BPJS
BPJS
(BPJS)
3
Fungsi dan Tujuan
Adapun tujuan dari fungsi ini :
menjamin agar memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
menjamin agar memperoleh perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan.
Tujuan BPJS :
untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan
dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya.
4
Prinsip
Terdapat sembilan prinsip penyelenggaraan BPJS Kesehatan (UU No. 24 Tahun 2011 Pasal
4), yaitu:
1. Kegotong-royongan
2. Nirlaba
3. Keterbukaan
4. Kehati-hatian
5. Akuntabilitas
6. Portabilitas
7. Kepesertaan bersifat wajib
8. Dana amanat
9. Hasil pengelolaan dana jaminan kesehatan dipergunakan seluruhnya untuk
pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.
5
Asas
6
Landasan Dasar
Dalam pelaksanaan program-program BPJS Kesehatan terdapat beberapa landasan
hukum yang mengaturnya, diantaranya yaitu:
7
Operasional BPJS
Tata cara mendapat pelayanan kesehatan menggunakan BPJS (Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003) tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik :
1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan
3. Pelayanan Kegawat Daruratan (Emergency)
8
Operasional BPJS di Puskesmas Ditinjau dari Konsep
Pelayanan
Untuk mengatur pelayanan operasional BPJS di Puskesmas termuat dalam :
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik
9
Mitra dengan BPJS
• Menurut data yang ada, hingga Mei 2017, jumlah peserta JKN-KIS sudah mencapai 176.738.998
jiwa. BPJS Kesehatan juga telah bekerjasama dengan kurang lebih 20.775 Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (Puskesmas, Klinik Pratama, Dokter Praktek Perorangan, dll) dan 5.257 Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjuta, terdiri dari 2.128 Rumah Sakit, serta 3.192 faskes penunjang
(Apotik, Optik) yang tersebar di seluruh Indonesia.
• Kini, BPJS Kesehatan berupaya mengoptimalkan pelayanan kepada peserta BPJS melalui
stakeholders lain. Dalam implementasinya, BPJS melakukan kerjasama dengan Bank lokal di
Indonesia untuk mendukung program kader JKN-KIS. Dengan hal ini, BPJS Kesehatan berusaha
mempermudah akses masyarakat terhadap BPJS sehingga tidak ada alasan lagi untuk masyarakat
yang tidak sempat atau tidak tahu kemana mereka harus membayar atau mendaftar sebagai peserta
BPJS.
10
Pengawasan BPJS
1. Pengawasan Internal
Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh organ BPJS (dewan pengawas dan
direksi) atau oleh satuan pengawasan internal yang dibentuk oleh organ BPJS yang diberi wewenang
untuk menetapkan struktur organisasi.
2. Pengawasan Eksternal
Pengawasan eksternal adalah pengawasan yang dilakukan oleh institusi Dari luar BPJS.
11
Kategori BPJS
12
1. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) merupakan peserta khusus BPJS
Kesehatan yang menerima bantuan iuran, setiap peserta yang dikategorikan
sebagai BPJS PBI, tidak dibenani harus membayar iuran bulanan karena iuran
bulanan akan di bayarkan oleh pemerintah setiap bulannya.
13
Kepesertaan PBI berdasarkan Perpres No 101 Tahun 2011 :
14
2. Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI)
Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan adalah peserta yang tidak tergolong
fakir miskin dan orang tidak mampu. Peserta BPJS Non-PBI melakukan iuran atau
premi bulanan yang dibayarkan sendiri oleh peserta yang bersangkutan.
15
Pentahapan Kepesertaan (Perpres No 111 Tahun 2013)
2. Pentahapan :
• Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014,
• Tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta BPJS
Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.
16
Ketentuan Peserta Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan
Cacat Total (Pasal 7 & 8 Perpres No 12 Tahun 2013)
a. Peserta yang mengalami PHK tetap memperoleh hak manfaat Jaminan Kesehatan paling lama 6
(enam) bulan sejak di PHK tanpa membayar iuran.
b. Peserta sebagaimana tersebut di atas yang telah bekerja kembali wajib memperpanjang status
kepesertaannya dengan membayar iuran
c. Dalam hal peserta sebagaimana dimaksud di atas tidak bekerja kembali dan tidak mampu, berhak
menjadi peserta PBI Jaminan Kesehatan
d. Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan yang mengalami cacat total tetap dan tidak mampu, berhak
menjadi Peserta PBI Jaminan Kesehatan
e. Penetapan cacat total tetap, dilakukan oleh dokter yang berwenang. Perubahan status kepesertaan dari
Peserta PBI Jaminan Kesehatan menjadi bukan Peserta PBI Jaminan Kesehatan dilakukan melalui
pendaftaran ke BPJS Kesehatan dengan membayar iuran pertama.
f. Perubahan status kepesertaan dari bukan Peserta PBI Jaminan Kesehatan menjadi Peserta PBI
Jaminan Kesehatan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan
17
Hak dan Kewajiban Peserta
• Hak Peserta
• Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh pelayanan
kesehatan;
• Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta prosedur
pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
• Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan;
• Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke
Kantor BPJS Kesehatan.
18
• Kewajiban Peserta
• Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang besarannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
• Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan, perceraian, kematian, kelahiran,
pindah alamat atau pindah fasilitas kesehatan tingkat pertama;
• Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang yang tidak
berhak;
• Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.
19
Iuran (Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013)
20
Tatacara Pendaftaran (Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014)
Ketentuan pendaftar peserta BPJS Kesehatan dapat dilakukan secara kolektif maupun perorangan
yaitu :
A. Pekerja Penerima Upah
B. Pekerja Bukan Penerima Upah
C. Bukan Pekerja
21
Kewajiban Mendaftarkan (Perpres 111 Tahun 2013)
a. Setiap Pemberi Kerja wajib dan Pekerjanya mendaftarkan menjadi Peserta Jaminan Kesehatan
kepada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran.
b. Dalam hal Pemberi Kerja secara nyata-nyata tidak mendaftarkan dirinya sebagai peserta Jaminan
Kesehatan, setiap pekerja Bukan Penerima Upah wajib mendaftarkan dirinya dan anggota
keluarganya secara sendiri-sendiri atau berkelompok sebagai 19 Peserta Jaminan Kesehatan pada
BPJS Kesehatan dengan membayar iuran.
c. Setiap orang bukan Pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya sebagai Peserta
Jaminan Kesehatan kepada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran.
22
BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan)
merupakan program publik yg memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi
risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraan nya menggunakan mekanisme asuransi
social. Perlindungan yg diberikan BPJS Ketenagakerjaan berupa Jaminan Kecelakaan
Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pensiun (Tim Visi Yustisia,
2014).
23
Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan
24
I. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
25
II. Jaminan Hari Tua (JHT)
• Jaminan Hari Tua adalah salah satu program yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan
yang dapat memberikan jaminan sosial ekonomi salah satunya untuk pesertanya ketika
mereka menginjak masa tua.
Manfaat dari JHT adalah sebagai berikut:
• Pemberian uang tunai yang besarnya merupakan nilai akumulasi iuran ditambah hasil
pengembangannya
• Manfaat JHT sebelum mencapai usia 56 tahun dapat diambil sebagian jika mencapai
kepesertaan 10 tahun
26
III. Jaminan Kematian (JK)
Jaminan Kematian merupakan salah satu program BPJS Ketenagakerjaan yang memberikan
jaminan kematian kepada setiap pesertanya jika meninggal dunia.
27
IV. Jaminan Pensiun (JP)
• Manfaat jaminan pensiun adalah sejumlah uang yang dibayarkan setiap bulan
kepada peserta yang memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, atau
kepada ahli waris bagi peserta yang meninggal dunia.
28
Kategori Kelas BPJS
Terdapat 3 kategori kelas BPJS yang bisa dipilih, yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3.
Pemilihan kelas BPJS berdasarkan penyesuaian dengan kemampuan finansial. Tidak ada perbedaan
anatara kelas I, kelas II, kelas III ketika pasien melakukan rawat jalan, namun perbedaanya adalah
ketika pasien di rawat inap, karena pelayanan perawatan akan disesuaikan dengan kelas BPJS yang
diambil oleh pasien yang bersangkutan.
Berikut perbedaan kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 pasien BPJS:
a. Iuran bulanan yang harus dibayar
b. Fasilitas kamar Rawat Inap
c. Tarif INA-CBGS
d. Biaya Tambahan Naik Kelas Perawatan
29
Kapitasi BPJS
Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan (KBK)
Pemenuhan Komitmen Pelayanan (KBK) sudah mulai dilakukan sesuai dengan Peraturan Bersama
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan dan Direktur Utama BPJS Kesehatan Nomor
HK.02.05/III/SK/089/2016 dan Nomor 3 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Pembayaran kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan pada FKTP.
• Kapitasi dibayar BPJS Kesehatan mengacu beberapa hal, seperti berapa banyak dokter yang
bertugas, sarana dan prasarana serta waktu dalam memberikan pelayanan pada satu FKTP. Bagi
klinik pratama besarnya kapitasi yang dibayarkan maksimal Rp 8.000 sampai Rp 10.000
sedangkan di Puskesmas Rp 6.000. Lewat sistem kapitasi, fasilitas kesehatan primer dituntut bukan
hanya mengobati peserta BPJS Kesehatan, tetapi juga memberikan pelayanan promotif dan
preventif atau pencegahan.
• Norma Penetapan Besaran Tarif Kapitasi bisa dilihat pada peraturan badan penyelenggara jaminan
sosial kesehatan no 2 tahun 2015
30
Kelebihan dan Kekurangan BPJS
31
Kepuasaan Masyarakat Terhadap BPJS
Namun, beberapa permasalahan BPJS juga dialami masyarakat, seperti antrian yang lama pada saat proses
pengurusan kartu, proses rujukan yang panjang, bahkan tidak jarang rumah sakit menolak pasien karena sudah
penuh. Tetapi, secara keseluruhan, program BPJS Kesehatan sudah berjalan dengan baik dan banyak membantu
masyarakat yang membutuhkan, namun program ini masih harus dikembangkan lagi agar menjadi lebih baik,
efektif, dan optimal.
32
Conclusion
• BPJS is a public legal entity established to organize a social security program. BPJS consists of health BPJS
and BPJS employment.
• BPJS Health is a legal entity established to organize a health insurance program.
• BPJS Health function organize health insurance program. The purpose of this function is to ensure that BPJS
Health participants benefit health care and protection in meeting basic health needs.
• BPJS Employment is a public program that provides protection for workers to address certain socioeconomic
risks and their implementation using social insurance mechanisms. Protection provided by BPJS Employment
in the form of Work Accident Insurance, Death Insurance, Old Age Guarantee, and Pension Guaranty.
• The purpose of BPJS is to realize the implementation of the guarantee of the fulfillment of basic needs of
decent living for each participant and members of his family.
• There are nine principles of the implementation of BPJS Health: mutual cooperation, non-profit, openness,
prudence, accountability, portability, mandatory membership, trust funds, health insurance fund management
proceeds used entirely for program development and for the interest of participants.
• BPJS Health organizes Health Insurance based on the principle: humanity, benefit and social justice for all
Indonesian people.
33
Conclusion
• Social Security Administering Body (BPJS) is a public legal entity established to organize a social security program. BPJS consists
of health BPJS and BPJS employment.
• Social Security Administering Body (BPJS) Health is a legal entity established to organize a health insurance program.
• BPJS Health function organize health insurance program. The purpose of this function is to ensure that BPJS Health participants
benefit health care and protection in meeting basic health needs.
• BPJS Employment (Social Employment Insurance Administering Body) is a public program that provides protection for workers
to address certain socioeconomic risks and their implementation using social insurance mechanisms. Protection provided by BPJS
Employment in the form of Work Accident Insurance, Death Insurance, Old Age Guarantee, and Pension Guaranty (Vision Team
of Yustisia, 2014).
• The purpose of BPJS is to realize the implementation of the guarantee of the fulfillment of basic needs of decent living for each
participant and members of his family.
• There are nine principles of the implementation of BPJS Health: mutual cooperation, non-profit, openness, prudence,
accountability, portability, mandatory membership, trust funds, health insurance fund management proceeds used entirely for
program development and for the interest of participants.
34
Conclusion
• BPJS Health organizes Health Insurance based on the principle: humanity, benefit and social justice for all Indonesian
people.
• There are 5 concepts in puskesmas services: 1.The simplicity of service procedure 2. Disclosure of service information 3.
Certainty of service implementation 4. Quality of service based on Decree of Minister of Administrative 5. Facilities and
infrastructure of services in the provision of health services.
• Especially for class BPJS there are 3 categories of class BPJS that can be selected, namely class 1, class 2 and class 3
• Capitation paid BPJS Health refers to several things, such as how many doctors on duty, facilities and infrastructure and
time in providing services to a FKTP.
If the Commitment-Based Satisfaction Capacity Commitment (CBC) in BPJS takes place well and evenly, the first-rate
health facilities (FKTP) can be evenly distributed throughout the region either in treatment, promotion and preventive or
preventive services.
• Benefits of BPJS are: 1. Cheap ContributionsComplete Facilities 3. No Pre-Existing Condition, 4.Full Cashless
• The weakness of BPJS are: 1. The process is Length and Less Flexible 2. The long queue of BPJS Health Participant is very
much, 3.Not All Hospital In cooperation with BPJS, 4.Not all hospitals are willing to cooperate with BPJS Health,
especially private hospital .
35
DAFTAR PUSTAKA
Dedi Kurniawan, On September 7, 2016. https://www.panduanbpjs.com/perbedaan-kelas-bpjs-
kesehatan/. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2017.
Rumah BPJS. http://rumahbpjs.com/perbedaan-bpjs-kelas-1-2-dan-3/. Diakses pada tanggal 26
Oktober 2017.
Amini, http://wartamedika.com/cara-pindah-kelas-bpjs/. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2017.
Jamkes Indonesia. 2017. Asas, Tujuan, dan Prinsip.
http://jkn.jamsosindonesia.com/topik/detail/asas--tujuan-dan-prinsip#.WfHQ3vlTLIU. Diakses pada
tanggal 26 Oktober 2017.
BPJS Kesehatan. 2013. Landasan Hukum. http://bpjs-
kesehatan.go.id/bpjs/index.php/pages/detail/2013/5. Diakses pada tanggal 26 Oktober
2017.
Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
________________, Undang-Undang Dasar tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, UU No. 40
tahun 2004, TLN No. 4456.
________________, Undang-Undang Dasar tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, UU No.
24 tahun 2011, TLN No. 5256.
http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/program/Program-Jaminan-Kecelakaan-Kerja-
(JKK).html diakses pada 28 Oktober 2017 (07:18)
http://www.depkes.go.id/resources/download/jkn/buku-pegangan-sosialisasi-jkn.pdf
36
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
http://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/m/
http://www.pasienbpjs.com/2016/08/cara-menggunakan-bpjs-di-puskesmas-dan-klinik.html?m=1
http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bpjs/PanduanLayananBPJSKesehatan.pdf
Ayu,Novita 2016, “Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminanan Sosial (BPJS) Kesehatan di Puskesmas Segiri
Kecamatan Samarinda”, eJournal Administrasi Negara, Vol. 4, No. 1, hh. 2577-2591
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Hari Tua
Wahyuni, R & Nurwahyuni, A 2015, ‘Gambaran Kepuasaan Peserta BPJS Kesehatan Terhadap Pelayanan
Kesehatan Rawat Jalan di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor Tahun 2014’.
Dewi, M, Widyana & Sulistyani, D 2015, ‘Perbandingan Premi Asuransi Kesehatan Peserta BPJS Badan Usaha
Dengan Asuransi Kesehatan Swasta’, Jurnal Akuntansi dan Pajak, vol. 14, no. 01, hh. 43-44.
37
Hazfiarini, A & Ernawaty, 2016, ‘Indeks Kepuasaan Pasien BPJS Kesehatan Terhadap Pelayanan
Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur’, Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, vol. 04, no. 02,
hh. 78 – 83.
Khoirunisa, rizqia. 2016. Perbedaan Fasilitas BPJS Kesehatan Kelas 1, 2 dan 3. Pasien BPJS
Informasi seputar BPJS, Asuransi dan Dunia Kesehatan.
http://www.pasienbpjs.com/2016/04/perbedaan-bpjs-kesehatan-kelas-1-2-dan-3.html. 28 Oktober
2017 (12:27).
Info BPJS Kesehatan. 2014. Membanggakan, BPJS Mampu Terapkan Good Governance. XIII. BPJS
Kesehatan. Jakarta Pusat.
http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BUKU%20BUKU/20022016_10024
4_Buku_panduan_perusahaan.pdf
http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/program/Program-Jaminan-Kecelakaan-Kerja-
(JKK).html diakses pada 28 Oktober 2017 (07:18)
http://www.depkes.go.id/resources/download/jkn/buku-pegangan-sosialisasi-jkn.pdf
38
Pertanyaan
• Anindya (080) : sebaiknya PBI dimasukkan di kelas berapa? Lalu Ketika
mengalami kecelakaan kerja dibayarkan oleh BPJS ketenagakerjaan /
BPJS kesehatan?
• Mita (122) : Bagaimana status BPJS jika menunggak (hanya membayar
½ bulan saja), BPJS harus ditempat mendaftar apa tidak? , bagaiman
mekanisme Pengawasan eksternal BPJS
39