Anda di halaman 1dari 35

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

AKUNTANSI MANAJEMEN (5)


INFORMASI AKUNTANSI pertanggung
jawaban (RESPONSIBILITY ACCOUNTING
INFORMATION)

GOOD
HELLO JOB! Great!

Here is where your presentation begins

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Perkembangan Metode Pengendalian Biaya

Metode Pengendalian Biaya dalam Perusahaan Manufaktur


berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi Manufaktur.
Dimulai dengan Sistem Biaya Standar

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Sistem yang digunakan untuk lingkungan manufaktur yang maju adalah Activity
Based Responsibility Accounting System

Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban


Tradisional Activity-Based Sistem Biaya
Responsibility Responsibility Standard
Accounting Accounting
Akuntansi ABRA memfokuskan Akuntansi manajemen
Pertanggungjawaban Pengendalian tradisional menekankan
tradisional memfokuskan terhadapaktivitas yang pengendalian terhadap
pengendalian terhadap mengkonsumsi sumber harga pokok produk
konsumsi sumber daya oleh daya (Product Cost)
responsible manajer

Sumber Daya Aktivitas Produk

Nilai Sumber daya yang AKTIVITAS Mengkonsumsi Produk Memerlukan


dikonsumsi merupakan biaya Sumber Daya Aktivitas
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Konsep Informasi Akuntansi Pertangungjawaban


Informasi Akuntansi pertanggungjawaban merupakan keluaran system
akuntansi pertanggungjawaban.
Konsep Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban telah mengalami
perkembangan , sejalan dengan metode pengendalian biaya yang
digunakan dalam perusahaan.

Dalam Sistem Ak, Pertanggungjawaban tradisional :IAP merupakan


Informasi Aktiva,Pendapatan dan/atau biaya dihubungkan dengan manajer
yang bertanggungjawab atas Pusat PJ tertentu.

Dalam A-B Responsibility Accounting System (ABRAS), IAP adalah


merupakan Informasi Aktiva,Pendapatan dan/atau biaya yang dihubungkan
dengan aktivitas penambah dan bukan penambah nilai.

SA Pertanggungjawaban Tradisional menghubungkan Informasi Akuntansi


Manajemen dengan wewenang yang dimiliki manajer.

Wewenang didelegasikan dari manajer atas ke bawahnya (Delegasi


wewenang)
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Dari Pendelegasian wewenang tersebut menuntut pertanggungjawaban oleh


manajer atas ke manajer dibawahnya.

Wewenang yang dimiliki seseoarang akan menjadikannya untuk


mengendalikan sesuatu yang berada dibawah kewenangannya.
Berkaitan dengan hal ini Aktiva, pendapatan dan biaya di bagi dalam 2
kelompok.
1. Terkendalikan (Controllable) / Controllable By Someone
2. Tidak Terkendalikan (UnControllable)/ Controllable By Others
Dalam jangka waktu yang cukup panjang semua aktiva, pendapatan dan
Biaya akan terkendalikan oleh seseorang dan sebaliknya dalam jangka
pendek hanya sedikit yang dapat dikendalikan.

Aktiva Terkendalikan :
a. Aktiva yang perolehan dan penggunaannya berada dibawah
wewenang manajer pusat pertanggungjawaban tersebut, atau
b. Aktiva yang penggunaannya berada dalam wewenang manajer pusat
Pertanggungjawaban tersebut

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Pendapatan Terkendalikan :
Pertanggungjawaban pendapatan yang diperoleh suatu pusat
pertanggungjawaban tidak begitu sulit pelaksanaannya, karena pendapatan
mudah untuk diidentifikasikan dengan manajer yang bertanggungjawab untuk
memperolehnya.

Biaya Terkendalikan :
Terjadinya biaya dalam suatu pusat pertangungjawaban tdk selalu sebagai
akibat dari keputusan yang diambil oleh manajer pusat pertanggungjawaban
yang bersangkutan, karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu pusat
pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh manajer yang
bersangkutan.Maka didalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat
pertanggungjawaban harus dipisahkan antara biaya terkendalikan dengan
yang tidak terkendalikan.
Pedoman untuk menetapkan apakah suatu biaya dapat dibebankan sebagai
tanggungjawab seorang manajer pusat pertanggungjawaban adalah sbb :
1. Jika manajer memiliki wewenang baik dalam memperoleh dan juga
menggunakan jasa, ia harus dibebani dengan jasa tersebut. Misal
Manajer pemasaran terhadap kewenangannya atas media promosi dan
jumlah biayanya.
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

2. Jika manajer dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah biaya tertentu


melalui tindakannya sendiri ia dapat dibebani biaya tersebut.
Contoh : Manajer pembelian dan manajer Produksi, dengan menggunakan
harga standar manajer bagian pembelian bertanggungjawab terhadap harga
pemerolehan bahan baku, sedangkan manajer produksi dibebani tanggung
jawab terjadinya biaya bahan baku (sebatas yang digunakan )
3. Manajer dapat dibebani suatu biaya jika manajemen puncak
menghendaki agar ia menaruh perhatian atas timbulnya biaya dengan
demikian ia dapat membantu manajer lain yang bertanggungjawab atas
biaya tersebut.
Contoh biaya reparasi dan pemeliharaan mesin, ini merupakan
tanggungjawab dan dikendalikan oleh manajer bagian bengkel, namun karena
biaya biaya tersebut juga dipengaruhi oleh efisiensi pemakaian tenaga kerja
bengkel dan pemakaian mesin dan equipmen itu sendiri. Sehingga dapat
didistribusi untuk factor biaya tenaga kerja bengkel oleh manajer bengkel dan
efisiensi pemakaian mesin dapat dibebani kepada manajer produksi.
Pengubahan Biaya tidak terkendalikan menjadi baiaya terkendalikan :
Ada 2 yaitu :
1. Dengan mengubah dasar pembebanan dari alokasi ke pembebanan
langsung
2. Dengan mengubah letak tanggungjawab pengambilan keputusan.
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Dalam system akuntansi pertanggungjawaban , semua biaya yang


terkendalikan oleh manajer tingkat bawah, dipandang juga terkendalikan oleh
manajer pusat pertanggungjawaban yang membawahinya.

Anggaran Biaya sebagai Tolak Ukur Pengendalian Biaya


Untuk tujuan pengendalian biaya, organisasi harus disusun sedemikian rupa
sehingga jelas wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap manajemen.
Anggaran menghendaki adanya organisasi yang baik, yang tiap-tiap
manajernya mengetahui wewenang dan tanggungjawab nya masing-masing.
Jika terjadi sesuatu yang tdk sesuai dengan yang direncanakan dalam
anggaran, akan mudah ditunjuk siapa yang akan bertanggung jawab.

Terkendalikannya Biaya versus Variabilitas Biaya


Variabilitas biaya merupakan perilaku biaya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan. Jika terkendalikannya biaya dihubungkan
dengan wewenang manajer tertentu, dapat dikelompokkan sebagai berikut :

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Engineered Variable Costs


Biaya yang dalam
jangka pendek tidak
terkendalikan

Committed Fixed Cost

Hubungan
Variabilitas Discretionary Variable
biaya dengan Costs
wewenang

Biaya yang dalam


jangka pendek
terkendalikan
Discretionary Fixed Costs

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Tanggung Jawab Ganda (Dual Responsibility)

Dalam organisasi hanya ada seorang yang menjadi penanggungjawab utama.


Ada 2 masalah dalam dual responsibility yaitu :
1. Masalah pengumpulan data biaya
2. Masalah pembebanan tanggungjawab atas biaya unit organisasi
penghasil jasa.

Dalam penyelesaian masalah tanggungjawab ganda ini perlu dibedakan dua


istilah yaitu :
a. Alokasi biaya , bertujuan untuk penghitungan kos produk, seringkali dasar
alokasi nya bersifat sembarang (arbitrary).
b. Pembebanan pertanggungjawaban biaya bertujuan untuk pengendalian
biaya sehingga menuntut digunakannya dasar pembebanan yang wajar
kepada unit organisasi pemakai jasa.

Dengan demikian laporan pertanggungjawaban biaya untuk masalah dual


responsibility dibuat dengan 3 tahap berikut :

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

1. Dibuat laporan PJ biaya untuk pusat PJ utama yang berisi perbandinga


realisasi biaya dengan anggaran biaya pusat PJ terseut
2. Dibuat pembebanan biaya pusat PJ utama kepada pusat PJ sekunder
dengan dasar pembebanan yang objektif.
3. Dibuat laporan PJ biaya pusat PJ sekunder dengan menyajikan
perbandingan realisasi biaya dengan anggaran biaya pusat PJ tersebut.

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban


SAPJ Tradisional :
1. Penilai Kinerja Manajer Pusat pertanggungjawaban
2. Pemotivasian Manajer

Activity Based Responsibility Accounting System … Terutama biaya


dihubungkan dengan aktivitas penambah dan bukan penambah nilai, bahwa
IA PJ bermanfaat bagi manajemen untuk:
3. Mengelola Aktivitas dengan cara mengarahkan usaha manajemen dalam
mengurangi dan akhirnya menghilangkan biaya-bukan penambah nilai
(Non Value Added Costs)
4. Mamantau efektivitas program pengelolaan aktivitas.

IA PJ sebagai dasar penyusunan anggaran


Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan
peran (role setting) dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan,
Siapa yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas dan ditetapkan sumber
dayanya (dalam satuan moneter) sehingga memungkinkan untuk
melaksanakan perannya.
Dalam proses penyusunan anggaran IA PJ berfungsi sebagai alat pengrim
peran (role sending Device) kepada manajer yang bersangkutan.
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Nilai Kemampuan Penghargaan


penghargaan dan bakat yg dirasa
pantas

Usaha KInerja Penghargaan Kepuasan

IA PJ masa
Kemiungkinan Persepsi lalu sbg
usaha akan terhadap pengukur
diberi peran kinerja
penghargaan

IA PJ masa
akan datang
sbg role
sending
device
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

IA PJ sebagai Penilai Kinerja Manajer Pusat PJ

Merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan


pengendalian aktivitas organisasi, krn informasi terseut menekankan hubungan
antara informasi dengan manajer yang bertangungjawabterhadap perencanaan
dan realisasinya.
IA PJ mencerminkan skor yang dibuat oleh setiap manajer dalam menggunakan
berbagai sumber daya untuk melaksanakan peran manajer tersebut dalam
mencapai sasaran perusahaan.

IA PJ sebagai Pemotivasi Manajer

Motivasi adalah proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan
bertujuan . Pemotivsi adalah sesuatu yg digunakan untuk mendorong timbulnya
prakarsa seseorang untuk melakukan tindakan secara sadar dan bertujuan.

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

ASUMSI PERILAKU DALAM SISTEM AKUNTANSI


PERTANGGUNGJAWABAN TRADISIONAL

SA PJ Tradisional dirancang berlandaskan atas beberapa asumsi tentang


perilaku manusia sbb :
1. Pengelolaan berdasarkan penyimpangan (management By Exception)
merupakan pengendalian operasi secara efektif yang memadai.
2. Pengelolaan berdasarkan tujuan (management by Objective) akan
menghasilkan anggaran yang disepakati, biaya standar sasaran organisasi,
dan rencana yang dapat dilaksanakan.
3. Struktur pertanggungjawaban sesuai struktur hirarki organisasi.
4. Manajer dan bawahannya bersedia untuk menerima tanggung jawab yang
dibebankan kepada mereka melalui hirarki organisasi
5. SA PJ mendorong kerjasama, bukan kompetisi.

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

ACTIVITYBASED RESPONSIBILITY ACCOUNTING SYSTEM

Perusahaan maju dan bersaing tingkat dunia menggunakan JIT Philosophy yang
menekankan Total Quality Control, Continual Improvement dan Zero Inventory.
Sehingga pada perusahaan manufaktur maju akan menggunakan Activity Based
Responsibility Accounting System

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DIRUT 100

Dir Produksi Dir Keu Dir Pemasaran


200 300 400

Bag.
PI,HUMAS…
101, 102 ..

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Dir Produksi
200

Dept. Produksi Dept. Teknik


210 220

Bag. Persiapan Bag. Ren & Bag.Reparasi &


211 Was prod peliharaan
201 221
Bag.Listrik&Air
222
Bag. Pengolahan
212
Bag, Pnerimaan
223
Bag.
Penyelesaian
213 Bag. Gudang
224
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Dir Keuangan
300

Dept. Personalia & Dep. Keu Dept. Akuntansi


Umum -- 310 320 330

Bag. Bag. Kassa Bag.Piutang


Kepegawaian 321 331
311
Bag. Pajak -- Bag. Utang
322 332
Bag. Pencatat
Bag. Asuransi Bag, Penagihan
Wktu
323 333
312

Bag. Umum Bag. Kredit Bag. Kartu


324 persediaan dan biaya
313 334
Bag. Gaji & Upah Bag. Anggaran Bag. Jurnal,BB & Lap
314 325 335
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Dir Pemasaran
400

Dept. Penjualan Dep. Promosi


410 420

Bag. Order Bag. Riset Pasar Bag.Pemeriksa Intern


Pnjualan 421 101
411
Bag. Promosi Bag. HUMAS
422 102
Bag. Pengiriman
412 Bag, Sekretariat
103

Bag. Pembelian
Bag.Purna jual 104
413
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Sistem Pengolahan IA PJ dalam SA PJ Tradisional

Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban merupakan system pengolahan


informasi biaya dengan cara mnggolongkan, mencatat dan meringkas biaya
dalam hubungannya dengan jenjang manajemen yang bertanggungjawab
atas terjadinya biaya dengan tujuan untuk menghasilkan informasi akuntansi
pertanggungjawaban guna pengendalian biaya.
Contoh 1 :
PT X yang mempunyai struktur organisasi manufaktur , adalah produsen
kertas. Akun buku besarnya dibagi menjadi 6 kelompok dan diberi kode akun
sebagai berikut :
1. Aktiva
2. Utang
3. Modal
4. Pendapatan
5. Biaya
6. Pendapatan dan Biaya di Luar Usaha
Bagaimana menyusun group code method untuk Biaya ?

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

.Kode Akun Biaya dapat dibuat dengan susunan 7 angka sbb :


5 211 111

Kelompok Biaya

Bagian Persiapan

Biaya Merang

1. Biaya Bahan Baku, Bahan Penolong dan bahan Lain


111 Biaya Merang
112 Biaya Bahan Serat
113 Biaya Pulp
114 Biaya Kertas
115 Biaya Bahan Penolong
116 Biaya Bahan Bakar
117 Biaya Bahan Pelumas
119 Biaya bahan Lain-lain
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
2 Biaya Tenaga Kerja
211 Biaya Gaji dan Upah
212 Biaya Lembur
213 Biaya Pengobatan
214 Biaya Sumbangan kepada Karyawan
215 Biaya Tenaga Kerja Lain-lain

3. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan


311 Biaya Reparasi dan pemeliharaan Emplasemen
312 Biaya Reparasi dan pemeliharaan Gedung
313 Biaya Reparasi dan pemeliharaan Mesin dan Ekuipmen
314 Biaya Reparasi dan pemeliharaan Kendaraan
315 Biaya Reparasi dan pemeliharaan Aktiva Tetap dan Lian-lain

4 Biaya Depresiasi Aktiva Tetap dan Amortisasi


411 Biaya Depresiasi Emplasemen
412 Biaya Depresiasi Gedung
413 Biaya Depresiasi Mesin dan Ekuipmen
414 Biaya Depresiasi Kendaraan
415 Biaya Depresiasi Aktiva Tetap dan Lian-lain
416 Biaya Amortisasi Aktiva Tidak Berwujud
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
5 Biaya Umum
511 Biaya Asuransi Aktiva Tetap
512 Biaya Asuransi Persediaan
513 Biaya Cetak, Alat Tulis, Poto copy dan Lichdruck
514 Biaya Pos Telegraph, Telepon, Telex dan Biaya Kirim
515 Biaya Perjalanan Dinas
516 Biaya Langganan Surat Kabar, Majalan dan Bulettin
517 Biaya rapat dan Pertemuan
518 Biaya Akuntan, Konsultan dan Pengacara
519 Biaya Umum lainnya

6 Biaya Lain
611 Biaya Iklan
612 Biaya Angkutan Luar
613 Biaya Penghapusan Piutang
614 Biaya Contoh (sampel)
615 Biaya Promosi

Jika biaya Merang yang terjadi di bagian persiapan kodenya : 5211111


Biaya Perjalanan Dinas Direktur Keuangan : 5300515
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan bagian order penjualan : 5411314
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Contoh 2: Pembebanan Tanggung jawab Biaya dalam SA PJ


Departemen listrik menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan dua
departemen produksi A dan B.
Kapasitas dept Listrik pertahun adalah 180.000 kwh dengan jumlah biaya
produksi listrik sebesar Rp.60.000 yang terdiri dari Biaya tetap Rp.40.000 dan
Baiay variable Rp.20.000. Kebutuhan Dept. A dan B berturut-turut 50.000 kwh
dan 30.000 kwh pertahun.
Alokasi biaya departemen Listrik dapat dilakukan dengan 3 cara yang masing
masing cara dapat digunakan untuk memotivasi manajemen untuk
berprestasi.

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Data Departemen Listrik


Biaya Tetap Rp. 40.000
Biaya Variabel 20.000
Total Biaya Produksi Listrik Per Tahun Rp. 60.000
Data Pemakaian Listrik Pertahun 180.000 kwh
Kapastas Tersedia
Kebutuhan Pokok Departemen A 50.000 kwh
B 30.000 kwh
80.000 kwh
Kapasitas yang bebas pemakaiannya 100.000 kwh

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

METODE PEMBEBANAN TANGGUNG JAWAB BIAYA LISTRIK


Metode 1 Pembebanan Berdasarkan Kapasitas Pelayanan

Dept A = (50.000 : 80.000) X Rp.60.000 Rp. 37.500


Dept B = (30.000 : 80.000) X Rp.60.000 22.500
Rp.60.000
Metode 2 Pembebanan Berdasarkan Kapasitas Pelayanan &
Pemakaian
Departemen A
Biaya Tetap = (50.000 : 80.000) X Rp.40.000 Rp.25.000
Biaya Variabel = (20.000 ;100.000) Rp.0,20 per kwh
Departemen B
Biaya Tetap = (30.000 : 80.000) X Rp.40.000 Rp.15.000
Biaya Variabel = (20.000 ;100.000) Rp.0,20 per kwh

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

METODE PEMBEBANAN TANGGUNG JAWAB BIAYA LISTRIK


Metode 3 Pembebanan Berdasarkan Pemakaian
Departemen A (Rp.60.000 : 180.000) Rp. 0,333 per Kwh
Departemen B (Rp.60.000 : 180.000) Rp. 0,333 per Kwh

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
Contoh 3
Departemen produksi I PT X Memisahkan aktivitas menjadi 2 golongan :
Aktivitas penambah nilai dan aktivitas bukan penambah nilai. Komponen dan
Cost Driver nya masing-masing disajikan

Aktivitas Cost Driver Kst KS HSt

Pemakaian BB Kg 150.000 175.000 2.000

Tenaga Listrik Kwh 30.000 35.000 4.000

Setup Jam Setup 40.000 2.500

Inspeksi Jam Inspeksi 20.000 3.000

Kst = Kuantitas Ideal Cost Driver

KS = Kuantitas Seungguhnya Cost Driver yg digunakan

Hst = Harga standar per unit cost driver


UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
Biaya Penambah nilai = KSt X Hst
Biaya bukn penambah nilai = (Kst – KS) Hst
Aktivitas Biaya Biaya Bukan Biaya
penambah nilai Penambah Nilai Sesungguhn
ya (Rp)
Pemakaian BB 300.000.000 50.000.000 350.000.000
Tenaga Listrik 120.000.000 20.000.000 140.000.000
Setup - 100.000.000 100.000.000
Inspeksi - 60.000.000 60.000.000
Jumlah 420.000.000 230.000.000 650.000.000

Kst XHst = 150.000 X Rp2.000 = Rp300.000.000


30.000 X Rp4.000 = Rp120.000.000
(Kst – KS) X Hst = (150.000 – 175.000) X Rp2.000 =Rp50.000.000
(30.000 – 35.000) X Rp4.000 = Rp20.000.000
(KS X Hst) = 40.000 X Rp2.500 = Rp100.000.000
20.000 X Rp3.000 = Rp60.000.000
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
Contoh 4
Departemen produksi PT X dalam Contoh 3 tersebut di atas melaksanakan
berbagai perbaikan aktivitas untuk memproduksi produk dengan program
sebagai berikut :
Aktivitas pemakaian bahan baku : Perusahaan memasang peralatan
elektronik. Untuk mengawasi jalannya proses pengolahan bahan baku
dengan tujuan untuk mengurangi sisa bahan (scrap materials) dan
pemborosan pemakaian bahan baku.

Setup : Produk dirancang kembali untuk memudahkan proses pengolahan


bahan baku, sehingga mengurangi waktu yang digunakan untuk setup mesin
dan ekuipmen

Tenaga Listrik : Perancangan kembali produk ditujukan pula untuk


mengurangi waktu pengerjaan kembali produk yang tidak memenuhi
spesifikasi mutu dan mengurangi konsumsi tenaga listrik.

Ispeksi : Perusahaan melaksanakan program seleksi pemasok untuk


memilih pemasok yang mampu menyerahkan bahan baku yang bermutu
tinggi, sehingga aktivitas inspeksi akhirnya dapat dihapus.
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Biaya bukan Penambah Nilai (Non Value Added Cost)


Aktivitas 20X1 20X2 Perubahan

Pemakaian BB 50.000.000 40.000.000 10.000.000


Tenaga Listrik 20.000.000 17.000.000 3.000.000
Setup 100.000.000 96.000.000 4.000.000
Inspeksi 60.000.000 50.000.000 10.000.000
Jumlah 230.000.000 203.000.000 650.000.000

Manajemen dapat memantau hasil program penghapusan aktivitas bukan


penambah nilai dan jumlah biaya yang dapat dihemat sampai dengan saat
tertentu, dan juga manajemen dapat memperoleh informasi seberapa
besar kesempatan yang masih tersedia untuk melakukan perbaikan
aktivitas dan penurunan biaya.

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
Kesimpulan
Informasi Akuntansi pertanggungjawaban merupakan Aktiva, Pendapatan
dan / atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab
terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam hubungannya dengan
wewenang yang dimiliki oleh seorang manajer aktiva, pendapatan dan /atau
biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu :
1. Aktiva, pendapatan dan /atau biaya terkendalikan yaitu secara signifikan
dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu.
2. Aktiva, pendapatan dan /atau biaya tidak terkendalikan

SA pertanggangjawaban adalah merupakan tahap pengembangan atas cara


pengendalian biaya yang tidak hanyaterbatas pada pengendalian biaya
produksi saja namun meliputi biaya non produksi.

Informasi Akuntansi Dihubungkan dengan manajer yg memiliki wewenang


atas informasi tersebut untuk dimintakan pertanggungjawabannya.

SA Pertanggungjawaban tradisional memusatkan pengendaliannya terhadap


biaya, sedangkan ABRA System berpusat pada aktivitas yang menjadi
penyebab terjadinya biaya dengan tujuan agar terjadi penuruna biaya secara
bersinambung.
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Sistem Akuntansi Pertangungjawaban (SAP) tradisional dirancang


berlandaskan atas beberapa asumsi tentang perilaku manusia berikut ini :
(1) Pengelolaan berdasarkan penyimpangan (Manageent by Exception)
merupakan pengendalian operasi secara efektif memadai, (2) pengelolaan
berdasarkan tujuan (Management by Objective) akan menghasilkan
anggaran yang disepakati, biaya standar, sasaran organisasi dan rencana
yang dapat dilaksanakan, (3). Struktur Pertanggungjawaban sesuai dengan
struktur hierarkis organisasi, (4). Manajer dan bawahannya bersedia
menerima tanggungjawab yang dibebankan kepada mereka melalui hierarki
organisasi, (5) Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerjasama
, bukan kompetisi.

SAP Tradisional adalah suatu system akuntansi yang disusun sedemikian


rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan dalam organisasi dengan tujuan
agar dapatditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas
penyimpangan biaya dan/atau pendapatan yang dianggarkan. SAP
menghasilkan keluaran berupa informasi Akuntansi pertanggungjawaban
berguna untuk penyusunan anggaran dan untuk menilai serta memotivasi
kinerja manajer.
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Activity Based Responsibiity Accounting System (ABRAS) adalah suatu


system akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan
dan pelaporan biaya dilakukan menurut aktivitas penambah dan bukan
penambah nilai, untuk memungkinkan manajemen merencanakan
pengelolaan aktivitas dan memantau hasil perbaikan bersinambung atas
berbagai aktivitas untuk pembuatan produk atau penyerahan jasa.

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI

Anda mungkin juga menyukai