Anda di halaman 1dari 41

ISU – ISU KETIMPANGAN GENDER

DALAM PEMABNGUNAN

Asisten Deputi Kesetaraan Gender bidang Politik, Hukum dan Hankam


Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1
Lagu Caleg Perempuan Pemilu 2019

Ayo perempuan hebat, Indonesia.


Tunjukan kemampuanmu, kau pasti bisa
Kesempatanmu ada tuk membuktikannya
Menjadi Caleg hebat dipilih rakyat......2 x
Wahay rakyat Indonesia, janganlah ragu
Yuk pilihlah perempuan, supaya menang
Menjadi wakil rakyat, adalah amanah
Mewujudkan masyarakat, adil dan sejahtera ...2x
PENGARUSUTAMAAN GENDER
(Inpres No.9 Tahun 2000)
Suatu strategi untuk mencapai keadilan dan kesetaraan gender
(KKG) melalui kebijakan dan program yang memperhatikan
pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan
perempuan dan laki-laki ke dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas seluruh kebijakan
dan program di berbagai bidang kehidupan dan sektor
pembangunan

3
STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER
Children
Able
Kesetaraan Laki-Laki
Gender Perempuan Disable
Poverty
Aspirasi, Kebutuhan, Elderly
Pengalaman,
Kepentingan yang
Berbeda

Integrasi

Kebijakan, Program,
Kegiatan, dan Anggaran
:
Perencanaan
• Politik
PUG sebagai Pelaksanaan
• Ekonomi
Pemantauan
Strategi • Hukum
Evaluasi
Pembangunan • Sosial Budaya
• Teknologi
• Lingkungan
• dll
dars2015
ADA LIMA (5) ANGGAPAN UTAMA TERKAIT DENGAN
KETIDAKADAILAN DAN KETIDAKSETARAAN GENDER YANG
PERLU MENJADI PERHATIAN:
• Pada prinsipnya persoalan gender bukan konflik antara laki-laki versus
perempuan;
• Persoalan gender bukan pemikiran, konsep atau gerakan sosial anti
laki-laki;
• Persoalan ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender, lelaki bisa juga
menjadi korbannya, meski kalangan perempuan yang lebih banyak
menderita sebagai korbannya; dan
• Persoalan gender menjadi keniscayaan tanggungjawab bagi laki-laki dan
perempuan, sehingga harus berperan bersama dalam memperjuangkan
keadilan dan kesetaraan gender.
• Persoalan gender adalah persoalan konstruksi sosial budaya yang bisa
berubah dan diubah setiap saat dan bukan persoalan kodrat yang
ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
5
BENTUK DISKRIMINASI GENDER

6
Sumber: Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2018
7
8
Sumber: Catatan Tahunan Kementerian PP – PA tahun 2017
TINGKATAN KETIDAKSETARAAN GENDER

9
Capaian Pembangunan Kesetaraan Gender

Walaupun tidak Perkembangan IPG Metode Baru dan IDG Indonesia Tahun 2010-2015
signifikan,
95 89.42 89.52 90.07 90.19 90.34 91.03
pencapaian IPG,
IDG, dan IKG 85
IPG
Indonesia
75 69.14 70.07 70.46 70.68 70.83 IDG
menunjukkan 68.15
perkembangan 65
dari tahun ke 2010 2011 2012 2013 2014 2015
tahun
Perkembangan IKG NEGARA ASEAN 2008-2015

Indonesia termasuk
rangking 7 se negara
ASEAN Artinya bahwa
sumberdaya
pembangunan tidak
merata karena kurang
memperhatikan
kepentingan laki-laki dan
perempuan secara adil.

10
Sumber : Bappenas 3
CROSS CUTTING ISSUE GENDER

11
DATA DAN INFORMASI KETIDAKSETARAAN DALAM
PEMBANGUNAN SEBAGAI BERIKUT:
• Pembangunan gender
• Isu Gender bidang Politik
• Isu Gender bidang Ekonomi
• Isu Gender bidang Sosial Budaya
• Isu Angka Kematian Neonatal, bayi dan balita
• Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)
• Isu Gender dalam bidang Pendidikan
• Isu Gender bidang Hukum
• Isu Gender bidang Lingkungan
• Isu Gender dalam pertahanan keamanan

12
1. Pembangunan Gender

13
S U M B E R : P E M B A N G U N A N M A N U S I A B E R B A S I S G E N D E R TA H U N 2 0 1 7
2. ISU GENDER DALAM POLITIK

Berbeda dengan kabinet kerja periode 2014 -2019, posisi


menteri yang diduduki perempuan meningkat sekitar 23,5%
jika dibandinkan dengan posisi menteri sekitar 11% pada era 14
pemerintahan periode 2009 – 2014 sebelumnya.
2. ISU GENDER DALAM POLITIK

15
2. ISU GENDER DALAM POLITIK

16
3. ISU GENDER BIDANG EKONOMI

Sumber : BPS tahun 2017

Tingkat partisipasi angkatan kerja lelaki lebih tinggi jika dibandingkan


dengan angkatan kerja perempuan dan setiap tahun masing-masing naik
satu point
17
3. ISU GENDER BIDANG EKONOMI

Sumber : BPS tahun 2017

Rata-rata upah secara nasional selain masih cukup rendah antara laki-laki dan
perempuan, juga upah perempuan lebih rendah jika dibandingkan dengan
upah yang ditrima laki-laki.
18
3. ISU GENDER BIDANG EKONOMI

Sumber : BPS tahun 2017

Jumlah kemiskrinan mengalami penurunan sejak tahun 2015, - 2017, tetapi jumlah
kemiskinan tahun 2017 masih cukup tinggi sekitar 10,64% dari jumlah penduduk 250
juta
19
3. ISU GENDER BIDANG EKONOMI

Sumber : BPS tahun 2017

20
4. ISU GENDER BIDANG SOSIAL BUDAYA
tantangan bagi perempuan yang harus dihadapi yaitu
• hambatan budaya yang cenderung melihat atau memersepsikan
perempuan sebagai pelengkap atau pendamping suami.
• menempatkan perempuan sebagai warganegara kelas dua (sub ordinasi)
atau pelengkap

21
5. ISU ANGKA KEMATIAN NEONATAL,
BAYI DAN BALITA

Sumber : Kemenkes tahun 2016

Angka kematian bayi baru lahir (neonatal), kematian bayi dan kematian
balita sejak tahun 1991 – 2015 secara berangsur-angsur menurun
22
6. ANGKA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN
(AKI)

Sumber : Kemenkes tahun 2016


Angka kematian Ibu di Indonesia sejak tahun 1985 hingga tahun 2007 telah
menurun hampir 50% dari AKI 450 tahun 1985 hingga menurun signifikan
menjadi 228 tahun 2007
23
7. ISU GENDER DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Sumber : Kemendikbud
data angka partisipasi kasar (APK) laki-laki dan perempuan rata-rata
melebihi 100% dan angka partisipasi murni laki-laki dan perempuan yang
mencapai rata-rata di atas 97%, perbedaannya sekitar 0,1 dari tahun 2015
24
hingga 2017
7. ISU GENDER DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Sumber : Kemendikbud
untuk tiga tahun terakhir 2015 – 2017 tampaknya angka partisipasi kasar
(APK) untuk perempuan relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan APK
untuk laki-lak 25
7. ISU GENDER DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Sumber : Kemendikbud

sejak tahun 2015 – 2017, tingkat pendidikan sekolah menengah atas rata-rata
angka partisipasi kasar mencapai 80% dan angka partisipasi murni rata-rata 60%
26
7. ISU GENDER DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Sumber : Kemendikbud
angka partispasi kasar dan angka partisipasi murni untuk tingkat perguruan
tinggi masih dibawah 30%, artinya jumlah usia yang melanjutkan ke
perguruan tinggai kurang dari 30%, itu pun pada angka partispasi kasar untuk
laki-laki dan perempuan terus mengalami penurunan tahun 2015 – 2017 27
8. ISU GENDER BIDANG HUKUM
• Di dalam UUD 1945, Pasal 27 ayat (1) secara eksplisit menyatakan
bahwa “segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya”.
• Kendala : mewujudkan kesetaraan gender ialah :
a) kendala kultural
b) struktural
c) fungsional

28
9. ISU GENDER BIDANG LINGKUNGAN
• Menurut Alston dan Whittenbury (2013) ‘jika terjadi bencana alam
akibat perubahan iklim terjadi pada tahun 2030, maka variabilitas iklim
akan mengancam ketahanan pangan dan kebutuhan air karena pada
saat itu populasi dunia membutuhkan pangan hingga 50% lebih besar
dari saat ini, 45% lebih banyak energi yang dibutuhkan dan 30% lebih
banyak air bersih yang dibutuhkan’. Jumlah masyarakat yang
kekurangan gizi akan meningkat lebih dari 20 juta orang, 884 juta
orang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan 2,6 milyar orang
tidak mempunyai sanitasi dasar.

29
10. ISU GENDER DALAM PERTAHANAN KEAMANAN
• Pada tanggal 31 Oktober 2000, Resolusi 1325 (S/RES/1325) Dewan
Keamanan PBB tentang Perempuan, Perdamaian dan Keamanan
menemukan kata sepakat untuk disahkan.
• DK PBB melakukan kajian tingkat tinggi dalam peringatan Resolusi
1325 mengenai perempuan, perdamaian dan keamanan yang untuk
pertama kali pada 2000 mengakui peran kesetaraan gender dan
kepemimpinan perempuan dalam keamanan dan perdamaian.
• Tahun 2016 Indonesia mulai mengirimkan pasukan perdamaian
sebanyak 854 pasukan TNI diantaranya 18 pasukan perempuan yang
akan bergabung dengan pasukan PBB, United Nations Interim Force in
Lebanon (UNIFIL)

30
PROSES PENGINTEGRASIAN ISU GENDER KE DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

RPJMD
Renstra SKPD
Pemda RKPD
RKA SKPD
PPRG

A
1.Alat 1.Aspirasi P
-Isu Kesenjangan analisis
Strategi 2.Kebutuhan
K K
gender 2.Data 3.Kepentingan
PUG terpilah 4.Pengalaman M G
3.SDM (Lk-2 & Pr)
L & Pr
RPJMN
Renstra KL
RKP
K/L RKA KL
PPRG

Umpan balik
KEBIJAKAN PEMERINTAH KESENJANGAN GENDER DI
BERBAGAI BIDANG PEMBANGUNAN.

• Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005 – 2025)
• Intruksi Presiden Nomor 3 tahun 2010 tentang Program
Pembangunan yang Berkeadilan. Inpres tersebut berorientasi pada
upaya mewujudkan keadilan yang pro rakyat yang menekankan pada
upaya menurunkan angka kemiskinan (pro por); pro keadilan untuk
semua (justice for all) yang memfokuskan pada perlakuan keadilan pada
perempuan dan anak, ketenagakerjaan dan hukum serta mengatasi
masalah-masalah kelompok marginal.
• Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah 2015 – 2019 dalam upayanya
mengatasi isu ketidakadilan gender dalam berbagai bidang
pembangunan

32
KEBIJAKAN PEMERINTAH KESENJANGAN GENDER DI
BERBAGAI BIDANG PEMBANGUNAN.
• Nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (Kementerian PP-PA) diberi mandat untuk
memfasilitasi dan bantuan teknis percepatan pelaksanaan
pengarusuamaan gender di berbagai bidang pembangunan yang
terdapat di kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.
• Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 Tenang Perlindungan Anak
yang telah dirubah menjadi Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014.
Selain itu, masih ada Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2016
tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 23 tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak, yang dalam Pasal 81 Ayat (7) mengatur hukuman
kebiri bagi pelaku kekerasan seksual pada anak di bawah umur.

33
KEBIJAKAN PEMERINTAH KESENJANGAN GENDER
DI BERBAGAI BIDANG PEMBANGUNAN
• Untuk mengatasi kekerasan terhadap perempuan dan perdagangan
orang telah ditetapkan UU No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU KDRT) dan Undang-Undang
Nomor 21 tahun 2007 tentang Penghapusan Tindak Pidana
Perdagangan Orang (PTPPO)
• Untik mengatasi kesenjangan gender dalam politik UU No. 7 tahun
2017 tentang Pemilu, yang merupakan kodifikasi dari UU No. 2 tahun
2011 tentang Partai Politik dan UU No. 8 tahun 2012 Tentang Pemilu
Legislatif dan UU No. 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
dan UU No. 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden.
• Peraturan Menteri PP-PA Nomor 10 tahun 2015 tentang Grand
Design Peningkatan Keterwakilan Perempuan di DPR, DPD dan DPRD
pada Pemilu 2019.
34
KEBIJAKAN PEMERINTAH KESENJANGAN GENDER
DI BERBAGAI BIDANG PEMBANGUNAN
• Kementerian PP-PA juga telah melaksanakan MoU dengan Lembaga
Administrasi Negara (LAN RI) yang diwujudkan dalam bentuk
pelatihan PUG bagi Widiaiswara LAN dan Widiaiswara
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, agar memiliki dampak
reflikasi terhadap aparatur sipil negeri (ASN) yang memiliki komitmen
untuk mewujudkan kesetaraan gender di kementerian/lembaga dan
pemerintah daerah
• Untuk mengatasi kesenjangan gender bidang ekonomi, Kementerian
PP-PA telah mengeluarkan kebijakan berupa Peraturan Menteri PP-PA
Nomor: 2 tahun 2016 Tentang Pedoman Umum Pembangunan Industri
Rumahan (IR)

35
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
MENGHADAPI KESENJANGAN GENDER
• Menurut UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah terutama
pada Lampiran Pembagian Urusan Pemerintahan Konkuren (pelayanan
wajib bukan pelayanan dasar), antara Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/kota, pada huruf H, “Pembagian
Urusan Pemerintahan bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak” khusus terkait dengan peningkatan kualitas hidup
perempuan salah satu diantaranya ialah ‘pemberdayaan perempuan
bidang politik,ekonomi, hukum, sosial dan lainnya’
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 tahun 2008 yo Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 67 tahun 2011 tentang Pengarusutamaan
Gender dalam Pembangunan Nasional.

36
PENGHARGAAN BAGI K/L DAN PEMDA
DALAM MENGHADAPI KESENJANGAN
GENDER
• Peringkat APE Pratama diberikan kepada K/L dan Pemda yang telah
memenuhi kriteria dari tujuh prasyarat kunci pelaksanakan
pengarusutamaan gender;
• Peringkat APE Madya diberikan bagi K/L dan Pemda yang telah
memenuhi kriteria tersebut dengan perangkat lunaknya menjamin
keberlanjutan pelaksanaan PUG;
• Peringkat APE Utama diberikan kepada K/L dan Pemda yang
memastikan keberlanjutan dan pelembagaan secara berkesinambungan
dalam pelaksanaan PUG;
• peringkat APE Mentor diberikan K/L dan Pemda yang telah
memberikan percontohan bagi kementerian/lembaga lainnya.

37
PENGHARGAAN ANUGERAH
PARAHITA EKAPRAYA
• Dalam upaya percepatan pelaksanaan pengarusutamaan gender di
berbagai bidang pembangunan yang dilaksanakan oleh K/L dan Pemda,
maka Pemerintah cq Kementerian PP-PA memberikan penghargaan
‘Anugerah Parahita Ekapraya/APE’ setiap dua tahun sekali yang
diberikan langsung oleh Presiden RI bertepatan dengan peringatah
Hari Ibu tanggal 22 Desember .
• APE ini memiliki kategori: Pratama, Madya, Utama dan Mentor, sesuai
dengan hasil kinerja pengarusutamaan gender di
Kementerian/Lembaga, Pemda Provinsi dan Kabupaten/kota.

38
KOORDINASI LINTAS BIDANG
1. Peraturan Presiden No. 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015 -2015 secara
eksplisit menyebutkan 99 program responsif gender yang dikelola oleh
kementerian/lembaga.
2. Pada tingkat pusat, dibentuk penggerak PPRG (Drivers) yaitu: Kementerian
Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PPN/Bappenas,dan
Kementerian PP-PA.
3. Surat Edaran Empat Menteteri: Menteri Keuangan, Menteri PPN/Bappenas,
Menteri Dalam Negeri dan Menteri PP-PA tentang Percepatan Pelaksanaan
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.
4. Kesepakatan Bersama Kementerian PP-PA dengan Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah tentang Percepatan Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional.
5. Untuk mengatasi kesenjangan gender bidang politik, Kementerian PP-PA
mengadakan Kesepakatan Bersama dengan :
- Kementerian Dalam Negeri, Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawasa
Pemilihan Umum 39
PARTISIPASI MASYARAKAT

1. Peraturan Menteri PP-PA No. 2 tahun 2017 tentang Partisipasi


Masyarakat Dalam Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak dilakukan melalui Strategi Pengarusutamaan
Gender.
2. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat seperti: sosialisasi, advokasi,
penyuluhan, pembingaan, fasilitasi, kajian, pelatihan, penyediaan
prasana dan sarana yang disesuaikan dengan ruang lingkup dan
pendekatan kepada masyarakatnya.

40
41

Anda mungkin juga menyukai