Anda di halaman 1dari 31

Oro-Antral

Communications
Pokok Bahasan
Penatalaksanaan
1 Definisi OAC 5
OAC

2 Etiologi OAC 6 Pencegahan OAC

Tanda dan Gejala


3 7 Laporan kasus
OAC

4 Klasifikasi OAC
Definisi
Hubungan antara sinus
maksilaris dengan rongga
mulut

Apakah Oro-
Antral
Communications
itu ???

Jika OAC tidak dilakukan perawatan, maka


dapat mengakibatkan proses epiteliasasi
pada hubungan tersebut Lubang
antara processus alveolaris dengan sinus
maksilaris yang tidak mengalami
penutupan dan mengalami epiteliasasi
Etiologi
Kesalahan penggunaan alat seperti penggunaan
elevator dengan tekanan yang berlebih ke arah
superior dalam tindakan pengambilan fragmen atau
ujung akar gigi molar
Adanya jaringan patologis pada ujung akar gigi
seperti kista radikuler, granuloma periapikal, dan
adanya suatu neoplasia. Peradangan pada daerah
periapikal mengakibatkan terjadinya kerusakan pada
struktur tulang di daerah infeksi sehingga tulang
menjadi rapuh

Enukleasi atau pengeluaran kista yang besar pada


maksilla
Bentuk dinding dasar antrum yang berlekuk
mengikuti kontur akar gigi sehingga tulang dasar
antrum menjadi menipis

Adanya tumor, trauma ataupun kista dentigerous

Pencabutan gigi posterior rahang atas terutama pada


premolar kedua, molar pertama dan molar kedua yang
memiliki akar dekat dengan antrum

Most common etiological factor


Mengapa OAC ini suatu masalah
???
• Ketika OAC terbentuk, dapat menyebabkan
makanan, cairan dari mulut masuk melalui
sinus maksilaris dan keluar melalui hidung
• Tidak hanya itu saja, seperti : bakteri, fungi,
dan virus dapat masuk ke dalam sinus juga

Sinusitis Maksilaris
Adanya pembukaan atau lubang
antara rongga mulut dengan sinus

Adanya pembentukan jaringan ikat


atau jaringan granulasi dan sering
terjadi drainase mukopurulen Tanda
Pembengkakan jaringan lunak
dan
(lapisan antrum), halus, dapat Gejala
dilihat melalui soket

Pasien tidak mengeluhkan adanya


rasa sakit, kecuali jika terjadi infeksi
akut pada sinus
Pada saat minum ataupun kumur-
kumur pasien mengeluhkan adanya
cairan yang keluar dari hidung
Saluran yang terbentuk dapat dilihat
secara klinis melalui probing (probe Tanda
ductus lacrimalis)
dan
Terdapat perdarahan pada hidung Gejala

Pada soket gigi akan terlihat


gelembung udara seperti busa sabun
Klasifikasi OAC

Diameter 1-2mm
Tanpa infeksi
Akut Sembuh spontan

OAC
Diameter >5mm
Luka >3 minggu
Kronis Surgical
Penatalaksanaan OAC

Ditentukan oleh luas, epiteliasasi


dan ada atau tidaknya infeksi
Penatalaksanaan OAC
Akut Kronis

Jika diameter hanya 1-2 Dilakukan bedah. Bedah


mm, tidak ada dapat dilakukan dengan
epiteliasasi dan tanpa 3 teknik yaitu :
adanya suatu infeksi, a. Buccal Flap
maka luka dapat sembuh b. Palatal Flap
spontan c. Buccal Pad Fat Flap

Jika ada suatu infeksi, maka


harus dilakukan kuretase
terlebih dahulu untuk
lokasi, ukuran dari kerusakan,
menghindari drainase yang ketinggian processus alveolaris,
terganggu inflamasi sinus dan kesehatan
pasien secara umum
Buccal Flap

• Flap bukal merupakan


prosedur yang sederhana

• Menggunakan musculuss
Buccinator untuk menutup
OAC

• Untuk menutup OAF yang


berukuran kecil yaitu <1cm
Teknik Buccal Flap
 Melakukan eksisi
mukosa OAC
 Membuat flap
berbentuk
trapezoid pada
bagian bukal
(terdiri dari epitel
dan jaringan ikat)
 Mengurangi tinggi
dari processus
alveolaris
 Flap yang telah
dibuat diposisikan
di atas luka,
kemudian
dihubungkan
dengan mukosa
palatal dan
dilakukan suturing
• mudah dimobilisasi
• keterampilan yang minimum
Kelebihan • waktu yang diperlukan lebih
singkat

• penyatuan jaringan kurang baik


Kekurangan sehingga hanya disarankan untuk
OAF yang kecil
Palatal Flap

Flap palatal merupakan


prosedur yang sulit
Untuk menutup fistula yang
berukuran 1cm
Dilakukan jika flap buccal
tidak berhasil
 Perlu perhatian lebih terhadap
desain flap agar dapat terjadi
rotasi dan posisi yang benar
Teknik Palatal Flap
 Melakukan eksisi
mukosa OAC
 Membuat flap
pada bagian
palatal
 Flap yang telah
dibuat
diposisikan di
atas luka,
kemudian
dihubungkan
dengan mukosa
palatal dan
dilakukan
suturing
 Terbukanya
tulang palatal
perlu dilakukan
dressing sampai
terbentuknya
jaringan
granulasi
• penyatuan jaringan lebih baik
• Memiliki vaskularisasi yang baik
Kelebihan • Memiliki kekuatan yang baik
karena mukosa palatal yang tebal

• Teknik sulit dilakukan


• Permukaan tulang palatal
Kekurangan terbuka
• Dapat terjadi nekrosis
Buccal Pad Fat Flap

• Dilakukan pada pasien yang mengeluhkan


adanya rasa pengap pada sinus maksilaris
• Dilakukan pada pasien yang ditemukan
adanya discharge pada sinus maksilaris
• Digunakan pada kerusakan yang lebih
luas seperti pada kasus pengambilan lesi
malignant
Post-operative

• Antibiotik (Amoxycillin,
Vibramycin)
• Analgesik
• Nasal decongestans (Ephedrine
nasal drops, Oxymetazoline)
• Obat kumur antiseptik (Corsodyl)
Pencegahan Oroantral Fistula
Melakukan foto rontgen terlebih dahulu sebelum tindakan
pencabutan gigi untuk mengetahui posisi akar gigi posterior
rahang atas yang letaknya dekat dengan antrum dan untuk
mengetahui ada atau tidaknya penyakit periapikal pada jaringan
sekitar ujung akar gigi.

Melakukan tes tiup dan kumur setelah pencabutan


untuk mendeteksi apakah terjadi kecelakaan terbukanya
antrum atau tidak, sehingga bila terjadi dapat segera
diketahui dan dilakukan perawatan dengan cepat dan
benar serta komplikasi yang lebih parah dapat dihindari.

Pengontrolan tekanan yang diberikan pada instrument


dan tindakan yang selalu berhati-hati mutlak dilakukan
operator sehingga terjadinya oroantral fistula dapat
terhindari.
Jangan mengaplikasikan tang pada gigi atau akar gigi posterior
atas kecuali bila panjang gigi atau akar gigi yang terlihat cukup
besar baik ke dalam arah palatal dan bukal, sehingga ujung
tang dapat diaplikasikan dengan pandangan langsung.

Tinggalkan 1/3 apeks akar palatal gigi molar atas bila


tertinggal selama pencabutan dengan tang kecuali
bila ada indikasi positif untuk mengeluarkannya.

Jangan mencoba mencabut akar gigi atas yang patah dengan


menggunakan instrument ke dalam soket. Bila diindikasikan
pencabutan, buatlah flap mukoperiosteal yang besar dan buang
tulang secukupnya sehingga elevator dapat dimasukkan di atas
permukaan akar gigi yang patah.
Laporan Kasus
Pemeriksaan Subjektif
• Pasien
ingin
PI • PDH : Pernah PMH
ke dokter gigi
mencabut sekitar 2
kan sisa bulan yang
•Gigi tersebut •PMH: Pasien
akar gigi sekarang tidak lalu untuk
tidak
geraham terasa sakit. melakukan memiliki
Gigi mulai pembersihan
pada berlubang
alergi obat,
bagian sekitar 5 tahun
karang gigi makanan
tetapi
bawah yang lalu dan
dibiarkan saja
memiliki
kiri sehingga alergi
tinggal sisa terhadap
belakang cuaca dingin.
akar saja. Gigi
dan atas pernah sakit Pasien tidak
kiri senut-senut memiliki
dan diminumin maag, tidak
belakang bodrex. Gigi memiliki

CC pernah
bengkak PDH penyakit
sistemik
Pemeriksaan Objektif
• Baik
KU • Compos mentis
• Tekanan darah : 98/60 mmHg
• Suhu : Afebris
Vital • Nadi : 68x/menit
sign
• Respirasi : 19x/menit

• Wajah : simetris, t.a.k


• Mata : Sklera : non ikterik, conjungtiva : non anemis
• Bibir : t.a.k
• Pipi : t.a.k.
Ekstraoral • Limfonodi submandibularis : tidak teraba, tidak nyeri
• Limfonodi servikalis : tidak teraba, tidak nyeri
• Thyroid : tidak terba, tidak nyeri
Pemeriksaan Objektif
• 36 : Terdapat sisa akar gigi
• Perkusi : - (tidak sakit)
Intraoral • Palpasi : - (tidak teraba, tidak nyeri)
• b.26 : Terdapat sisa akar gigi
• Perkusi : - (tidak sakit)
• Palpasi : - (tidak teraba, tidak nyeri)
• Dx / 36 radices
Assessmen • Dx/ 26 rdices
t

• Exodonsia 36, 26
• Medikasi
TP
Pembahasan mengenai kasus
OAC
• Eksodonsia pada sisa akar gigi 36 tanpa
menimbulkan komplikasi
• Eksodonsia pada sisa akar gigi 26 menimbulkan
OAC, ini dibuktikan dengan dilakukan tes ...... ,
yang mengindikasikan bahwa pasien positif
mengalami OAC. Hal ini dapat dikarenakan karena
sisa akar gigi yang mendekati sinus maksilaris,
sehingga setelah dilakukan eksodonsia
mengakibatkan terbukanya saluran yang
menghubungkan antara rongga mulut dengan
sinus maksilaris
Lanjutan ......
• Setelah dilakukan eksodonsia sisa akar gigi 26,
dilakukan perawatan untuk OAC tersebut dan dilakukan
suturing. Pada proses ini tidak melakukan pengurangan
tulang
• Medikasi yang diberikan berupa antibiotik amoxicillin
dan analgesik asam mefenamat saja karena pada
proses tersebut tidak melibatkan pengurangan tulang
• R/ Amoxicillin tab mg 500 No. XV
s.3.d.d. tab I p.c.
• R/ Asam mefenamat tab mg 500 No.XV
s.3.d.d. tab I p.c.
• Drg. Adya
• Kronologi pencabutan sampai diketahui jika itu OAC?
>>Sebagian besar sinus maksilaris mengalami
pneumotisasi (perluasan sinus). Terdapat selaput
membran yang melapisi akar gigi dengan sinusnya, jika
pencabutan hati-hati maka tidak akan merusak
membran tersebut. Sebaiknya merontgen gigi ketika
akan dilakukan pencabutan gigi posterior RA. Jika akar
gigi telah terbelah dengan sendirinya, hindari
pemakaian elevator. Gunakan tang bayonet untuk
mengambil akarnya. Setelah pencabutan gigi atas
biasakan untuk memeriksa soket. Rontgen: untuk
berhati-hati jika ada granuloma di gigi tersebut yang
menempel di membran antara gigi dan sinus, jika
tertarik maka membran akan sobek. Buccal flap:
tindakan paling gampang. Jika mukosa bukal dan
palatal tidak bisa menutup rapat, bisa dilakukan
pengurangan tulang secara hati-hati.
• Mas Kevin
• OAF < 2 mm bisa di medikasi. Yang diberikan antibiotik
apa saja? Dan seberapa efektif untuk pengobatan OAF
< 2 mm?
• >>OAC: tidak mungkin jika hanya di medikasi.
• Jika ada granuloma atau lesi periapikal diberikan
antibiotik gram +, dan gram – (clinda, metro).
• Akar bisa pakai tang, jika secara klinis tidak terlihat bisa
memakai file, lebih mudah untuk gigi anterior. Untuk
gigi posterior lebih susah karena giginya divergen. Jika
menjahit OAC, jangan langsung suturing, di raspa dulu
di palatal ( 5mm) dan bukal (agak banyak tidak apa-
apa). Instruksikan pasien untuk tidak batuk dan bersin
agar tidak bocor. Disarankan penggunaan nasal
decongestan,

Anda mungkin juga menyukai