Anda di halaman 1dari 48

POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK

ETANOL AKAR GANTUNG BERINGIN


(Ficus benjamina) TERHADAP
BAKTERI Pseudomonas aeruginosa
SECARA IN VITRO
Reviandy Achmad Armandani
145070100111031
Program Studi Sarjana Kedokteran

Penguji : dr. Indriati Dwi Rahayu, M.Kes


Pembimbing 1 : dr. Yuanita Mulyastuti, M.Si
Pembimbing 2 : dr. Hera Dwi Novita, Sp.M
Bab 1 PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penelitian
4. Manfaat penelitian
Latar Belakang

Infeksi Pengobatan Ficus


Prevalensi
Nosokomial sekarang benjamina
Prevalensi

indonesia

Pada tahun 2014 sebanyak 9.116,03 dari 1000 orang hidup dengan DM, dan
menghabiskan biaya sebesar 174.71 USD/kepala,

Dengan 90% prevalensi DM adalah Diabetes Mellitus Tipe 2


9 dari 10
orang
Menurut international diabetic federation tahun 2014
gangguan pada mikrovaskuler seperti
nefropati, retinopati, neuropati, dan
Komplikasi
ulkus kaki diabetik, serta risiko
komplikasi makrovaskuler
(aterosklerosis)
• Gangguan saluran
cerna
• Mengganggu
penyerapan vit B12
Pengobatan • Tidak dianjurkan
sekarang untuk pasien dengan
Metformin kondisi yang
mempermudah
anoksia jaringan

(Katzung 2002)
NIKOTIN Place your screenshot here

dalam dosis rendah dan


diberikan secara kronik
dapat menurunkan
resistensi insulin melalui
peningkatan sensitivitas
insulin
Perlu dilakukan penelitian lanjutan khusus
DM tipe 2 secara in vivo
Rumusan Masalah
Apakah pemberian ekstrak etanol Tobacco nicotiana
efektif menurunkan nilai HOMA-IR pada tikus (Rattus
norvegicus) galur Wistar model diabetes mellitus tipe 2?
Tujuan Penelitian
Umum
Membuktikan efek ekstrak etanol Tobacco nicotiana dalam
menurunkan nilai HOMA-IR pada tikus (Rattus norvegicus)
galur Wistar model diabetes mellitus tipe 2.

Khusus
1. Membandingkan nilai HOMA-IR pada tikus kontrol
negatif, kontrol positif (diinduksi diabetes mellitus tipe
2), dan kelompok perlakuan yang diberikan dengan
ekstrak etanol Tobacco nicotiana.
2. Menjelaskan hubungan dosis pemberian ekstrak etanol
Tobacco nicotiana dengan penurunan nilai HOMA-IR
pada kelompok perlakuan yang diberikan dengan
ekstrak etanol Tobacco nicotiana.
Manfaat Penelitian
◇ Sebagai ilmu pengetahuan tambahan alternatif
pengobatan DM tipe 2
◇ Sebagai dasar untuk pengembangan penelitian
selanjutnya tentang pengobatan DM tipe 2
◇ Sebagai pertimbangan perusahaan industri obat
untuk alternatif pengobatan DM tipe 2
KERANGKA KONSEP
Bab 3 DAN HIPOTESIS
1. Kerangka konsep penelitian
2. Hipotesis penelitian
KERANGKA KONSEP
PENELITIAN

Ekstrak etanol
akar Pseudomonas
gantung auriginosa
beringin (Ficus
Benjamina)
Flavonoid
• Menghambat sintesis Asam Kerusakan dinding sel
Nukleat bakteri
• Membentuk kompleks
dengan protein ekstraseluler

Saponin
Ekstrak • Menurunkan Tegangan
etanol akar Pseudomonas a
Permukaan Pseudomonas
gantung • Meningkatkan
beringin Permeabilitas membran
auriginosa
(Ficus Kerusakan
Benjamina) membran sel
bakteri
Tanin
• Denaturasi Protein
• Membentuk kompleks dengan
protein ekstraseluler
Metabolisme bakteri
terganggu
Hipotesis
penelitian
◇Ekstrak etanol akar gantung beringin
(Ficus benjamina) memiliki potensi
antimikroba terhadap bakteri Pseudomonas
aeruginosa secara in vitro.

METODE PENELITIAN
Bab 4
1. Rancangan penelitian
2. Sampel penelitian
3. Variabel penelitian
4. Waktu dan tempat penelitian
5. Definisi operasional
6. Pengamatan dan pengukuran penelitian
Rancangan Penelitian
Isolat yang di duga
Akar Gantung Beringin
Pewarnaan Gram
Ekstrak Akar Gantung Tes Oksidase
Beringin Kultur MacConkey dan
MuellerHinton agar
Uji Microbact

Pembenihan bakteri dalam


Nutrient Broth
True Experimental- Pembuatan biakan bakteri
post Test Only 10^8 CFU

Control Group Pembuatan suspensi


bakteri 10^8 CFU
Design.

P1 P2 P3 P4 P5 K+ K-

Inkubasi selama 24 jam

Pengukuran zona Inhibisi

Analisa data
Waktu
Sampel Penelitian Variabel Bebas Juli - Oktober ’17
Dosis ekstrak etanol
P (n-1) ≥ 15 akar gantung beringin, Tempat
7 (n-1) ≥ 15 Lab Mikrobiologi
7n – 7 ≥ 15 Variabel Lab Farmako,
7n ≥ 22 Tergantung Fakultas
n ≥ 3.14 pengukuran diameter Kedokteran
(Dibulatkan menjadi zona inhibisi yang Universitas
4) terbentuk Brawijaya.
Definisi
Operasional
Ekstrak Etanol Akar Zona Inhibisi Potensi Antimikroba
Gantung Beringin

Serbuk simplisia akar Zona bening di sekitar Ukuran yang didapat


gantung beringin yang lubang sumuran  dari pengaruh tiap
di proses dengan penghambatan konsentrasi Ekstrak
metode maserasi dan pertumbuhan bakteri
menggunakan pelarut
etanol 96%
Pengamatan dan
Pengukuran
Dilakukan dengan menggunakan jangka
sorong untuk mengetahui diameter zona
Inhibisi yang terbentuk.
HASIL PENELITIAN DAN
Bab 5 ANALISIS DATA
1. Hasil penelitian
2. Analisis data
Identifikasi Pseudomonas aeruginosa

Hasil Pewarnaan Gram Bakteri Pseudomonas


Hasil Tes Oksidase Bakteri Pseudomonas aeruginosa
aeruginosa
Identifikasi Pseudomonas aeruginosa

Kultur bakteri Pseudomonas aeruginosa pada media Kultur bakteri Pseudomonas aeruginosa pada media
Mueller Hinton Agar Mac Conkey.
Identifikasi Pseudomonas Hasil Ekstrak Etanol Akar Gantung
aeruginosa Beringin

Hasil Uji Microbact bakteri Pseudomonas aeruginosa


Hasil Penelitian Pendahuluan
Menggunakan Metode Difusi Sumuran

Keterangan gambar :

1. : Konsentrasi ekstrak etanol akar gantung beringin 100%


dengan rerata zona hambat 11.6 mm
2. : Konsentrasi ekstrak etanol akar gantung beringin 50%
dengan rerata zona hambat 7.2 mm
3. : Konsentrasi ekstrak etanol akar gantung beringin 25%
dengan rerata zona hambat 0 mm
4. : Konsentrasi ekstrak etanol akar gantung beringin 12.5%
dengan rerata zona hambat 0 mm
5. : Konsentrasi ekstrak etanol akar gantung beringin 6.25%
dengan rerata zona hambat 0 mm
6. : Konsentrasi ekstrak etanol akar gantung beringin 3.125%
dengan rerata zona hambat 0 mm
Hasil Penelitian Inti Menggunakan Metode Difusi Sumuran

Hasil Penelitian Inti Difusi Sumuran Konsentrasi Ekstrak Etanol Akar Gantung Beringin 50%, 62,5%,
75%, 87,5%, 100% dan Kontrol Negatif, serta Kontrol Positif
dengan 4 kali pengulangan
Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri
Ekstrak Etanol Akar Gantung Beringin (Ficus Benjamina) terhadap
Pseudomonas aeruginosa

Konsentra Pengulangan Rata-rata


si
I II III IV
K(-) 0 0 0 0 0
50% 7.1 mm 8.2 mm 7.2 mm 7.4 mm 7.5 mm
62.5% 9 mm 9.5 mm 8.3 mm 9.4 mm 9.1 mm
75% 10.3 mm 10.1 mm 10 mm 9.9 mm 10.2 mm
87.5% 10.7 mm 10.3 mm 11.2 mm 10.5 mm 10.7 mm
100% 11.6 mm 12.2 mm 11.4 mm 11.8 mm 11.8 mm
K(+) 32 mm 30.7 mm 30.5 mm 31.7 mm 31.2 mm
Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Test pada Ekstrak Hasil Uji Homogenitas Levene pada Ekstrak Etanol Akar
Etanol Akar Gantung Beringin (Ficus benjamina) Gantung Beringin (Ficus benjamina)

Keterangan : Keterangan :
p = 0.200 p = 0.258
distribusi normal (p>0.05) homogen ( p>0.05)
Uji One-Way ANOVA antara Ekstrak Etanol Akar Gantung
Beringin (Ficus benjamina) terhadap Diameter Zona Hambat Hasil Uji Post Hoc Tukey
Pertumbuhan Bakteri Pseudomonas aeruginosa

Keterangan : Keterangan :

P = 0.000 * = Terdapat perbedaan signifikan

Signifikan ( p < 0.05)


Hasil Uji Korelasi Pearson antara Peningkatan Ekstrak Etanol
Akar Gantung Beringin (Ficus benjamina) terhadap Diameter
Zona Inhibisi Pertumbuhan Bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Hasil Uji Regresi

Keterangan : Keterangan :
R = 0.979 (Korelasi sangat kuat dan bernilai positif) R Square = 0.823
a Predictors = (Constant), Konsentrasi
Bab 6 PEMBAHASAN
Induksi T2DM dengan metode yang
dimodifikasi

Pemberian STZ multiple low dose dapat


menginduksi destruksi sel-β pankreas secara


autoimun lebih cepat dibandingkan pemberian
STZ single high dose (Zhang et al. 2008).

Diduga bahwa sedang berlangsungnya DM tipe


2 fase akhir (rusaknya sel-β pankreas) seolah-
olah menyerupai DM tipe 1 pada kelompok
kontrol positif
Efek pengurangan nafsu makan dari
nikotin

Kandungan nikotin dalam ekstrak memiliki efek


pengurangan nafsu makan (Hedeskov 1980)

“ Pada kelompok kelompok tikus yang diberikan


perlakuan ekstrak etanol Tobacco nicotiana 270
mg/kg terjadi penurunan food intake dan berat
badan
Bab 6 PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
kesimpulan
1. Tidak adanya perbedaan yang bermakna pada
pemberian ekstrak etanol Tobacco nicotiana dalam
menurunkan nilai resistensi insulin yang dinilai
melalui HOMA-IR pada tikus (Rattus norvegicus)
galur Wistar model diabetes mellitus tipe 2.
2. Tidak adanya hubungan yang bermakna antara nilai
HOMA-IR pada tikus kontrol negatif, kontrol positif,
dan kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak
etanol Tobacco nicotiana.
3. Tidak adanya hubungan yang bermakna antara
peningkatan dosis pemberian ekstrak etanol Tobacco
nicotiana dengan penurunan nilai HOMA-IR pada
kelompok perlakuan yang diberikan dengan ekstrak
etanol Tobacco nicotiana.
Saran
1. Diperlukan sumber yang benar mengenai cara
penginduksian DM tipe 2 dan dosis STZ
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai dosis
efektif etanol
3. Diperlukan pemurnian nikotin dan/atau pengukuran
bioavailibilitas nikotin pada ekstrak etanol Tobacco
nicotiana.
4. Perlu melanjutkan High Fatty Diet (HFD) pada tikus
yang diinduksi DM Tipe 2.
Dokumentasi
Terimakasih
Regulation of glucose and
lipid metabolism by
SREBPs. Acetyl-CoA is
produced from glycolysis
of glucose, and passed
into the tricarboxylic acid
cycle or used for fatty
acid synthesis or
cholesterol synthesis.
SREBP-2 regulates
cholesterol synthetic
genes in a sterol-
regulatory feedback
fashion, whereas SREBP-
1c controls
lipogenic genes
depending upon energy
states.
Daftar Singkatan
• C/I : Glucose/Insulin
• CIGMA : Continuous Infusion of Glucose
With Model Assessment
• DM : Diabetes Mellitus
• DME : Diabetic Macular Edema
• DNA : Deoxyribonucleic Acid
• EDTA : Asam Etilen Diamin Tetra Asetat
• ELISA : Enzym Linked Immuno Sorbent
Assay
• ESRD : End-Stage Renal Disease
• FFA : Free Fatty Acid
• FSIVGTT : Frequently Sampled IV Glucose
• Tolerance Test
• GCMS : Gas Cromatografy Mass
Spectrometry
Daftar Singkatan
• GDPT : Glukosa Darah Puasa Terganggu
• GSK-3B : Glycogen Synthase Kinase-3 Beta
• HBA1c : Hemoglobin A1c
• HDL : High-Density Lipoprotein
• HFD : High Fat Diet
• HNF : Hepatocyte Nuclear Factor
• HOMA-IR : Homeostasis Model Assessment
of Insulin Resistance Index
• HPLC : High-Performance Liquid
Chromatography
• IDF : International Diabetic Federation
• IST : Insulin Sensitivity Test
• ITT : Insulin Tolerance Test
• LDL : Low-Density Lipoprotein
Daftar Singkatan
• LDL : Low-Density Lipoprotein
• MODY : Maturity-Diabetes of the Young
• nAChR : Nicotinic Acetylcholine Receptors
• NGSP : National Glycohemoglobin
Standardization Program
• Perkeni : Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia
• POCT : Point of Care Testing
• QUICKI : Quantitative Insulin Sensitivity
Check Index
• SREBP-1 : Sterol Regulatory Element-
Binding Protein 1
• STAT-3 : Signal Transducer dan Activator
Transkripsi 3
• STZ : Streptozotocin
• TG : Trigliserid
• TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral
• anoksia (terhitung) (patologi) Sebuah kondisi di
mana jaringan atau lingkungan yang parah atau
benar-benar kekurangan oksigen, hipoksia berat.
• STAT3 / Transduser dan aktivator sinyal adalah
jalur untuk mmenginstruksikan pertumbuhan dan
kelangsungan hidup sel, dan faktor transkripsi
adalah protein yang mengontrol informasi genetik
untuk mengarahkan sel-sel bagaimana melakukan
fungsinya
• Lipase adalah enzim yang dapat larut dalam air dan
bekerja dengan mengkatalisis hidrolisis ikatan ester
dalam substrat lipid yang tidak larut air seperti
trigliserida berantai panjang. ... Lipase diproduksi
pada karbon berlipid, seperti minyak, asam lemak,
dan gliserol.
• Glikolisis berasal dari kata glukosa dan lisis
(pemecahan), glukosa dioksidasi menjadi molekul
asam piruvat
• HFD  peningkatan aktifitas lipogenesis & Free Fatty
Acid (FFA). mobilisasi FFA dari jaringan lemak
menuju ke hepar dan berikatan dengan gliserol
membentuk Triasilgliserol (TG). Sehingga semakin
tinggi konsumsi lemak maka semakin tinggi pula
sintesa Triasilgliserol di hepar dan semakin tinggi
kadar Trigliserida dalam darah (13).
• Peningkatan kadar trigliserida yang terjadi
disebabkan karena asupan makanan yang tinggi
akan karbohidrat, akan meningkatkan kadar fruktose
2,6 bifosfat sehingga fosfofruktokinase-1 menjadi
lebih aktif dan terjadi rangsangan terhadap reaksi
glikolisis. Reaksi glikolisis yang meningkat ini akan
menyebabkan glukosa yang diubah menjadi asam
lemak juga meningkat. Asam lemak bebas inilah
yang kemudian bersama-sama dengan gliserol
membentuk Triasilgliserol (TG). Sehingga sama
halnya dengan diet tinggi lemak, semakin tinggi
karbohidrat yang dikonsumsi, akan semakin tinggi
pula kadar Triasilgliserol didalam darah (14).

Anda mungkin juga menyukai