Anda di halaman 1dari 17

Konsep Manajemen

Kegawatdaruratan pada
Pasien Epilepsi

DISUSUN OLEH :
BANDORO AYU RETNO KARTIKA
DENNY NUR KHOLIQ
DESI KARLINA
DIESTEYERA PUTRI A
MERI FITRIA HANDAYANI
Pengertian....
Epilepsi merupakan penyakit
serebral kronik dimana terjadinya
cetusan listrik atau lepasnya
muatan listrik lokal pada
substansia grisea otak dengan
karakteristik gejala berupa
kejang berulang.
Web Of Caution
Etiologi
1. Penyebab pada kejang epilepsi sebagian besar belum
diketahui (Idiopatik) Sering terjadi pada:
• Trauma lahir, Asfiksia neonatorum
• Cedera Kepala, Infeksi sistem syaraf
• Keracunan CO, intoksikasi obat/alcohol
• Demam, ganguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia,
hiponatremia)
• Tumor Otak
• kelainan pembuluh darah
Etiologi
2. Acquerit : kerusakan otak, keracunan obat, metabolik,
bakteri.
• Trauma Lahir
• Trauma Kepala (5-50%)
• Stroke
• Cerebral Edema (bekuan darah pada otak)
• Hypoxia
• Gangguan Metabolik
• Infeksi (mis., meningitis)
Tanda dan gejala
a. Kejang parsial sederhana -> Gejala yang
timbul berupa kejang motorik fokal,
fenomena halusinatorik, psikoilusi, atau
emosional kompleks. Pada kejang parsial
1. Kejang parsial -> Kejang terjadi sederhana, kesadaran penderita masih baik.
pada satu sisi atau satu bagian
tubuh dan kesadaran penderita
umumnya masih baik.

b. Kejang parsial kompleks -> Gejala bervariasi


dan hampir sama dengan kejang parsial
sederhana, tetapi yang paling khas terjadi
adalah penurunan kesadaran dan otomatisme
Tanda dan gejala
2. Kejang umum -> Kejang terjadi pada seluruh bagian tubuh dan kesadaran
penderita umumnya menurun.

a. Kejang Absans -> Hilangnya kesadaran sessat (beberapa detik) dan mendadak
disertai amnesia. Serangan tersebut tanpa disertai peringatan seperti aura atau
halusinasi, sehingga sering tidak terdeteksi.

b. Kejang Atonik -> Hilangnya tonus mendadak dan biasanya total pada otot
anggota badan, leher, dan badan. Durasi kejang bisa sangat singkat atau lebih
lama.

c. Kejang Mioklonik -> Ditandai dengan kontraksi otot bilateral simetris yang
cepat dan singkat. Kejang yang terjadi dapat tunggal atau berulang.
Tanda dan gejala
d. Kejang Tonik-Klonik ->
Kesadaran hilang dengan
cepat dan total disertai
e. Kejang Klonik ->
kontraksi menetap dan
Gejala yang terjadi
masif di seluruh otot. Mata f. Kejang Tonik-> Ditandai
hampir sama
mengalami deviasi ke atas. dengan kaku dan tegang
dengan kejang
Fase tonik berlangsung 10 - pada otot. Penderita
mioklonik, tetapi
20 detik dan diikuti oleh fase sering mengalami jatuh
kejang yang terjadi
klonik yang berlangsung akibat hilangnya
berlangsung lebih
sekitar 30 detik. Selama keseimbangan
lama, biasanya
fase tonik, terjadi dilatasi
sampai 2 menit.
pupil, pengeluaran air liur,
dan peningkatan denyut
jantung.
Tanda dan gejala
3. Epilepsi tak tergolongkan -> Ialah bangkitan pada bayi berupa
gerakan bola mata yang ritmik, mengunyah-ngunyah, gerakan
seperti berwenang, menggigil atau pernafasan yang mendadak
berhenti sejenak.
Pemeriksaan Fisik
• B1 (breath): RR biasanya
meningkat (takipnea) atau
dapat terjadi apnea, aspirasi
• B2 (blood): Terjadi takikardia,
cianosis
• B3 (brain): penurunan
kesadaran
• B4 (bladder): oliguria atau
dapat terjadi retensi urine
• B5 (bowel): nafsu makan
menurun, berat badan turun,
inkontinensia alf
• B6 (bone): klien terlihat
lemas, dapat terjadi tremor
saat menggerakkan anggota
tubuh, mengeluh meriang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektroensefalogram (EEG)
Neuroimaging
MRI (magnetic resonance imaging) kepala.
Kimia darah : hipoglikemia, meningkatnya BUN, kadar
alkohol darah.
Pemeriksaan laboratorium
Komplikasi
• Dampak pada anak-anak
• Dampak pada dewasa
• Dampak pada kesehatan seksual dan reproduksi
ASUHAN KEPERAWATAN
ALGORITMA EPILEPSI
SOP Pengananan EPILEPSI pre hos
t

SOP Penanganan Epilepsi IGD

SOP Penanganan Epilepsi ICU


Terimakasih....
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai