Kelainan Kongenital Mata
Kelainan Kongenital Mata
Kongenital Mata
Pembimbing :
dr. Bagas Kumoro, Sp.M
Oleh :
Selma (092011101013)
Reza Kurniawan (092011101078)
Kelainan Kongenital
Kelainan pada struktur, fungsi maupun
metabolisme tubuh yang ditemukan pada
bayi ketika dia dilahirkan.
Kelainan Kongenital mata dapat
digolongkan melalui 2 kategori utama :
Anomali Perkembangan, faktor genetik
penyebab utama
Reaksi jaringan terhadap gangguan in utero
Faktor-faktor yang meningkatkan
resiko kelainan kongenital
1. Teratogenik
2. Infeksi saat hamil, ex: rubella, toxoplasmosis
3. Gizi
4. Faktor fisik pada uterus
5. Genetik
Koloboma Iris
Terbentuk celah di iris
akibat kegagalan
penutupan fetal cleft pada
optic cup
Heterochromia
Warna Iris yang tidak sama
antara kedua mata
Kelainan Lensa
Ektopia Lentis
Kondisi lensa mata yang mengalami kesalahan letak
akibat zonula melemah atau rusak.
akibat gangguan metabolisme sejak lahir, kelinan
resesif denan defek mental dan cirri skleletal, sindroma
tertentu (sindrom marfan, sindrom weill marshecani)
Katarak Kongenital
Katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah
kelahiran dan bayi yang berusia kurang dari satu tahun.
Atau dikenal juga sebagai “infantile cataract” jika
berkembang pada usia 6 bulan setelah lahir.
Bersifat herediter autosomal dominan
Atau herediter berkaitan dengan kelainan
lain
Misal Infeksi Rubella, paling banyak, toxoplasma.
Obat – obatan prenatal : kortikosteroid dan vitamin A
Kelainan metabolik : Diabetes saat kehamilan
Kelainan Segmen Anterior
Glaukoma Kongenital
Glaukoma yang terjadi pada bayi baru lahir.
Disebabkan akibat saluran pembuangan yang tidak
terbentuk dengan baik atau tidak terbentuk sama sekali.
Pemeriksaan lengkap pada bayi biasanya perlu anestesi
umum
Tanda klasik
Epifora,
Fotofobia
Blefarospasme
Prognosis baik bila ditangani lebih dini, pada bayi umur 2
– 8 bulan
Buruk bila telah terdapat kekeruhan kornea dan
peningkatan TIO saat lahir.
Kelainan Retina dan Koroid
Buta Warna
Suatu kelainan penglihatan yang disebabkan
ketidakmampuan sel-sel kerucut (cone cell) pada
retina mata untuk menangkap suatu spektrum
warna tertentu sehingga objek yang terlihat bukan
warna yang sesungguhnya.
Gen buta warna terkait dengan dengan kromosom X
(X-linked genes). Dapat pula mempunyai kaitan
dengan 19 kromosom dan gen-gen lain yang
berbeda.
Monokromasi
Dikromasi
Trikromasi
Kelainan Nervus Optikus
Hipoplasia Nervus Optikus
suatu kelainan kongenital non progresif pada
satu atau dua nervus optikus; pada kondisi
ini, terdapat pengurangan jumlah akson saraf
Prognosis
Prognosis kelainan kongenital secara umum tidak
begitu baik dan fungsi organ yang tidak akan
berfungsi optimal akibat kelainan kongenital ini
sering merupakan kelainan multiorgan sehingga
taraf fungsi organ tidak dapat tercapai.
Terima
Kasih