Anda di halaman 1dari 24

1

OUTLINE
DEFINISI

RUANG LINGKUP

SUMBER DATA

UKURAN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

HUKUM PERKAWINAN

2
DEFINISI DAN RUANG LINGKUP
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 pengertian pernikahan adalah ikatan
lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri
dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

PerceraIan adalah bubarnya perkawinan


secara sah yang dikukuhkan oleh surat
keputusan pengadilan, yang memberikan
hak kepada masing-masing untuk kawin
ulang menurut hukum sipil dan agama,
sesuai peraturan atau adat kebudayaan
yang berlaku di tiap negara.

3
SUMBER DATA

Sensus Sensus Penduduk ( SP


Registrasi
Statistik Penduduk ), Survei Penduduk
Antar Sensus (Supas),
tentang dan survei khusus
perkawinan dan yang mengumpulkan
keterangan tentang
perceraian perkawinan dan
dikerjakan perceraian.
dalam sistem Survei khusus yang
registrasi vital menyatakan tentang sejarah
perkawinan responden
(di bawah adalah Survei Fertilitas
Indonesia,Survei Kehidupan
departemen Rumah Tanggga Indonesia,
serta Survei Demografidan
dalam negri). Kesehatan Indonesia.

4
UKURAN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

•Angka Perkawinan Kasar


•Angka Perkawinan Umum
•Angka perawinan Umur Tertentu/spesifik
Metode Perhitungan •Angka Perkawinan Pertama
Langsung (Direct •Angka Perkawinan Ulang
•Angka Perkawinan Total
Method) •Angka Poligami
•Angka perceraian kasar
•Angka perceraian umum

Metode Perhitungan
Tidak Langsung •Ukuran umur perkawinan pertama

(Indirect Method

5
METODE PERHITUNGAN LANGSUNG
1. Angka Perkawinan kasar

persentase µ = angka
penduduk yang perkawinan
berstatus kawin
terhadap jumlah kasar
penduduk K = jumlah
keseluruhan pada perkawinan dalam
pertengahan 𝐾 satu tahun tertentu
tahun untuk suatu µ= 𝑥1000 P = jumlah
tahun tertentu. 𝑃 penduduk pada
pertengahan tahun
yang sama

6
2. ANGKA PERKAWINAN UMUM

proporsi penduduk yang


berstatus kawin terhadap
jumlah penduduk usia 15
tahun keatas pada
pertengahan tahun untuk
suatu tahun tertentu.

𝐾
AKU = 𝑥 1000
𝑃15+

AKU = angka perkawinan


umum
K = jumlah
perkawinan dalam satu
tahun
P15+ = jumlah penduduk
umur 15 tahun ke atas
7
3. ANGKA PERKAWINAN SPESIFIK

• angka yang
menunjukkan berapa
banyaknya penduduk
pada suatu umur
tertentu yang
berstatus menikah
untuk tiap tiap 1000 •µi = angka perkawinan
penduduk pada umur i
𝑙/𝑝 •Kl/p = jumlah perkawinan
kelompok umur yang 𝐾𝑖
sama. • 𝜇𝑖 = 𝑙/𝑝 𝑥1000 perempuan/laki-laki umur i
𝑃𝑖 pada tahun tertentu
•Pil/p = jumlah penduduk
perempuan/laki-laki umur i
pada pertengahan

8
4. ANGKA PERKAWINAN PERTAMA

µi = angka
angka yang perkawinan
menunjukkan 𝜇 𝐾 pertama
1= 𝑃 1 𝑥1000
banyaknya 15+,𝐵𝐾
perkawinan pertama
yang dilakukan pada
suatu tahun tertentu Kl = jumlah
per 1000 penduduk perkawinan
usia 15 tahun ke pertama selama
atas yang belum satu tahun
pernah kawin. tertentu

PP15+,bk = jumalh
penduduk yang
belum kawin
berumur 15 tahun
ke atas
9
5. ANGKA PERKAWINAN ULANG

perkawinan kedua,
ketiga, atau lebih
yang dilakukan oleh
penduduk yang
berstatus cerai atau
janda/duda per 1000
jumlah penduduk
yang berstatus cerai
atau janda.

𝐾2+
𝜇2+ = 𝑥 1000
𝑃𝑗
+𝑐
𝑑

µ2+ = angka perkawinan ulang


K2+ = jumlah perkawinan
kedua atau lebih selama satu
tahun
Pj/d+c=jumlah janda/duda dan
cerai (c) pada pertengahan
tamu yang sama

10
6. ANGKA PERKAWINAN TOTAL

•banyaknya
perkawinan yang
dilakukan oleh laki-
laki atau perempuan
semasa hidupnya.
• AKT : angka
perkawinan total
• AKT = • K al/p : jumlah
𝑙/𝑝 perkawinan laki-
𝐾𝑎
σ∞
𝑎=15 𝑙/𝑝 𝑥 1000 laki/perempuan yang
𝑃𝑎 berumur a
• Pal/p : jumlah penduduk
laki-laki/perempuan
yang berumur a

11
7. ANGKA POLIGAMI

µpol : angka
jumlah poligami
perkawinan dari 𝜇 Kl kaw : jumlah
seorang laki-laki
𝑙
𝐾𝑘𝑎𝑤
𝑝𝑜𝑙= 𝑙 𝑥1000 perkawinan dari laki-
per 1000 𝑃𝑘𝑎𝑤 laki berstatus kawin
penduduk yang Pl kaw : jumlah
berstatus kawin. penduduk yang
berstatus kawin

12
8. ANGKA PERCERAIAN KASAR

Jumlah c : angka
perceraian perceraian
kasar
yang terjadi
•C : jumlah
per 1000 𝐶 perceraian yang
penduduk c= 𝑥 1000 terjadi dalam
𝑃
satu tahun
pada suatu •P : jumlah
tahun penduduk pada
tertentu. pertengahan
tahun yang sama

13
9. ANGKA PERCERAIAN UMUM

Angka perceraian
umum C15+ = angka
memperhitungkan 𝑐15+ perceraian umum
penduduk yang 𝐶
terkena resiko = 𝑥1000
𝑃15+
perceraian, yaitu
penduduk yang
berumur 15 tahun C = perceraian
yang terjadi dalam
keatas atau satu tahun
disebut penduduk
yang berumur
divoceable.
P15+ = jumlah
penduduk 15
tahun keatas pada
pertengahan tahun
14
C l/p = angka
𝐶𝑙 perceraian laki-laki
modified crude 𝑝 atau perempuan
divorce rate 𝐶
(MCDR), yang = 𝑙/𝑝
𝑥 1000
menunjukkan 𝑃𝑘𝑎𝑤
angka perceraian C = jumlah
atas dasar jumlah perceraian yang
pasangan yang terjadi dalam satu
tahun
kawin.

Pl/p kaw = jumlah


laki-lakki atau
perempuan yang
kawin dalam kurun
waktu yang sama. 15
METODE PERHITUNGAN TIDAK LANGSUNG (INDIRECT
METHOD)

1. Modus UKP
Modus (Mo) UKP adalah UKP yang paling besar frekuensinya dari distribusi penduduk yang
pernah kawin menurut kelompok umur perkawinan pertama.

16
2. MEDIA UKP

•nilai yang 𝑁
−σ𝑓 •Md = 𝑥1 +
𝐹 𝑥0 − 𝐹 𝑥1
• Md = Lm + 2
𝑖 𝐹 𝑥2 − 𝐹(𝑥1 )
merupakan 𝑓𝑚
•Md = median
pertengahan dari • Md = median data •X1 = batas bawah UKP
distribusi kelompok untuk kelompok dimana
frekuensi UKP. • Lm = batas bawah median terletak
Artinya, 50% dari kelas median •F(x0) = 50% dari total
perempuan, • N = jumlah frekuensi observasi
menikah pertama • ∑f = frekuensi •F(x1) = frekuensi
kali sebelum kumulatif dari atas kumulatif kelas di bawah
umur median kelas median
pada kelas sebelum
UKP dan 50% kelas median •F(x2) = frekuensi
kumulatif kelas di atas
sisanya menikah • Fm = frekuensi kelas kelas median
pertama kali median •I = interval umur
sebelum umur • I = interval kelas
median UKP. median

17
3. KUARTIL UKP

Kuartil Q1 adalah kuartil pertama dimana nilai


membagi xl memiliki frekuensi kumulatif kurang
seluruh dari n/4 atau 25%.
distribusi
suatu
data Q2 adalah kuartil kedua dimana nilai xi
dalam 4 memiliki frekuensi kurang dari n/2 atau
bagian 50%. Nilai Q2 sama dengan median.
yang
sama. Q3 adalah kuartil ketiga dimana xi,
memiliki frekuensi kumulatif kurang dari
3n/4.
18
UMUR KAWIN PERTAMA RATA-RATA
(SINGULATE MEAN AGE AT FIRST
MARRIAGE)
X = umur perkawinan
pertama rata-rata
D = umur perkawinan
terendah
D = umur perkawinan
tertinggi (D biasanya
X = Xd +
1 𝐷
ቄ‫ 𝑥𝑑 𝑥 𝑠 𝑑׬‬− (𝐷 − terletak antara kelompok
𝑠 𝑑 −𝑠 𝐷 umur 45-49 tahun dan 50-
54 tahun yaitu umur 50
tahun)
S(x) = proporsi yang belum
kawin
∫Dd s(x)dx = penjumlahan
proporsi belum kawin dari
kelompok umur 10-14
tahun sampai dengan
kelompok umur 45-49
tahun.

19
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKAWINAN DAN PERCERAIAN
Faktor Perkawinan Faktor lainnnya Faktor Perceraian

• usia kawin pertama • Perilaku perkawinan • kondisi ekonomi


• proporsi perempuan merupakan akibat • pendidikan
yang tidak menikah dari pembangunan • faktor legal dari
• lama berstatus sosial, ekonomi, perkawinan dan
kawin budaya, hukum, perceraian.
polotik, dan
lingkungan.
• Etnik, kepercayaan,
agama, adat istiadat
dan status
perempuan dalam
masyarakat

20
PERKEMBANGAN HUKUM PERKAWINAN DI
INDONESIA
1. Menurut UU No.1 Tahun 1974 perkawinan adalah ikatan lahir
batin antara seorang laki-laki dan seorang wanita sebagai suami
istri yang bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Sebelum UU No.1 tahun 1974 yaitu UU perkawinan di Indonesia,


berlaku bermacam-macam hukum perkawinan bagi seluruh
rakyat Indonesia.

3. Hukum perkawinan bagi orang beragam islam di Indonesia


resmi dikeluarkan tahun 1882 dengan statsblaad no.152,
sedangkan untuk mereka yang beragama Kristen dikeluarkan
tahun 1861 dengan statsblaad no.38 yang berlaku buat
perkawinan orang Maluku asli atau dengan orang eropa atau
keturunan eropa.
21
Kemudian ada Untuk orang islam, berlaku hukum islam yang telah
perubahan disesuaikan dengan hukum adat.
setelah
kemerdekaan,
ada 7 macam Hukum adat berlaku bagi penduduk asli seperti orang Bali.
hukum yang
berlaku :
statsblaad No. 74 tahun 1933 berlaku untuk orang
Indonesia yang beragama Kristen.

Hukum perdata sipil dengan berbagai penyesuaian berlaku


bagi orang timur cina warga Negara Indonesia.

Untuk timur asing lainnya warga Negara Indonesia berlaku


adat masing-masing asalnya.

Untuk group eropa dan keturunannya berlaku kitab UU


hukum perdata yang berasal dari terjemahan Burgerlijk
wetbook.
Untuk perkawinan campuran maka berlaku hukum
suaminya.
22
Perbedaan Konsepsi perkawinan menurut KUHPer, hanya dipandang
sistem dari segi kepadatannya. Yang dilihat hanya faktor yuridis
hukum sesuai dengan Pasal 26 KUHPer.
konsepsi
perkawinan Konsepsi perkawinan menurut UU No. 1 Tahun 1974, dapat
dalam sistem dilihat dalam pasal 1 UU No. 1 tahun 1974. yang berisi :
KUHPer/BW
dan UU No. 1 Perkawinan adalah : Ikatan lahir batin antara seorang laki-
tahun 1974 laki dengan seorang wanita.
adalah :
Sebagai suami istri yang bertujuan membentuk keluarga
yang bahagia dan kekal.
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

23
REFERENSI
LDFE UI.2010. Dasar-dasar Demografi.Jakarta : Salemba Empat
www.blogspot.com/perkawinan
wordpress.com/hukum perkawinan

24

Anda mungkin juga menyukai