Pemeriksaan Refleks Pupil Dan Pemeriksaan Relative Afferen Pupillary
Pemeriksaan Refleks Pupil Dan Pemeriksaan Relative Afferen Pupillary
Gyztantika P. Patadungan
2012-82-010
Konsulen
dr. Carmila L. Tamtelahitu, Sp.M
REFLEKS PUPIL
Pupil merupakan lubang kecil di tengah iris yang berfungsi mengatur banyaknya
cahaya yang masuk ke dalam bola mata. Bila cahaya terlalu terang, pupil akan
mengecil, dan sebaliknya bila gelap pupil akan membesar. Besar-kecilnya pupil
dibentuk oleh iris.
Refleks Pupil
Tujuan :
untuk melihat refleks miosis pupil akibat suatu penyinaran pada mata,
baik reaksi penyinaran langsung pada mata yang bersangkutan atau reflrks
tidak langsung pada mata lainnya.
Refleks Pupil
Saraf aferen berasal dari nerfus opticus, sedangkan saraf eferennya
berasal dari nervus oculomotorius.Ada dua macam refleks pupil1.
1. Respon cahaya langsung
Pakailah senter kecil arahkan sinar dari samping (sehingga pasien
tidak memfokus dalam cahaya dan tidak berakomodasi) kearah
salah satu pupil untuk melihat reaksinya terhadap cahaya. Inspeksi
kedua pupil dan ulangi prosedur ini pada sisi lainnya. Pada keadaan
normal pupil yang disinari akan mengecil.
https://www.scribd.com/doc/40488032/Refleks-Pupil
Interpretasi
Refleks cahaya langsung Refleks Konsensual
Ada periode laten 0,2 detik sesudah Terdapat periode laten seperti pada
rangsangan. Sesudah pupil mata yang disinari langsung. Bila
berkontraksi kuat akan disusul dilatasi terjadi refleks miosis disebut refleks
ringan terutama bila penyinaran pupil tidak langsung (+)
tidak keras. Bila terjadi hal tersebut
disebut refleks pupil langsung (+)
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3588
138/
Kondisi yang mengarah kepada RAPD
Tahap pemeriksaan :
1. gunakan senter yang terang dan dapat fokus untuk memeberikan cahaya
yang sempit dan sama. Lakukan pada ruang semi gelap.
2. Minta pasien untuk menatap lurus ke obyek yang jauh dan tetap tahan
terus tatapannya. Gunakan snellen chart atau gambar agar pasien mudah
fokus. Hal ini dilakukan untuk mencegah refleks akomodasi pupil. Pemeriksa
tidak boleh menghalangi pandangan pasien terhadap objek fiksasi.
3. Gerakkan senter dari satu mata ke mata yang lain dengan cepat dengan
cahaya mengarah langsung ke tiap mata. Jangan mengayunkan cahaya
ada aksis tengah (misalnya pada hidung) karena dapat menstimulasi respon
dekat
Lanjutan
4. Taruh sumber cahaya pada jarak yang sama di setiap mata untuk memastikan stimulus
cahaya sama terangnya.
5. Jaga cahaya selama 3 detik pada mata pertama, hal ini untuk menstabilisasi ukuran pupil.
Perhatikan pupil langsung berkontriksi bila terkena cahaya. Perhatikan juga apa yang trjadi pada
pupil mata lain.
6. Gerakkan cahaya secara cepat ke mata lainnya, sekali lagi tahan cahaya selama tiga detik.
Perhatikan apakah pupil yang sedang disinari tetap ukurannya, atau bertambah besar.
Perhatikan juga bagaima pupil sebelahnya.