Anda di halaman 1dari 36

Semarang, 07 Juni 2011

TATA URUT
 I . DASAR
 II. TATA URUT
 III. LATAR BELAKANG
 MAKSUD DAN TUJUAN
 DASAR HUKUM PEMBINAAN
 DATA PELANGGARAN DAN LAKA LANTAS

 IV. TUGAS POKOK POLRI


 V. ruang lingkup materi
 SOSIALISASI UU NO. 22 TH. 2009
 SAFETY RIDING

 Vi. Implementasi
 Vii. penutup
 Disiplin berlalu lintas merupakan salah satu cermin dari disiplin nasional
yang menunjukkan harga diri bangsa, untuk itu Polri mengedepankan
aspek pendidikan dan pembinaan kepada masyarakat berkaitan dengan
disiplin berlalu lintas melalui kegiatan road safety:
 Giat Road Safety pada dasarnya lebih menekankan kepada model
pembinaan dan pendidikan dimana sasaran terhadap beberapa kelompok
yang bersifat terbatas
 Amanat UU no. 22 th. 2009 pasal 258 lebih mengedepankan kewajiban
setiap orang untuk mampu memahami secara keseluruhan dari berbagai
aspek
 Pendidikan dan pembinaan lalu lintas tidak cukup diberikan pada giat
masyarakat umum namun harus lebih mendasar melalui pendidikan
ekstrakulikuler dan intrakulikuler dikenalkan mulai dari TK sampai dengan
SMA yang sifatnya diintegralkan melalui pelajaran tertentu, yaitu PKN
(Pendidikan Kewarganegaraan) yang mengandung muatan etika dan
kedisiplinan
 Strategi integrasi dilakukan melalui telaah standart kompetensi dan
kompetensi dasar yang mengandung etika dan kedisiplinan.
1. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud :
1. Realisasi amanat UU yaitu terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya
bangsa melalui upaya pembinaan , binmbingan dan pendidikan lalu lintas
dilaksanakan secara berkesinambungan
2. Sebagai upaya pencerdasan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan
khususnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pengguna jalan

Tujuan:
1. Membangun kehidupan disiplin berlalu lintas dalam kehidupan sehari hari
2. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pembinaan dan pendidikan melalui
berbagai kegiatan road safety
3. Terciptanya keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas
2. DASAR HUKUM

 UU NO. 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN


 UU NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS
DAN ANGKUTAN JALAN
 MOU ANTARA POLRI DENGAN MENDIKNAS DI
JAKARTA NOMOR: 03/III/KB/2010
 DAN NOMOR : B/9/III/2010 TANGGAL 8 MARET 2010
TENTANG MEWUJUDKAN PENDIDIKAN BERLALU
LINTAS DALAM PENDIDIKAN NASIONAL
 SURAT DEKAN UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS HUKUM NOMOR: / USM.H4.FH/Q/2011
TANGGAL 18 MEI 2011 PERIHAL PERMOHONAN
PEMBICARA DALAM SEMINAR DENGAN
TEMA”DENGAN SAFETY RIDING INDONESIA
MEMBANGUN GENERASI SADAR HUKUM”
ANGKUTAN DARAT
cuplikan realita di sekitar kita…….

6
ANGKUTAN DARAT
cuplikan realita di sekitar kita…….

7
ANGKUTAN DARAT

cuplikan realita di sekitar kita…….


PROBLEM LALU LINTAS DI
INDONESIA
 Kurangnya Tingkat Kesadaran Mengenai Keselamatan
Berkendara
 Kurangnya Pengetahuan Mengenai Peraturan lalu Lintas
BERDAMPAK BANYAKNYA
PELANGGARAN DAN
KECELAKAAN LALU LINTAS YANG
TERJADI
3. Data Pelanggaran
dan
Kecelakaan lalu lintas
Di Kota Semarang
Jumlah Pelanggaran Lalu Lintas tahun 2010 di Kota Semarang

DISKRIPSI
JENIS JUMLAH
PELANGGAR
TILANG SIM 8427 KENDARAAN BUS 613
STNK 10400 TRUCK 313
RANMOR 1391 ANGKOT 1849
JUMLAH TOTAL 20218 PRIBADI 854
PROFESI PNS 754 TAXI 3
KARYAWAN 10565 R2 16137
TNI 0 PICK-UP 449
MHS 1571 JUMLAH TOTAL 20218
PELAJAR 5502
PENGEMUDI 1669
USIA 0-15 1025
PEDAGANG 128
16-21 4284
TANI/NELAYAN 0
22-30 5304
BURUH 29
31-40 6126
JUMLAH TOTAL 20218
41-50 2615
KELAMIN PEREMPUAN 13860 51 Ke ATAS 864
LAKI-LAKI 6358 JUMLAH TOTAL 20218
JUMLAH TOTAL 20218
Data: Urmin Sat Lantas Polrestabes Smg
Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas tahun 2010 di Kota Semarang

JENIS DISKRIPSI JUMLAH


AKIBAT MD 19
LB 117
LR 220
RUMAT Rp. 354.350.000
JUMLAH TOTAL
RANMOR SEPEDA MOTOR 241
MOBIL
PENUMPANG 76
MOBIL BARANG 59
BUS 18
PEJALAN KAKI 34
SPD 7
KA 2
BECAK 3
GEROBAG 1
Data: Urmin Sat Lantas Polrestabes Smg
Tugas pokok Polri dalam Undang-
Undang nomor 2 tahun 2002 tentang
kepolisian Pasal 13 :

- Memelihara kamtibmas
- Penegakan Hukum
- Memberikan perlindungan, pengayoman
dan pelayanan masyarakat
ENFORCEMENT

ENGINERING

EDUKASI
3E + 1i

IDENTIFIKASI/
REGISTRASI
- UU NO. 22 TH. 2009

- SAFETY RIDING
UU NO. 22 TH. 2009
Revisi UU No. 14 / 1992  UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan

UU No. 14 / UU No. 22
1992 Tahun 2009

17 BAB, 22 BAB,
190 PASAL 326 PASAL
UU No. 22 Tahun 2009
PERIKSA MENURUT ACARA PERIKSA CEPAT

DPT DILAKSANAKAN TANPA KEHADIRAN PELANGGAR

PELANGGAR DPT MENITIP DENDA KEPADA BANK YG


DITUNJUK PEMERINTAH

DENDA YG DITITIP KEBANK SEBESAR DENDA MAKSIMAL

KELEBIHAN DENDA SETELAH SIDANG HARUS


DIBERITAHUKAN KEPADA PELANGGAR

KELEBIHAN TITIPAN DENDA TILANG DIBANK 1 (SATU) Th


TIDAK DIAMBIL AKAN DISETORKAN KEKAS NEGARA

SEBAGIAN DIALOKASIKAN
DENDA SEBAGAI INSENTIF BAGI
TILANG PNBP
PETUGAS POLRI & PPNS YG
MELAKS GAKKUM DIJALAN
DITINDAK CARA BAYAR
POLRI TITIPAN DENDA

PELANGGAR TELLER ATM

GIRO KAS NEGARA


(PNBP HASIL
REK. PNBP HASIL DENDA TILANG )
DENDA TILANG
1 BUKTI SETOR
TITIPAN DENDA REK. INSTENTIF REK . POLRI
POLRI & PPNS ( INSENTIF TILANG)
2. BERKAS
PERKARA REK. PELANGGAR
(SISA TITIPAN ) SISA UANG TITIPAN KEMBALI
PENGADILAN KPD PELANGGAR
MASUK REK YBS ATAU AMBIL
PUTUSAN MELALUI TELLER DGN BUKTI
DENDA PUTUSAN PENGADILAN
KLASIFIKASI PELANGGARAN YG DAPAT DITINDAK
DENGAN MENGGUNAKAN TILANG (ACARA CEPAT)
BERDASARKAN ANCAMAN HUKUMAN

PELANGGARAN denda RP.100.000,00


RINGAN RP.250.000,00
27 PASAL

51 PSL denda RP.500.000,00


PELANGGARAN
SEDANG
20 PASAL RP.750.000,00

PELANGGARAN
BERAT denda RP.1.000.000,00
4 PASAL
RP.3.000.000,00
UU NO 8 / 1981 TTG KUHAP

UU NO 2 / 2002 TTG POLRI

UU NO 22 / 2009 TTG LLAJ


1. MEMBERHENTIKAN, MELARANG DAN MENYITA RANMOR YG DIDUGA
MELANGGAR
2. RIKSA RANMOR
3. MEMINTA KETERANGAN DR PENGEMUDI, PEMILIK DAN/ATAU
PERUSAHAAN ANG UMUM
4. MELAKUKAN SITA THD SIM, RANMOR MUATAN, STNKB, STCKB
DAN/ATAU TANDA LULUS UJI SBG BB
5. MELAKUKAN PENINDAKAN THD TP GAR ATAU KEJAHATAN LALIN
6. MEMBUAT DAN MENANDATANGANI BA RIKSA
7. MENGHENTIKAN PENYIDIKAN JIKA TIDAK TERDAPAT CUKUP BUKTI
8. MELAKUKAN PENAHANAN BERKAITAN DG TP KEJAHATAN LANTAS
9. TINDAKAN LAIN MENURUT HUKUM SCR BERTANGGUNG JAWAB
PERLENGKAPAN BERKENDARA
HELM
SARUNG
TANGAN Look
film

PAKAIAN

SEPATU

Gunakan yang nyaman dan berwarna cerah


POSISI BERKENDARA TIPE SPORT

PANDANGAN
PUNDAK
SIKUT
TANGAN
PINGGUL
LUTUT
KAKI

Look
film
PEMANASAN TUBUH

Dikarenakan pentingnya menjaga keseimbangan pada waktu mengendarai sepeda motor,


maka memastikan tubuh siap adalah penting sebelum mengendarai sepeda motor
dilakukan pemanasan menggerakkan tubuh :
 Meningkatkan Flesibilitas.
 Meningkatkan Refleks.
 Langkah pencegahan dari jatuh dan salah pengoperasian.

PENGEREMAN

1. Tutup gas tangan seluruhnya.


2. Gunakan rem depan dan rem belakang bersama-sama, rem depan sedikit lebih kuat.
3. Gunakan rem secara perlahan pada awalnya kemudian secara bertahap tambahkan
tenaga pengereman.
4. Tarik handle kopling disaat sepeda motor akan berhenti total.
5. Teruskan menginjak rem belakang dengan kaki kanan.
6. Usahakan turun dengan kaki kiri di jalan.
BERUBAH JALUR JALAN & MELALUI PERSIMPANGAN
1. Nyalakan lampu sein 3 Detik sebelum berubah jalur
2. Nyalakan lampu sein 30 Meter sebelum berbelok Look
3. Pastikan Kondisi Sekitar jangan hanya melihat Spion, Tengok kebelakang untuk film
memastikan aman
4. Berilah Tanda Gerakan tubuh saat berbelok/ berubah jalur

PEMERIKSAAN LAIN LAIN


1. Bahan Bakar: Cukup untuk menempuh tujuan dan tidak ada kebocoran
2. Oli Mesin : Kondisi terisi, level maks dan tidak ada rembes dan bocor
3. Rantai dan Ban : Perhatikan jarak main bebas rantai ± 2 s/d 3,5 cm dan
tekanan ban ± 29 Psi
4. Mesin dan Kopling : Mesin stasioner baik, tidak pincang dan tidak bocor.
Kopling harus memiliki jarak freeplay ujung tangkai 1 s/d 2 cm
5. Kemudi, Baterai dan Kaca Spion : Pergerakan stang kemudi tidak berat dan
lancar ; Kaca Spion diatur 2/3 pandangan bebas kebelakang dan 1/3 terlihat
tubuh pengendara : Batarei mampu menghidupkan stater elektrik, lampu –
lampu dan klakson
FAKTOR MANUSIA FAKTOR KENDARAAN FAKTOR LINGKUNGAN

 Tidak disiplin  Tidak laik jalan


 Emosional  Ban Pecah
 Konsentrasi kurang  Rem, lampu tdk
 Kurang trampil brfngsi
 Ngantuk/ lelah  Melebihi muatan
 Mabuk  Bukan peruntukan

Look Look
film film FAKTOR JALAN FAKTOR CUACA

 Jalan Sempit  Hujan, licin


 Jalan rusak  Kabut
 Bergelombang
 Tikungan,
tanjakan/turunan
KERUGIAN KECELAKAAN YANG
DIALAMI IBARAT GUNUNG ES
Kerugian langsung Kerugian secara
langsung yang
nampak sesaat
mengalami
kecelakaan belum
seberapa
dibandingkan
Kerugian tidak kerugian tidak
langsung
langsung

Kerugian langsung : biaya pengobatan, biaya kerusakan


Kerugian tidak langsung : - aktifitas rutin terbengkalai (sekolah, kerja, dll)
- nafkah keluarga terganggu
- tuntutan hukum
- meninggal dunia
SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN SAFETY RIDING KE SEKOLAH-SEKOLAH
MAUPUN MASYARAKAT UMUM

SMPN 1 SMG SMPN 4 SMG SMKN 2 SMG SMKN 8 SMG

SMPN 20 SMG SMP BARUNAWATI SMUN 11 SMG SMU YSKI SMG

GEREJA GBI SMG APEL BERSAMA TERTIB


SMUN 5 SMG BERLALU LINTAS PANGKALAN OJEK
SOSIALISASI UU NO. 22 TH. 2009 DAN PENDIDIKAN
SAFETY RIDING MELALUI INTERNET

 WEBSITE SAT LANTAS POLRESTABES


SEMARANG (berisi info giat dan dapat digunakan
untuk pendaftaran perpanjangan SIM melalui internet):
www.satlantas-semarang.com

 FACEBOOK (satlantas semarang):


(satlantassemarang@yahoo.com)
 Grup Facebook:
Info Satlantas Polrestabes Semarang
SeKian
Terima Kasih
36

Anda mungkin juga menyukai