Anda di halaman 1dari 17

KERAJAAN SAMUDRA

PASAI
Disusun oleh :
Dita Destiati
Desi Alifia Putri
Awal
berdirinya
Peninggalan Sumber
kerajaan sejarah

Masa
Raja-raja
Keruntuhan
Kerajaan
Samudra Pasai
Kehidupan
Masa
Sosial
Kejayaan
Budaya

Kehidupan Kehidupan
Politik Perekonomian
Awal Berdirinya Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai merupakan
kerajaan Islam pertama di Nusantara
yang diperkirakan berdiri pada
pertenahan abad ke-13 M. Kerajaan
ini terletak di pesisir pantai utara
Sumatera kurang lebih di sekitar
kota Lhokseumawe dan Aceh Utara,
Provinsi Aceh Indonesia dan
didirikan oleh Marah Silu yang
bergelar Sultan Malik As-Shaleh
(1267) .
Sejarah Melayu

Berita dari Portugis Hikayat Raja-Raja


Pasai

Sumber Sejarah

Berita dari Italia


Berita dari Cina

Berita dari Arab


Sejarah Melayu
Sulalatu’l Salatin merupakan karya dalam bahasa Melayu dan
menggunakan abjad Jawi. Karya tulis ini memiliki sekurang-
kurangnya 29 versi. Karya ini menjelaskan nenek moyang orang
Melayu sampai dengan penaklukan Malaka oleh Portugis dan juga
menjelaskan mengenai turunan raja-raja yang berkuasa di
Melayu.
Raja-raja yang memerintah di Kerajaan Samudra Pasai

Sultan Malik As Shaleh (sampai tahun 1297 M)

Sultan Muhammad Malik Zahir (1297-1326 M)

Sultan Mahmud Malik Zahir (±1346-1383 M)

Sultan Zainal Abidin Malik Zahir (1383-1405 M)

Sultanah Nahrisyah (1405-1412 M)

Abu Zain Malik Zahir (1412 M)

Mahmud Malik Zahir (1513-1524 M)


Masa Kejayaan Samudra Pasai
Pada abad ke-14 kerajaan Samudra Pasai menuai masa
kejayaan, yang dibuktikan dengan pembuatan mata uang emas
pada masa Sultan Muhammad Malik Al Zahir (1297-1326) yang
merupakan mata uang emas pertama yang dikeluarkan
nusantara oleh kerajaan Islam dengan ornamen Islam.
Kehidupan Perekonomian
Basis perekonomian Kerajaan Samudra pasai adalah perdagangan
dan pelayaran. Sehingga memungkinkan kerajaan memperoleh
penghasilan dan pajak yang besar. Kerajaan ini menjadi pusat
perdagangan internasional pertama untuk mengekspor sutra dan
lada. Kerajaan ini juga memiliki hubungan dagang yang erat
dengan kerajaan lain seperti yang ada di Jawa dan Malaka.
Kehidupan Politik
Kerajaan Samudra Pasai berkembang pesat menjadi pusat perdagangan dan
pusat studi islam yang ramai. Dengan pertahanannya yang kuat Samudra Pasai
segera memperluas kekuasaan ke daerah pedalaman. Dalam rangka islamisasi,
Sultan Malik As Saleh menikah dengan putri Raja Perlak. Sepeninggal Sultan
Malik As Saleh Samudra Pasai diperintah oleh Sultan Muhammad Malik Zahir.
Kemudian digantikan oleh Sultan Mahmud Malik Zahir. Pada masa tersebut,
Samudra pasai dikunjungi oleh Ibnu Battutah. Ia menjelaskan bahwa Samudra
Pasai dikunjungi oleh para ulama dari Persia, Suriah, dan Isfahan. Sultan
Samudra Pasai yang taat pada agama islam yang bermazhab Syafi’i berusaha
untuk menjadikan Samudra Pasai sebagai pusat agama Islam bermazhab
Syafi’i.
Kehidupan Sosial Budaya
Kerajaan Samudra Pasai sangat dipengaruhi oleh Islam. Terbukti
terjadinya perubahan aliran Syi’ah menjadi aliran Syafi’i di Samudra
Pasai ternyata mengikuti perubahan di Mesir. Aliran Syafi’i dalam
perkembangannya di Pasai menyesuaikan dengan adat istiadat
setempat sehingga kehidupan sosial masyarakatnya merupakan
campuran Islam dengan adat istiadat setempat.
Masa Keruntuhan
Sebelum masa keruntuhan sering terjadi pertikaian antar keluarga
kerajaan, perebutan kekuasaan dan jabatan kerap terjadi. Bahkan raja
saat itu meminta bantuan kepada raja Malaka untuk meredam
pemberontakan akan tetapi pada tahun 1511 Kerajaan Malaka jatuh ke
tangan Portugis. 10 tahun kemudian tepatnya 1521 Portugis menyerang
dan menduduki kerajaan Samudra Pasai selama 3 tahun. Kemudian pada
tahun 1524 kerajaan samudra pasai berada dibawah kesultanan kerajaan
Aceh.
Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai

Stempel Naskah surat Uang logam


kerajaan Sultan Zainal Batu nisan
emas
Samudra Pasai Abidin Merah Silu

Makam dari Penulisan


Cakra Donya Sultan Malik Hikayat Raja
As Shaleh. Pasai
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai