Anda di halaman 1dari 13

TUGAS AUDIT KODING

SUMMARIES KASUS BAB 1 – 2 ICD- 10


KELOMPOK 9

AGUNG PRATAMA 20170310028


DEWI OCTAVIA C 20170310040
HANNA SOFIA 20170310022
SUMMARY KASUS

BAB I

INFECTIOUS & PARASITIC DISEASES

2
BAB I (KASUS 1)

1. Pasien laki-laki, usia 40 th. HIV positif,


masuk rawat dengan riwayat napas pendek,
keringat banyak, dan suhu meningkat.
Hasil biopsi bronkoskopik dan diagnosis pulang
TB, yang berkaitan dengan HIV, dan juga diberi
terapi: bagi retinitis CMV (Cytomegaloviral)
Dx Kode
MC: ...
OC: ...

3
BAB I (KASUS 1) (LANJUTAN-3)

MC: B20.0 HIV disease resulting in


mycobacterial infection
OC: B20.2 HIV disease resulting in cyto- megalovirial disease
H32.0* Chorioretinal inflammation in
infectious & parasitic diseases
classified elsewhere
Alasan :
Karena berdasarkan rule morbiditas pada vol 2 dalam point
“Coding of Multiple Condition” disebutkan bahwa jika
kondisi multiple dicatat dalam suatu kategori maka harus
dipilih preferred code, Such coding applies mainly to
condition associated with HIV disease, to injury and
sequelae

4
BAB I (KASUS 2)

2. Pasien usia 68 tahun, dirawat dengan


retrosternal dysphagia.
Dilakukan gastroscopy disertai biopsi,
terindikasi adanya Candida oesophagitis dan
juga erosi gastrik
Dx Kode
MC: ...
OC: ...

5
BAB I (KASUS 2) (LANJUTAN-5)

Jawaban:
Dx Kode
MC: Oesophagitis K20.x
OC: Candidiasis of other sites B37.8
Gastric ulcer (includes erosions) K25.9

Alasan :
Karena tidak terdapat kode spesifik dimana Candida dapat
menyebabkan Oesophagitis, maka Oesophagitis merupakan “main
condition” yang memprakarsai dilakukan suatu treatment or
investigations.

6
BAB II
NEOPLASMS
(NEOPLASMA)

SUMMARY KASUS

7
BAB II (KASUS 1)

Tgl. admisi: 26-8-09 Tgl. discharge:4-9-09


Usia: 15 th. Kelamin: wanita

Pasien dalam keadaan lethargy, masuk rawat dengan keluhan


cepat lelah, akhir 6 bulan belakangan rasa lelah meningkat
dan diserai dyspnoe dan cephalgia.
Sering menemukan memar spontan di kulit.
Keadaan umum, pucat, disertai lingkaran hitam pada mata,
teraba splenomegaly dan hepatomegaly, thrombosit
menurun, Hb rendah, dengan leukosit WBC tidak normal.
Hasil biopsi sumsum tulang: acute lymphoblastic leukaemia
 Chemotherapy segera.

8
BAB II (KASUS 1) (LANJUTAN-1)

MC: C91.0 Acute lymphoblastic leukaemia


OC: M9821/3 Acute lymphoblastic
leukaemia NOS

Alasan :
Seharusnya kode topografi dan morfologi disatukan dalam
satu baris, such as : C91.0 M9821/3
Karena keduanya merupakan kondisi utama/ MC yang
saling berkaitan dimana kode C sebagai “sites” dan kode
M sebagai kategori keganasan serta sifat neoplasms.

9
BAB II (KASUS 2)
 Wanita 76 th, rawat sebagai pasien Gynecologi
untuk tindakan radical vulvectomy dan diseksi
inguinal bilateral untuk mengangkat melanoma
vulva.
Riwayat sakitnya: 2 bulan lesi pigmentasi di
sebelah kanan vulva, yang tumbuh menjadi besar
dan gatal, BB turun 4 kg. Keadaan umum
kesehatan dirasa tidak terganggu.
Pemeriksaan: ditemukan lesi 2 cm di aspek bawah
belakang labia kanan. Bagian atas ada penebalan,
atrofi hanya pada vulva dan vagina Tidak
ditemukan limfe nodi yang membesar.
10
BAB II (KAUS 2) (LANJUTAN-2)

 Management pasien: masuk tgl. 12-10-09


Dilakukan: radical vulvectomy dan diseksi inguinal bilateral.
Post-operasi ditemukan memar di mons pubis sekitar
bokong dan vulva. Luka vulva basah dan diberi salt baths.

Pasien pulang 12-11-09, dilanjutkan dengan Radiotherapy


selama 4 minggu.
Hasil histologi PA: melanoma yang menyebar secara
superficial. Ada 2 kelenjar limfe yang terkena.
MDx ?
CO?

11
BAB II (KASUS 2) (LANJUTAN-2)

MC: Malignant neoplasm of vulva, unspecified C51.9


OC: Superficial spreading melanoma, primary site C51.9
Secondary & unspecified neoplasm of inguinal & lower limb lymph nodes (M8743/3)
C77.4
Superficial spreading melanoma, secondary site (M8743/6)
Haemorrhage & haematoma complicating a
procedure, NEC T81.0
Surgical operation as cause of abnormal reaction
of patient or of later complication, without mention of
midadventure at time of procedures; removal of other organ. Y83.6

Alasan :
Malignant neoplasm of vulva C51.9 menjadi “main condition”,
karena merupakan kondisi primer yang menyebabkan adanya
spreading ke site lain yaitu ke inguinal C77.4

12
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai