Anda di halaman 1dari 15

Hernia Nukleus Pulposus

(HNP)
Definisi
• Hernia Nukleus Pulposus yaitu tergesernya cakram tulang
rawan penyakit antar badan ruas tulang belakang sehingga
nucleus pulposus sentral cakram tulang rawan tergeser
keluar dari biasanya kearah kiri atau kanan dan langsung
menekan jaras saraf paravertebral. (Rohmat Saputro
Wibowo,2008).

• HNP sering menyebabkan nyeri punggung bawah (Low Back


Pain). Nyeri punggung bawah atau LBP adalah nyeri yang
terbatas pada region lumbar, tetapi gejalanya lebih merata
dan tidak hanya terbatas pada satu radiks saraf, namun
secara luas berasal dari diskus intervertebralis lumbal.
ETIOLOGI
• HNP terjadi karena proses degeneratif diskus
intervetebralis. Keadaan patologis dari
melemahnya annulus merupakan kondisi yang
diperlukan untuk terjadinya herniasi. Banyak
kasus bersangkutan dengan trauma sepele
yang timbul dari tekanan yang berulang.
• Fakto resiko timbulnya HNP :
Faktor resiko yang tidak dapat diubah :
- Umur
- Jenis kelamin
Riwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya
• Faktor resiko yang dapat diubah :
– Pekerjaan dan aktivitas
– Olah raga yang tidak teratur
– Berat badan berlebihan
– Batuk lama dan berulang
Patofisiologi

• Pada tahap pertama sobeknya annulus fibrosus


itu bersifat sirkumferensial karena adanya gaya
traumatic yang berulang, sobekan itu menjadi
lebih besar dan timbul sobekan radial. Apabila hal
ini telah terjadi, maka risiko HNP hanya
menunggu waktu dan trauma berikutnya saja.
Menjebolnya (herniasi) nucleus pulposus dapat
mencapai ke korpus tulang belakang di atas atau
dibawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke
kanalis vertebalis.
Sobekan sirkumferensial dan radial pada anukus
fibrosus diskus intervertebalis berikut dengan
terbentuknya nodus schmorl merupakan kelainan
yang mendasari low back pain subkronis atau yang
kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai yang
dikenal sebagai iskhialgia atau siatika. Menjebolnya
nucleus pulposus ke kanalis vertebalis berarti
bahwa nucleus pulposus menekan radiks yang
bersama-sama dengan arteria radikularis yang
berada dalam lapisan dura. Hal itu terjadi jika
penjebolan berada disisi lateral.
Klasifikasi
1. Hernia Lumbosacralis
Penyebab terjadinya lumbal menonjol keluar, bisanya oleh kejadian luka posisi
fleksi, tapi perbandingan yang sesungguhnya pada pasien non trauma adalah
kejadian yang berulang. Proses penyusutan nukleus pulposus pada
ligamentum longitudinal posterior dan annulus fibrosus dapat diam di tempat
atau ditunjukkan/dimanifestasikan dengan ringan, penyakit lumbal yang
sering kambuh.
2. Hernia Servikalis
• Keluhan utama nyeri radikuler pleksus
servikobrakhialis. Penggerakan kolumma vertebralis
servikal menjadi terbatas, sedang kurvatural yang
normal menghilang. Otot-otot leher spastik, kaku
kuduk, refleks biseps yang menurun atau menghilang
3. Hernia Thorakalis
Hernia ini jarang terjadi dan selalu
berada digaris tengah hernia. Gejala-gejalannya
terdiri dari nyeri radikal pada tingkat lesi yang
parastesis. Hernia dapat menyebabkan
melemahnya anggota tubuh bagian bawah,
membuat kejang paraparese kadang-kadang
serangannya mendadak dengan paraparese.
Manifestasi
• Manifestasi klinis bergantung pada lokasi,
kecepatan perkembangan (akut atau kronik)
dan pengaruh pada struktur disekitarnya.
Penekanan terhadap radiks posterior yang
masih utuh dan berfungsi mengakibatkan
timbulnya nyeri radikular. Jika penekanan
sudah menimbulkan pembengkakan radiks
posterior, bahkan kerusakan structural yang
lebih berat gejala yang timbul ialah hipestesia
atau anastesia radikular.
HNP terbagi atas HNP sentral dan HNP lateral.
HNP sentral akan menimbulkan paraperesis
flasid, parestesia, dan retensi urine. Sedangkan
HNP lateral bermanifestasi pada rasa nyeri dan
nyeri tekan yang terletak pada punggung bawah,
ditengah-tengah area bokong dan betis,
belakang tumit, dan telapak kaki. Kekuatan
ekstensi jari kelima kaki berkurang dan reflex
schiler negatif.
Penatalaksanaan
1. Terapi konservatif
a. Tirah baring
Tirah baring bermanfaat untuk nyeri punggung bawah
mekanik akut. Lama tirah baring bergantung pada berat
ringannya gangguan yang dirasakan penderita.
b. Medikantosa
Simtomatik
• Analgesic (salisilat, parasetamol)
• Kortikosteroid (prednisone, prednisolon)
• Anti-inflamasi non-steroid (AINS)seperti piroksikan
• Antidepresan triksiklik (amitritptilin)
• Obat penenang minor (diazepam, klordiasepoksid)
c. Fisioterapi
• Biasanya dalam bentuk diatermi (pemanasan
denagn jangkauan permukaan yang lebih dalam)
untuk relaksasi otot dan mengurngi lordosis.
2. Terapi operatif
• Terapi operatif dilakukan apabila dengan tindakan
konservatif tidak memberikn hasil nyata, kambuh
berulang, atau terjadi deficit neurologis.
3. Rehabilitasi
• Mengupayakan penderita segera bekerja seperti
semula.
• Agar tidak menggantungkan diri pada orang lain dlam
melakukan kegiatan sehari-hari (the activity of dily
living).
• Klien tidak mengalami komplikasi pneumonia, infeksi
saluran kemih, dan sebagainya .
Pencegahan
a. Gunakan teknik mengangkat dan bergerak dengan benar,
seperti berjongkok untuk mengangkat barang berat.
Jangan membungkuk dan nengangkat. Minta bantuan jika
barang yang akan diangkat berat
b. Pertahankan postur yang benar saat duduk dan berdiri
c. Berhenti merokok. Merokok adalah faktor resiko
terjadinya aterosklerosis (pengerasan arteri), yang dapat
menyebabkan LBP dan kelainan degerative diskus
d. Hindari situasi yang menegangkan sebisa mungkin, karena
dapat menyebabkan ketegangan otot
e. Pertahankan berat badan ideal. Berat badan lebih,
khususnya di sekitar pertengahan tubuh, dapat
memberikan tekanan pada punggung bagian bawah.
Komplika

Anda mungkin juga menyukai