OBAT
ASPEK PENGEMBANGAN BAHAN ALAM
MENGAPA PERLU DILESTARIKAN &
DIKEMBANGKAN?
• Adanya khasiat yang telah dirasakan masyarakat
Penelitian membuktikan bahwa bahan alam mempunyai
khasiat yang kadang tidak kalah dengan obat modern
• Adanya keragaman hayati Indonesia :
• Terbesar kedua
• 30.000 jenis dengan 940 tumbuhan obat, hanya
180 yang dimanfaatkan
• Indonesia memiliki penduduk >200 jiwa
Pasar yang sangat potensial
Pasar ekspor terbuka terutama jahe dan
curcuma
IN PHARMACY
>90%
OBAT BAHAN ALAM
SUMBER TANAMAN
PERAN OBAT ALAMI
4 peran penting senyawa alami dalam pengobatan modern :
1. Sumber obat-obat penting yang sukar dibuat secara sintetis
contoh : glikosida jantung, alkaloid ergot, alkaloid opium.
O O
HO
HO
O O O
O
O O
HO
HO DIGOKSIN
HO
HO
2. Sumber senyawa dasar sedikit modifikasi menjadi senyawa yang
lebih aktif/kurang toksik.
Contoh : modifikasi morfin
Morfin & turunannya :
HO AcO
Ac2O
O O
NMe NMe
H H
Me2SO4
MeO
MeO
H2
O
NMe O
NMe
H
HO H
Codein
HO Dihydrocodein
3. Sumber senyawa prototype/model/penuntun untuk
mensintesis obat dengan aktivitas yang mirip aslinya.
Contoh :
Senyawa alami Senyawa semi sintesis
OH CH3 OH CH3
H H
C C N C C N
H H H H
CH3 H
Ephedrin Phenilpropanolamin
(telah dapat disintesis total)
Etoposide
H3C
O
OH O
O
HO
O OH
O
A B O
A B O
O
O
O
O
H3CO
OCH3
H3CO
OCH3
OCH3
OH
Phodophylotoksin
Etoposide
3. Sumber senyawa prototype/model/penuntun untuk
mensintesis obat dengan aktivitas yang mirip aslinya.
Contoh :
Senyawa alami Senyawa semi sintesis
OH CH3 OH CH3
H H
C C N C C N
H H H H
CH3 H
Ephedrin Phenilpropanolamin
(telah dapat disintesis total)
4. Sumber senyawa tak aktif sedikit modifikasi
senyawa lebih ampuh
Contoh : taxol semi sintesis
O
OR
O OH
10 O
O NH O O OH
HO 10
H
O
H
HO O
O OH
O O
HO O
O O O
O Taxol
(paclitaxel)
Baccatin III O
OBAT BAHAN ALAM
USA
England
Germany
India
Japan
Switzerland
China
NATURAL PRODUCT MEDICINE REGULATORY
IN MANY COUNTRIES
NO COUNTRY REGULATORY
1 GERMANY Germany Homeophatics
Pharmacopoeia
2 ENGLAND British Herba Pharmacopoeia
3 USA American Herba Pharmacopoeia
4 INDIA Indian Herba Pharmacopoeia
5 JAPAN Japanese Herba Pharmacopoeia
6 SWITZERLAND Pharmacopoeia Helvetica
7 CHINA Pharmacopoeia of the People’s
Republic of China
OBAT BAHAN ALAM INDONESIA
Produk
Natual
Tanaman Mineral
Hewan
OBAT TRADISIONAL :
Bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan tersebut yang secara tradisional
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
KLASIFIKASI OBAT BAHAN ALAM
INDONESIA
BPOM
2004
JAMU FITOFARMAKA
OBAT HERBAL
TERSTANDAR
JAMU
(OBAT TRADISIONAL INDONESIA)
Keamanan
JAMU
Data Empiris
Persyaratan Kualitas
OBAT HERBAL TERSTANDAR
Keamanan
Khasiat :
OHT Uji praklinik
Keamanan
Fitofarmaka Khasiat :
Uji preklinik, Uji klinik
2. Rheumaneer (POM FF 032 300 351) 5. X-Gra (POM FF 031 300 011, POM FF 031
Komposisi: 300 021)
Curcumae domesticae Rhizoma 95 mg Komposisi:
Zingiberis Rhizoma ekstrak 85 mg Ganoderma lucidum 150 mg
Curcumae Rhizoma ekstrak 120 mg Eurycomae Radix 50 mg
Panduratae Rhizoma ekstrak 75 mg Panacis ginseng Radix 30 mg
Retrofracti Fructus ekstrak 125 mg Retrofracti Fructus 2,5 mg
Royal jelly 5 mg
3. Stimuno (POM FF 041 300 411, POM FF 041
600 421)
Komposisi:
Phyllanthi Herba ekstrak 50 mg
Kegunaan bahan alam dalam
Produk farmasi
• Raw material
• Excipient material
• Dosage form
Crude
Untuk obat drug
tradisional
Raw material Ekstrak
produk alam
Untuk obat
modern Contoh
??
Raw material obat modern
Atropine
Kuinine
Cocaine
Caffeine
Ephedrine
Papaverine
Reserpine dll
Excipient material
Amylum
Gum Arab
Tragacanth
Sucrose
Vanillin
dll
Dosage form
Jamu
Obat Herbal Terstandar
Fitofarmaka
Obat modern
ARAH PENGEMBANGAN
Tersirat dalam SK kepala badan POM no. HK 00.05.4.2411
PENGEMBANGAN BERJENJANG
YANKES FORMAL
Uji klinik
FITOFARMAKA
Amanah UU No. 36 tahun 2009
TENTANG KESEHATAN
Pasal 48:
Pelayanan kesehatan tradisional merupakan bagian dari
penyelenggaraan upaya kesehatan”. [pengobatan
tradisional merupakan bagian dari upaya kesehatan]
Pasal 100:
Sumber obat tradisional yang sudah terbukti berkhasiat
dan aman digunakan dalam pencegahan, pengobatan,
perawatan, dan atau pemeliharaan kesehatan, tetap
dijaga kelestariannya. [litbang obat tradisional
mencakup: promotif, preventif, kuratif, paliatif]
27
Upaya yang dilakukan
PerMenkes No. 003 Tahun 2010: sebagai “upaya
terobosan” untuk “memasukkan jamu” dalam pelayanan
kesehatan (agar tidak menyalahi UU Praktik Kedokteran)
Tergolong makanan
Penandaan :
tidak boleh diklaim berkhasiat menyembuhkan penyakit-
penyakit tertentu.
Dipromosikan berkhasiat mencegah timbulnya penyakit
tertentu atau meningkatkan daya tahan tubuh agar
terhindar dari penyakit.
Boleh mengandung bahan kimia tertentu (vitamin, mineral ,
asam amino, dan bahan lain : bioflavonoid, citosan,
glukosamin, kafein, kondroitin,
PENGGUNAAN JAMU DAN AREA PENELITIAN
SIMPLISIA (POM)
BAHAN BAKU JAMU (KEMENTAN)
(1) Active
drug Health Services
ingredient
Complementary medicine
Ethomedicine study
(3) Traditional health
Jamu
(non-MD) services
PENGEMBANGAN
OBAT HERBAL BERKUALITAS
Sourcing raw
material & Marketing
R&D Regulatory
manufacturing SALES
quality
Pengembangan metode
pengujian Preklinik dan
Klinik
PENGEMBANGAN BUDIDAYA
BAHAN BAKU
KONTAMINASI & PEMALSUAN
PROSES
BAHAN BAKU OBAT
HUBUNGAN ERAT KANDUNGAN KIMIA DENGAN
AKTIVITAS
Kadar kapsaisin dan dihidrokapsaisin pada sepuluh
kultivar Capsicum annuum (Yamakawa, 2001)
Kultivar Kapsaisin Dihidrokapsaisin
(mg/g) (mg/g)
Tumpang 3,7 1,8
LY1002 1,7 1,1
Cipanas 1,6 0,8
KA-2 3,8 1,4
Perennial HDV 1,4 0,8
IR 0,7 0,5
Tit Paris 0,8 0,4
PBC 473 0,5 0,5
Paris Minya 3,0 1,5
Chili 1,1 0,6
Hubungan kadar alkaloid dengan lama pencahayaan pada
daun muda Datura tetula (mg/100 g daun) (Cosson 1978)
Lama Alkaloid 1 2 3 4
Pencahayaan
16 jam Skopolamin 3,0 13,5 11,0 12,0
Hiosiamin 0,5 3,0 8,5 17,0
Total 3,5 16,5 9,6 29,0
9 jam Skopolamin 2,0 4,0 9,0 7,0
Hiosiamin 0,5 3,0 5,0 9,0
Total 2,5 7,0 14,0 18,0
Cinchona sucirubra :
Pada ketinggian < 800 m tidak menghasilkan kinin
Kandungan andrografolid pada daun Andrographis
paniculata Ness dari beberapa lokasi tumbuh (Sukrasno,
2007)
Lokasi tumbuh Ketinggian Kepahitan Andrografolide
(m dpl) ekstrak (unit) mg/g (%)
Cilacap 10 466,6 24,3 (2,430
Jakarta 60 466,6 17,9 (1,79)
Nganjuk 210 2.666,6 31,6 (3,16)
Bogor 220 1.333,3 24,4 (2,44)
Sukabumi 350 1.866,7 25,1 (2,51)
Solo 490 2.333,3 27,2 (2,72)
Bandung 900 933,3 24,4 (2,44)
Kadar kuersitrin pada daun benalu (Suganda, 2003)
No Jenis Benalu Tumbuhan Inang mg/g
1 Macroselon avensis (Bl) Dans Camelia sinensis (L) O.K. 2,69
2 Scurrula oortiana (Korth) Dans Camelia sinensis (L) O.K. 9,56
47
KUNIR PUTIH TEMU MANGGA
(Curcuma zedoaria) (Curcuma mangga)
48
LEMPUYANG
49
Brugmansia candida
STANDARISASI
PRODUK
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
FARMASI
• EKSTRAKSI
MENGEMBANGKAN PROSES EKSTRAKSI YANG
REPRODUCIBEL UNTUK MENDAPATKAN SENYAWA
YANG DIDUGA ATIF DALAM JUMLAH YANG OPTIMAL
PRODUK AKHIR
Kemasan, uji stabilitas dan masa kadaluarsa
Tipe ekstrak
berdasarkan komposisi senyawa yang terekstraksi
Ekstrak total (ekstrak primer)
◦ Terdapat senyawa aktif, senyawa pendamping dan
senyawa tidak dikehendaki
Ekstrak terpurifikasi
◦ Terdapat senyawa aktif dan senyawa pendamping
Ekstrak yang berkadar tetap
◦ Ekstrak dengan kadar senyawa dibuat pasti
◦ Dengan cara :
◦ Penambahan ekstrak sejenis yang berkadar tertentu
◦ Pengenceran dari bahan inert (aerosil, maltodekstrin,
dekstrin dsb)
PROSES PASCA PANEN (ekstraksi)
Dijaga dari kemungkinan terbentuk artefak
Alkaloid :
◦ Pada proses pemekatan ekstrak yang mengandung alkaloid
perlu dihindari kontak dengan cahaya matahari langsung,
untuk mencegah terbentuknya : Lumiderivat
◦ Colchicin oleh pengaruh cahaya matahari mengalami reaksi
fotokimia
H
H3CO N H
H3CO N
COCH3
COCH3
hv >300 nm
H3CO
H3CO
OCH3 O O
OCH3
Colchicin OCH3
B-lumicolchicin
Alkaloid kulit kina :
Oleh senyawa peroksida dalam pelarut eter (technical
grade) diubah menjadi bentuk turunan N-oksida oleh
senyawa peroksida.
Senyawa hasil oksidasi relatif mudah larut dalam air
dibanding senyawa awalnya.
HO
N HO
N
O
R
R
N
N
Alkaloid kina Turunan N-oksida dari alkaloid
Sorghum sp
Dalam mesofil daun terdapat n-glukosidase dan
hidroksinitril-liase yang terkompartasi dengan baik
dalam lokusnya.
Jika jaringan terluka, misalnya karena penanganan
yang kurang baik maka terjadi proses
dekompartementasi enzim tersebut yang kemudian
mengkatalisis terjadinya perubahan kimia senyawa
dhurrin (glikosida sianogenik) menjadi parahidroksi
benzaldehide dan asam sianida
PENGEMBANGAN METODE
PENGUJIAN
STANDARISASI KHASIAT
STANDARISASI KHASIAT
Uji PRA-KLINIK
o Uji Toksisitas (Akut, Subkronis, Khusus)
o Uji Farmakodinamik Dan Kisaran Dosis
• Uji KLINIK
o Bekerja sama dengan Rumah Sakit
o Berdasarkan pada standar
o Pedoman uji klinik obat tradisional
o Deklarasi helsinky
o Randomized double blind control studi
o Single centre atau multicentre
PRINSIP OBAT
MUTU
oBahan yg digunakan sesuai standar
oDiproduksi dgn menerapkan CPOTB
oProduk yg dihasilkan sesuai spesifikasi (memenuhi persyaratan yg
berlaku)
oProduk stabil
Parameter •CA produk jadi
Kadar Air
Cara pembuatan
•Keseragaman bobot / volume
Sumber perolehan bahan baku •Waktu hancur
CA bahan baku •Stabilitas produk jadi
61
SPESIFIKASI PRODUK OBA
YANG MENJADI PERSYARATAN :
SPESIFIK
NON SPESIFIK
OBAT TRADISIONAL ?
KEPMENKES NON SPESIFIK
Parameter standar mutu simplisia/ekstrak/produk
SPESIFIK (DISKRIPSI DAN IDENTITAS)
Simplisia/ekstrak/produk
Nama sinonim tanaman asal
Nama lokal tanaman asal
Pemerian
Sifat organoleptik
Karakter makroskopis
Karakter mikroskopis
Bobot jenis
Senyawa identitas
Pola kromatografi
Stabilitas
Ukuran partikel produk
Bahan tambahan
Non spesifik (Kemurnian)
Kadar abu total
Kadar abu tidak larut asam
Kadar abu larut air
Kadar logam berat
Kadar sari larut pelarut tertentu
Cemaran pestisida
Kadar air
Susut pengeringan
Bahan organik asing
Senyawa sintetis
Residu pelarut organik ekstrak
Aflatoksin
Cemarang mikroba
ANALISA KANDUNGAN KIMIA
Kadar senyawa aktif
Kadar senyawa identitas
Kadar minyak atsiri
Kadar senyawa golongan tertentu
Untuk produk ada spesifikasi tambahan tergantung bentuk
sediaannya :
◦ Keseragaman volume
◦ Keseragaman bobot
◦ Waktu hancur
TERIMA KASIH