Anda di halaman 1dari 28

VARICOSE VEIN

Ini adalah pembuluh darah utama yang mengalirkan


darah vena dari ekstremitas bawah. Termasuk:
 DEEP VEIN
Common femoral
 Deep femoral
 External iliac
 Femoral
 Popliteal
 Tibial (anterior dan posterior)
 Peroneal
Deep vein terletak di dalam fascia otot yang
memungkinkan volume tinggi dan tekanan darah
melewati pembuluh darah. Deep vein menyumbang
sekitar 90-95% pengembalian darah vena ke jantung.
Deep vein dapat membentuk deep vein
thrombosis/DVT, yang merupakan gumpalan
berbahaya dalam system deep.
Vena superfisial berfungsi untuk
mengalirkan darah dari kulit. Darah
berjalan dari vena superfisial melalui vena
perforator ke deep vein.
Vena Superfisial terletak di dekat
permukaan kulit, di luar fasia otot, dan 5-
10% jumlah darah vena ke jantung. Ada
dua vena superfisial utama:
Small saphenous vein (SSV)
Great saphenous vein (GSV)
Great saphenous vein adalah vena
terpanjang dalam tubuh, berjalan medial
dari vena dorsal di kaki hingga common
femoral vein di selangkangan, tempat
muaranya. Tempat muaranya disebut
Saphenofemoral Junction (SFJ). GSV berisi
rata-rata 7 katup
small saphenous vein berasal dari
belakang ankle sebelah tulang malleolus
dan biasanya naik ke belakang dari lower
leg menuju popliteal vein dibelakang lutut
Perforator vein menghubungkan superficial
vein ke deep vein. Mengandung satu jalur
karup menghubungkan darah langsung
PERFORATOR VEIN
dari superfisial ke deep.
Terdiri dari:
• Cockett perforator
• Boyd perforator
• Dodd perforator
• Hunterian perforator
Boyd perforator adalah sisi umum untuk
primary varicose vein. Vena ini
menghubungkan GSV ke posterior tibial
vein. Hunterian perforator
menghubungkan GSV ke superfisial
femoral vein, dan ini umum menyebabkan
dari medial thigh varicosities
VARISES
DEFINISI

 Varises adalah pelebaran pembuluh balik (vena) yang berkelok-


kelok dan ditandai oleh katup didalamnya yang tidak berfungsi
lagi.
 Bila hanya melebar saja disebut venektasi.
Terdapat 3 jenis vena pada tungkai, yaitu:
1. Vena tepi -> terletak dibawah kulit dan hanya dilindungi oleh
jaringan longgar dan kulit. Vena tepi utama adalah vena safena
magna(VSM) dan vena safena parva(VSP)
2. Vena dalam -> diliputi otot dan fascia serta berdampingan
dengan arteri
3. Vena penghubung (perforantes) -> vena yang menghubungkan
vena tepi ke vena dalam, dengan cara langsung menembus
fascia
EPIDEMIOLOGI

 Secara umum mengenai 10-20% dari populasi keseluruhan


 2-3 x lebih sering pada perempuan dari laki-laki
 ½ dari pasien memiliki riwayat keluarga penderita varises
ETIOLOGI

Varises tungkai terdiri dari :


 Varises primer
Terjadi jika katup sistem vena superfisialis gagal untuk menutup,
sehingga terjadi refluks ke arah bawah dan terjadi dilatasi vena yang
kronis, sedangkan vena profunda masih normal

 Varises sekunder
Akibat sistem vena profunda mengalami trombosis/tromboflebitis atau
fistula arterovenosa, semula katupnya normal sehingga terjadi
kompensasi pelebaran pada vena superfisialis
FAKTOR RISIKO

 Genetik
 Usia
 Adanya trauma secara langsung pada katup vena yang
menyebabkan kerusakan 1 atau lebih katup
 Terlalu lama berdiri
 Overweight
 Menumpangkan kaki saat duduk
 Memakai pakaian yang terlalu mengompresi (ketat)
KLASIFIKASI

 Klasifikasi berdasarkan CEAP (Clinicall disease Class Etiology


Anatomical Pathophysiology)
 Class 0 : Tungkai asimptomatik
 Class 1 : terdapat teleangiektasis
 Class 2 : varises vena
 Class 3 : edema
 Class 4 ; perubahan kulit tanpa ulserasi
 Class 5 : perubahan kulit dengan ulser yang sudah sembuh
 Class 6 : perubahan kulit dengan ulser yang aktif
PATGEN DAN PATFIS
KLASIFIKASI KLINIS

 Varises trunkal
varises vena saphena magna dan vena saphena parva, diameter
lebih 8mm, warna biru kehijauan.
 Varises reticular
mengenai cabang v. saphena magna atau v. saphena parva
yang umumnya kecil dan berkelok-kelok, diameter 2-8mm, warna biru
kehijauan.
 Varises kapiler
vena subkutis yang tampak sebagai kelompok serabut halus dari
pembuluh darah, diameter 0,1-1mm, warna merah atau sianotik.
STADIUM VARISES

 Stadium I
keluhan samar tidak khas
 Stadium II
pelebaran vena
 Stadium III
varises tampak jelas
 Stadium IV
kelainan kulit dan atau tukak karena sindrom vena insufisiensi vena
menahun
SINDROM INSUFISIENSI VENA
KRONIK
 Derajat I : pelebaran vena
 Derajat II : hiperpigmentasi dan atrofi kulit
 Derajat III : ulkus varikokum
Diagnosis

 Inspeksi :
inspeksi tungkai dari distal ke proximal dari depan ke belakang.
Regio perineum, pubis, dan dinding abdomen juga dilakukan inspeksi.
Kemudian lihat apakah terdapat ulserasi, teleangiektasis, sianosis akral,
eksema, brow spot, dermatitis, angiomata, varises vena prominen, jar.
Parut karena luka operasi, riwayat injeksi sklerotan. Kemudian jika
terdapat lesi yang terlihat maka kita lakukan pengukuran dan
dokumentasi.
 Palpasi :
dilakukan perabaan pada kulit dapat di identifikasi adanya kelainan pada
vena suoerfisial, penekanan lebih dalam dapat menentukan vena profunda.
palpasi dilakukan dari permukaan anteromedial untuk menilai keadaan SVM
kemudian dilanjutkan pada sisi lateral diraba apakah ada varises nyeri vena non
saphena yang merupakan cabang dari VSM.
Perkusi :
Untuk mengetahui keadaan katup vena superfisial. Caranya dengan mengetuk
pada bagian distal dan dirasakan adanya gelombang yang menjalar sepanjang
vena dibagian proximal. Katup yang terbuka/inkopeten pada perkusi akan
dirasakan adanya gelombang.
Auskultasi dropler

 Untuk mengetahui aliran darah vena yang mengalami varises baik


itu aliran retrograde, antegrade. Auskultasi ini diletakan pada vena
kemudian dilakukan penekanan pada vena disisi lainnya.
Penekanan akan menyebabkan adanya aliran sesuai dari arah
katup vena yang kemudian adanya perubahan suara yang
ditangkap oleh probe droppler.
Tes trendelenberg

 Tes ini untuk membedakan antara pasien dengan refluks vena


superficial dengan pasien inkopetensi katup vena profunda. Tes ini
dilakukan dengan cara mengangkat tungkai dimana sebelumnya
dilakukan pengikatan pada paha sampai vena yang mengalami
varises kolaps kemudisn pasien berdiri dengan ikatan tetap tanpa
dilepaskan.
 Interpretasi : varises kolaps makin kolaps atau melebar secara
perlahan adanya suatu inkopenten pada vena superfisial. Namun
apabila vena tersebut dengan cepat adanya inkopensi pada
katup vena yang lebih tinggi atau adanya kelainan katup.
Tes maneuver pertes

 Untuk menentukan kompetensi katup-katup profunda


 Tourniket dipasang pada pangkal paha, pasien diminta untuk
berjalan berkeliling bila vena tungkai melebar berarti terdapat
obstruksi namun bila tidak melebar berarti vena komunikantes
profunda masih baik dan darah terus naik lewat system profunda.
Tes Perban

 Tuk menentukan kompetisi katup-katup profunda


 Vena superfisial tungkia bawah ditekan dengan perban elastis.
Pasien berjalan selama 10 menit bial ada obstruksi pada system
profunda pasien akan merasa nyeri.
Penunjang

 Pemeriksaan imaging :
Dilakukan untuk mengidentifikasi area yang obstruksi dan refluks
dalam system vena superfisial dan system profunda.
Contohnya : venografi dalam contrast, MRI dan USG color flow duplex.
Penatalaksanaan

 UMUM
- hindari berdiri dan duduk terlalu lama
- elevasi kaki
- gunakan stocking kompresi
- olahraga seperti jlan kaki dan berenang
Penatalaksanaan

 KHUSUS
1. Skleroterapi
- Hanya untuk vena kecil
- Tujuannya untuk membuat vena kolaps
Penatalaksanaan

 KHUSUS
2. Pembedahan
- Bertujuan untuk membuang vena yang sudah rusak dan
menghentikan refluks aliran vena
Penatalaksanaan

 KHUSUS
3. Laser
Melalui luka kecil dimasukkan kateter dengan serat fiber optik halus.
Fiber kemudian ditarik perlahan disepanjang dinding vena. Energi laser
mengakibatkan lumen vena menutup sehingga refluks akan menutup
dan varises akan menutup.
Komplikasi

 Nyeri dan bengkak pada tungkai


 Perubahan warna kulit
 Penebalan kulit dan jaringan bawah kulit
 Tromboflebitis
 Kematian (jika terjadi trombosis vena)

Anda mungkin juga menyukai