Anda di halaman 1dari 11

Oleh:

Anita Sefti Astuti (04)


Ratih Dwi Utami (14)

XI Akselerasi 1
Samudera Pasai, adalah kerajaan Islam yangterletak di pesisir
pantai utara Sumatera, kurang lebihdi sekitar Kota Lhokseumawe
dan Aceh Utara,Provinsi Aceh, Indonesia. Belum begitu banyak
bukti arkeologis tentangkerajaan ini untuk dapat digunakan
sebagai bahankajian sejarah. Namun beberapa sejarawan
memulaimenelusuri keberadaan kerajaan ini bersumberkandari
Hikayat Raja-raja Pasai, dan ini dikaitkan denganbeberapa
makam raja serta penemuan koin berbahanemas dan perak
dengan tertera nama rajanya.
Kapan berdirinya Kesultanan Samudera Pasai belumbisa dipastikan
dengan tepat dan masih menjadi perdebatanpara ahli sejarah. Namun,
terdapat keyakinan bahwaKesultanan Samudera Pasai sudah
menebarkanpengaruhnya di wilayah Asia Tenggara sejak tahun
1297Masehi. Sejumlah ahli sejarah dan peneliti Eropa pada
zamankekuasaan Hindia Belanda telah beberapa kali
melakukanpenyelidikan untuk menguak asal-usul keberadaan
SamudraPasai. Beberapa peneliti dari Belanda, menyepakatiperkiraan
bahwa Kesultanan Samudera Pasai baru berdiripada pertengahan abad ke-
13 serta menempatkan namaSultan Malik Al Salih sebagai pendirinya.
Pemerintahan Pusat pemerintahan Kesultanan Pasai terletakdiantara
Krueng Jambo Aye (Sungai Jambu Air)dengan Krueng Pase (Sungai
Pasai), Aceh Utara. MenurutIbn Batuthah yang menghabiskan
waktunya sekitar duaminggu di Pasai, menyebutkan bahwa kerajaan ini
tidakmemiliki benteng pertahanan dari batu, namun telahmemagari
kotanya dengan kayu. Pada kawasan inti kerajaanterdapat masjid, dan
pasar serta dilalui oleh sungai tawaryang bermuara ke laut. Dalam
struktur pemerintahan terdapatistilah menteri, syahbandar dan kadi.
Sementara anak-anaksultan baik lelaki maupun perempuan digelari
dengan Tun,begitu juga beberapa petinggi kerajaan.
Samudera Pasai pada masa kejayaannya terletak di
daerah yang diapit oleh dua sungai besar di Pantai Utara
Aceh, yaitu Sungai Peusangan dan Sungai Pasai. Daerah
kekuasaanKesultanan Samudera Pasai tersebut juga meliputi
Samudera Geudong (AcehUtara), Meulaboh, Bireuen, serta
Rimba Jreum dan Seumerlang (Perlak). Sementara itu, ada
pula yang menganut pendapat bahwa wilayah Kesultanan
Samudera Pasai meliputi wilayah yang lebih luas lagi ke
sebelah selatan, yaitu hingga ke muara Sungai Jambu Ayer
Pasai merupakan kota dagang.Mengandalkan lada
sebagai komoditiandalannya, dalam catatan Ma Huan
disebutkan 100kati lada dijual dengan harga perak 1
tahil. Dalamperdagangan Kesultanan Pasai
mengeluarkankoin emas sebagai alat transaksi
padamasyarakatnya, mata uang inidisebut deureuham
(dirham). Sementara, masyarakatPasai umumnya telah
menanam padi di ladang, yangdipanen 2 kali setahun,
serta memilki sapi perahuntuk menghasilkan keju.
Islam merupakan agama yang dianut oleh masyarakat
Pasai. Dari catatan Ma Huan dan Tomé Pires, telah
membandingkan dan menyebutkan bahwa sosial budaya
masyarakat Pasai mirip dengan Malaka, seperti bahasa,
maupun tradisi pada upacara kelahiran, perkawinan dan
kematian.Kemungkinan kesamaan ini memudahkan
penerimaan Islam di Malaka dan hubungan yang akrab ini
dipererat oleh adanya pernikahan antara putri Pasai dengan
raja Malaka sebagaimana diceritakan dalam Sulalatus Salatin.
Menjelang masa-masa akhir pemerintahan Kesultanan Pasai,
terjadi beberapa pertikaian di Pasai yang mengakibatkan perang
saudara. Sulalatus Salatin menceritakan Sultan Pasai meminta
bantuan kepada Sultan Melaka untuk meredam pemberontakan
tersebut. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah
ditaklukkan oleh Portugal tahun 1521 yang sebelumnya telah
menaklukan Melaka tahun 1511, dan kemudian tahun 1524
wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan
Aceh.
Berikut nama-nama sultan/sultanah yang diketahui pernah
memimpin Kesultanan Samudera Pasai :
1. Sultan Malik Al-Salih (1267-1297)
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir
3. Sultan Malikul Mahmud
4. Sultan Malikul Mansur
5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir (1346-1383)
6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir (1383-1405)
7. Sultanah Nahrasiyah atau Sultanah Nahrisyyah (1420-1428)
8. Sultan Sallah Ad-Din (1402)
9. Sultan Abu Zaid Malik Az-Zahir 1455)
10. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1455-1477)
11. Sultan Zain Al-Abidin (1477-1500)
12. Sultan Abdullah Malik Az-Zahir (1501-1513)13. Sultan Zain
Al-Abidin (1513-1524)
Uang yang
Batu nisan merah digunakan untuk
berdagang Penulisan hikayat
silu raja pasai

Anda mungkin juga menyukai