Anda di halaman 1dari 12

Pembuatan Tempe

Disusun Oleh :
Nama :- Anisah Luthfiyah
-Arya Adji
Apa itu Tempe ?

Tempe adalah makanan hasil fermentasi yang sangat


terkenal di Indonesia.

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi


terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lainyang
menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus,
seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh.
stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus, sehingga
membentuk padatan kompak berwarna putih.
Apa saja kandungan dalam tempe?
Tempe mengandung superoksida desmutase yang
dapat menghambat kerusakan sel dan proses penuaan.
Dalam sepotong tempe, terkandung berbagai unsur
yang bermanfaat, seperti protein, lemak, hidrat arang,
serat, vitamin, enzim, daidzein, genestein serta
komponen antibakteri dan zat antioksidan yang
berkhasiat sebagai obat, diantaranya genestein,
daidzein, fitosterol, asam fitat, asam fenolat, lesitin
dan inhibitor protease
Manfaat Tempe
1) Protein yang terdapat pada tempe sangat tinggi, mudah dicerna
sehingga baik untuk mengatasi diare
2) Mengandung Zat besi, flafoid yang bersifat antioksidan sehingga
menurunkan tekanan darah
3) Mengandung superperioksida desmutase yang dapat
mengendalikan radikal bebas dan baik bagi penderita penyakit
jantung
4) Penaggulangan anemia
5) Anti infeksi
6) Memiliki sifat anti oksidan, menolak kanker
7) Mencegah timbulnya hipertensi
8) Kandungan kalsiumnya yang tinggi pada tempe dapat mencegah
osteoporosis
Bagaimana Cara Membuat Tempe?

Ada 2 cara dalam membuat tempe :


1. Cara sederhana
2. Cara baru
Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan tempe

1. Oksigen
2. Uap air
3. Suhu
4. Keaktifan Laru
MEKANISME PEMBENTUKAN TEMPE
Proses fermentasi tempe dapat dibedakan
atas tiga fase yaitu :
a. Fase pertumbuhan cepat (0-30 jam
fermentasi)
b. Fase transisi (30-50 jam fermentasi)
c. Fase pembusukan atau fermentasi lanjut
(50-90 jam fermentasi)
a. Fase pertumbuhan cepat (0-30 jam
fermentasi)

Terjadi penaikan jumlah asam lemak bebas,


penaikan suhu, pertumbuhan jamur cepat,
terlihat dengan terbentuknya miselia pada
permukaan biji makin lama makin lebat,
sehingga menunjukkan masa yang lebih
kompak.
b. Fase transisi (30-50 jam fermentasi)

Merupakan fase optimal fermentasi


tempe dan siap untuk dipasarkan. Pada fase
ini terjadi penurunan suhu, jumlah asam
lemak yang dibebaskan dan pertumbuhan
jamur hampir tetap atau bertambah sedikit,
flavor spesifik tempe optimal, dan tekstur
lebih kompak.
c. Fase pembusukan atau fermentasi lanjut (50-
90 jam fermentasi)

Terjadi penaikan jumlah bakteri dan jumlah


asam lemak bebas, pertumbuhan jamur
menurun dan pada kadar air tertentu
pertumbuhan jamur terhenti, terjadi
perubahan flavor karena degradasi protein
lanjut sehingga terbentuk amonia.
KESIMPULAN
Usaha pembuatan tempe sangatlah menunjang
untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,
serta dapat pula menciptakan manusia yang
kreatif, cerdas, dan berusaha untuk maju, dan
juga dapat memberikan masukan kepada
pembaca untuk dapat sekiranya menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri. Dengan kreativitas
dan kemajuan teknologi yang ada pengolahan
dalam pembuatan tempe sudah mulai
berkembang dengan kehadiran jenis tempe yang
beragam,Seperti tempe Lamtoro,Tempe Gembus,
Tempe kecipir,tempe benguk,dll.

Anda mungkin juga menyukai