Anda di halaman 1dari 18

EPILEPSI

Oleh :
Nurrahmah
Pembimbing :
dr. H. Taufik Tjahjadi, Sp.S

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT SYARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
CASE
• IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. J
Agama : Islam
Umur : 23 tahun
Alamat : Makasaar
Jenis kelamin : Laki laki
Suku :-
Status : Belum Menikah
Pekerjaan :-
CASE
• Keluhan Utama
Nyeri Kepala
• Anamnesis Terpimpin
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala yang dirasakan beberapa hari terakhir bila
terlambat mengonsumsi obat. Sebelumnya pasien memiliki riwayat kejang tanpa demam
sebelumnya yang dialami pertama kali di tahun 2014, pasien juga mengatakan bahwa
sebelum kejang pertama muncul ia merasakan sakit kepala dengan frekuensi sering dan
kejang dialami utamanya ketika sedang tidur, lalu pasien mengonsumsi obat epilepsi dan
tidak pernah lagi mengalami kejang sejak april tahun 2015. Pada april 2017, dosis obat
diturunkan dan tidak lagi pernah mengalami kejang meskipun dosis diturunkan. Saat ini
pasien masih melanjutkan pengobatan epilepsi.
• Riwayat Medis dan Penyakit Dahulu
Epilepsi
CASE
• Status Praesens
Keadaan umum : Sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Gizi : Gizi baik
• Tanda vital
Nadi : 89x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,7C (axilla)
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
CASE
• DIAGNOSA KERJA
Cephalgia DD Epilepsi
• RESUME
Seorang pasien laki-laki, berusia 23 tahun datang ke poliklinik saraf RS Bhayangkara Makassar
dengan keluhan nyeri kepala bila terlambat mengonsumsi obat epilepsi. Sebelumnya, pasien
mengalami kejang pertama kali pada tahun 2014. Menurut pasien, kejang yang dialaminya
terjaditanpa demam sebelumnya, dengan frekuensi sering utamanya kejang terjadi ketika pasien
sedang tidur, pasien kemudian mengonsumsi obat epilepsi dan tidak pernah lagi kejang sejak april
tahun 2015. Pada april 2017 dosis obat epilepsi pasien diturunkan dan pasien mengatakan bahwa
tidak lagi pernah mengalami kejang sejak april 2015 bahkan ketika dosis obatnya diturunkan pada
april 2017 hingga saat ini.
• PENATALAKSANAAN
PDAK 3x1
Carbamazepin 200 mg 2x1
Vit. B6 2x1
PENDAHULUAN

• Epilepsi merupakan salah satu penyakit otak yang sering ditemukan di dunia.
Data World Health Organization (WHO) menunjukkan epilepsi menyerang 70
juta dari penduduk dunia.
• Angka kejadian epilepsi masih tinggi terutama di negara berkembang yang
mencapai 114 per 100.000 penduduk per tahun.
EPILEPSI

Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang


ditandai oleh bangkitan epilepsi berulang berselang
lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan bangkitan epilepsi
adalah manifestasi klinis yang disebabkan oleh aktivitas
listrik yang abnormal dan berlebihan dari sekelompok
neuron di otak.
KLASIFIKASI ILAE 1981
1 . Serangan parsial
2. Serangan umum
a. Serangan parsial sederhana (kesadaran
a. Absans (Lena)
baik)
b. Mioklonik
- Dengan gejala motorik
c. Klonik
- Dengan gejala sensorik
d. Tonik
- Dengan gejala otonom
e. Atonik (Astatik)
- Dengan gejala psikis
f. Tonik-klonik
b. Serangan parsial kompleks (kesadaran
terganggu) 3. Serangan yang tidak terklasifikasi
(sehubungan dengan data yang kurang
c. Serangan umum sederhana
lengkap).
KLASIFIKASI
ETIOLOGI

IDIOPATIK: tidak terdapat lesi di otak, umumnya berhubungan dengan usia

KRIPTOGENIK: dianggap simptomatik tetapi penyebab belum diketahui

SIMPTOMATIK:kelainan/lesi struktural pada otak


PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS Absans Hilangnya kesadaran yang singkat
Tipe kejang Ciri khas
(biasanya <10 detik) dengan
Kejang parsial
terhentinya aktivitas yang sedang
Parsial sederhana Adanya gejala motorik,
berlangsung.
somatosensorik, sensorik, otonom,
Dapat disertai gerakan otomatis,
atau kejiwaan.
seperti mengedip. Pola EEG
Kesadaran normal.
menunjukkan gambaran paku-
Parsial kompleks Adanya gejala motorik,
ombak (spike-and-wave).
somatosensorik, sensorik,
Mioklonik Adanya satu atau banyak sentakan
otonom,atau kejiwaan.
otot.
Adanya penurunan kesadaran.
Kesadaran normal.
Kejang umum
Biasanya bilateral dan simetris.
Tonik-klonik Kekakuan tonik yang diikuti oleh
Atonik Hilangnya tonus otot yang singkat.
sentakan ekstremitas yang sinkron.
Tonik Kontraksi otot yang berkepanjangan.
Dapat disertai inkontinensia.
Klonik Pergantian sentakan dan relaksasi
Diikuti dengan kebingungan pasca
ekstremitas secara berulang-ulang.
kejang
DIAGNOSIS
• Anamnesis (auto dan aloanamnesis), meliputi:
 Pola atau bentuk serangan
 Lama serangan
 Gejala sebelum, selama, dan sesudah serangan
 Frekuensi serangan
 Faktor pencetus
 Ada tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang
 Usia saat serangan pertama
 Riwayat kehamilan, persalinan, dan perkembangan
 Riwayat penyakit, penyebab, dan terapi sebelumnya
 Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga
LANJUTAN. . . .

o Pemeriksaan fisik umum dan neurologis


o Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium

 Elektro ensefalografi (EEG)

 Pemeriksaan Radiologi

 Neuropsikologi
TERAPI
1. Terapi medikamentosa
• Antikonvulsan utama:
• Fenitoin 4-6 mg/kgBB bid
• Carbamazepin XR 15-18 mg/kgBB bid
• Asam valproate 20-60 mg/kgBB od/bid
• Levetiracetam 20-40 mg/kgBB bid
• Topiramat 3-9 mg/kgBB bid
2. Terapi non farmakologi
• Fisioterapi
• Psikoterapi
• Behavior Cognitive Therapy
• Terapi diet ketogenik

3. Terapi Bedah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai