Anda di halaman 1dari 11

PENGAUDITAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENGUMPULAN

PIUTANG: PENJUALAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN


SUBSTANSTIF

KELOMPOK:
1. TITIN SENTIA(RRC1C016007)
2.
3.
4. TIARA JUNIARTI (RRC1C016073)

DOSEN:
ANDI MIRDAH,SE., MSA(HumBis),S.E., MSA(HumBis), AK, CA
AKUN – AKUN DAN GOLONGAN – GOLONGAN TRANSAKSI
DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENGUMPULAN PIUTANG

Tujuan pengauditan atas siklus penjualan dan pengumpulan


piutang adalah untuk mengevaluasi saldo akun yang dipengaruhi
oleh siklus disajikan secara wajar berdasarkan prinsip-prinsip
akuntansi yang berterima umum.

Ada lima pengelompokan transaksi dalam siklus


penjualan dan pengumpulan piutang, yaitu:
1. Penjualan ( tunai dan kredit)
2. Penerimaan kas
3. Retur dan potongan penjualan
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Penaksiran kerugian piutang
FUNGSI – FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN
SERTA CATATAN TERKAIT

Siklus penjualan dan pengumpulan piutang melibatkan


keputusan dan proses yang dibutuhkan untuk transfer
kepemilikan barang dan jasa ke pelanggan setelah barang
dan jasa tersebut tersedia untuk dijual. Hal tersebut
dimulai dengan permintaan seorang pelanggan dan
berakhir dengan konversi material atau jasa ke dalam
piutang dan akhirnya kas. Sebelum dapat menilai resiko
pengendalian dan merancang pengujian pengendalian
serta pengujian substantif atas transaksi harus memahami
fungsi bisnis dan dokumen serta catatan suatu perusahan.
1. Pengolahan pesanan dari pembeli. Pesanan barang dari pembeli
adalah titik awal dari keseluruhan siklus.

2. Persetujan Kredit Sebelum barang dikirikan, pejabat yang berwenang


member otorisasi harus member persetujuan kredit kepada konsumen untuk
transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit.

3. Pengiriman Barang Fungsi kritis adalah poin pertama dalam


siklus dimana perusahaan menyerahkan aset.

4. Penagihan Kepada Pembeli dan Pencatatan Penjualan. Aspek paling


penting dari penagihan yaitu:
• Semua pengiriman telah dibuat penagihannya (kelengkapan)
• Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari sekali (keterjadian)
• Setiap pengiriman ditagih dengan jumlah yang benar (ketelitian)
5. Pengolahan dan Pencatatan Penerimaan Kas. Pengolahan dan
pencatatan penerimaan kas termasuk menerima, menyetor, dan mencatat kas.
Hal yang patut menjadi perhatian adalah adanya kemungkinan pencurian. Hal
yang patut menjadi perhatian adalah adanya kemungkinan pencurian.

6. Pengolahan dan Pencatatan Retur dan Pengurangan Harga Penjualan.


Ketika seorang pelanggan tidak puas dengan barang, penjual sering menerima
pengembalian barang atau pemberian pengurangan biaya.

7. Penghapusan Piutang. Tanpa memperhatikan ketekunan departemen kredit,


beberapa pelanggan tidak membayar tagihan mereka. Setelah menentukan jumlah
yang tidak dapat ditagih, perusahaan harus menghapusnya.

8. Pencadangan Kerugian Piutang. Karena perusahaan tidak dapat


memperkirakan untuk menagih 100% penjualan mereka, prinsip akuntansi
mensyaratkan untuk mencatat piutang tidak tertagih dengan jumlah yang
mereka perkirakan tidak akan dapat ditagih.
METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
TRANSKSI UNTUK PENJUALAN

1. Pemahaman Pengendalian Internal-Penjualan. Menggunakan satu tipe


pendekatan untuk penjualan, auditor mempelajari diagram alir klien, membuat
pertanyaan untuk klien menggunakan kuisioner pengendalian internal,dan
menampilkan pengujian menyeluruh tentang penjualan.
2. Penetapan Risiko Pengendalian Direncanakan-Penjualan. Auditor
menggunakan informasi yang diperoleh dalam pemahaman pengendalian
internal untuk menilai risiko pengendalian.
3. Penentuan Luas Pengujian Pengendalian. Luas pengujian pengendalian
tergantung pada efektifitas pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa
pengujian ini dapat diandalkan untuk mengurangi resiko pengendalian.
4. Perancangan Pengujian Pengendalian untuk Penjualan. Untuk masing-
masing pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian pengendalian harus didesain
untuk memeriksa efektifitasnya.
5. Perancangan Pengujian Substantif Transaksi Penjualan. Dalam
menentukan pengujian substantif transaksi, auditor biasanya menggunakan
beberapa prosedur pada setiap audit tanpa memperhatikan keadaan, dimana
yang lainnya bergantung pada kecukupan pengendalian dan hasil dari pengujian
pengendalian.
RETUR DAN PENGURANGAN HARGA
PENJUALAN

Untuk retur dan pengurangan penjualan, auditor


biasanya menekankan pengujian transaksi tercatat untuk
mengungkapankan pencurian kas dari penagihan piutang
yang ditutupi oleh retur dan pengurangan penjualan fiktif.
Apabila ingin mengaudit retur dan pengurangan
penjualan, harus dapat menerapkan logika yang sama
untuk mendapatkan pengendalian, pengujian
pengendalian, dan pengujian substantive atas transaksi
yang sesuai guna memverifikasi jumlahnya.
METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
TRANSAKSI UNTUK PENERIMAAN KAS

Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang


pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi
penerimaan kas seperti yang digunakan untuk penjualan.
Berdasarkan tujuan yang berkaitan dengan transaksi, auditor
mengikuti proses berikut ini : pertama, menentukan pengendalian
internal kunci untuk setiap tujuan audit. Kedua, merancang
pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan
untuk mendukung pengurangan resiko pengendalian. Dan terakhir,
merancang pengujian substantive atas transaksi untuk menguji
salah moneter bagi setiap tujuan.
PENGAUDITAN UNTUK PENGHAPUSAN PIUTANG

Hal yang menjadi perhatian auditor pada audit penghapusan piutang


usaha tidak tertagih adalah kemungkinan karyawan klien menutupi
penggelapan dengan menghapus piutang yang sudah tertagih.
Pengendalian utama untuk mencegah penipuan ini adalah otorisasi
tepat penghapusan piutang tidak tertagih dengan suatu tingkat
manajemen yang ditunjuk hanya setelah melalui penyelidikan
menyeluruh dengan alasan pelanggan tidak mampu membayar.
TAMBAHAN PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SALDO
AKUN SERTA PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

Pengendalian internal yang berkaitan langsung dengan saldo akun


pengajuan serta pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun
belum diidentifikasi atau diuji sebagai bagian dari pengujian
pengendalian atau pengujian substantive transaksi. Untuk siklus
penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan akan
mempengaruhi tujuan yang terkait dengan saldo nilai yang dapat
direalisasi dan hak serta kewajiban dan empat tujuan penyajian dan
pengungkapan.
PENGARUH HASIL PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas


transaksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit,
terutama terhadap pengujian substantive atas rincian saldo. Bagian dai
raudit yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi pada siklus penjualan dan penagihan
adalah saldo piutang usaha, kas, beban piutang tidak tertagih dan
penyisihan untuk piutang tidak tertagih. Pada penyelesaian pengujian
pengendalian dan pengujian sustantif transaksi, auditor harus
menganalisis masing-masing pengecualian baik audit publik maupun
nonpublik untuk menentukan penyebab dan implikasi dari pengecualian
risiko pengendalian yang ditetapkan, yang mungkin mempengaruhi
risiko deteksi pendukung dan pengujian substantif.

Anda mungkin juga menyukai