Efusi pleura adalah kemampuan cairan dalam cavum atau rongga pleura diantara pleura
paritalis dan pleura viseralis dapat berupa cairan transudate dan eksudat (Lab / UPF Ilmu
Penyakit paru RSUD. Dr. Soetomo).
Efusi pleura adalah terdapatnya penimbunan yang abnormal dari cairan dalam rongga pleura
(Hood Alsagaff, WBM Tain Saleh).
Efusi pleura adalah terkumpulnya cairan abnormal dalam cavum pleura (Kapitas Selekta
Kedokteran , FKUI).
ETIOLOGI
Efusi dapat berupa eksudat dan transudat. Neoplasma, seperti eksudat dan transudat.
Cardiovaskuler, seperti neoplasma bronkogenik dan metastatik.Penyakit pada abdomen,
seperti pankreatits, asites. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, mikrobakteri
dan parasit.
Penyebab terbanyak adalah keradangan jaringan paru yang meluas ke pleura sekitarnya,
misalnya bronkopneumonia, TB paru dan sebagainya. Pneumonia yang memberi penyulit
disebut pleuropneumonia.
PATOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal tidak ada rongga kosong antara pleura parietalis dan pleura vicelaris, karena
di antara pleura tersebut terdapat cairan antara 1-20 cc yang merupakan lapisan tipis serosa dan
selalu bergerak teratur.Cairan yang sedikit ini merupakan pelumas antara kedua pleura, sehingga
pleura tersebut mudah bergeser satu sama lain. Di ketahui bahwa cairan di produksi oleh pleura
parietalis dan selanjutnya di absorbsi tersebut dapat terjadi karena adanya tekanan hidrostatik pada
pleura parietalis dan tekanan osmotic koloid pada pleura viceralis. Cairan kebanyakan diabsorbsi
oleh system limfatik dan hanya sebagian kecil diabsorbsi oleh system kapiler pulmonal. Hal yang
memudahkan penyerapan cairan yang pada pleura viscelaris adalah terdapatnya banyak mikrovili
disekitar sel sel mesofelial. Jumlah cairan dalam rongga pleura tetap. Karena adanya keseimbangan
antara produksi dan absorbsi
Keseimbangan tersebut dapat terganggu oleh beberapa hal, salah satunya adalah infeksi tuberkulosa
paru.
Terjadi infeksi tuberkulosa paru, yang pertama basil Mikobakterium tuberkulosa masuk melalui
saluran nafas menuju alveoli,terjadilah infeksi primer. Dari infeksi primer ini akan timbul
peradangan saluran getah bening menuju hilus (Limfangitis local) dan juga diikuti dengan
pembesaran kelenjar getah bening hilus (limphadinitis regional). Peradangan pada saluran getah
bening akan mempengaruhi permebilitas membran. Permebilitas membran akan meningkat yang
akhirnya dapat menimbulkan akumulasi cairan dalam rongga pleura. Kebanyakan terjadinya effusi
pleura akibat dari tuberkulosa paru melalui focus subpleura yang robek atau melalui aliran getah
bening. Sebab lain dapat juga dari robeknya pengkejuan kearah saluran getah bening yang menuju
rongga pleura, iga atau columna vetebralis. Adapun bentuk cairan effusi akibat tuberkolusa paru
adalah merupakan eksudat, yaitu berisi protein yang terdapat pada cairan pleura tersebut karena
kegagalan aliran protein getah bening. Cairan ini biasanya serous, kadang
kadang bisa juga hemarogik. Dalam setiap ml cairan pleura bias mengandung leukosit antara 500
2000. Mula mula yang dominan adalah sel sel polimorfonuklear, tapi kemudian sel limfosit, Cairan
effusi sangat sedikit mengandung kuman tubukolusa. Timbulnya cairan effusi bukanlah karena
adanya bakteri tubukolosis, tapi karena akibat adanya effusi pleura dapat menimbulkan beberapa
perubahan fisik antara lain : Irama pernapasan tidak teratur, frekwensi pernapasan meningkat
pergerakan dada asimetris, dada yanbg lebih cembung, fremitus raba melemah, perkusi redup. Selain
hal hal diatas ada perubahan lain yang ditimbulkan oleh effusi pleura yang diakibatkan infeksi
tuberkolosa paru yaitu peningkatan suhu, batuk dan berat badan menurun.
PATHWAY
FAKTOR
FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
Menderita hipertensi (tekanan darah tinggi)
Memiliki kebiasaan merokok.
Mengonsumsi minuman beralkohol terlalu sering.
Terkena paparan debu asbes dalam waktu yang lama
Persiapan pasien :
1.Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya tindakan
2.Meminta klien untuk menandatangani
informed concent.
3.Membantu klien untuk membuka pakaian pada bagianatas.
4.Menjaga kebutuhan privasi klien. Pelaksanaan :
1.Dokter dan perawat mencuci tangan dan memasang
sarung tangan steril
2.Membantu klien mengatur posisi area yang akan di funksi menghadap ke arah dokter
membelakangi dokter
3.Selama dokter melakukan prosedur, memberikan
dukungan emosional dan fisik pada klien dan siapkan klien
terhadap hal-hal yang akan terjadi :
a.Menganjurkan klien untuk benar-benar tidak bergerak,dan tidak batuk
selama dilakukan funksi, bila akan batuk harus memberitahu lebih dahulu
b.Memberitahukan kepada klien saat obat anestesilokalnyaakan disuntikkan.
4.Mengatur pencahayaan, gunakan lampu tindakan bilaperlu.
5.Mengatur perlak di bagian bawah area yang akan di punksi
6.Meletakkan botol/tempat penampung cairan pleura
7.Menyiapkan alat alatdidekat klien
8.Buka ikatan kain pembungkus instrumen, buka tutup bakinstrumen
9.Buka blood set, threeway/stopcock, spuit 20cc/50cc,
spuit 5 cc, letakkan di area dekat bak instrumen
10.Dokter mengambil klem dan kasa untuk dilakukan disinfeksi pada tempat penusukan jarum
punksi dan area kulit sekitarnya
11.Memberikan betadin 10% dan alkohol 70% pada dokter .
1. ASUHAN KEPERAWATAN
Merupakan tindakan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam upaya
memperbaiki / memelihara klien sampai ke tahap optimal sampai ketahap optimal melalui
suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal klien dalam memenuhi kebutuhannya.
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekeijaan, alamat, No. register,
tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
2. Keluhan utama.
Adanya suara napas tambahan seperti ronchi, wheezing, sesak napas, batuk ada
sekret, hipertermi dan nafsu makan menurun.
4. Riwayat penyakit dahulu.
Biasanya klien mempunyai penyakit paru, gagal jantung, empiema thorasis, dan
kegagalan pernafasan.
5. Riwayat penyakit keluarga.
4.Berikan pendidikan
tentang perawatan luka
1. Arief Mansyur, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, jilid I, edisi
3, Balai penerbit buku FKUI, Jakarta.
2. Alsagaff Hood. Prof, dr, 1995, Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga
University Press, Surabaya.
3. Doenges, Marilynn E, 1993, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
4. Engran Barbara, 1994, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 1,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Lab / UPF Ilmu Penyakit Paru, 1994, RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
6. Noer, Sjaifoellah. M. H 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, edisi 3,
Balai penerbit buku FKUI, Jakarta.
Rab Tagrani Dr. H. 1996, Ilmu Penyakit Paru
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. BIODATA
Nama Pasien : TN.R
Umur : 48THN
Jenis Kelamin : laki laki
Pendidikan : SEKOLAH DASAR SD
Agama : islam
Pekerjaan : nelayan
Suku Bangsa : suku jawa, indonesia
Status Perkawinan : kawin
Alamat : parean, kandang haur indramayu
Nama Penanggung Jawab : Ny. ratimpen
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : parean, kandang haur indramayu
Nama Perawat yang mengkaji : salsabilla zahra
Tanggal Pengkajian : 03 agustus 2022
Tanggal Masuk RS : 30 juli 2022
Nomor Medical Record :
000163089
2. Keluhan Waktu Didata : klien mengatakan nyeri BAGIAN DADA / sakit dan tidak bisa
tidur
Riwayat Kesehatan Masa Lalu : Klien mengatakan sudah 6X wsd / sedot cairan paru paru
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA : Keluarga klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit
yang serius
III. STRUKTUR KELUARGA (Genogram Tiga Generasi)
klie
n
DATA BIOLOGIS
Aktifitas Skala
0 1 2 3 4
Makan minum √
√
Mandi
√
Berpakaian
√
Toileting
Mobilisasi di tempat tidur √
√
Berpindah
√
Berjalan
√
Menaiki tangga
√
Berbelanja
√
Memasak
Pemeliharaan rumah √
0=Mandiri; l=Dengan alat bantu; 2=Bantuan dari orang lain; 3=Bantuan dengan peralatan dan orang
lain; 4=Tergantung/Tidak mampu
DATA PSIKOLOGIS
A. Status emosi : keluarga menerima keadaanya,karena sering melakukan WSD selama 6 kali di
RSUD indramayu
B. Konsep diri : -
C. Ideal diri : klien berharap cepat sembuh dan pulang
D. Identitas diri :klien mengenali dirinya dan keluarganya
E. Gambaran diri : klien terlihat tenang dan tidak gelisah
F. Aktualisasi diri : -
G. Gaya komunikasi : lancar dan sedikit terbatah batah
H. Pola interaksi : berbicara dengan jelas tetapi susah bergerak karena selang WSD
I. Pola dalam mengatasi masalah : terapi jalan
J. Psikodinamika yang dibutuhkan : -
K. Pola pertahanan diri : -
DATA SOSIAL
Pendidikan dan pekerjaan : Sekolah dasar
Hubungan social : klien berhubungan baik dengan keluarga dan tetangganya
Gaya hidup : sederhana
DATA SEPIRITUAL PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
1. Kesadaran : compos metis
2. GCS : 14
Tanda vita :
1. Temperature : 36,
2. Tekanan darah : 150/80mmhg
3. Denyut nadi : 104/M
4. Respirasi rate : 28x/m
5. Status gizi : -
Ketiak : bersih, terdapat rsmbut halus, tidak ada pembengkakan dan keluhan
KIMIA
KLINIK 129 74,180 Mg/dl
GLUKOSA 30 13-43 Mg/dl
USEUM 0,7 0,8-1,3 Mg/dl
KREATIN
FUNGSI HATI 3,39 3,5-5,2 g/dl
ALBUMIN
PENGOBATAN :
- Diuretic dan antibiotic
- Kemoterapi dan terpasang WSD cairan = dp = 300cc
=ds : 500cc
= dm = 200cc= kurang lebih 1000cc
PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN :
Pasien mengatakan sering melakukan terapi sedot cairan paru paru di RSUD indramayu dan pasien
juga mengatakan sering berobat jalan dengan dokter jadi pasien sudah mengerti tentang penyakit
yang dialaminya.
ANALISA DATA
WSD
toransentesis
/tokaonsetis
Ansietas
Resiko infeksi
NYERI
DS: pasien mengeluh Epusi pleura Pola nafas tidak
sesek sedikit efektif (D.0005)
DO: terpasang oksigenasi Penurunan
nasal kanul, ekspansi paru
Sesak nafas
Penurunan
ekspansi paru
Sesak nafas
Kelemahan
kelelahan
Inroleransi
aktiitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PRIORITAS
.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Prmberian
terapi
farmakologis
berguna untuk
pengobatan
PELAKSANAAN KEPERAWATAN/IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI
KEPERAWATAN
- tindakan : P : mengobservasi
mengidentifi TTV
kasi nyeri Mengajukan diet
pada kualitas Mengajukan
hidup pasien untuk mika
- Hasil miki
Memberikan
Pasien analgesic sesuai
mengatakan advise dokter
sulit tidur
Sulit
bergerak
secara bebas
Aktivitas di
bantu oleh
orang lain
- Tindakan
memberikan
teknik non
farmakologis
untuk
menghilangk
an nyeri
dengan
relaksasi
napas dalam
Hasil : pasien
mampu mengikuti
intruksi.
- Tindakan
kolaborasi
dengan
dokter untuk
memberikan
analgesic
Hasil : memberikan
analgesic
I. BIODATA
Nama Pasien : TN.R
Umur : 48THN
Jenis Kelamin : laki laki
Pendidikan : SEKOLAH DASAR SD
Agama : islam
Pekerjaan : nelayan
Suku Bangsa : suku jawa, indonesia
Status Perkawinan : kawin
Alamat : parean, kandang haur indramayu
Nama Penanggung Jawab : Ny. ratimpen
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : parean, kandang haur indramayu
Nama Perawat yang mengkaji : salsabilla zahra
Tanggal Pengkajian : 03 agustus 2022
Tanggal Masuk RS : 30 juli 2022
Nomor Medical Record :
000163089
klie
n
DATA BIOLOGIS
Aktifitas Skala
0 1 2 3 4
Makan minum √
√
Mandi
√
Berpakaian
√
Toileting
Mobilisasi di tempat tidur √
√
Berpindah
√
Berjalan
√
Menaiki tangga
√
Berbelanja
√
Memasak
Pemeliharaan rumah √
0=Mandiri; l=Dengan alat bantu; 2=Bantuan dari orang lain; 3=Bantuan dengan peralatan dan orang
lain; 4=Tergantung/Tidak mampu
DATA PSIKOLOGIS
A. Status emosi : keluarga menerima keadaanya,karena sering melakukan WSD selama 6 kali di
RSUD indramayu
B. Konsep diri : -
C. Ideal diri : klien berharap cepat sembuh dan pulang
D. Identitas diri :klien mengenali dirinya dan keluarganya
E. Gambaran diri : klien terlihat tenang dan tidak gelisah
F. Aktualisasi diri : -
G. Gaya komunikasi : lancar dan sedikit terbatah batah
H. Pola interaksi : berbicara dengan jelas tetapi susah bergerak karena selang WSD
I. Pola dalam mengatasi masalah : terapi jalan
J. Psikodinamika yang dibutuhkan : -
K. Pola pertahanan diri : -
DATA SOSIAL
Pendidikan dan pekerjaan : Sekolah dasar
Hubungan social : klien berhubungan baik dengan keluarga dan tetangganya
Gaya hidup : sederhana
DATA SEPIRITUAL PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
1. Kesadaran : compos metis
2. GCS : 14
Tanda vita :
1. Temperature : 36,
2. Tekanan darah : 150/80mmhg
3. Denyut nadi : 104/M
4. Respirasi rate : 28x/m
5. Status gizi : -
Ketiak : bersih, terdapat rsmbut halus, tidak ada pembengkakan dan keluhan
KIMIA
KLINIK 129 74,180 Mg/dl
GLUKOSA 30 13-43 Mg/dl
USEUM 0,7 0,8-1,3 Mg/dl
KREATIN
FUNGSI HATI 3,39 3,5-5,2 g/dl
ALBUMIN
PENGOBATAN :
- Diuretic dan antibiotic
- Kemoterapi dan terpasang WSD cairan = dp = 300cc
=ds : 500cc
= dm = 200cc= kurang lebih 1000cc
PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN :
Pasien mengatakan sering melakukan terapi sedot cairan paru paru di RSUD indramayu dan pasien
juga mengatakan sering berobat jalan dengan dokter jadi pasien sudah mengerti tentang penyakit
yang dialaminya.
ANALISA DATA
WSD
toransentesis
/tokaonsetis
Ansietas
Resiko infeksi
NYERI
DS: pasien mengeluh Epusi pleura Pola nafas tidak
sesek sedikit efektif (D.0005)
DO: terpasang oksigenasi Penurunan
nasal kanul, ekspansi paru
Sesak nafas
Penurunan
ekspansi paru
Sesak nafas
Kelemahan
kelelahan
Inroleransi
aktiitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PRIORITAS
.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Prmberian
terapi
farmakologis
berguna untuk
pengobatan
PELAKSANAAN KEPERAWATAN/IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI
KEPERAWATAN
- tindakan : P : mengobservasi
mengidentifi TTV
kasi nyeri Mengajukan diet
pada kualitas Mengajukan
hidup pasien untuk mika
- Hasil miki
Memberikan
Pasien analgesic sesuai
mengatakan advise dokter
sulit tidur
Sulit
bergerak
secara bebas
Aktivitas di
bantu oleh
orang lain
- Tindakan
memberikan
teknik non
farmakologis
untuk
menghilangk
an nyeri
dengan
relaksasi
napas dalam
Hasil : pasien
mampu mengikuti
intruksi.
- Tindakan
kolaborasi
dengan
dokter untuk
memberikan
analgesic
Hasil : memberikan
analgesic
ABSEN