Anda di halaman 1dari 18

RANCANGAN WIRAUSAHA

TOKO BAKERY
 PERIZINAN DAN SERTIFIKASI
Berikut ini adalah beberapa jenis perizinan yang perlu diperhatikan untuk memulai usaha
bakery:

• Akta Pendirian Perusahaan

Untuk bentuk usaha bakery Perseorangan, cukup menghubungi notaris terdekat.

• Keterangan Domisili Perusahaan

Langkah yang harus dilakukan adalah mendapatkan tanda tangan dari 2 tetangga sebelah
kanan dan 2 tetangga sebelah kiri untuk disahkan oleh ketua RT dan RW setempat, lalu
memberikan surat pengesahan tersebut ke Kelurahan untuk mendapatkan Surat
Keterangan Domisili.
• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Membawa KTP dan Kartu Keluarga, dilanjutkan dengan pembuatan NPWP Perusahaan dengan membawa Akta
Perusahaan, dan Keterangan Domisili.

• Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)

SITU dibuat oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu kotamadya atau kabupaten setempat, dengan mengisi formulir
surat permohonan ijin tempat usaha dan menyiapkan dokumen sebagai berikut :

• KTP

• Kartu Keluarga

• Akta Pendirian Perusahaan

• Surat Keterangan Domisili Perusahaan

• NPWP Perusahaan

• Sertifikat Tanah, atau Akta Jual Beli, atau Perjanjian Sewa Menyewa

• Izin tetangga di lingkungan perusahaan

• IMB

• Bukti pembayaran PBB tahun terakhir


• Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

Diurus di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu kotamadya atau kabupaten setempat, dengan
mengisi formulir surat keterangan status tanah dan bangunan, serta menyiapkan dokumen :

• KTP

• Kartu Keluarga

• Akta Pendirian Perusahaan

• Surat Keterangan Domisili Perusahaan

• NPWP Perusahaan

• SITU

• Foto Pemilik Perusahaan/Penanggung Jawab Perusahaan 3x4 (2 lembar)

• Surat Pernyataan Dari Pemohon tentang Lokasi Usaha Perusahaan


• Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

TDP juga diurus di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu kotamadya atau kabupaten setempat,
dengan mengisi formulir surat permohonan izin tempat usaha serta menyiapkan dokumen :

• KTP

• Kartu Keluarga

• Akta Pendirian Perusahaan

• Surat Keterangan Domisili Perusahaan

• NPWP Perusahaan

• SITU

• SIUP

• Foto Pemilik Perusahaan/Penanggung Jawab Perusahaan 3x4 (2 lembar)


• Izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)

Untuk usaha bakery yang menggunakan Izin PIRT, pengurusan izin tersebut dilakukan di Dinas
Kesehatan kotamadya atau kabupaten setempat dengan menyiapkan dokumen :

• KTP

• Pas foto 3x4 sebanyak 3 lembar

• Surat Keterangan Domisili Perusahaan

• Surat Keterangan dari Puskesmas

• Denah lokasi dan bangunan

• Setelah mengisi formulir dan melengkapi dokumen tersebut, maka pihak Dinas Kesehatan
melakukan survey langsung ke tempat pengolahan makanan (bakery).

• Pihak Dinas Kesehatan juga akan melakukan penyuluhan secara berkelompok mengenai cara
pengawetan makan, penulisan nomor registrasi, dan informasi terkait lainnya. Dinas Kesehatan
akan mengeluarkan 2 sertifikat, yaitu sertifikat PIRT dan sertifikat Penyuluhan.
• Sertifikasi Badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan)
Untuk usaha bakery yang menggunakan Nomor MD, produk harus didaftarkan ke BPOM. BPOM ada di setiap
ibukota propinsi, dan menyediakan formulir pendaftaran sertifikasi secara gratis, yaitu :

Formulir A : isian data-data pokok pengajuan sertifikasi, antara lain nama perusahaan, alamat kontak,
produk yang didaftarkan, dll.

Formulir B : isian data spesifik produk, seperti komposisi bahan, dsb.

Formulir C : isian deskriptif tentang cara pengolahan, kondisi bangunan, dan keahlian karyawan dalam
menjaga produk tetap higienis.

Usaha bakery yang menggunakan Nomor MD memerlukan Sertifikat Hygiene dan Sanitasi yang dikeluarkan oleh
Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi BPOM. Namun, sesuai Peraturan Ka BPOM No. HK.03.1.5.12.11.09955 tentang
Pendaftaran Pangan Olahan pada pasal 3 ayat 1.b mengecualikan pendaftaran Nomor MD untuk produk dengan
umur simpan kurang dari 7 hari pada suhu kamar. Dan karena produk bakery kebanyakan memiliki umur simpan
kurang dari 7 hari maka dapat dikecualikan dari pendaftaran no MD.
• Sertifikasi Halal

Untuk mendapatkan sertifikasi ini akan dilakukan serangkaian proses audit dari LP POM MUI yang

dimulai dengan membuat pengajuan di kantor MUI setempat dengan mambawa dokumen :
• KTP
• Pas foto 3x4 sebanyak 2 lembar
• SIUP

• Formulir pengajuan sertifikasi diisi dengan informasi bahan apa saja yang digunakan dalam

pembuatan usaha bakery. Setelah itu tim auditor akan melakukan pengecekan langsung ke lapangan

dan memberikan rekomendasi ke Komisi Fatwa MUI. Komisi Fatwa akan memberikan pengesahan

terhadap Sertifikat Halal.

• Sertifikasi Halal berlaku selama 2 tahun dan wajib diperpanjang


Pendekatan Analisa Usaha
Menurut Mulyadi (1993) dalam Tantri (2008) penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam
perusahaan meliputi :

• Biaya Produksi : biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi dan
siap untuk di jual.

• Biaya pemasaran : biaya yang terjadi untuk melaksanakan pemasaran produk

• Biaya administrasi dan umum : biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan dan pemasaran
produk
• Modal investasi
Modal Awal Harga (Rp)

Oven roti 6.000.000

Mixer 4.500.000

Microwave 2.500.000

Frypan 70.000

Kompor Gas 200.000

Alat Masak 110.000

Total 13.350.000
• Operasional
Biaya Operasional Harga (Rp)

Bahan Baku 2.500.000

Listrik 300.000

Tabung Gas 3 kg (Rp20.000 x 3) 60.000

Bahan Pelengkap 200.000

Bahan Lainnya 300.000

Total 3.360.000
• Perhitungan
Harga roti yang dijual : Rp 3.500
Terjual : 50 buah = Rp 3.500 x 50 : Rp 175.000
Penjualan dalam satu bulan / pendapatan : Rp 175.000 x 30 hari = Rp 5.250.000

Keuntungan Bersih = Pendapatan per bulan – Biaya operasional


= Rp 5.250.000 – 3.360.000
= Rp 1.890.000
Break Even Point
BEP dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan,
perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan
yang dinilai menggunakan total biaya).
Rumus BEP/analisis break even point (Analisis balik modal) digunakan untuk
menentukan hal-hal seperti:
• Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan
tidak mengalami kerugian.
• Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah
direncanakan.
• Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil
penjualan atau tingkat produksi.
Rumus BEP (Break Even Point)
• Berikut beberapa model rumus BEP yang dapat digunakan dalam analisis Break
Even Point :
Pendekatan Matematis
Rumus BEP yang pertama adalah menghitung break even point yang harus
diketahui adalah jumlah total biaya tetap, biaya variabel per unit atau total
variabel, hasil penjualan total atau harga jual per unit. Rumus yang dapat
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Break even point dalam unit.

2. Break even point dalam rupiah


Contoh Kasus

Anda mungkin juga menyukai