Anda di halaman 1dari 28

Transportasi Oksigen

Ruti Devi Permatasari


030.09.218
Definisi

 Oksigenasi : pemenuhan akan kebutuhan oksigen


 membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam)
atau sekitar 0,5 cc/menit.
 Respirasi  pertahankan kelangsungan metabolisme sel
 di perlukan fungsi respirasi yang adekuat.
 Respirasi  gabungan aktifitas mekanisme yang berperan
dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan pembuangan
CO² (hasil pembakaran sel).
 Oksigen  bergerak konsentrasi gradien dari tingkat yang
relatif tinggi di udara, ke tingkat di saluran pernapasan dan
kemudian gas alveolar, darah arteri, kapiler dan akhirnya
sel.

 PO2 mencapai level terendah (1-1.5kPa) dimitokondria,


struktur dalam sel yang bertanggung jawab untuk
produksi energi.

 Penurunan PO2 dari udara ke mitokondria  kaskade


oksigen.
Kaskade Oksigen
Mekanisme Pernapasan
 Oksigen berdifusi dari bagian konduksi paru ke bagian
respirasi paru sampai ke alveoli.
 Setelah oksigen menembus epitel alveoli, membrane
basalis dan endotel kapiler  didarah  oksigen terikat
hemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%).
 1 mol Hb  bisa ikat 4 molekul O2  HbO2
(oksihemoglobin).
 1 gr Hb  mengikat 1,34-1,39 ml O2.
 Bentuk Hb normal hanya HbA (dewasa) mengandung
banyak 2,3 DPG  memudahkan O2 lepas dari Hb
 HbF (fetal) mengandung sedikit 2,3 DPG HbF
menghilang setelah bayi berusia 4-6 bulan
Aliran darah bergantung :
1. tekanan arteri pulmonar (Ppa)
2. tekanan alveoli (PA)
3. tekanan vena pulmonar (PpV).
3 zona paru menurut West:
a. Zona 1: bagian paru yang tidak bergantung pada
gravitasi (tekanan arteri pulmonar = tekanan atmosfer)
 membuat Ppa di zona 1 lebih besar daripada tekanan
vena pulmonar (Ppa>Ppv>PA)

 PA yang diteruskan ke kapiler pulmonar membantu


terjadinya kolaps, dengan konsekuen aliran darah nol ke
regio paru ini.
 zona 1 mendapatkan ventilasi ketika tidak terjadi perfusi
dan membentuk ventilasi rongga mati.
 Pada kondisi menurunnya tekanan arteri pulmonar
seperti pada syok hipovolemik, zona 1 membesar.
 Zona 3  bergantung pada gravitasi dimana
Ppa>PpV>PA dan aliran darah secara primer diatur oleh
arteri pulmonar ke perbedaan tekanan vena.

 Gravitasi  meningkatkan tekanan vena pulmonar, kapiler


paru menjadi distensi sehingga perfusi pada zona 3 sangat
tinggi perfusi kapiler pada ventilasi berlebihan
 zona 2  batas bawah zona 1 ke batas atas zona 3,
dimana Ppa>PA>PpV.
 Perbedaan tekanan antara arteri pulmonar dan tekanan
alveoli menentukan aliran darah pada zona 2.
 Ventilasi dan perfusi terjadi di zona 2, yang mengandung
sebagian besar alveoli.
 Seluruh area paru memiliki tekanan alveoli yang sama
semakin negatif tekanan intrapleura pada apex (atau area
paru yang kurang bergantung pada gravitasi)  distensi
yang lebih besar pada alveoli apex daripada area lain pada
paru.
3 zona pada paru menurut West
Fisiologi masuknya Oksigen
 Udara (atmosfer) : tekanan total 101kPa (1 atmosfer tekanan =
760mmHg =101kPa).

 21% oksigen, 78% nitrogen dan sejumlah kecil CO2, argon dan
helium.

 tekanan oksigen (PO2) di permukaan laut adalah 21.2kPa


(21/100 x 101 = 21.2kPa).

 udara yang diinspirasi mencapai trakea dihangatkan dan


dilembabkan oleh saluran pernapasan atas.

 Kelembaban dibentuk dari uap air (gas) menghasilkan


tekanan. Pada 37 ° C tekanan uap air di trakea adalah 6.3kPa.
 PO2 dalam trakea saat menghirup udara (101-6,3) x
21/100 =19.9kPa  oksigen telah mencapai alveoli PO2
turun menjadi sekitar 13.4kPa.
 Hal ini karena PO2 gas di alveoli (PaO2) kemudian
dikurangi dengan pengenceran dengan karbon dioksida
memasuki alveoli dari kapiler paru.
 PaO2 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan gas
alveolar:
PaO2 = FiO2 – PaCO2
RQ
*RQ = hasil bagi pernapasan, rasio produksi CO2 terhadap
konsumsi O2, biasanya sekitar 0,8.
 Oksigen berdifusi  tekanan parsial tinggi di alveoli
(13kPa) ke daerah tekanan parsial lebih rendah - darah di
kapiler paru (4.3kPa).
 Setelah oksigenasi, darah bergerak ke pembuluh darah
paru dan kembali ke sisi kiri jantung, yang akan dipompa
ke jaringan sistemik.
 PO2 darah vena pulmonal akan sama dengan PO2 di
alveolus (yang PaO2).
 Faktor utama yang menyebabkan PO2 darah vena paru
menjadi kurang dari PaO2 meningkatkan perbedaan
alveolar : arteri.
Ventilasi/perfusi
 Dalam keadaan istirahat, ventilasi udara dan volume darah yang
mengalir kira-kira sama, yaitu :
a. 5 liter udara per menit atau V = 5 liter/menit
b. 5 liter darah per menit atau Q = 5 liter/menit
rasio ventilasi-perfusinya adalah V/Q=1 (yang ideal).

 Kearah kiri, ratio V/Q bertambah kecil  nol  tidak ada ventilasi
tetapi ada perfusi
 Ke arah kenan menjadi lebih besar sampai mencapai nilai infinite 
ada ventilasi tetapi tidak ada perfusi.
 Namun, selalu ada mismatching antara ventilasi dan perfusi mulai dari
ekstrem V/Q=0 sampai ekstrem V/Q=infinite.
 Oleh karena itulah, paru normal ratio V/Q tidak merata, di apex paru
rationya tinggi dapat mencapai 3 atau lebih sedangkan di basis paru
rationya rendah yaitu, 0.6 atau bahkan lebih kecil lagi.
Transportasi Oksigen
3 faktor mengirim oksigen ke jaringan: kadar hemoglobin,
curah jantung dan oksigenasi.

DO2 = Cardiac Output x CaO2


CaO2 adalah kandungan oksigen didalam darah, yang
dirumuskan sebagai:
CaO2 = (Hb x saturasi O2 x 1.34) + (PO2 x 0.003)

 Hb merupakan konsenstrasi hemoglobin, SaO2 adalah


saturasi oksigen pada arteri dan PO2 adalah Tekanan
oksigen pada arteri.
Hemoglobin
 Hb  4 molekul. Hb orang dewasa (HbA) tdd 2 alpha-
globulin chains dan 2 beta-globulin chains. Hb berupa
tetramer (mengandung 4 subunit protein), yg tdd: 2
subunit alfa dan beta
 Masing-masing gram Hb menyusun 1.39 mL oksigen
 Hb dianggap jenuh  semua Hb yang mengangkut O2
secara maksimum.
 Persen saturasi hemoglobin ( %Hb), suatu ukuran seberapa
banyak Hb yang berikatan dengan O2, dapat bervariasi dari
0% sampai 100%.
Kurva disosiasi oksigen
 Faktor menentukan % saturasi Hb  PO2 darah berkaitan dengan
konsentrasi O2 yang secara fisik larut dalam darah.

 reaksi reversible yang melibatkan Hb dan O2. Po2 darah meningkat


(di kapiler paru) reaksi ke arah sisi kanan persamaan  peningkatan
pembentukan HbO2 (peningkatan % saturasi Hb).

 Po2 darah berkurang (kapiler sistemik)  kearah sisi kiri persamaan


dan oksigen akan terbebaskan dari Hb ketika HbO2 terurai
(penurunan % saturasi Hb).

 adanya perbedaan Po2 dalam paru dan jaringan lain, Hb -


mendapat O2 di paru tempat pasokan O2 segar secara terus
menerus diberikan oleh ventilasi dan menumpahkan O2 di jaringan
yang secara terus menerus menggunakan O2.
 Hubungan antara PO2 darah dan % saturasi hemoglobin
tidaklah linier.
 Peningkatan 2 kali lipat tekanan parsial tidaknya
menyebabkan peningkatan2 kali lipat % saturasi Hb.
 Hubungan antara variable  kurva disosiasi saturasi
O2Hb.
 Peningkatan PO2 hanya sedikit meningkatkan tingkat
saturasi hemoglobin.
 Sebaliknya, dalam rentang PO2 0-60 mmHg, perubahan
kecil PO2  perubahan besar tingkat saturasi
hemoglobin, seperti yang diperlihatkan oleh bagian bawah
kurva yang curam.
Bagian mendatar Kurva O2-Hb

 Bagian mendatar kurva terletak pada rentang PO2 darah


yang terdapat di kapiler paru tempat O2 sedang
digabungkan dengan Hb.

 Darah arteri sistemik yang keluar dari paru, setelah


mengalami keseimbangan dengan PO2 alveolus
PO2:100 mmHg.
 Po2 darah 100 mmHg, 97.5% Hb mengalami saturasi.
(lihat kurva)
 PO2 arteri turun 40% dari 100 mmHg  60 mmHg,
konsentrasi O2 terlarut pada PO2  berkurang 40%.

 PO2 darah 60 mmHg, % saturasi Hb 90%.


 kandungan O2 total darah sedikit berkurang walaupun
terjadi penurunan PO2 sebesar 40% karena Hb 
mengangkut O2 dalam jumlah yang hampir maksimum,
dan sebagian besar O2 diangkut oleh Hb dan bukan
dilarutkan dalam darah.
Makna bagian curam pada Kurva O2Hb
 Dalam kapiler sistemik, darah  keseimbangan dengan
sel-sel jaringan di sekitarnya pada pO2: 40 mmHg.
 PO2 40 mmHg% saturasi Hb adalah 75 %.
 Darah sampai ke kapiler jaringan dengan PO2 100 mmHg
dan % saturasi Hb 97.5%.
 Karena Hb  saturasi 75% pada Po2 40 mmHg di kapiler
sistemik, hampir 25 % HbO2 harus berdisosiasiHb
tereduksi dan O2.
 O2 yang dibebaskan ini berdifusi mengikuti penurunan
gradient tekanan parsial dari sel darah merah melalui
plasma dan cairan interstisium ke dalam sel jaringan.
 penurunan PO2 20 mmHg menurunkan % saturasi Hb
dari 75% menjadi 30% jadi sekitar 45% lebih banyak dari
total HbO2 yang normal memberikan O2 nya untuk
digunakan oleh jaringan.
 Penurunan normal PO2 60 mmHg dari 100 mmHg
menjadi 40 mmHg di kapiler sistemik menyebabkan
sekitar 25 % dari total HbO2 membebaskan O2 nya.
Curah Jantung
 Curah jantung  volume darah yang dipompa oleh tiap-
tiap ventrikel per menit

 2 faktor penentu CO  kecepatan denyut jantung dan


volume sekuncup

 Curah jantung = kecepatan denyut jantung x


volume sekuncup
 CO = 70 denyut/menit x 70 ml/denyut = 4.900 ml/menit
= 5 L/menit
 Volume darah total ditubuh = 5 – 5.5 L  tiap menit
ventrikel kanan memompa 5 L darah ke paru, ventrike kiri
memompa 5 L darah ke sirkulasi sistemik.

 Volume sekuncup  jumlah darah yang dipompa keluar


oleh tiap ventrikel sekali berdenyut.
 2 kontrol yang pengaruhi: ( meningkatkan kontraksi
jantung)
a. Kontrol intrinsik: berkaitan seberapa banyak aliran balik
vena
b. Kontrol ekstrinsik: berkaitan tingkat stimulasi simpatis
jantung
 Peningkatan volume diastolic akhir peningkatan volume
sekuncup.

 Hal ini terjadi akibat ketika pengisian diastole semakin


besar, semakin besar pula volume diastolic akhir dan
jantung makin teregang.
 Semakin teregang jantung >> panjang serat otot awal
sebelum kontraksi.
 Peningkatan panjang menghasilkan gaya yang lebih kuat
pada kontraksi jantung  volume sekuncup lebih besar
 Hubungan intrinsik antara volume diastolic akhir dan
volume sekuncup  hokum Frank-Starling pada jantung.
Hukum itu menyatakan bahwa jantung dalam keadaan
normal memompa semua darah yang dikembalikan
kepadanya,
 peningkatan aliran balik vena menyebabkan peningkatan
volume sekuncup. Anggaplah pada volume diastolic akhir
meningkat dari titik A ke B.
 peningkatan diastolic ini disertai peningkatan volume
sekuncup dari titik A1 ke B2. Tingkat pengisian tersebut
disebut sebagai preload, karena merupakan beban kerja
yang diberikan jantung sebelum kontraksi dimulai.

Anda mungkin juga menyukai