Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN KASUS

Suspek Ca Tiroid

Zikry Sitania (2017-84-028)


PEMBIMBING
dr. Denny Jolanda, Sp.PD, FINASIM
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2018
PENDAHULUAN
karsinoma tiroid menurut American Cancer Society 
Pertumbuhan sel abnormal / pertumbuhan sel yang tidak
terkendali pada kelenjar tiroid.
Angka kejadian karsinoma tiroid menurut data American Cancer
Society diperkirakan mencapai 44.670 kasus baru pada tahun 2010.
Data terbaru dari penderita kanker tiroid di Amerika Serikat pada
tahun 2014 berjumlah 62.980 kasus
Di Indonesia data registrasi Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi
Indonesia didapatkan kanker tiroid menempati urutan ke 9 dari 10
kanker terbanyak (4,43%)
4 kali lebih sering pada wanita daripada pria.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. JP
Tanggal lahir : 2 Juni 1957
Umur : 61 tahun
Alamat : Kudamati
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : ibu rumah tangga
No. RM : 13.17.25
Tanggal Masuk Rumah Sakit: 25 mei 2018
Ruang Perawatan : Ruang Interna Wanita RSUD Dr. M.
Haulussy Ambon
ANAMNESIS (Autoanamnesis):

Keluhan Utama:
Sesak nafas
Keluhan Tambahan:
Benjolan dilhern kanan bagian depan, jantung berdebar,
mudah capek, berat badan turun, bayak keringat, Suara
serak.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari SMRS terutama
saat melakukan aktivitas sehari-hari dan berkurang saat istirahat. Pasien
juga mengeluh batuk berdahak lendir berwarna putih disertai
demam sejak 3 hari yang lalu
benjolan di leher kanan depan sebsar bola kasti yang semakin
membesar dalam 3 bulan yang terakhir,
Benjolan telah disadari pasien sejak 2 tahun yang lalu namun
selama ini hanya berukuran sebesar bola pimpong dan ukurannya tidak
membesar.
Pasien merasa sedikit nyeri pada benjolan tersebut jika disentuh,
namun saat menelan makanan atau minuman tidak terasa nyeri.
Pasein juga mengeluh suara serak, jantung berdebar-debar, seirng
merasa gelisah dan sulit tidur, mudah merasa capek.
Pasien juga merasa berat badan pasien berkurang,. Makan dan minum
pasien baik, BAB normal lancar BAK normal lancar..
Riwayat penyakit Sebelumnya:
Riwayat darah tinggi dan Gula darah tidak diketaui pasien tidak
pernah kontrol

Riwayat Pengobatan:
Sebelumnya pasien belum pernah berobat untuk benjolan dileher
karena selama ini benjolan tersebut tidak menimbulkan keluhan.

Riwayat keluarga :
Riwayat sakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: Sakit Sedang
Status Gizi: (BB 60kg, TB 158 cm)  IMT : 21Kg/m2 (Normal)
Kesadaran: Compos mentis, GCS E4V5M6
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 120x/menit, regular kuat angkat
Pernapasan : 26x/menit
Suhu : 37,50 C
 Kepala:
 Bentuk kepala :Normocephal
 Simetris wajah :Simetris
 Rambut :Beruban, bergelombang, distribusi
merata, tidak mudah tercabut

 Mata:
 Bola mata : Eksoftalmus/endoftalmus (-/-)
Upper lid retraction,stare,lid lag (-/-)
Proptosis(-/)
 Gerakan : ke segala arah
 Kelopak mata : xanthelasma (-/-), edema (-/-), ptosis (-/-)
 Konjungtiva : Anemis (+/+), ikterus (-/-)
 Pupil :isokor (3 mm/3 mm), refleks cahaya langsung
(+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+)
Telinga:
Aurikula: tofus (-/-), sekret (-/-), nyeri tarik aurikula (-/-)
Pendengaran: kesan normal
Prosesus mastoideus: nyeri tekan (-/-)
Hidung:
Cavum nasi: lapang (-/-), sekret (-/-), darah (-/-)
Mulut:
Bibir: sianosis (-), stomatitis (-), perdarahan (-)
Tonsil: T1/T1 tenang, hiperemis (-)
Gigi: caries (-)
Faring: Dalam batas normal
Gusi: perdarahan (-),
Lidah: kandidiasis oral (-), lidah kotor (-)
 Status Lokalis Leher
 KGB :
I: Pembesaran (+) pada leher bagian kanan depan
P: teraba pembesaran KGB 2 buah di leher bagian kanan depan
Leher:

 Massa
I:massa pada region colli dextra (+), ukuran ±11cm x 7cm, permukaan kulit
tampak hiperemis
P: Massa sebesar bola kasti, bokonsistensi keras, berbenjol-benjol, batas tegas,
massa tidak ikut bergerak saat pasien menelan (terfiksir) nyeri tekan (+),
teraba hangat
A: Bruit (-)

DVS : JVP = 5-2 cmH2O


Pembuluh darah : Venektasi (-), pulsasi abnormal (-)
Kaku kuduk : negatif
Dada:
Inspeksi: simetris ki = ka,
Bentuk: normochest
Pembuluh darah: pelebaran vena (+)
Buah dada: simetris ki = ka, tanda radang (-), massa (-)
Sela iga: pelebaran (-), retraksi (-)
Lain-lain: tidak ada
Paru:
Palpasi: Fremitus raba simetris ki=ka, nyeri tekan (-),
pelebaran iga (-).
Perkusi: Paru kanan dan kiri sonor, batas paru hepar di ICS IV,
batas belakang paru kanan di vertebra torakalis IX, batas
belakang paru kiri di vertebra torakalis X.
Auskultasi: bunyi pernapasan vesikuler, bunyi tambahan ronki
basa halus pada basal paru (+/+), Wheezing (-/-)
Jantung:
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Palpasi: ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi: redup, batas kanan jantung di ICS III-IV linea
parasternalis dextra, pinggang jantung di ICS III sinistra (2-3
cm dari mid sternum), batas kiri jantung di ICS V linea
midclavicularis sinistra.
Auskultasi: bunyi jantung I, II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
 Inspeksi: datar, striae (-), caput medusae (-)
 Auskultasi: bising usus (+) peristaltik normal
 Palpasi: Nyeri tekan (-), nyeri tekan epigastrium (-), Hepar tidak teraba
membesar, limpa tidak teraba membesar, ginjal ballotement, tidak teraba
masa tumor.
 Perkusi: timpani
Punggung:
 Palpasi: Nyeri tekan (-),
 Nyeri ketok CVA (-/-)
 Auskultasi: BND Vesikuler +/+
 Gerakan: Simetris kanan dan kiri
Alat kelamin:
Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus dan rectum:
Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas:
Akral hangat (+/+)
Sianosis (-/-)
Edema (-/-)
Refkleks Fisiologis : Normal
Refleks Patologis : (-)
Kekuatan Motorik : 5 pada keempat ekstremitas.
Tremor (-) : pada keempat ekstremitas
 Pemeriksaan sensibilits pada keempat ekstrmitas normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(26/5/2018)
Hematologi Rutin Kimia Klinik:
Eritrosit: 3,37 x 106/mm3 • Ureum: 16 mg/dL
• Kreatinin: 0,6 mg/dL
Hb: 10,1 g/dL
• Asam urat: 2.8 mg/dl
Hematokrit: 29,6% • Kolesterol total: 121 mg/dL
MCV: 88 µm3 • Kolesterol HDL: 12 mg/dl
MCH: 29,8 pg • Kolesterol LDL :93 mg/dl
MCHC: 34.0 g/dl • SGOT/PT: 23/28 u/L
Trombosit: 392 x 103/mm3 • Albumin: 2,7 mg/dl
• Bilirubin T/D/I : 1/0.8/0.2 mg/dl
Leukosit: 7,8 x 103/mm3
• Elektrolit
Hitung jenis: • Natrium: 134 mmol/L
 Neutrofil: 74,3 % • Kalium: 3.2 mmol/L
 Monosit: 9,4 % • Chlorida: 103 mmol/L
Limfosit: 13,8% • Kalsium 1.09 mmol/L
• Serologi
Eosinofil: 1,9%
• HbsAg: Non reaktif
Basofil: 0,6%
• Anti HCV: Non reaktif
RESUME
Pasien perempuan 61 tahun keluhan benjolan di leher yang
semakin membesar dalam 3 bulan yang terakhir
Benjolan telah disadari pasien sejak 2 tahun yang lalu namun
selama ini hanya berukuran sebesar bola pimpong dan
ukurannya tidak membesar.
Pasien merasa sedikit nyeri pada benjolan tersebut jika
disentuh, namun saat menelan makanan/minuman tidak
terasa nyeri.
Pasein juga mengeluh suara serak, jantung berdebar-debar,
gelisah dan sulit tidur, mudah capek dan sesak. terutama
saat melakukan aktivitas dan berkurang saat istirahat.
Pasien juga merasa berat badan pasien berkurang. batuk
lendir berwarna putih sejak 3 hari yang lalu
kesadaran CM. Tanda vital: TD 130/80 mmHg, N: 120x/menit, P:
26x/menit, S: 37,5° C.
Pemeriksaan fisik leher: Pembesaran KGB pada supraclavicular,
massa pada region colli dextra (+), ukuran ±11cm x 7cm,
permukaan kulit tampak hiperemis Palpasi: konsistensi keras,
berbenjol-benjol, batas tegas, massa tidak ikut bergerak saat
pasien menelan, terfiksir, Nyeri tekan (+), teraba hangat.
Pada auskultasi didapatkan rhonki pada kedua lapang paru (+)
Pemeriksaan penunjang : Hb 10.1, Albumin 2.7 dan hasil
laboratorium lainnya dalam batas normal, dan direncanakan
untuk dilakukan pemeriksaan FT4 dan TSH, Foto toraks, USG
Abdomen dan CT Scan Leher dan pemeriksaan FNAB.
No
Index Wayne
Gejala yang baru timbul atau Nila No Tanda Ada Tid
bertambah berat i ak
1 Sesak nafas +1 1 Tyroid teraba +3 -3
2 Bising tyroid +2 -2
2 Berdebar +2 3 Exoptalmus +2 -
4 Kelopak mata tertinggal gerak bola +1 -
3 Kelelahan +3
mata
4 Suka udara panas -5 5 Hiperkinetik +4 -2
6 Tremor jari +1 -
5 Suka udara dingin +5 7 Tangan panas +2 -2
8 Tangan basah +1 -2
6 Keringat berlebihan +3 9 Fibrilasi atrial +4 -

7 Gugup +2
10 Nadi teratur
- -3
<80x/menit
8 Nafsu makan meningkat +3 - -
80-90x/menit +3 -
9 Nafsu makan menurun -3
>90x/menit
10 Berat badan naik -3

11 Berat badan turun +1

Total skor yang didapatkan: 16 menandakan Eutiroid


Hipertiroid: ≥20
Eutiroid: 11-18
Hiportiroid: <11.
ASSESMENT
Diagnosis :
Suspek Ca Tiroid
Limfadenopati colli multipel
Anemia Normositik normokrom
Bronkopneumonia
Diagnosis banding :
Struma nodosa non toxic
Proses metastasis
Limfoma
TATALAKSANA
IVFD RL:D5:Futrolit 20tpm
Drip Sohobion 1 Amp/ 24 jam
Ceftriaxon 1g/ 12 jam
Parasetamol tab 3 x 500 mg (K/P)
Rencana pemeriksaan FT4 dan TSH
Rencana pemeriksaan X-ray toraks
Rencana USG Abdomen
Rencana CT Scan
Rencana FNAB
FOLLOW UP
Encyclopaedia Britannica.Thyroid Gland Anatomy.2008
Terese W. Thyroid And Parathyroid Gland Anatomy. National Institutes of health. 2012
https://visualsonline.cancer.gov/details.cfm?imageid=9268
Fisiologi Hormon Tiroid

Sherwood, L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 6, Jakarta: EGC, 2011.
Definisi
karsinoma tiroid menurut ACS 
pertumbuhan sel abnormal /sel yang
tidak terkendali pada kelenjar tiroid.
Karsinoma tiroid sendiri dibagi 4 jenis
yaitu karsinoma papiler, folikular,
meduler, dan anaplastik.

American Cancer Society. About Thyroid Cancer. 2016.


https://www.cancer.org/content/dam/CRC/PDF/Public/8853.00.pdf
Tabel 1. Klasifikasi Nodul Tiroid Berdasarkan Etiologinya
Adenoma Karsinoma
Adenoma makrofolikular (koloid sederhana) Papiler (75%)
Adenoma mikrofolikular (fetal) Folikular (10%)
Adenoma Embrional (trabekular) Meduler (5-10%)
Adenoma sel Hurtle (oksifilik, onkositik) Anaplastik (5%)
Adenoma atipik Lain-lain: Limfoma tiroid (5%)
Adenoma dengan papilla
Signet-ring adenoma
Kista Lain-lain
Kista sederhana (simple cyst) Inflamasi tiroid
Tumor kistik/padat (perdarahan, nekrotik) Tiroiditis subakut
Tiroiditis limfostik kronik
Nodul koloid Penyakit granulomatosa
Nodul dominan pada struma multinodusa Gangguan pertumbuhan
Dermoid
Agenesis lobus tiroid unilateral
(jarang)

Umumnya pasien dengan keganasan tiroid berada dalam keadaan eutiroid.

John SM. Nodul Tiroid dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Edisi VI, Jilid 2. Jakarta 2014
Adenokarsinoma Papiler
80-85% kasus keganasan tiroid
Usia 40-49 thn
Bersifat kronik, tumbuh lambat, bisanya metastasi
limfogen di leher
Tumor batas tegas, disertai pembesaran KGB di leher
(Masih keciltdk ad keluhan) (Besar rasa mengganjal
di leher)
Khas tumornya ikut bergerak saat pasien menelan
pada stadium lanjut biasanya sudah terfiksir.
Adenokarsimoma folikuler
Angka kejadian 5-20 %
Usia sering 50-59 thn
Massa berbatas tegas dan keras pada perabaan
Adenokarsinoma medular
5-10% dari semua keganasan tiroid
Biasanya usia > 40 thn
Sebagian besar bilateral
Massa berbatas tegas, keras pada perabaan
Dipastikan dengan pemeriksaan kadar kalsitonin
Adenokarsinoma anaplastik
5-15 % dari keganasan tiroid
Biasanaya pada usia 60 thn keatas
Lebih sering pada wanita
Biasanya berasal dari pembesaran kelenjar tiroid yg sudah ada
dlm waktu lama tiba2 membesar
Biasanya disertai nyeri yg menjalar sampai ke telinga dan suara
serak

Dari 4 jenis karsinoma diatas tetap harus dipastikan dengan


Biopsi insisi / FNAB untuk memastikan jenis Ca-nya
Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika
hanya ada satu nodula yang teraba, keras, tidak dapat digerakkan
dari dasarnya, dan berhubungan dengan limfadenopati.
Tabel 2. Gambaran Klinik Nodul Tiroid dan Ganas Pada Pasien Dengan Nodul Tiroid Soliter
Sangat Mencurigakan Kecurigaan Sedang Nodul Jinak
Riwayat keluarga karsinoma Usia <20th / >70th Riwayat keluarga nodul
tiroid madulare jinak
Cepat membesar, terutama Pria Struma difusa /
sewaktu terapi levotiroksin multinodusa
Nodul padat / keras Riwayat radiasi pada leher Besarnya tetap
dan kepala
Sukar digerakkan / melekat pada Nodul > 4cm / sebagian BAJAH : jinak
jaringan sekitar kistik
Paralisis pita suara Keluhan penekanan, Kista simpleks
temasuk disfagia, disfonia,
serak, dyspnea dan batuk

Limfadenopati regional Nodul hangat / panas


Matastasis jauh Mengecil dengan terapi
supresi levotiroksin
ETIOLOGI & PATOFISIOLOGI
 Masih belum di pahami sepenuhnya pertumbuhan sel  ganas
 Lingkungan (pajanan radiasi dan defisiensi iodine), genetik, umur, dan proses
autoimun dianggap merupakan faktor – faktor penting dalam patogenesis
nodul tiroid
 Konsep yang selama ini dianut bahwa (hormon perangsang tiroid) TSH secara
sinergistik bekerja dengan insulin dan / atau insulin – like growth factor I
dan memegang peranan penting dalam pengaturan pertumbuhan sel – sel
tiroid
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Sebagian besar keganasan tiroid tidak memberikan gejala
yang berat, kecuali keganasan jenis anaplastik yang sangat
cepat membesar bahkan dalam hitungan minggu
Biasanya nodul tiroid tidak disertai rasa nyeri
Keluhan lain pada keganasan yang mungkin ada ialah suara
serak, susah nafas, batuk
Tanyakan juga fator-faktor risiko (pernah terpapar radiasi)
dan riwayat Ca tiroid dalam keluarga

Imam Subekti. Karsinoma TIroid dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Edisi 6, Jilid 2
Jakarta, 2014. Hal 2471-77.
Pemeriksaan fisik
Tanda lainnya ialah
konsistensi nodul keras padat, permukaan tidak rata
Melekat ke jaringan sekitar (terfiksir),
Pembesaran KGB di daerah leher (servikal)

Pemeriksaan penunjang
 Biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH)  sensitivitas 83 % dan spesifitas 92
%.
 Pemeriksaan potong beku (frozen section)
 Laboratorium Hormon tiroid
 Pencitraan (Sidik tiroid (sintigrafi, CT Scan, USG, MRI)
kecurigaan ke arah keganasan tiroid, yaitu: usia < 20
tahun atau > 60 tahun mempunyai prevalensi tinggi.
Keluhan suara serak, susah nafas, batuk, disfagia
Riwayat radiasi mis. X-ray pada saat kanak – kanak
Padat, keras, tidak rata, dan terfiksir
Limfadenopati servikal
Riwayat keganasan tiroid sebelumnya
PENATALAKSANAAN
Tiroidektomi total (operasi) jika terdapat
metastasis ke KGB dilakukan radikal neck resection

Untuk Karsinoma anaplastik biasanya tdk dpt dioperasi


lagi.
Terapi Ablasi Iodium Radioaktif jar tiroid sehat
dan ganas yg tertinggal setelah operasi
Terapi Supresi L-Tiroksin  supresi TSH
Komplikasi
Gangguan menelan atau bernafas merupakan
komplikasi dari nodul tiroid mengingat letak kelenjar
tiroid yang berada di depan trakea dan esofagus.
Metastasis ke bagian tubuh lain juga dapat terjadi
apabila adenokarsinoma terus berkembang menjadi ganas.
Prognosis
Prognosis bergantung pada jenis keganasan.
Prognosis adenokarsinoma anaplastik buruk, dan penderita
biasanya meninggal dalam waktu enam bulan sampai satu tahun
setelah diagnosis.
Prognosis pada adenokarsinoma folikuler dan pada
adenokarsinoma papilar cukup baik pada
DISIKUSI
TEORI
Pasien berjenis kelamin Berdasarkan data epidemiologi
perempuan dan berusia 61 Penelitian yang dilakukan oleh
tahun. parura Y dkk. perempuan dan
Usia dewasa hingga lanjut
lebih sering menderita Ca
tiroid

perempuan sebanyak 62.9 %


dan 80.6 % berusia diatas 40
tahun.11
Pasien sesak nafas sejak 2 hari SMRS terutama saat melakukan
aktivitas sehari-hari dan berkurang saat istirahat. Pasien juga
mengeluh batuk berdahak lendir berwarna putih sejak 3 hari yang
lalu
benjolan di leher kanan depan yang semakin membesar dalam 3
bulan Benjolan telah disadari pasien sejak 2 tahun yang lalu
namun selama ini hanya berukuran sebesar bola pimpong dan
ukurannya tidak membesar.
Pasien merasa sedikit nyeri pada benjolan tersebut jika
disentuh, namun saat menelan makanan atau minuman tidak
terasa nyeri.
Pasein juga mengeluh suara serak, jantung berdebar-debar, seirng
merasa gelisah dan sulit tidur, mudah merasa capek.
Pasien juga merasa berat badan pasien berkurang,. Makan dan
minum pasien baik, BAB normal lancar BAK normal lancar..
TEORI
Sebagian besar keganasan tiroid tidak memberikan
gejala yang berat, kecuali keganasan jenis anaplastik
yang sangat cepat membesar bahkan dalam
hitungan minggu
Biasanya nodul tiroid tidak disertai rasa nyeri
Keluhan lain pada keganasan yang mungkin ada ialah
suara serak, susah nafas, batuk
Pemeriksaan fisik
TD: 130/80 mmHg, N: 120x/menit, P: 26x/menit, S: 37,5° C.
 KGB :
I: Pembesaran (+) pada leher bagian kanan depan
P: teraba pembesaran KGB 2 buah di leher bagian kanan depan
Leher:

 Massa
I:massa pada region colli dextra (+), ukuran ±11cm x 7cm, permukaan
kulit tampak hiperemis
P: Massa sebesar bola kasti, bokonsistensi keras, berbenjol-benjol,
batas tegas, massa tidak ikut bergerak saat pasien menelan (terfiksir)
nyeri tekan (+), teraba hangat
A: Bruit (-)
Pada auskultasi didapatkan rhonki pada kedua lapang paru (+)
Teori
Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis
teraba nodul padat/ keras, sulit digerakkan dari
dasarnya (terfiksir), permukaan tidak rata
berhubungan dengan limfadenopali regional bagian
leher,
Limfadenopati servikal
pemeriksaan fisik yang meningkatkan kecurigaan ke arah
keganasan tiroid, yaitu: usia < 20 tahun atau > 60 tahun
mempunyai prevalensi tinggi keganasan pada nodul yang teraba. 1,6
 Keluhan suara serak, susah nafas, batuk, disfagia

 Riwayat radiasi pada saat kanak – kanak

 Padat, keras, tidak rata, dan terfiksir

 Limfadenopati

 Riwayat keganasan tiroid sebelumnya


No
Index Wayne
Gejala yang baru timbul atau Nila No Tanda Ada Tid
bertambah berat i ak
1 Sesak nafas +1 1 Tyroid teraba +3 -3
2 Bising tyroid +2 -2
2 Berdebar +2 3 Exoptalmus +2 -
4 Kelopak mata tertinggal gerak bola +1 -
3 Kelelahan +3
mata
4 Suka udara panas -5 5 Hiperkinetik +4 -2
6 Tremor jari +1 -
5 Suka udara dingin +5 7 Tangan panas +2 -2
8 Tangan basah +1 -2
6 Keringat berlebihan +3 9 Fibrilasi atrial +4 -

7 Gugup +2
10 Nadi teratur
- -3
<80x/menit
8 Nafsu makan meningkat +3 - -
80-90x/menit +3 -
9 Nafsu makan menurun -3
>90x/menit
10 Berat badan naik -3

11 Berat badan turun +1

Total skor yang didapatkan: 16 menandakan Eutiroid


Hipertiroid: ≥20
Eutiroid: 11-18
Hiportiroid: <11.
Pemeriksaan Penunjang
FT4 : 1.65 ng/dL (meningkat) TSH : 0.217 uIU/ml (menurun)
tetapi hanya minimal.
Foto toraks PA tampak massa abnormal di sisi kanan dengan
ukuran ±8 x 5 cm. kesan massa pada region colli masuk
thoracic case, Bronkitis kronis, Efusi pleura bilateral.
CT Scan Massa berasal dari tiroid kanan meluas hingga
retrosternal space dengan konsolidasi elastik, terdapat
komponen semisolid (ukuran massa 12x10x8 cm). Hasil
USG Abdomen Kesan Sonomorfologi organ-organ
intraabdomen dalam batas normal tidak tampak metastase . 1,7-9
Teori
Biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH)GOLD STANDAR
 mengetahui Keganasan dan jenisnya
Laboratorium hormon tiroid menilai Fungsi tiroid
sidik (sintigrafi) tiroid dan USG.
Modalitas pencitraan lain seperti computed tomographic
scanning (CT Scan) dan magnetic resonance imaging
(MRI)
TERAPI
Terapi awal yang diberikan yaitu
IVFD RL:D5:Futrolit 20tpm ,
Drip Sohobion 1 Amp/ 24 jam,
Ceftriaxon 1g/ 12 jam,
Parasetamol tab 3 x 500 mg (K/P).

kemudian pada perkembangannya pasien mengalami batuk dan


diberikan
Ambroxol tab 3 x 30 mg, kemudian karena gejala batuk tidak berkurang
diganti dengan vectrin 3x 1 caps.

Setelah hasil Laboratorium FT4 dan TSH keluar pasien diberikan


PTU 1x 100 mg dan untuk memastikan diagnosis akan dilankukan
pemeriksaan FNAB
TEORI
Terapi untuk Ca Tiroid Tiroidektomi total (operasi),
Terapi Ablasi Iodium Radioaktif
Terapi Supresi L-Tiroksin
KESIMPULAN
Beberapa penyakit memiliki kesamaan dalam gejala klinis dan
beberapa pemeriksaannya.
Namun bagaimanapun pemeriksaan yang teliti dan lengkap
melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
mampu membedakan penyakit – penyakit tersebut.
Seperti pada kasus nodul yang keras, eutiroid, cepat membesar,
terfiksir menunjukan kearah Ca tiroid
namun dalam hal ini diperlukan pemeriksaan penunjang Biopsi
untuk menegakan diagnosis pada pasien ini senhingga dapat
diberikan penatalaksanaan yang tepat..

Anda mungkin juga menyukai