
sukses tergantung pada lokasi, dari organ yang terpengaruh
ukuran dan durasi perforasi, semakin
cepat diagnosa dan perawatan
dilakukan, semakin baik hasilnya.
Asuhan Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
(NOC) (NIC)
1 Domain 4: 00032 Setelah dilakukan perawatan, pola nafas pasien menunjukkan
indikator:
Monitor pernafasan:
1. monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernafas
Respon ventilasi mekanin (0411) 2. catat pergerakan dada, ketidak simetrisan, penggunaan otot bantu
Ketidakefektifan 1. Tingkat pernafasan meningkat nafas
pola napas 2. Irama pernafasan teratur
3. Kedalaman inspirasi nafas
3. monitor suara nafas tambahan
4. monitor keluhan sesak nafas
Inspirasi dan/atau 4. Volume tidal adekuat Manajemen jalan nafas:
5. Perfusi jaringan perifer normal 1. buka jalan nafas dengan teknikchin lift atau jaw thrust
ekspirasi yang tidak Status Pernafasan (0415) 2. posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1. Frekuensi pernafasan normal 3. identifikasi kebutuhan aktual pasien untuk memasukkan alat
memberi ventilasi 2. Irama pernafasan teratur membuka jalan nafas
3. Kedalaman inspirasi nafas 4. identifikasi kebutuhan aktual pasien untuk menggunakan alat
adekuat 4. Kepatenan jalan nafas bantu pernafasan nasal kanul
5. Saturasi oksigen mencapai 100% 5. memotivasi pasien untuk bernafas pelan dan dalam
Setelah dilakukan perawatan, bersihan jalan nafas pasien Manajemen jalan nafas:
2 Domain 11: menunjukkan indikator: 1. buka jalan nafas dengan teknikchin lift atau jaw thrust
Respon ventilasi mekanin (0411) 2. posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
00031 1. Tingkat pernafasan meningkat 3. identifikasi kebutuhan aktual pasien untuk memasukkan alat
2. Irama pernafasan teratur membuka jalan nafas
Ketidakefektifan 3. Kedalaman inspirasi nafas 4. identifikasi kebutuhan aktual pasien untuk menggunakan alat
bersihan jalan 4. Volume tidal adekuat
5. Perfusi jaringan perifer normal
bantu pernafasan nasal kanul
5. memotivasi pasien untuk bernafas pelan dan dalam
napas Status Pernafasan: Kepatenan jalan nafas (0410) Penghisapan lendir pada jalan nafas:
1. Frekuensi pernafasan normal 1. Lakukan tindakan cuci tangan
Ketidak mampuan 2. Irama pernafasan teratur 2. Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan, kacamata, masker)
3. Kedalaman inspirasi nafas sesuai kebutuhan
membersihkan 4. kemampuan untuk mengeluarkan secret 3. Tentukan perlunya suction hidung, mulut atau trakea
5.Tidak terdapat suara tambahan 4. aulkutasi suara nafas
sekresi atau 6. Tidak mengalami dispnea 5. gunakan tekanan terendah (80-120)
obstruksi dari 6. tentukan panjang selang suction sesuai kebutuhan
7. beri gel pada ujung selang
saluran napas untuk 8. lakukan suction dengan durasi kurang dari 10 detik dalam hidung
atau trakea
mempertahankan 9. bersihkan area mulut dan hidung
10. kaji sputum yang telah terambil
bersihan jalan napas 11. reinsforsment positif pada pasien
3 Domain 2: 00027 Resiko Setelah dilakukan perawatan, volume cairan Monitor cairan:
kekurangan volume pasien menunjukkan indikator: 1. Tentukan jumlah, jenis intake cairan serta
cairan Keseimbangan Cairan (0601) kebiasaan eliminasi
Kerentanan mengalami 1. Tekanan darah normal tidak menurun 2. Tentukan faktor resiko yang menyebabkan
penurunan volume cairan 2. nadi normal tidak meningkat ketidak efektifan keseimbangan cairan
intravascular, intestisial, 3. keseimbangan intake dan output cairan 3. tentukan apakah pasien mengalami kehausan
dan/atau intraselular, dalam 24 jam atau tanda tugor kulit menurun
yang dapat mengganggu 4. tugor kulit membaik 4. kaji balance cairan pasien
kesehatan Manajemen elektrolit:
1. Monitor nilai serum elektrolit
2. Pertahankan kepatenan akses IV
3. kolaborasi pemberian serum elektrolit perhari
pada pasien
4. Pemasangan IV ringer laktat 21tetes/menit
4 Domain 2: 00002 Setelah dilakukan perawatan, keseimbangan Manajemen nutrisi:
Ketidak seimbangan nutrisi pasien menunjukkan indikator: 1. Tentukan status gizi pasien
nutrisi: kurang dari Status Nutrisi (1004) 2. Atur diet yang diperlukan untuk proses
kebutuhan tubuh 1. Asupan gizi normal penyambuhan
Asupan nutrisi tidak 2. Asupan cairan normal 3. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
cukup untuk memenuhi 3. Energi pasien meningkat diperlukan
kebutuhan metabolik 4. Aktivitas pasien meningkat 4. kolaborasi , Alat bantu per sonde melalui
5. Proses penyembuhan luka berjalan dengan selang naso gastric tube (NGT), dengan
baik pemberian glukosa 5% sebanyak 50cc tiap 3
jam sekali
5 Domain 3: 00016 Setelah dilakukan perawatan, eliminasi urine Kateterisasi Urine:
Gangguan eliminasi pasien menunjukkan indikator: 1. Gunakan prosedur dan rasional kateterisasi
urine Kontinensia urine (0502) 2. Pastikan pemasangan alat dengan tepat
Disfungsi eliminasi urine 1. Mengenali keinginan untuk berkemih 3. Pertahankan teknik aseptic
2. Pola berkemih teratur 4. kaji jumlah, warna dan bau urine output
3. frekuensi eliminasi hari 4-8x/hari 5. Kolaborasi pemasangan kateter urine
4. Urine out put seimbang dengan input cairan 6. perawatan kateter urine
5. dapat melakukan toileting
6 Domain 4: 00091 Setelah dilakukan perawatan, range Pengaturan posisi:
Hambatan of motion ROM pasien menunjukkan 1. Tempatkan pasien di tempat tidur
mobilitas di tempat indikator: terapeutik
tidur Kemampuan berpindah (0210) 2. Berikan matras lembut
Keterbatasan 1. Dapat berpindah dari permukaan 3. Dilakukan ROM pasif selama
pergerakan mandiri satu ke permukaan yang lain dalam kurang lebih 2 jam sekali untuk
dari satu posisi ke posisi berbaring menghindari ulkus dekubitus pada
posisi lain di tempat 2. Berpindah dari tempat tidur ke tubuh
tidur kursi
3. Toileting menggunakan kursi roda
7 Domain 4: 00108, Setelah dilakukan perawatan, diri dan Manajemen energi
109, 102,110 kebersihan diri pasien menunjukkan 1. Anjurkan pasien untuk bed rest total
Defisit perawatan indikator: 2. tidak melakukan aktivitas berlebih
diri Perawatan diri (0305) 3. tambah pola dan jam istirahat pasien
Hambatan 1. kebersihan diri terjaga Manajemen lingkungan
kemampuan atau 2. kebersihan luka jahitan pos operasi 1. Jaga kebersihan bed, bed making
menyelesaikan laparotomi terjaga setiap pagi
aktivitas diri dapat melalukan Mencuci tangan 2. pantau kebersihandiri dan ajarkan
3. dapat melakukan kebersihan mulut keluarga menjaga kebersihan pasien
dan telinga 3. Dilakukan perawatan diri,
4. dapat mandi tanpa bantuan kebersihan diri dibantu oleh
keluarga, dan perawatan balutan luka
jahitan pos operai laparotomi
4 Pictures with Captions
Layout

Caption

Anda mungkin juga menyukai