Anda di halaman 1dari 66

Program Pencegahan dan

Pengendalian HIV AIDS dan IMS

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami program
pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS

Tujuan Pembelajaran Khusus:


Setelah mengikuti materi peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang epidemiologi HIV AIDS dan PIMS
2. Menjelaskan tentang Kebijakan program P2 HIV AIDS dan PIMS
3. Menjelaskan konsep LKB
4. Menjelaskan perundang-undangan yang mendukung program P2 HIV
AIDS dan PIMS
5. Menjelaskan informasi dasar HIV AIDS dan IMS

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


POKOK BAHASAN
1. Epidemiologi HIV AIDS dan PIMS
2. Kebijakan program P2 HIV AIDS dan PIMS
3. Konsep LKB
4. Perundang-undangan yang mendukung program P2
HIV AIDS dan PIMS
5. Informasi dasar HIV AIDS dan IMS

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


PB 1. Epidemiologi HIV AIDS dan
PIMS
Secara umum ada 3 pola epidemi HIV:
Tingkat rendah (low level),
Terkonsentrasi (concentrated), dan
 Meluas (generalized)

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Gambaran Estimasi Prevalensi HIV di Indonesia
Menurut Propinsi – Tahun 2012

Estimasi Jumlah ODHA 591.823

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


9
Estimasi infeksi HIV baru berdasarkan populasi kunci Tahun 2000-2025
(Sumber: Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia, Kemenkes 2012)

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Grafik prevalensi sifilis dan HIV pada WPS, Waria dan LSL
hasil STBP 2007 dan 2011 serta STBP 2009 dan 2013

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Prevalensi HIV Pada Populasi Kunci
(STBP 2007, 2009, 2011, 2013)

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Prevalensi HIV (STBP 2015)
Penasun LSL Waria
52.49 25.80 24.82
41.2 24.33
28.78
21.85
8.48
5.35

2007 2011 2015


2007 2011 2015 2007 2011 2015

WPSL

10 10.41
WPSTL
7.97 4.5
2.89
2.20

2007 2011 2015 2007 2011 2015

WBP
2.95 2.95 HRM
0.8 0.82
0.7

2007 2011 2015 2007 2011 2015


Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
PB 2. Kebijakan HIV AIDS dan
PIMS
Dasar Kebijakan Pengendalian HIV
dan AIDS tertuang dalam Permenkes
no. 21 tahun 2013

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Tujuan Program (RAN 2015-2019)
HIV AIDS IMS
Tujuan umum Tujuan umum
Menghentikan epidemi AIDS di Menurunkan angka kematian dan
Indonesia pada tahun 2030 kecacatan akibat IMS serta risiko
terjadinya HIV karena tingginya
angka IMS
Tujuan khusus Tujuan khusus
• Menurunkan hingga meniadakan • Menurunkan angka kesakitan dan
infeksi HIV baru risiko terjadinya HIV akibat IMS
• Menurunkan hingga meniadakan • Menurunkan angka kecacatan
kematian yang disebabkan oleh akibat IMS
keadaan yang berkaitan dengan • Menurunkan hingga meniadakan
AIDS kematian yang berkaitan dengan
• Meniadakan diskriminasi terhadap IMS
ODHA Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
Strategi
Pengendalian HIV AIDS
(Permenkes no 21 tahun 2013)
Pengendalian IMS
1. Menyediakan pelayanan IMS berkualitas
1. Meningkatkan cakupan
2. Menurunkan penularan HIV dengan
layanan HIV AIDS dan memutus rantai penularan IMS pada
IMS melalui LKB populasi kunci
2. Memperkuat sistem 3. Meningkatkan upaya deteksi dini dan
tatalaksana sifilis, HIV dan IMS lainnya
kesehatan nasional pada ibu hamil dan bayinya dalam rangka
dalam pelaksanaan menurunkan kematian dan kecacatan
Layanan Komprehensif pada bayi
4. Memastikan ketersediaan dan
Berkesinambungan (LKB) penggunaan informasi yang terpercaya
HIV AIDS dan IMS dalam pengendalian IMS
5. Memperkuat manajemen program,
advokasi, kemitraan dan mobilisasi
sumber daya untuk pengendalian IMS di
semua tingkat. Infeksi Menular Seksual
Penatalaksanaan
Program/Kegiatan
Kegiatan Utama Strategi 1:
1. Peningkatan Konseling dan Tes HIV
2. Peningkatan Cakupan dan Retensi Pengobatan ARV
3. Pengendalian Infeksi Menular Seksual (IMS)
4. Pencegahan Penularan HIV dari Ibu dan Anak (PPIA)
5. Kolaborasi TB-HIV
6. Pengembangan Laboratorium HIV dan IMS
7. Program Pengurangan Dampak Buruk Napza (PDBN)
8. Kewaspadaan Standar
9. Peningkatan Promosi Pencegahan HIV dan IMS
10.Meningkatkan Pengamanan Darah Donor dan Produk Darah
Lain

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Kegiatan Utama Strategi 2
1. Penguatan Sistem Pembiayaan Program
2. Penguatan Manajemen Program
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia
4. Penguatan Sistem Informasi Strategis dan
Monitoring dan Evaluasi
5. Penguatan Tata Kelola Logistik program HIV-AIDS
dan IMS
6. Memperkuat Jejaring Kerja dan Meningkatkan
Partisipasi Masyarakat

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


PB 3. KONSEP LKB
Tujuan :
1. Meningkatnya akses dan cakupan upaya promosi, pencegahan,
pengobatan HIV & IMS serta rehabilitasi berkualitas, memperluas
layanan dan fokus pada Populasi Kunci.
2. Meningkatnya pengetahuan dan rasa tanggung jawab dengan
memperkuat koordinasi antar pelaksana layanan HIV & IMS
3. Semakin membaiknya dampak pengobatan ARV dengan
mengadaptasi Treatment 2.0 dalam model layanan terdesentralisasi
dan terintegrasi

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Kebijakan

• Kerangka kerja standar


 panduan standar dan dukungan bagi penyelarasan layanan
secara nasional dan bagi para mitra terkait
 panduan yang tepat, efisien dan konsisten dalam
perencanaan di setiap tingkat

• LKB HIV tersedia sedekat mungkin dengan tempat tinggal


masyarakat yang membutuhkan, namun pengembangan
tempat layanan dan jenisnya sangat tergantung dari tingkat
prevalensi HIV di suatu daerah.

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Layanan Komprehensif HIV
Komunikasi, Edukasi dan Dukungan psikososial,
Tatalaksana Klinis
Informasi, dan Prevensi ekonomi, dan legal
• KIE • Tatalaksana medis • Dukungan psikososial
• Dukungan kepatuhan berobat dasar Terapi ARV • Dukungan sebaya
(Adherence) • Diagnosis IO dan • Dukungan spiritual
• Ketrampilan hidup (Life skills) komorbid terkait HIV • Dukungan sosial
• Positive prevention serta pengobatannya, • Dukungan ekonomi:
• Ketersediaan Kondom termasuk TB latihan kerja, kredit
• Pengurangan dampak buruk • Profilaksis IO mikro, kegiatan
NAPZA (MMT, NSP, dls) • Tatalaksana Hepatitis peningkatan
• PPIA B dan C pendapatan,, dsb.
• Layanan Layanan IMS, KIA, KB • Perawatan paliatif, • Dukungan legal
dan Kesehatan reproduksi termasuk tatalaksana
remaja nyeri,
• Tatlaksanan IMS • Dukungan gizi
• Vaksinasi Hep-B bagi bayi dan
para penasun (bila tersedia)
• PPP Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
6 Pilar dalam LKB
• Koordinasi dan kemitraan dg semua
PILAR 1 pemangku kepentingan di setiap lini

PILAR 2 • Peran Aktif ODHA dan Keluarga

• Pelayanan terintegrasi dan terdesentralisasi


PILAR 3 sesuai kondisi epidemiologi setempat

• Paket layanan HIV komprehensif yang


PILAR 4 berkesinambungan

PILAR 5 • Sistem rujukan dan jejaring kerja

PILAR 6 • Akses layanan terjamin


Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
PB 4. Perundang-undangan yang
mendukung program P2 HIV AIDS dan
PIMS

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Per Undang-Undangan (1)
• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)

• Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 75 Tahun 2014, tentang


Puskesmas.

• Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 45 Tahun 2014, tentang


Penyelenggaraan surveilens

• Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 87 Tahun 2014, tentang


Pedoman Pengobatan ARV

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Per Undang-Undangan (2)
• Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 74 Tahun 2014,
tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV

• Peraturan Menteri Kesehatan Repunlik Indonesia Nomor 21


Tahun 2013, tentang Penanggulangan HIV dan AIDS.

• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2012 Tentang Rahasia Kedokteran

• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37


Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan laboratorium
Puskesmas

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Per Undang-Undangan (3)
• Kesepakatan Bersama 5 Menteri, Tahun 2013, tentang
Peningkatan Pengetahuan Komprehensif HIV AIDS pada
penduduk usia 15 sampai dengan 24 tahun.

• Surat Edaran Menkes No 129 tahun 2013 tentang Pelaksana


an Pengendalian HIV AIDS dan Infeksi Menular seksual (IMS)

• Surat Edaran Menkes nomor GK/Menkes/001/I/2013, tentang


Layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak

• Surat Edaran Dirjen PPPL No HK.02.03/D/III.2.823/2013


tentang Alokasi Biaya Logistik Program Pengendalian HIV
AIDS dan IMS.

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Dasar Hukum Operasional
Pedoman: Peraturan lain yang terkait:
• Permenkes 21/2013 ttg • Permenkes 269/2008 ttg Rekam Medis
Penanggulangan HIV AIDS & PIMS • Permenkes 290/2008 ttg Persetujuan
Tindakan Kedokteran
• Permenkes 51/2013 ttg Program • Permenkes 411/2008 ttg Laboratorium Klinik
PPIA • Permenkes 2052/2011 ttg Ijin Praktik Dokter
• Permenkes 74/2014 ttg Manlak • Permenkes 01/2012 ttg Sistem Rujukan
KTHIV Pelayanan Kesehatan Perorangan
• Permenkes 36/2012 ttg Rahasia Kedokteran
• Permenkes 87/2014 ttg Pedoman
• Permenkes 37/2012 ttg Pemeriksaan Lab di
Pengobatan ARV Puskesmas
• Permenkes 15/2015 ttg Pedoman • Kepmenkes 514/2015 ttg Panduan Praktik
Laboratorium Pemeriksaan HIV dan Klinis Dokter di Fasyankes Primer
Infeksi Oportunistik • UU 23/2014 ttg Pemerintahan Daerah
• Permenkes 53/ 2015 ttg • UU 36/2014 ttg Tenaga Kesehatan
• PP 96/2012 ttg Juklak Pelaksanaan UU
Pengurangan Dampak Buruk
Pelayanan Publik
Narkoba • Perpres 29/2014 ttg SAKIP
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
Permenkes 21/2013 Penanggulangan
HIV-AIDS & PIMS (psl 8)
Tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah
kabupaten/kota dalam penanggulangan HIV dan AIDS meliputi
a. melakukan penyelenggaraaan berbagai upaya
pengendalian dan penanggulangan HIV dan AIDS;
b. menyelenggarakan penetapan situasi epidemik HIV
tingkat kabupaten/kota;
c. menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat primer dan rujukan dalam melakukan
penanggulangan HIV dan AIDS sesuai dengan
kemampuan; dan
d. menyelenggarakan sistem pencatatan, pelaporan dan
evaluasi dengan memanfaatkan sistem informasi.

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Populasi Kunci (Permenkes 21/2013 psl 10 (7))
a. pengguna napza suntik;
b. Wanita Pekerja Seks (WPS) langsung maupun tidak langsung;
c. pelanggan/ pasangan seks WPS;
d. gay, waria, dan Laki pelanggan/ pasangan Seks dengan sesama Laki (LSL);
dan
e. warga binaan lapas/rutan.

Populasi Sasaran (Permenkes 21/2013 psl 10 (7)


Permenkes 87/2014 psl (2))
a. IMS – TB – Hep B
b. Ibu hamil
c. Paparan HIV Perinatal, Bayi-Anak
d. Perkosaan/kekerasan seksual
e. Pasangannya negatif (serodiskordan)
f. ODHA yg pasangannya sudah ARV
g. Pasien yang menunjukkan indikasi atau patut diduga HIV
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
Permenkes 74/2014 Manlak Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
Konseling & Tes HIV
Formulir Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Permenkes 37/2012

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


3/23/2018 3jk 32
Tes HIV

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
Pasal 31 Permenkes 21/2013
1) Setiap orang terinfeksi HIV wajib mendapatkan
konseling pasca pemeriksaan diagnosis HIV,
diregistrasi secara nasional dan mendapatkan
pengobatan.
2) Registrasi meliputi pencatatan yang memuat
nomor kode fasilitas pelayanan kesehatan,
nomor urut ditemukan di fasilitas pelayanan
kesehatan dan stadium klinis saat pertama kali
ditegakkan diagnosisnya.
3) Registrasi harus dijaga kerahasiannya sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
Stadium Klinis HIV Dewasa WHO 2006

WHO 1

WHO 2

WHO 3

ADULTS WHO 4

/KTSVCT
23-Mar-18
PITC
36
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
Bumil
(TIPK)
KARTU PASIEN Tanggal Perjanjian
Mengambil Obat, Konsultasi Dokter, Pemeriksaan lain
No. Rekam Medis
No. Register Nasional Tanggal Rejimen dan Jumlah Jumlah INH Efek Rencan
Kunjungan jumlah obat INH yang yang samping a tgl.
NIK / no. KTP / KK ARV yang sisa sisa diberikan ARV/IO/ Kunjung
Nama Lengkap : …………………………………………………….. untuk bulan profilaksis an y.a.d
berikutnya IO
Alamat Lengkap : …………………………………………………….
No. Telepon/HP : …………………………………………………….
Jenis kelamin : □ L □ P Umur: ...... Tgl lahir : ....../....../.......
Nama Ibu Kandung : ................................................................................
Nama PMO : …….…………………………………………........
Alamat PMO : …………………………………………................
No. telepon / HP : ……………………………………………………..
Pemeriksaan Klinis dan Laboratorium
Tanggal Stad Status Jumla Lain-
hh/bb/tt Klinis BB fungsional hCD4 lain
(K,Amb,B)

Kunjungan
pertama

Memenuhi syarat
medis ART

Saat mulai ART

Setelah 6 bulan
ART

Saat 12 bulan
ART

Saat 24 bulan
ART

Saat 36 bulan
ART

Saat 48 bulan
ART

Saat 60 bulan Bila kartu ini sudah penuh


ART dapat diganti dengan kartu baru

CATATAN: Catatan Penting: oleh Dokter atau Perawat


1. Simpanlah kartu ini dan bawalah bila datang ke Unit Pengobatan,/fasyankes ...............................................................................................................................................................
2. Kontrollah sesuai jadwal, minumlah obat dengan patuh pada waktunya secara teratur
3. Patuhilah anjuran dokter demi kesehatan,
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
4. Terbuka pada pasangan dan tenaga kesehatan yang menolong anda. ...............................................................................................................................................................
5. Kenakanlah selalu upaya pencegahan penularan
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
23-Mar-18 39
Alur tatalaksana PPIA dalam ANC
Terpadu
Ibu hamil

Pelayanan ANC Kunjungan Antenatal


• Anamnesa
• Pemeriksaan 10T:
• T1. Tinggi & berat badan
• T2. Tekanan darah
• T3. sTatus Gizi (ukur li-la)
• T4. TFU
• T5. Tentukan DJJ Janin
• T6. sTatus Imunisasi (TT)
• T7. Tablet Fe (90 tablet)
• T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb, Penawaran Tes HIV HIV - Pertahankan
GDS, Sifilis, HIV, Malaria, bersamaan dengan
Proteinuri, sputum BTA) pemeriksaan
• T9. Tata laksana kasus Konseling
laboratorium rutin HIV +
• T10. Temu wicara dan mulai ARV
lainnya
konseling

IMS + IMS - ART


Kondom
trace pasamgan
Pengobatan Pertahankan IO lain
Ulang tes HIV Bumil+pasangan
Kondom
minimal 3 bln
trace pasamgan

 Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan


 Eduka si & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan,
pemeliharaan kesehatan, immunisasi, kepatuhan ART
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
 Konseling pasangan, keluarga
 Life Skill Education, disclosure
Permenkes 87/2014 Pedoman
Pengobatan ARV pasal 2
Pengobatan antiretroviral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
diberikan kepada:
a. penderita HIV dewasa dan anak usia 5 (lima) tahun ke atas yang
telah menunjukkan stadium klinis 3 atau 4 atau jumlah sel Limfosit
T CD4 kurang dari atau sama dengan 350 sel/mm3;
b. ibu hamil dengan HIV;
c. bayi lahir dari ibu dengan HIV;
d. penderita HIV bayi atau anak usia kurang dari 5 (lima) tahun;
e. penderita HIV dengan tuberkulosis;
f. penderita HIV dengan hepatitis B dan hepatitis C;
g. penderita HIV pada populasi kunci;
h. penderita HIV yang pasangannya negatif; dan/atau
i. penderita HIV pada populasi umum yang tinggal di daerah
epidemi HIV meluas
• Penderita HIV yang juga terinfeksi penyakit menular
seksual Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
• Penderita HIV yang pasangannya sudah ART
Menuju Getting to Zero
(“0” Kematian Akibat AIDS; “0” Infeksi baru ; “0” stigma & Diskriminasi)

• 3EMTCT (triple eliminasi ibu ke anak : HIV-Sifilis-Hepatitis B)


• Akselerasi : Fast Track 90-90-90
90% Pop kunci tahu
LKB & SUFA status HIV Target 90/90/90
100% skrining EID

2030
2013 2016 2019 2020 2027

Skrining HIV, 2030


Sifilis, bumil Permenkes Tripel eliminasi getting to zero
Tripel eliminasi Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
PB 5. Informasi Dasar HIV AIDS dan
IMS

1. Pengertian IMS,dan HIV AIDS, serta


hubungan IMS dengan HIV
2. Penularan, pencegahan dan cara
mendeteksi IMS dan HIV
3. Perjalanan infeksi HIV AIDS serta stadium
klinisnya.
4. Infeksi oportunistik (IO)

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Infeksi Menular Seksual (IMS)
• Infeksi yang salah satu penularannya
melalui hubungan seksual

• beberapa IMS juga dapat ditularkan dari


ibu yang menderita ditularkan ke janin
atau bayinya serta melalui alat tembus
kulit (darah)

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Beberapa organisme penyebab

1. Bakteri:
Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis,
Treponema pallidum, Gardanella vaginalis,
Haemophilus ducreyi, Donavania granulomatis,
Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealycum
2. Virus: Herpes simplex, Human papilloma, Hepatitis,
Cytomegalovirus, HIV
3. Protozoa: Trichomonas vaginalis
4. Jamur: Candida albicans
5. Ektoparasit: Phtirus pubis, Sarcoptes scabei

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Perilaku berisiko yang dapat
mempermudah penularan IMS?

• Berhubungan seks yang tidak aman


dengan penderita IMS (tanpa
menggunakan pelindung / kondom)
• Mempunyai pasangan seksual lebih dari
satu
• Melakukan hubungan seks secara anal,
karena hubungan ini mudah menimbulkan
luka.
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
Apa sajakah gejala dari IMS?

• Keluar cairan tidak normal dan atau sakit


pada atau dari vagina (keputihan)
• Keluar cairan tidak normal dan atau sakit
dari penis
• Luka pada dan sekitar alat kelamin
• Nyeri perut bagian bawah pada perempuan
• Pembengkakan testis / skrotum
• Tumbuhan vegetasi
• Radang mata pada bayi baru lahir
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
Hubungan IMS dan HIV-AIDS

• IMS meningkatkan risiko tertular HIV

• Pengidap HIV menjadi rentan terhadap


berbagai penyakit termasuk IMS

• Pengidap HIV yang juga IMS akan lebih


cepat menjadi AIDS, serta lebih mudah
menularkan
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
HUBUNGAN IMS & HIV
AIDS
MELEMAHKAN TUBUH

IMS & HIV


MEMPERCEPAT
IMS HIV

PERILAKU SEKSUAL BERISIKO


Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
HIV - AIDS

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


HIV AIDS
H : Human (Manusia) A : Acquired (Didapat /
I : Immunodeficiency Ditularkan oleh orang lain)
(turunnya sistem I : Immune (Kekebalan tubuh)
kekebalan tubuh, D : Deficiency (Penurunan /
sehingga tubuh gagal Kekurangan)
melawan infeksi) S : Syndrome (Kumpulan
V : Virus Gejala)
Virus yang hanya Kumpulan gejala (infeksi
terdapat di dalam tubuh opotunistik) yang
manusia dan menyebab disebabkan oleh
kan turunnya kekebalan penurunan kekebalan
tubuh  tubuh gagal tubuh, akibat tertular virus
melawan infeksi HIV dari orang lain

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


53
HIV
• menyerang sistim kekebalan tubuh (sel darah putih /
limfosit) sehingga kekebalan tubuh menurun
• memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri dalam
tubuh manusia

Penatalaksanaan
Layanan HIV-IMS Komprehensive Infeksi Menular Seksual
54
Berkesinambungan
Penatalaksanaan
Layanan HIV-IMS Komprehensive Infeksi Menular Seksual
55
Berkesinambungan
HIV terdapat di…

darah

cairan sperma

cairan vagina

air susu ibu Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


56
Penularan HIV (1/2)

• Hubungan Seks tidak aman


 Heteroseksual
 Homoseksual
• Darah
 Tranfusi darah
 Jarum suntik yang
tercemar
• Ibu ke bayi
 Kehamilan
 Melahirkan
 Menyusui

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


57
Penularan HIV (2/2)

Terutama terjadi karena adanya perilaku berisiko


• Praktek seksual berisiko tanpa pengaman
• Praktek Penggunaan Jarum Suntik yang tidak steril dan
bergantian

Namun dapat juga melalui


• Penularan dari Ibu HIV positif ke bayi

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


58
Prinsip penularan dikenal dengan
ESSE

• Exit : Keluar dari tubuh manusia


• Survive : HIV dalam kondisi hidup
• Sufficient: Jumlahnya (konsentrasi) cukup
• Enter : HIV masuk ke tubuh manusia

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


HIV TIDAK Ditularkan…

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


60
HIV Dapat Dicegah…
• Berperilaku seks yang aman

• Tidak berbagi alat suntik

• Skrining darah donor

• Program pencegahan
penularan HIV dari ibu ke anak

• Kewaspadaan Standar
(pada tenaga kesehatan

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


61
HIV Penyakit Menular

 Selalu 2 orang  
Pengidap HIV Sehat HIV+
(Odha)

HIV
• tidak mudah menular
• cara penularannya terbatas
• bisa dicegah
• tetapi sekali ketularan, seumur hidup bisa menularkan

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


62
Perjalanan Infeksi HIV
1000
900 Sel T CD4+
Jumlah sel CD4+

800
700 Sindrom
Infeksi TB
600 Asimtomatik
Akut HIV
500 HZV
400 Masa OHL
jendela
Ambang relatif
300 Plasma HIV-RNA OC
200 PPE
PCP
100 CM
Antibodi
0 CMV, MAC
0 1 2 3 4 5 1 2 3Penatalaksanaan
4 5 6 Infeksi
7 Menular
8 9 Seksual
10 11
Bulan….. Tahun sesudah terinfeksi HIV 63
PERKEMBANGAN DARI HIV MENJADI AIDS:
Tertular
VIRUS

Periode HIV +
Jendela
-ORANG TAMPAK SEHAT
-TIDAK ADA GEJALA AIDS
AIDS
-AKTIVITAS MASIH NORMAL

Tes masih
Orang HIV (-) Virus
bersih, Hsudah
belum berada
I V tertular
(+) dalam
DAN S Edarah,
T E /Rbisa
penyakit U Smenularkan
virus belum
N P kepada
Y A adaO dlm
SIT orang
I P .lain
darahnya ..
3 – 10 minggu 1 - 2 TAHUN
5 - 10 TAHUN

Penatalaksanaan InfeksiYayasan
MenularPelayanan Anak
Seksual
dan Keluarga
( LAYAK )
Perjalanan penyakit HIV

Mulainya
Infeksi HIV 2 org HIV positif AIDS
1 org HIV neg
beresiko

Terminal
Tidak Terinfeksi HIV AIDS

Masing-masing tahap mempunyai karakter dan


Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
membutuhkan pelayanan & dukungan yang berbeda
Layanan HIV-IMS Komprehensive
Berkesinambungan
65
Masa Jendela
(Window Period)
• Masa dimana virus masuk dalam tubuh sampai
dengan terbentuknya antibodi
• Antara 4-12 minggu
• Bila diperiksa pada masa tersebut, anti HIV nya
negatif karena antibodi belum terbentuk, namun
sudah dapat menularkan pada orang lain

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


66
Diagnosis HIV
• Ditemukannya antibodi HIV dlm darah
• Jenis tes antibodi HIV:
– Rapid Test
– ELISA
– Western Blot

• Melalui pemeriksaan antigen


– P24
– PCR-RNA
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
67
Progresivitas HIV
• Umur < 5 tahun atau > 40 tahun.
• Infeksi lain.
• Kemungkinan faktor genetik (kerentanannya).
• Dipengaruhi oleh muatan virus dalam plasma &
jumlah CD4 sel T :
– Makin tinggi muatan virus (jumlah virus dalam tubuh)
makin rendah jumlah CD4 & makin tinggi progresifitas HIV
menjadi AIDS & kematian.

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


68
PERJALANAN HIV  AIDS
Gambar : CD4 cells
HIV

Hati : (CD4) menurun secara progresif


Lingkaran : (HIV) bertambah.
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
Stadium Klinis WHO 2006

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Infeksi Oportunistik

Infeksi oleh organisme yang biasanya tidak


menyebabkan penyakit pada orang dengan
sistem kekebalan yang normal (sehat), tetapi
dapat mengenai orang dengan sistem
kekebalan yang menurun.

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


Infeksi oportunistik

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual


3/23/2018 72
Terima Kasih

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual

Anda mungkin juga menyukai