Anda di halaman 1dari 6

BAB 7.

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu tipe informasi akuntansi


manajemen, di mana informasi akuntansi dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh tiap-
tiap manajer. Informasi akuntansi pertanggungjawaban di bagi menjadi dua yaitu :
1. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban
tradisional, dan
2. Untuk menghadapi lingkungan manufaktur maju, akuntansi manajemen telah
mengembangkan sistem akuntansi pertanggungjawaban berbasis aktivitas (activity based
responsibility accounting system)

7.1 INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TRADISIONAL


Pada awal perkembangan akuntansi manajemen, biaya standar merupakan metode
pengendalian biaya yang dikembangkan pada saat komponen biaya produksi merupakan proporsi
terbesar dalam total biaya penuh produk. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
merupakan proporsi besar dalam total biaya produksi. Dalam biaya standar ditentukan biaya
standar per unit produk sebagai tolok ukur konsumsi sumber daya dalam pembuatan produk.
Biaya yang sesungguhnya dikonsumsi dibandingkan dengan biaya yang seharusnya dikonsumsi
menurut standar yang ditetapkan sebelumnya, hasil perbandingannya digunakan untuk
menganalisis penyebab terjadinya penyimpangan, dan hasil analisis tersebut digunakan untuk
memperbaiki konsumsi sumber daya untuk pembuatan produk selanjutnya.
Pada saat komponen biaya overhead pabrik menduduki proporsi yang signifikan dari total
biaya produksi, akuntansi manajemen mengembangkan sistem informasi akuntansi
pertanggungjawaban untuk mengendalikan biaya overhead pabrik. Fokusnya adalah sumber
daya yang dikonsumsi oleh manajer yang memiliki wewenang mengkonsumsi sumber daya
tersebut.
Pada setiap tahap pembuatan produk yaitu tahap desain & pengembangan, tahap
produksi, tahap distribusi produk mengkonsumsi sumber daya secara signifikan, akuntansi
manajemen mengembangkan sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas
(activity based responsibility accounting system). Fokusnya adalah aktivitas yang mengkonsumsi
sumber daya sehingga memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan aktivitas.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban berbasis aktivitas dikembangkan dalam lingkungan
manufaktur maju, di mana proporsi tahap desain & pengembangan, dan tahap distribusi produk
ke tangan konsumen menjadi signifikan dibandingkan dengan biaya tahap produksi.

Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional


Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional memiliki empat karateristik berikut ini :
1. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban
Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional mengidentifikasi pusat
pertanggungjawaban sebagai unit organisasi seperti departemen, keluarga produk, tim kerja,
atau individu. Apapun satuan pusat pertanggungjawaban yang dibentuk, system akuntansi
pertanggungjawaban tradisional membebankan tanggung jawab kepada individu yang diberi
wewenang.
2. Standar ditetapkan sebagai tolok ukur kinerja manajer yang bertanggungjawab atas pusat
pertanggungjawaban tertentu.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban menghendaki ditetapkannya biaya standar sebagai
dasar untuk menyusun anggaran. Anggaran berisi biaya standar yang diperlukan untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Biaya standar dan anggaran merupakan ukuran
kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasran yang ditetapkan
dalam anggaran.
3. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan anggaran
Pelaksanaan anggaran merupakan penggunaan sumber daya oleh manajer pusat
pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.

49
Penggunaan sumber daya ini diukur dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang
mencerminkan ukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dalam mencapai sasaran
anggaran.
4. Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan kebijakan
manajemen yang lebih tinggi
Sistem penghargaan dan hukuman dirancang untuk memacu para manajer dalam mengelola
biaya untuk mencapai target standar biaya yang dicantumkan dalam anggaran.

7.2 Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban


Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional, informasi akuntansi
pertanggungjawaban merupakan aktiva, pendapatan, dan/atau biaya, yang dihubungkan dengan
manajer yang bertanggung jawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa yang akan datang
bermanfaat untuk penyusunan anggaran. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya
merupakan proses penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam proses
penyusunan anggaran, informasi akuntansi pertanggungjawaban berfungsi sebagai alat pengirim
pesan kepada manajer yang diberi peran dalam pencapaian sasaran perusahaan.
Sedangkan informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa lalu
bermafaat sebagai :
1. Penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi akuntansi yang penting
dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi tersebut
menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap
perencanaan dan realisasinya. Dengan cara memberikan peran pada setiap manajer untuk
merencanakan pendapatan dan/ atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya, kemudian
menyajikan informasi realisasinya tersebut menurut manajer yang bertanggungjawab.
Dengan demikian, informasi akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan skor yang dibuat
setiap manajer dalam menggunakan berbagai sumber daya untuk melaksnakan peran
manajer tersebut dalam mencapai sasaran perusahaan.
2. Pemotivasi manajer
Motivasi adalah proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan bertujuan.
Pemotivasi adalah sesuatu yang digunakan untuk mendorong timbulnya prakarsa seseorang
untuk melakukan tindakan secara sadar dan bertujuan.

Dalam activity based responsibility accounting system , informasi akuntansi manajemen


terutama biaya, dihubungkan dengan aktivitas penambah dan bukan penambah nilai. Informasi
akuntansi pertanggungjawaban ini bermafaat bagi manajemen untuk :
1. Mengelola aktivitas, dengan cara mengarahkan usaha manajemen dalam mengurangi dan
akhirnya menghilangkan biaya bukan penambah nilai
Dalam lingkungan manufaktur maju, manajemen dituntut untuk melaksanakan
penyempurnaan aktivitas agar customer tidak dibebani dengan biaya bukan penambah nilai.
Dengan menyajikan informasi biaya yang dipisahkan ke dalam biaya penambah nilai dan
bukan penambah nilai, manajemen dapat :
a. Memperoleh informasi biaya bukan penambah nilai yang menggambarkan besarnya
pemborosan yang sekarang dialami oleh perusahaan
b. Memperoleh biaya bukan penambah nilai yang memungkinkan mereka memusatkan
pengendalian mereka terhadap aktivitas bukan penambah nilai
c. Memperoleh informasi biaya penambah nilai yang memungkinkan mereka melakukan
penyempurnaan efisiensi aktivitas penambah nilai.

50
2. Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas
Dengan menyajikan informasi biaya yang dipisahkan ke dalam biaya penambah dan bukan
penambah nilai dalam bentuk perbandingan dari period eke periode, manajemen dapat :
a. Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas
b. Merumuskan keputusan-keputusan strategik

Asumsi Perilaku dalam Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional


Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional dirancang berlandaskan atas beberapa asumsi
tentang perilaku manusia berikut ini :
1. Pengelolaan berdasarkan penyimpangan (management by exception)
Menggunakan anggapan agar manajer secara efektif mengelola dan mengendalikan aktivitas
organisasi, mereka harus memusatkan perhatian terhadap bidang yang di dalamnya terdapat
penyimpangan dari sasaran yang dianggarkan.
2. Pengelolaan berdasarkan tujuan ( management by objective)
Merupakan serangkaian prosedur formal yang dimulai dengan penetapan sasaran dan
dilanjutkan melalui review kinerja. Manajer atas dan manajer bawah menetapkan sasaran
secara bersama sama dan memantau kemajuan dalam pencapaian sasaran tersebut.
3. Struktur pertanggungjawaban sesuai dengan struktur hirarki organisasi
Struktur organisasi mencerminkan pembagian dan hirarki wewenang dalam perusahaan.
Melalui struktur organisasi, manajemen melaksanakan pendelegasian wewenang untuk
melaksanakan tugas khusus kepada manajemen yang lebih bawah, agar dapat dicapai
pembagian pekerjaan yang bermanfaat.
4. Manajer dan bawahannya bersedia untuk menerima tanggung jawab yang dibebankan
kepada mereka melalui hirarki organisasi
5. Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerjasama, bukan kompetisi.
Dengan cara memperlihatkan kepada para menajer posisi aktivitas mereka masing-masing
dalam aktivitas perusahaan secara keseluruhan dan dengan cara memperjelas sasaran yang
hendak dicapai secara bersama-sama oleh semua manajer tersebut.

7.4 ACTIVITY BASED RESPONSIBILITY ACCOUNTING SYSTEM


Dalam lingkungan manufaktur maju, pengelolaan aktivitas dengan menggunakan activity
based responsibility accounting system merupakan pendekatan yang lebih baik untuk mendukung
perbaikan bersinambung dibandingkan sistem biaya standar dan sistem akuntansi
pertanggungjawaban yang dikembangkan dalam akuntansi manajemen tradisional.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan perkembangan lebih lanjut metode
pengendalian biaya, yang dirancang untuk menyesuaikan perkembangan yang terjadi dalam
lingkungan manufaktur. Sistem biaya standar sebagai metode pengendalian biaya produksi
menjadi tidak cocok digunakan dalam lingkuangan manaufaktur yang proporsi biaya overhead
pabriknya signifikan dari total biaya produk. Dalam lingkungan manufaktur maju, system biaya
standar bahkan bertentangan dengan tujuan program penyempurnaan aktivitas yang dituntut
oleh kondisi persaingan tajam yang dihadapi oleh perusahaan.
Inti activity based responsibility accounting system adalah pengelolaan aktivitas yang
merupakan proses pengidentifikasian aktivitas yang dijalankan oleh organisasi, penentuan nilai
bagi organisasi, dan pemilihan serta pelaksanaan hanya aktivitas yang menambah nilai bagi
customer.
Activity based responsibility accounting system menitikberatkan pertanggungjawaban
aktivitas , bukan pertanggungjawaban biaya. Biaya terjadi sebagai akibat adanya aktivitas, oleh
karena itu focus pengendalian biaya diubah, dari semula dipusatkan pada biaya, sekarang
dihubungkan pada penyebab terjading biaya yaitu aktivitas
Tujuan pengelolaan aktivitas adalah penghilangan pemborosan dengan demikian biaya dapat
berkurang. Pemborosan diakibatkan oleh aktivitas bukan penambah nilai dan aktivitas penambah
nilai yang tidak dilaksanakan secara efisien.

51
Dalam kegiatan manufaktur terdapat lima golongan aktivitas bukan penambah nilai :
1. Pembuatan skedul
Adalah penggunaan waktu dan sumber daya untuk menentukan kapan berbagai produk yang
berbeda dimasukan kedalam proses produksi dan bagaimana berbagai produk tersebut
diproduksi.
2. Pemindahan
Aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk memindahkan bahan baku,
produk, dalam proses, dan produk jadi dari satu departemen ke departemen yang lain.
3. Lead time
Aktivitas yang di dalamnya bahan baku dan produk dalam proses menggunakan waktu dan
sumber daya dalam menanti proses yang berikutnya.
4. Inspeksi
Aktivitas yang mengkonsumsi waktu dan sumber daya untuk menjamin produk yang
dihasilkan sesuai dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan
5. penyimpanan
Aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya, selama produk dan bahan baku
disimpan sebagai persediaan.

Cara yang ditempuh untuk mengurangi dan akhirnya menghilangkan aktivitas bukan penambah
nilai dalam pengelolaan aktivitas adalah :
1. Penghilangan aktivitas (activity elimination)
Pengurangan biaya dapat dicapai dengan melakukan penghilangan aktivitas bukan
penambah nilai.
2. Pemilihan aktivitas (activity selection)
Pengurangan biaya dapat dicapai dengan melakukan pemilihan aktivitas dari serangkaian
aktivitas yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai strategi yang kompetitif. Strategi
yang berbeda menyebabkan aktivitas yang berbeda.
3. Pengurangan aktivitas (activity reduction)
Pengurangan biaya dapat dicapai dengan mengurangi waktu dan sumber daya yang
diperlukan oleh suatu aktivitas. Pengurangan ini terutama ditujukan terhadap perbaikan
efisiensi aktivitas penambah nilai atau terhadap perbaikan aktivitas bukan penambah nilai
sebagai strategi jangka pendek sampai aktivitas tersebut dihilangkan.
4. Pembagian aktivitas (activity sharing)
Pengurangan biaya dapat dicapai dengan menaikan efisiensi aktivitas penambah nilai dengan
meningkatkan aktivitas ke tingkat skala ekonomi.

Rekayasa Informasi Pertanggungjawaban dalam Activity Based responsibility Accounting


Untuk memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan aktivitas, system akuntansi
pertanggungjawaban harus memisahkan biaya penambah nilai dan biaya bukan penambah nilai.
Pemisahan biaya ini diperlukan agar manajemen :
1. Dapat memusatkan perhatian mereka terhadap pengurangan dan akhirnya penghilangan
biaya bukan penambah nilai
2. Menyadari besarnya pemborosan yang sekarang sedang terjadi
3. Memantau efektivitasprogram pengelolaan aktivitas dengan menyajikan biaya bukan
penambah nilai kepada manajemen dalam bentuk perbandingan antar periode.

Pengurangan biaya harus merupakan program pengelolaan aktivitas. Dengan mengetahui jumlah
biaya yang dapat dihemat, manajemen dapat menggunakan informasi tersebut untuk tujuan
yang bersifat strategic. Sebagai contoh, jika suatu aktivitas bukan penambah nilai dapat berhasil
dikurangi, maka biaya yang dapat dihemat harus dirunut ke produk secara individual.
Penghematan biaya produk ini dapat menghasilkan strategi pengurangan harga jual produk yang
mengakibatkan perbaikan posisi daya saing perusahaan di pasar. Namun perubahan strategi
penentuan harga jual memerlukan informasi mengenai pengurangan biaya yang dihasilkan oleh

52
pengelolaan aktivitas. Oleh karena itu, system pelaporan biaya, yang menyajikan informasi biaya
bukan penambah nilai dan biaya penambah nilai merupakan unsur yang penting dalam activity
based responsibility accounting.

Sistem akuntansi perusahaan harus memisahkan biaya penambah nilai dari biaya bukan
penambah nilai. Pemisahan ini perlu dilakukan agar manajemen dapat memusatkan usaha
mereka pada pengurangan dan akhirnya penghilangan biaya bukan penambah nilai.
Landasan penting untuk mengidentifikasikan dan menghitung biaya penambah dan bukan
penambah nilai adalah identifikasi cost driveruntuk setiap aktivitas. Cost driver adalah suatu
factor yang menjadi penyebab (pendorong timbulnya) biaya aktivitas tertentu.

Biaya penambah nilai dapat dihitung dengan cara mengalikan standar ideal dengan harga
standar per unit. Biaya bukan penambah nilai dihitung dengan cara mengalikan harga standar
per unit dengan perbedaan antara tingkat aktivitas sesungguhnya dengan tingkat aktivitas
standar. Formula penghitungan biaya penambah nilai dan bukan penambah nilai disajikan berikut
ini :
Biaya penambah nilai : Kst x Hst
Biaya Bukan Penambah Nilai : ( Kst – KS ) x Hst

Catatan :
Kst : Kuantitas ideal cost driver
KS : Kuantitas sesungguhnya cost driver yang digunakan
Hst : Harga standar per unit cost driver

Contoh :
Departemen produksi PT XYZ memisahkan aktivitas menjadi dua golongan: aktivitas penambah
nilai dan aktivitas bukan penambah nilai. Komponen dan cost drivernya masing-masing adalah
sebagi berikut :
Aktivitas Cost driver Kst KS Hst
Pemakaian Bahan baku Kg 150.000 175.000 Rp. 2.000
Tenaga Listrik Kwh 30.000 35.000 4.000
Setup Jam setup 40.000 2.500
Inspeksi Jam inspeksi 20.000 3.000

Berdasarkan data yang tercantum dalam gambar di atas, Departemen Akuntansi menerbitkan
laporan biaya berdasarkan aktivitas seperti berikut ini :

Aktivitas Biaya Penambah Biaya Bukan Penambah Biaya Sesungguhnya


Nilai Nilai
Pemakaian Bahan baku Rp. 300.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 350.000.000
Tenaga Listrik 120.000.000 20.000.000 140.000.000
Setup 100.000.000 100.000.000
Inspeksi 60.000.000 60.000.000
420.000.000 230.000.000 650.000.000

Laporan biaya berdasarkan aktivitas seperti yang disajikan dalam gambar tersebut memberikan
informasi bagi manajemen tentang aktivitas bukan penambah nilai, sehingga membuka
kesempatan bagi manajemen untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai aktivitas bukan
penambah nilai dengan cara : penghapusan aktivitas, pemilihan aktivitas, pengurangan aktivitas
atau pembagian aktivitas.
Sebagai contoh, manajemen dapat menurunkan biaya bahan baku dengan cara mengurangi sisa
bahan, pemborosan pemakaian bahan, dan pengerjaan kembali produk rusak. Dengan
mengurangi pengerjaan kembali produk rusak dan perbaikan efisiensi tenaga kerja langsung,

53
manajemen dapat mengurangi konsumsi kwh tenaga listrik dan biaya tenaga listrik. Pengurangan
waktu setup dan perbaikan mutu suku cadang yang diterima dari pemasok juga merupakan
perbaikan aktivitas yang ditempuh oleh manajemen.
Oleh karena itu, dengan menyajikan laporan biaya berdasarkan aktivitas pada waktu tertentu,
informasi biaya penambah dan bukan penambah nilai dapat memicu tindakan manajemen untuk
mengelola aktivitas secara lebih efektif.

54

Anda mungkin juga menyukai