Anda di halaman 1dari 34

KULIAH 11

INFORMASI AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN
(KONSEP)

benjamin simamoram.SE,.MM
BAHASAN :
 KONSEP AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
 INFORMASI (AKPER) AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN
 PENEKANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
 PEMBEBANAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA

benjamin simamoram.SE,.MM
INFORMASI AKUNTANSI YANG DIHUBUNGKAN DENGAN
WEWENANG YANG DIMILIKI OLEH SETIAP MANAJER DAN
ATAS DASAR WEWENANG YANG DIBERIKAN, MANAJER
HARUS MEMPERTANGGUNGJAWABKAN

SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN

Accounting Based
TRADISIONAL Responsibility

benjamin simamoram.SE,.MM
DASAR PEMIKIRAN
SETIAP DEPARTEMEN/BAGIAN ATAU MANAJER/PEKERJA YANG
DIBERIKAN WEWENANG DALAM MENGELOLA, AKTIVA,
PENDAPATAN, BIAYA DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN
ATAU PEKERJAAN DAN WAJIB MELAPORKAN HASIL YANG
TELAH DICAPAI SEBAGAI PERWUJUDAN DARI MANIFESTASI
PEMBERIAN WEWENANG UNTUK DIPERTANGGUNGJAWABKAN
DALAM BIDANG PERTANGGUNGJAWABAN AKUNTANSI.

benjamin simamoram.SE,.MM
JENIS AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN
1.Informasi akuntansi pertanggungjawaban
TRADISIONAL accounting system ; informasi
aktiva, pendapatan dan/atau biaya.

2.Informasi akuntansi pertanggungjawaban


berdasarkan ACTIVITY BASED
RESPONSIBLITY accounting system ;
informasi aktiva, pendapatan dan/atau biaya
dihubungkan aktivitas penambahan nilai dan
bukan penambah nilai
benjamin simamoram.SE,.MM
1. INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
BERDASARKAN TRADISIONAL SYSTEM

Empat karakeristik dasar :


 Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban
 Adanya standar sebagai tolok ukur kinerja
 Kinerja diukur dengan membandingkan realiasi
dengan anggaran
 Kebijakan manajemen puncak memberikan
perhargaan atau hukuman atas
pertanggungjawaban manajer bawahan.

benjamin simamoram.SE,.MM
FLOWS INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
TRADISIONAL

PImpinan
Pertanggung
Jawaban atas Medelegasikan
wewenang Wewenangnya
Pengelolaan Aktiva, Pengelolaan Aktiva,
Pendapatan dan/atau Pendapatan dan/atau
Biaya Biaya
Pada atasan Pada bawahannya
Bawahan

Wewenang mengendalikan
1.Aktiva, Pendapatan dan/atau Biaya terkendali
2. Aktiva, Pendapatan dan/atau Biaya tidak terkendali

benjamin simamoram.SE,.MM
benjamin simamoram.SE,.MM
PENEKANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Penekanan Akper berkaitan dengan :


1) Aktiva Terkendali
2) Pendapatan Terkendali
3) Biaya Terkendali
4) Biaya Tidak Terkendali Menjadi Biaya Terkendali
5) Anggaran Sebagai Tolok Ukur Pengendalian
Biaya
6) Terkendalinya Biaya Versus Variabilitas Biaya
7) Tanggungawab Ganda dan Pemecahan
Tanggungjawab Ganda

benjamin simamoram.SE,.MM
1). Aktiva Terkendali

 Aktiva Terkendali dan terdapat Aktiva tidak Terkendali


 Aktiva Terkendali ;
i. aktiva yang perolehan dan penggunaan berada
dibawah wewenang manajer Pusat
Pertanggungjawaban
ii. aktiva yang perolehan oleh manajer puncak tetapi
penggunaan Berada dibawah wewenang manajer
Pusat Pertanggungjawaban

benjamin simamoram.SE,.MM
2). Pendapatan Terkendali

Pengendalian terhadap pendapatan, didasarkan pada


wewenang yang dimiliki oleh manajer pusat pendapatan.
Pengendalian pendapatan; diperoleh atau tidaknya
pendapatan sangat tergantung pada kemampuan pusat
pendapatan, sehingga pertanggungjawaban dibebankan
pada manajer Pusat Pendapatan.

benjamin simamoram.SE,.MM
3). Biaya Terkendali
 BIAYA TERKENDALI :
Biaya yang dikeluarkan dibawah wewenangManajer pusat
pertanggungjawaban biayaWajib melaporkan
pertanggungjawaban biaya

 BIAYA TIDAK TERKENDALI


Biaya yang dikeluarkan bukan oleh Manajer pusat
pertanggungjawaban biayaTidak Wajib melaporkan
pertanggungjawabkan biaya

benjamin simamoram.SE,.MM
4. Biaya Tidak Terkendali Menjadi Biaya Terkendali
Menjadi
Biaya Tidak Biaya
Terkendali Terkendali

1. Mengubah dasar pembebanan dari alokasi menjadi pembebanan


Langsung
2. Mengubah letak tanggungjawab pengambil keputusan

benjamin simamoram.SE,.MM
Memisahkan Biaya Terkendali VS
Tidak Terkendali
 Biaya yang dikeluarkan dibawah wewenang langsung
 Biaya yang terkait dengan pemakaian barang ; Pembeli
hanya melaporkan harga dan jumlah pembelian, tetapi
biaya dibebankan pada pemakai.
 Biaya dibebankan pada pusat pertanggungjawaban
biaya dan biaya jasa dari pusat pertanggungjawaban
biaya pada bagian lain;
Contoh bagian reparasi, mempertanggungjawabkan
penggunaan biayanya, bagian produksi yang melakukan
reparasi melaporkan biaya reparasi pada bagian
produksi.

benjamin simamoram.SE,.MM
5). Anggaran Sebagai Tolok Ukur Pengendalian Biaya

Setiap Manajer
DIVISI
dilibatkan

Masing –masing
DEPARTEMEN Posisi pada
Struktur Komite
Organisasi Anggaran
Menyusun
BAGIAN Rancangan Anggaran
Dan melaporkan
Pada atasannya
Dievaluasi,
Diselaraskan,
SEKSI perubahan

Diserahkan, dilaksanakan
Realisasi diminta pertanggungjawaban
benjamin simamoram.SE,.MM
6).Terkendalinya Biaya Versus Variabilitas Biaya

Biaya Tetap
Komitmen

Biaya tidak terkendali


Dalam jangka pendek

Biaya Variabel
Hubungan enjinering
variabilitas
Biaya dengan
Wewenang Biaya Kebijakan
Variabel
Biaya terkendali
Dalam jangka pendek
Biaya Kebijakan
Tetap

benjamin simamoram.SE,.MM
7).Tanggungawab Ganda
MANAJER

PUSAT PUSAT PUSAT


PERTANGUNG PERTANGUNG PERTANGUNG
JAWABAN JAWABAN JAWABAN
BIAYA BIAYA BIAYA

Biaya yang dikeluarkan berada dibawah wewenang manajer


Pusat Pertanggungjawaban biaya

Biaya yang dikeluarkan tidak berada dibawah wewenang manajer


Pusat Pertanggungjawaban biaya tetapi dikeluarkan oleh manajer
Pertanggungjawaban yang lain, tetapi manager ybs melaporkan
Pengeluaran biaya.
benjamin simamoram.SE,.MM
Pemecahan Tanggungjawab Ganda

 Membuat laporan pertanggungjawaban yang


memuat realisasi dari pusat
Pertanggungjawaban ybs
 Membuat laporan pertanggungjawaban dari
pusat pertanggungjawaban ybs kepada pusat
pertanggungjawaban sekuder berdasarkan
pembebanan yang objektif.
 Membuat laporan perbandingan realisasi biaya
pusat pertanggungjawaban sekunder dengan
pusat pertanggungjawaban ybs

benjamin simamoram.SE,.MM
2. INFORMASI AKPER BERDASARKAN ACTIVITY
BASED RESPONSIBLITY ACCOUNTING (ABC)
SYSTEM
 Menitik beratkan pada pertanggungjawaban aktivitas
bukan pada pertanggungjawaban biaya
 Pertanggungjawaban tidak individul, tetapi kolektif
yang terlibat dalam aktivitas.
 Pengendalian biaya pada pusat petanggungjawaban
tidak individu tetapi pertanggungjawaban keseluruhan
dan menekankankan pada pengendalian biaya
keseluruhan bukan individu.

benjamin simamoram.SE,.MM
REKAYASA INFORMASI DALAM ABC

Rekayasa informasi dalam ABC ditujukan untuk


melakukan
pengelolaan biaya yang bertujuan memisahkan biaya
penambahan nilai dan biaya bukan penambahan nilai.
Pemisahan diperlukan para manajer untuk :
1) Pengurangan biaya dan akhirnya menghilangkan
biaya bukan penambahan nilai
2) Menyadari dan mengatahui terjadinya pemborosan
untuk dilakukan perbaikan
3) Memantau efektivitas program pengelolaan
aktivitas dan menyajikan biaya bukan penambahan
nilai dengan membandingkan antar periode

benjamin simamoram.SE,.MM
Pertangungjawaban biaya dapat
dilakukan berdasarkan dua
sistem :
1. Pertanggungjawaban Biaya
sistem Tradisional
2. Pertanggungjawaban Biaya
sistem ABC

benjamin simamoram.SE,.MM
1).Pertanggungjawaban Biaya sistem Tradisional

 Pertanggungtawaban biaya dibebankan pada


bagian dimana biaya dialokasikan dan
digunakan dalam melaksanakan kegiatan yang
menjadi tanggungjawab departemen
bersangkutan
 Bagian yang melaksanakan suatu pekerjaan
atau aktivitas bertanggungjawab terhadap
seluruh penggunaan anggaran yang telah
diusulkan oleh bagian bersangkutan

benjamin simamoram.SE,.MM
Contoh :

Perhitungan pembebanan listrik yang dipertanggung jawabkan oleh


departemen pemakai listrik.
Dept Listrik memiliki kemampuan menghasilkan daya sebesar 180.000 Kwh
dengan biaya KWh Rp. 60.000 terdiri dari Biaya Tetap Rp. 40.000,- Biaya
Variabel Rp. 20.000,- mensuplay listrik pada Dept A sebesar 50.000 Kwh
dan Dept B sebesar 30.000 Kwh.
Alokasi biaya departemen dapat dilakukan dengan 3 cara. Masing-masing
cara dapat digunakan sebagai dasar untuk memotivasi manajemen
berprestasi

benjamin simamoram.SE,.MM
Opsi 1. Biaya menjadi pertanggungjawaban dept listrik
Opsi 2 . Dialokasikan pada dept pemakai

Data Departemen Listrik


Biaya Tetap Rp.40.000,-
Biaya Variabel Rp.20.000,-
Total biaya listrik per tahun Rp.60.000,-
Kapasitas tersedia 180.000 Kwh
Suplay Dept A 50.000 Kwh
Suplay Dept B 30.000 Kwh
Jumlah Pemakaian 80.000.Kwh
Kapasitas yang cadangan 100.000 Kwh
benjamin simamoram.SE,.MM
Metode pembebanan tanggungjawab biaya listrik

Metode 1 : Pembebanan dasar kapasitas Pelayanan

Dept A (50.000 : 80.000)x Rp.60.000,- Rp.37.500,-


Dept B (30.000 : 80.000)x Rp.60.000,- Rp.22.500,-
Rp.60.000,-
Metode 2 : Pembebanan dasar kapasitas Pelayanan dan pemakaian
Dept A
Biaya Tetap (50.000 : 80.000)x Rp.40.000,- Rp.37.500,-
Biaya Variabel (Rp.20.000 : 100.000)  50.000 Rp.0.20/kwh
Dept B
Biaya Tetap (30.000 : 80.000)x Rp.40.000,- Rp.15.000,-
Biaya Variabel (Rp.20.000 : 100.000)  30.000 Rp.0.20/kwh
Metode 3 : Pembebasan dasar Pemakaian
Dept A (Rp.60.000 : 180.000)  50.000 Rp.0,333/kwh
Dept B (Rp.60.000 : 180.000)  30.000 Rp.0,333/kwh

benjamin simamoram.SE,.MM
Penjelasan tanggungjawab biaya 3 metode diatas

Metode 1 Pembebanan tanggungjawab diserahkan secara proposional


kapasitas pemakaian sesuai dengan pemakaian departemen pemakai
: Biaya Dept Listrik sebesar Rp.60.000,- dibebankan pada pemakai
yakni dept A Rp. 37.500 (50.000/80.000 x Rp.60.000 dan Dept B Rp.
22.500 (30.000/80.000 X Rp.60.000)

Metode 2 Pembebanan tanggungjawab dengan dua cara :


1) Biaya tetap dibebankan berdasarkan kapasitas untuk kebutuhan
pokok dept pemakai.
2) Biaya varriabel dibebankan berdasarkan pemakaian jasa oleh
dept pemakai
Berdasarkan 2 cara maka : Biaya tetap yang menjadi
tanggungjawab dept A sebesar Rp. 25.000 (50.000/80.000 x
Rp.40.000) dan dept B Rp. 15.500 (30.000/80.000 X Rp.40.000)
dan biaya variabel sebesar Rp 20,- (20.000/100.00) yang menjadi
tanggungjawab setiap dept.

benjamin simamoram.SE,.MM
Metode 3 Pembebanan tanggungjawab diasumsikan bahwa seluruh
departemen yang menikmati jasa lsitrik. Departemen pemakai
dipandang dapat mengendalikan biaya yang digunakan dalam
kegiatan departemen, termsuk biaya listrik. Pembebanan
tanggungjawab dengan cara menghitung seluruh kapasitas listrik
yang digunakan dikalikan Rp.0,33 (Rp 60.000/180.000)

benjamin simamoram.SE,.MM
2. Pertanggungjawaban Biaya sistem ABC
Activity –based responsibility accounting system menghilangkan biaya
bukan Penambah nilai. Untuk memungkinkan dilakukan pengelolaan
aktivitas, dilakukan pemisahan biaya penambahan nilai dan bukan
penambahan nilai
denga cara :
1) Menfokuskan pada pengurangan dan menghilangkan biaya –
biaya bukan penambah nilai
2) Memperhatikan pemborosan yang terjadi
3) Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas dengan
membandingkan aktivitas bukan penambahan nilai dengan
aktivitas penambah nilai.
Dengan hilangnya biaya bukan penambahan nilai, dimungkinkan harga
jual yang rendah, karena telah terjadi penghematan pada saat proses
produksi.

benjamin simamoram.SE,.MM
Penghilangan
Aktivitas

Mengurangi Pemilihan
menghilangkan Aktivitas
Cara
Aktivitas
Bukan
Pengurangan
Penambahan
Aktivitas
nilai

Pembagian
aktivitas

benjamin simamoram.SE,.MM
FORMULA PERHITUNGAN BIAYA PENAMBAH DAN BUKAN PENAMBAH NILAI

 Biaya Penambah Nilai


BPN = KICD x HS/unit CD
 Biaya Bukan Penambahan Nilai

BBPN= (KICD – KSCD) HS/unit CD

Keterangan :
KICD = Kuantitas Ideal Cost Driver
KSCD = Kuantitas sesungguhnya Cost Driver yang digunakan
HS/unit CD = Harga Standar per unit Cost Driver

benjamin simamoram.SE,.MM
Aktivitas CD KICD KSCD HSCD
Kuantitas Ideal Cost Kuantitas
Cost Driver Driver sesungguhnya (Rp)
Cost Driver yang Harga Standar per
digunakan unit Cost Driver

Pemakaian Bhn Baku Kg 150.000 175.000 2.000


Tenaga Lisrik Kwh 30.000 35.000 4.000
Set Up Jam Setup 40.000 2.500

Inspeksi Jam Inspk 20.000 3.000

LAPORAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS SBB :

benjamin simamoram.SE,.MM
Laporan Biaya (dalam Rupiah)
Aktivitas Biaya Biaya Bukan Biaya
Penambahan Penambahan sesungguhnya
nilai nilai
Pemakaian Bhn Baku 300.000.000 50.000.000 350.000.000
Tenaga Lisrik 120.000.000 20.000.000 140.000.000

Set Up 80.000.000 80.000.000


Inspeksi 60.000.000 60.000.000
Jumlah 420.000.000 210.000.000 630.000.000
Keterangan :
* KICD X HSCD = 150.000 x Rp.2000 = Rp. 300.000.000,-

= 30.000 x Rp.4.000 = Rp. 120.000.000,-

** (KICD – KSCD) HSCD = (150.000 – 175.000) x Rp.2000 = Rp. 50.000.000,-

(30.000 – 35.000) x Rp. 4000 = Rp. 20.000.000,-

*** (KSCD x HSCD) = 40.000 x Rp. 2000 = Rp. 80.000.000

benjamin simamoram.SE,.MM
20.000 x Rp. 3000 =Rp. 60.000.000
Tugas.. Buat di dalam lembar
folio..
1. Apakah akuntasi pertanggungjawaban dapat diterapkan
pada perusahaan milik negara,jika ia dan tidak uraikan
alsannya?
 Apakah saudara dapat mengindentifikasi biaya bukan
penambahan nilai pada BUMN dan pada Pemerintahan
2. Pada saat mana saudara melakukan pengurangan
bahkan menghilangkan bukan penambahan nilai,
berikan contohnya.
3. Apakah akper dapat diterapkan pada usaha kecil?
4. Cari lah soal dan jawaban mengenai akuntansi
pertangungjawaban secara tradisional n system ABC

benjamin simamoram.SE,.MM
benjamin simamoram.SE,.MM

Anda mungkin juga menyukai