Anda di halaman 1dari 23

INTERAKSI FARMAKOKINETIK

OLEH
KELOMPOK II
NAMA-NAMA KELOMPOK
• ATIKAH S. BUKHORI
• DELA ROLINTA S. LAUNI
• FATMAWATI DJUNA
• INTAN PRATIWI TENGGA
• MAISUN DJIBRAN
• MUNIVA AK. NASIB
• SITTI NURHIDAYAH
• SITTI HARDIYANTI YUNIAR BAGI
• WULLANDA FADILLAH RAHMI DJAFAR
APA YANG DIMAKSUD
DENGAN
FARMAKOKINETIK

Farmakokinetik merupakan ilmu yang mempelajari kinetika


absorbsi, distribusi, metabolisme dan
eliminasi/penghilangan obat dari dalam tubuh.

FARMAKOKINETIK
Absorpsi merupakan proses
masuknya obat dari tempat
pemberian ke dalam darah.

ABSORPSI
Distribusi obat adalah proses obat
dihantarkan dari sirkulasi darah ke
jaringan dan cairan tubuh. faktor-
faktor yang mempengaruhi distibusi
obat :
• Aliran darah
• Ikatan protein

DISTRIBUSI
Metabolisme atau biotransformasi obat
adalah proses tubuh merubah komposisi obat
sehingga menjadi lebih larut air untuk dapat
dibuang keluar tubuh. Reaksi biotranformasi
dikelompokkan jadi dua
• Reaksi fase I menghasilkan metabolit yang
lebih polar dari pada metabolit awalnya
• reaksi fase II merupakan reaksi konjugasi
antara obat awal atau metabolit yang
dihasilkan dengan substrat endogen seperti
asam glukoronat, sulfat dan glisin.

METABOLISME
• Ekskresi obat artinya eliminasi atau pembuangan obat
dari tubuh.
• Sebagian besar obat dibuang dari tubuh oleh ginjal dan
melalui urin.
• Obat juga dapat dibuang melalui paru-paru, eksokrin
(keringat, ludah, payudara), kulit dan taraktusintestinal,
empedu dan paru-paru.

EKSKRESI
• Interaksi obat terjadi jika efek suatu obat (index drug)
berubah akibat adanya obat lain (precipitant drug),
makanan, atau minuman.
• Interaksi obat Desirable Drug Interaction / Adverse
Drug Interaction

INTERAKSI
• Interaksi dalam proses farmakokinetik, yaitu absorpsi,
distribusi, metabolisme dan ekskresi (ADME) dapat
meningkatkan ataupun menurunkan kadar plasma obat
• Interaksi obat secara farmakokinetik yang terjadi pada
suatu obat tidak dapat diekstrapolasikan (tidak berlaku)
untuk obat lainnya meskipun masih dalam satu kelas
terapi, disebabkan karena adanya perbedaan sifat
fisikokimia, yang menghasilkan sifat farmakokinetik
yang berbeda

INTERAKSI FARMAKOKINETIK
Macam-macam interaksi farmakokinetik
• Interaksi yang terjadi pada proses absorpsi
• Interaksi yang terjadipada proses distribusi
• Interaksi yang terjadi pada proses metabolisme
obat
• Interaksi yang terjadi pada proses ekskresi obat

Cont…
Mekanisme interaksi yang melibatkan absorpsi gastrointestinal
dapat terjadi melalui beberapa cara:
• secara langsung, sebelummabsorpsi;
• terjadi perubahan pH cairan gastrointestinal;
• pembentukan senyawa kompleks tak larut atau khelat, dan
adsorsi
• obat menjadi terikat pada sekuestran asam empedu (BAS : bile
acid sequestrant)
• penghambatan transport aktif gastrointestinal;
• perubahan fungsi saluran
• adanya perubahan flora usus
• efek makanan

INTERAKSI YANG TERJADI


PADA PROSES ABSORPSI
Mekanisme interaksi yang melibatkan proses distribusi terjadi
karena pergeseran ikatan protein plasma. Obat-obat yang
cenderung berinteraksi pada proses distribusi adalah obat-obat
yang :
• persen terikat protein tinggi ( lebih dari 90%)
• terikat pada jaringan
• mempunyai volume distribusi yang kecil
• mempunyai rasio eksresi hepatic yang rendah
• mempunyai rentang terapetik yang sempit
• mempunyai onset aksi yang cepat
• digunakan secara intravena.

INTERAKSI YANG TERJADIPADA


PROSES DISTRIBUSI
Fase metabolisme
Mekanisme interaksi dapat Obat dapat melewati dua fase metabolisme
• metabolisme fase I, terjadi oksidasi,
berupa demetilasi, hidrolisa, dsb. oleh enzim
• penghambatan (inhibisi) mikrosomal hati yang berada di
endothelium, menghasilkan metabolit obat
metabolisme, yang lebih larut dalam air
• induksi metabolisme, • metabolisme fase II, obat bereaksi dengan
molekul yang larut air (misalnya asam
• perubahan aliran darah glukuronat, sulfat, dsb) menjadi metabolit
hepatik yang tidak atau kurang aktif, yang larut
dalam air.

INTERAKSI YANG TERJADI PADA


PROSES METABOLISME OBAT
Mekanisme interaksi obat dapat terjadi pada proses ekskresi melalui
empedu dan pada sirkulasi enterohepatik, sekresi tubuli ginjal, dan
karena terjadinya perubahan pH urin
• Gangguan ekskresi ginjal akibat kerusakan ginjal oleh obat
contoh : digoksin dengan siklosporin
• Kompetisi untuk sekresi aktif di tubulus ginjal
Contoh : penisilin dengan probenesid
• Perubahan pH urin
Contoh : as. Salisilat dengan antasida meningkatkan
klirens obat-obat pertama

INTERAKSI YANG TERJADI PADA


PROSES EKSKRESI OBAT
JURNAL
POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN
FLUOROKUINOLON DARI PASIEN DEWASA DENGAN DEMAM TIFOID
Oleh
Pertiwi, G.A.E.1, Niruri, R.1, Tanasale, J.D.2, Erlangga, I.B.E.3
• Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica serotype typhi (S.
typhi) (Agarwal et al., 2004).
• Saat ini, antibiotika golongan fluorokuinolon; yaitu
siprofloksasin, levofloksasin, ofloksasin, perfloksasin, dan
fleroksasin; dianggap sebagai terapi optimal untuk pengobatan
demam tifoid pada pasien dewasa.
• Fluorokuinolon sangat aktif melawan Salmonella secara in
vitro, memiliki penetrasi ke jaringanyang sangat baik, dapat
membunuh Salmonella typhiintraseluler di dalam makrofag,
sertamencapai konsentrasi yang tinggi dalam kandungempedu
dibandingkan antibiotika lain dalam pengobatan demam tifoid
• Dalam pengobatan demam tifoid, selain pemberian antibiotika,
diberikan juga obat-obat penunjang yang sifatnya simptomatik

PENDAHULUAN
• Dalam pengobatan demam tifoid, selain pemberian
antibiotika, diberikan juga obat-obat penunjang yang
sifatnya simptomatik.
• Fluorokuinolon memiliki interaksi dengan beberapa obat
seperti antasida, sukralfat, zat besi oral, kortikosteroid
sistemik, Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs
(NSAIDs), teofilin, dan antikoagulan warfarin (Lacy, et
al., 2005; Menkes RI, 2011; Sweetman, 2009).
• Penggunaannya secara bersamaan dengan obat-obat
tersebut dapat menyebabkan penurunan absorpsi
fluorokuinolon (Lacy et al., 2005).

CONT…
penelitian ini untuk mengetahui potensi interaksi
penggunaan antibiotika golongan fluorokuinolon terhadap
obat-obat lain yang diberikan bersamaan pada pengobatan
pasien dewasa dengan demam tifoid.

TUJUAN PENELITIAN
observasional dengan jenis penelitian cross-sectional. Penelitian
ini dilakukan di Rumah Sakit Umum (RSU) Puri Raharja
Denpasar, menggunakan data pasien yang diambil selama periode
1 Januari 2013-31 Maret 2014. Subyek dalam penelitian ini
adalahseluruh pasien dewasa dengan demam tifoid selama
periode 1 Januari 2013-31 Maret 2014. Dalam penelitian ini,
digunakan beberapa kriteria sebagai subyek penelitian yaitu:
pasien berusia di atas 18 tahun dan didiagnosa demam tifoid oleh
dokter, serta pasien yang mendapatkan terapi dengan antibiotika
golongan fluorokuinolon baik selama rawat inap atau sebagai
obat pulang.

METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
CONT…
CONT…
Potensi interaksi yang terjadi pada pemberian
fluorokuinolon bersama obat lain di RSU Puri Raharja
Denpasar diantaranya levofloksasin dengan
antasida,siprofloksasin dengan antasida, sparfloksasin
dengan antasida, dan levofloksasin dengan sukralfat.
Interaksi ini dapat diminimalkan dengan pemberian
antibiotika fluorokuinolon 2 jam sebelum atau 6 jam setelah
pemberian antasida dan sukralfat.

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai