Anda di halaman 1dari 54

BASAL CELL CARCINOMA

ALIKA ANISA NISHIHARA


20174011146
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. S
• Umur : 50 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Pegawai Swasta
• Alamat : Ngaglik Patalan Jetis
• Masuk Rawat Inap : 26 Februari 2018
• Diagnosa Masuk : Basal Cell Carcinoma
ANAMNESA
• Keluhan Utama
Benjolan seperti andeng-andeng di pelipis kiri dekat mata

• Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluh terdapat benjolan yang
menyerupai andeng-andeng berwarna hitam di
pelipis kiri dekat mata, sudah sejak lama. Os tidak
tahu pasti sejak kapan, tapi kira-kira ada lebih dari 5
tahun. Os mengatakan suka menggaruk-garuk
andeng-andeng tersebut. Awalnya berukuran kecil,
tapi lama-kelamaan semakin melebar.
ANAMNESA
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Keluhan serupa : disangkal
• Alergi : disangkal
• Hipertensi : disangkal
• Diabetes Melitus : disangkal
• Jantung : disangkal
• Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat kanker kulit
• Riwayat Pekerjaan
Pasien adalah seorang pegawai swasta yang pergi pagi
pulang sore dan berada di dalam ruangan sepanjang hari.
Jarang terpapar sinar matahari.
PEMERIKSAAN FISIK
• Vital sign Epistaksis (-/-) • Abdomen
KU : sedang, CM Datar
TD : 110/ 70 mmHg • Mulut Peristaltik (+) normal
Nadi : 80x/ menit Gusi berdarah (-) Nyeri Tekan (-)
Respirasi :20 x/ menit Lidah kotor (-)
Suhu : 36,7ºC Faring hiperemis (-) • Ekstremitas
Akral hangat (+) nadi
• Mata • Thorax kuat
Conjunctiva anemis Simetris, Retraksi (-) CRT <2 detik
(-/-) Pulmo : Edema (-)
Sklera ikterik (-/-) SDV (+/+), Ronkhi (-/-), Rash (-)
Wheezing (-/-) Rumple Leed (-)
• Hidung Cor :
Discharge (-/-) S1 S2 reguler, BJ (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Dermatologik
• Lokalisasi : Regio Fasialis,
regio frontalis sinistra
• Efloresensi : Tumor solid
dengan diameter 2,5 cm,
padat, tepi irregular, bagian
pinggir berbentuk papular,
meninggi, terdapat ulkus di
bagian tengah, permukaan
tidak rata, konsistensi teraba
keras, warna kehitaman serta
tertutup krusta kehitaman.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hemoglobin 14.8 12.0-16.0 Control PPT 13.1 11.0-16.0

Leukosit 8.02 4.00-11.00 Control APTT 33.1 28.0-36.5


Eritrosit 5.01 4.00-5.00

Trombosit 390 150-450 Ureum 24 17-43


Hematokrit 44.5 36.0-46.0 Creatinin 0.94 0.60-1.10

Eosinofil 0 2-4 GDS 100 80-200


Basofil 1 0-1
Batang 2 2-5
Natrium 141.4 137.0-145.0
Segmen 64 51-67
Limfosit 28 20-35 Kalium 4.48 3.50-5.10
Monosit 5 4-8
Klorida 106.5 98.0-107.0

PPT 11.5 12.0-16.0


HbsAg Titer -/ 0.01 - <0.13
APTT 29.1 28.0-38.0
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• RO. THORAX
Bronchitis
• HISTOPATOLOGIS
• Makroskopis :
Satu kantong jaringan identitas sesuai, jaringan kulit bentuk elips, ukuran
2,5x2,3 cm, tebal 0,2-0,4 cm, coklat, pada permukaan kulit didapatkan
bercak-bercak hitam, seluas diameter 2cm, pada bagian sentral
didapatkan ulkus, 1 kupe.
• Mikroskopis :
Sediaan menunjukkan jaringan kulit pada epidermis, dan dermis dengan
tumor solid beberapa tempat kistik, pada bagian tepi sel-sel tumor
tersusun palisade, sel-sel tumor bulat dan oval, atipia dan polimorfi
sedang, sitoplasma cukup, inti relative besar bulat dan oval hiperkromatis.
• Kesimpulan :
Kulit region temporal sinistra: Karsinoma sel basal tipe solid dan kistik
• DIAGNOSIS BANDING
• Karsinoma sel squamous
• Melanoma Maligna
• Keratosis seboroik

• DIAGNOSIS KERJA
• Basal Cell Carcinoma/ Karsinoma Sel Basal
PENATALAKSANAAN
• Farmakologis
• Inf. RL 20 tpm
• Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam pre dan post op
• Inj. Ketorolac 1amp/12 jam
• Inj. Kalnex 500 mg/8 jam
• Bedah
• Dilakukan Wide Excision dan Rhomboid Flap
• Non-Farmakologis
• Diet biasa
• Balut luka
BASAL CELL CARCINOMA
DEFINISI
Basal Cell Carcinoma merupakan
keganasan kulit yang berasal dari
sel non-keratinisasi lapisan basal
epidermis. Basal Cell Carcinoma
(BCC) disebut juga basalioma,
epitelioma sel basal, ulkus
rodent, ulkus Jacob, atau tumor
Komprecher.
EPIDEMIOLOGI
• Basalioma merupakan tumor ganas tersering di Amerika
Serikat dan daerah-daerah lain, terutama pada populasi
kulit putih.
• Australia mempunyai insiden tertinggi penyakit kanker kulit
• Insiden basalioma >2% dan karsinoma sel skuamos (KSS)
±1% pada laki-laki.
• Jumlah basalioma sekitar 80% dari kanker kulit non-
melanoma, dan empat sampai lima kali lebih banyak dari
KSS dengan peningkatan insiden rata-rata 3-7% per tahun
• Data Badan Registrasi Kanker (BRK) tahun 2009 di Indonesia
menunjukkan kanker kulit menempati urutan ke-4 dari 10
jenis kanker terbanyak.
EMBRIOLOGI KULIT
ANATOMI KULIT
ANATOMI KULIT
FISIOLOGI KULIT
• Beberapa fungsi kulit, diantaranya adalah sbb:
1. Fungsi Proteksi
2. Fungsi Absorpsi
3. Fungsi Ekskresi
4. Fungsi Persepsi
5. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (termoregulasi)
6. Fungsi Pembentukan Pigmen
7. Fungsi Keratinisasi
8. Fungsi Pembentukan Vitamin D
ETIOLOGI

• Faktor Lingkungan
• Faktor Genetik
Faktor Lingkungan
• Radiasi ultraviolet adalah penyebab basalioma paling penting dan
paling sering. Radiasi ultraviolet gelombang pendek, ultraviolet B,
290 – 320 nm, yang menyebabkan sunburn, lebih sering
menyebabkan basalioma dibandingkan ultraviolet gelombang
panjang, ultraviolet A, 320 – 400 nm.
• Radiasi lain, yaitu sinar x dan sinar grenz juga berhubungan dengan
terjadinya basalioma.
• Paparan arsen lewat obat-obatan, pekerjaan atau diet. Kontaminasi
air sering menyebabkan ingesi arsen.
• Pengobatan dengan imonosupressan jangka panjang juga dapat
meningkatkan resiko basalioma. Oleh karena itu, penerima
trasplantasi organ atau sel stem mempunyai resiko tinggi hidup
untuk menderita basalioma.
• Adanya trauma, jaringan parut, luka bakar juga dapat menimbulkan
basalioma.
Faktor Genetik
• Kulit tipe 1, rambut kemerahan atau keemasan dengan anak mata
berwarna hijau atau biru

• Xeroderma pigmentosum : penyakit autosomal resesif ini dipicu oleh


faktor pembedahan pada kulit, dimulai dengan perubahan pigmen dan
akhirnya menjadi basalioma. Efeknya berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk menginduksi kerusakan DNA karena ultraviolet.

• Sindrom nevoid basalioma (sindrom nevus sel basal , sindrom Gorlin) :


Basalioma muncul pada keadaan autosomal dominan, timbul pada usia
muda. Biasanya terdapat odontogenik keratosistik, plitting palmoplantar,
kalsifikasi intracranial dan kelainan tulang iga. Biasa juga timbul tumor
seperti meduloblastoma, meningioma dan ameloblastoma.

• Sindrom Bazex : terdapat atropoderma folikuler (tanda-tanda ice pick,


khususnya pada dorsal tangan), basalioma multiopel dan anhidrosis lokal.
PATOGENESIS
• Radiasi sinar UV terutama UV B (mampu
menembus ke dalam lapisan stratum korneum
kulit akan diabsorbsi oleh DNA
• Ada 2 gen yang secara normal dapat mencegah
terjadinya kanker tetapi menjadi tidak aktif pada
kanker kulit  PTCH & p53
• Sinar UV menginduksi mutasi gen p53 pada
kromosom 17p  menyebabkan sindrom nevoid
basalioma yaitu keadaan autosomal dominan
ditandai dengan timbulnya basalioma secara dini
• Mutasi khas yang menandakan adanya paparan
UV B yaitu translasi dari CT dan CCTT
• UV B menginduksi mutasi DNA di kulit yang disebut
pyrimidine dimer
• P53 tumor suppressor gene bekerja untuk
menghentikan cell cycle sehingga berbagai mutasi yang
terjadi dapat diperbaiki oleh sel
• Pada BCC, radiasi sinar UV yang menginduksi mutasi
pyrimidine dimer DNA terjadi pada p53 tumor
suppressor gene sehingga p53 menjadi tidak
berfungsidisregulasi pada siklus sel sel
berproliferasi tak terhingga (cancer)
• BCC juga terjadi ketika mutasi yang mengontrol
pertumbuhan sel via Hedgehog Pathway mengaktivasi
sel-sel pluripotensial imatur di epidermis terjadi
lewat inaktivasi tumor suppressor gene PTCH
(kromosom 9).
Gambaran klinis
• BCC adalah tumor kulit yang invasif secara lokal
dan jarang bermetastasis
• Karakteristik utamanya adalah:
- tumbuhnya lambat (0.5 cm  1-2 tahun)
- ukuran bermacam-macam dari diameter mmcm
- Warna: warna kulit, pink, atau berpigmen
- Spontaneous bleeding atau ulcer
- waxy papule dengan depresi sentral
- seperti mutiara
- Oozing atau berkrusta  pada BCC yang lebar
- Tepi menggulung dan meninggi
- Translusen
- Telangiektasi permukaan
- Black, blue, or brown areas
Distribusi BCC

• Kepala dan leher 60%


• Hidung 14%
• Trunk 30%
• Ekstremitas 10%
Tipe-tipe BCC
• Ada lebih dari 20 pattern histologi BCC, tapi
yang paling sering yaitu:
- Nodular
- Superficial
- Morfea
- Basisquamous
- Pigmented
Nodular BCC
• Tipe yang paling sering pada BCC
• Nodul seperti mutiara dengan permukaan halus
dan ada telangiektasis
• Bisa terdapat ulserasi atau cekungan di tengah
sehingga tepi menggulung
• Tipe kistik yang soft , berisi seperti jeli
• Mikronodular, mikrokistik, dan infiltratif
merupakan subtipe yang berpotensi agresif
• DD: hiperplasia sebasea, SCC, verruca vulgaris
virus, intradermal nevus, amelanotic melanoma
Superficial BCC
• Tipe tersering pada dewasa muda
• Terbanyak di upper trunk dan shoulder
• Erosi lebih sedikit dibandingkan dengan tipe
noduler
• Ukurannya dapat berupa plakat dengan eritema,
skuamasi halus dengan pinggir yang agak keras
seperti kawat dan agak meninggi. Warnanya
dapat hitam berbintik-bitik atau homogen yang
kadang dapat menyerupai melanoma maligna.
• DD: ekczema, psoriasis, Bowen’s disease.
BCC MORFEA
• Dapat disebut juga sclerosing BCC
• Merupakan tipe klinis yang paling penting karena
bersifat agresif dengan plak atau papul yang sklerotik.
• Batasnya tidak tegas, menyebabkan eksisi langsung
sukar dilakukan.
• Tipe ini agak sukar didiagnosis dan manifestasinya agak
lambat dan merupakan 5% dari kasus basalioma.
• Secara klinis menyerupai morfea akan tetapi ditemukan
tanda-tanda berupa lesi yang datar, berbatas tidak
tegas, tumbuhnya lambat berwarna kekuningan, pada
perabaan pinggirnya keras.
• DD: scleroderma superfisial (morphea)
Basisquamous BCC
• Mix antara BCC dengan SCC
• Infiltrative growth pattern
• Berpotensi lebih agresif daripada tipe lainnya
Pigmented BCC
• Karakteristiknya menyerupai Lesi nodular-
ulcerative ditambah lesi perpigmen berwarna
coklat atau hitam dari melanin
• DD: melanoma maligna
Recurrent BCC
• Karakteristik recurren BCC:
- eksisi inkomplit atau narrow margin di eksisi
yang pertama
- subtipe morfea, mikronodular, dan infiltratif
- Di kepala dan leher
Advance BCC
• Advance BCC biasanya
besar/lebar, sering
neglected tumor
• Diameternya beberapa
sentimeter
• Infiltrasi dalam di
bawah kulit
• Sulit untuk di terapi
dengan pembedahan
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Nyeri?
Keras atau lunak?
Ukuran?
Permukaan rata atau berbenjol?
Tunggal atau ganda?
Batas tegas?
Mobilitas nodul?
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Anamnesis  pasien mengeluhkan adanya lesi seperti tahi
lalat yang semakin membesar, biasanya disertai rasa sakit
yang tidak bisa sembuh dalam jangka waktu yang
bervariasi. Lesi paling sering terlihat pada daerah wajah,
telinga, leher dan ekstremitas atas. Trauma ringan seperti
misalnya membersihkan wajah dengan handuk dapat
menimbulkan perdarahan. Adanya riwayat berwisata atau
pekerjaan yang sering terpapar dengan sinar matahari
biasa dijumpai.
• Pemeriksaan fisik berbagai jenis lesi dapat dijumpai sesuai
dengan tipe-tipe KSB. Yang paling khas adalah “ulkus
rodent” yaitu ulkus dengan tipe yang tidak rata, berwarna
kehitaman, di daerah perifer tampak hyperplasia dan di
sentral tampak ulkus.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Biopsi kulit diperlukan untuk menegakkan diagnosis
dan menentukan tipe histologi dari KSB.
• Pada hasil pemeriksaan biopsi KSB yang berbentuk
nodus biasanya mempunyai inti yang besar, berbentuk
oval, hiperkromatik dengan sedikit sitoplasma. Sel-sel
tampak seragam , dan kadang-kadang tampak
beberapa gambaran mitosis.
• Bentuk superficial terlihat seperti puncak sel basaloid
yang dilekatkan di bawah lapisan epidermis. Kumpulan-
kumpulan sarang dengan berbagai ukuran tampak pada
bagian atas dermis
Diagnosis Banding
• Squamous Cell Carcinoma
 Proliferasi ganas dari keratinosit epidermis
 Ciri-ciri : Nodul merah berkeratin, dan dapat
dijumapai indurasi, ulserasi, hemorrhage
Diagnosis Banding
• Keratosis Seboroik
- Lesi eksofitik, tebal, menonjol, berbatas tegas,
permukaan kasar, berpigmen (coklat/hitam),
soft, single-multiple
- clue: ‘stuck on appearance’
Diagnosis Banding
• Melanoma maligna
A (Asimetris), B (Border irregularity), C
(Color variation), D (Diameter ≥ 6mm), E
(Evolving: changing)
PENATALAKSANAAN
• Surgery :
1) Operasi Mikrografi (pemotongan komplit)
 Teknik Mohs dan Parafin Section (metode
Breuninger)
 Indikasi Mohs surgery
 Lokasi: hidung, telinga, mata, mulut, scalp, tangan
 Tipe agresif: infiltrative, sclerosing, morfeaform,
micronodular
 Karsinoma sel basal yang lebar dan dengan batas
yang tidak jelas
 Tumor yang rekuren.
2) Operasi Konvensional (Excision)
 Tingkat rekurensinya 5 – 10%
 Untuk meminimalisir tingkat rekurensinya maka harus
digunakan batas eksisi 0,3 – 1 cm di luar tumor bahkan pada
penderita dengan tumor yang kecil
 Operasi ini untuk tumor yang berukuran 3 – 10 mm.
3) Curretage and electrodessication
- biasanya untuk BCC superficial dan nodular
- kuretase pada daerah yang besar lalu yang kecil untuk
membersihkan fragmen yang lebih kecil di sekitarnya
- dilanjutkan dengan elektrodesikasi dan seluruh
4) Cryosurgery
- biasanya untuk BCC superficial dan small nodular
- menggunakan liquid nitrogen (temperatur -196 ̊C)
• Non-surgery
1) Radioterapi
• Teknik radiasi yang digunakan yaitu pengobatan
standar terdiri dari sinar- X.
• Area radiasi adalah tumor yang kelihatan dan
safety margin dengan range 0,5 – 1,5 cm
tergantung dari ukuran tumor
• Dosis tunggal antara 1,8 – 5 Gy, total maksimum
dosis 50 – 74 Gy (10 kali)
• Berguna bagi pasien lanjut usia yang tidak
memungkinkan untuk dioperasi
• Kontra-indikasi bagi BCC tipe morfea/ rekuren
2) Kemoterapi
3) Imunoterapi
• Interferon tipe 1 yang diberikan lebih dari
3 minggu dengan pemberian 1 – 3 juta IE
3 kali seminggu
• Sitostatik 5-fluorourasil diberikan secara
topikal setiap hari selama 4 – 6 minggu
• 5-flourourasil kombinasi dengan cisplatin
(remisi mencapai 50%)
• Imiquimod 5%
• Rekontruksi daerah lesi dapat dikerjakan
dengan :
1. Penutupan primer
Penutupan dengan tandur kulit secara
STSG/FTSG (Split/Full thickness skin graft)
2. Pembuatan flap
• Rhomboid flap adalah bentuk klasik flap transposisi.
Rhomboid flap digunakan untuk menutup defek yang
berbentuk belah ketupat dengan sudut yang berhadapan 60°
dan 120°, sehingga dapat digunakan untuk rekonstruksi lesi di
pipi, pelipis, bibir, telinga, hidung, dagu, kelopak mata, dan
leher. Komplikasi flap ini hampir sama dengan semua flap
yang lain yaitu infeksi, hematoma, nekrosis, dan skar
Prognosis
• Basalioma yang tidak diobati secara menyeluruh dapat timbul
kembali
• Semua pengobatan yang telah dilakukan harus terus-menerus
dimonitor, mengingat 20 % dari kekambuhan yang ada biasanya
terjadi antara 6-10 tahun pasca operasi.
• Rekurensi basalioma setelah follow-up adalah
- 18% untuk kasus eksisi
- 10% untuk terapi radiasi
- 40 % untuk elektrodesikasi dan kuretase (dengan follow up <
5tahun)
• Terapi Mohs tingkat rekurensi untuk basalioma setelah follow up 5
tahun adalah 3,4 dan 7,9%. Dengan demikian Mohs mikrografi
adalah pengobatan pilihan untuk basalioma rekuren
Edukasi
• Berada di dalam ruangan pada jam-jam ketika
matahari sangat terik (10 pagi dan 2 siang)
• Menggunakan pakaian tertutup
• Menggunakan broad-spectrum sun-protector
dengan minimal SPF 30 (reapply setiap 2 jam)

Anda mungkin juga menyukai