Disusun oleh:
dr. Reta Fitriana Kusuma
Pembimbing:
dr. Imam Prasetyo
dr. Siti Hanah
RSUD KAJEN
KABUPATEN PEKALONGAN
2018
1
BAB I
LAPORAN KASUS
Paru Depan
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Ekspansi paru kanan = paru kiri
stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Paru Belakang
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Ekspansi paru kanan = paru kiri
stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Jantung
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba setinggi spatium intercostalis VI 2 cm
lateral linea mid clavicularis sinistra, diameter 2 cm, thrill
(-), kuat angkat (-), pulsasi parasternal (-), pulsasi
epigastrial (-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas = spatium intercostalis II linea parasternal
sinistra
Batas kiri = sesuai ictus cordis
Batas kanan = linea parasternal dekstra
Pinggang jantung cekung
Auskultasi : HR= 90x/menit, bunyi jantung I-II normal, bising (-),
gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, rash (-), venektasi (-), caput medusa (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani, area traube timpani, pekak sisi (+) normal,
pekak alih (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-),
Ekstremitas
Superior Inferior
Mukosa kuku pucat -/- -/-
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Capillary refill <2”/<2” <2”/<2”
Tremor jari +/+
Acropachy -/-
Tangan teraba panas +/+
Tangan basah -/-
Indeks Wayne
Gejala
1.Sesak nafas saat bekerja (+) +1
2.Berdebar-debar (+) +2
3.Mudah lelah (+) +2
4.Suka udara panas (-) 0
5.Suka udara dingin (+) +5
6.Keringat berlebih (+) +3
7.Mudah tegang/gugup (+) +2
8.Nafsu makan meningkat (+) +3
9.Nafsu makan menurun (-) 0
10.Berat badan meningkat (+) 0
11.Berat badan menurun (+) +1
Tanda
1.Tiroid teraba (+) +3
2.Bising tiroid (+) +2
3.Eksoftalmus (+) +2
4.Retraksi kelopak mata (+) +2
5.Kelopak mata tertinggal gerak bola mata (+) +1
6.Hiperkinetik (+) 0
7.Tremor jari (+) +2
8.Tangan panas (+) +2
9.Tangan basah (-) -1
10.Fibrilasi atrium (+) +4
11.Nadi teratur: 90x/menit +3
Total skor 37 (hipertiroid)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Imunoserologi 20 Maret 2018 , 11.00 WIB
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
FT3 pmol/l 4,3 – 8,3
FT4 69,21 pmol/l 12 - 24 pmol/l
Hypothyroid >7
TSHs <0,05 uIU/mml Euthyroid 0,25 - 5
Hyperthyroid <0,15
HASIL :
Thyroid lobus kanan : ukuran membesar difus (vol. ± 59,48 cc). Struktur
parenkim kasar inhomogen. Tak tampak massa maupun kalsifikasi. Pada
pemeriksaan Doppler US tampak vaskularisasi inferno intraparenkim
Thyroid lobus kiri : ukuran membesar difus (vol. ± 58,71 cc). Struktur parenkim
kasar inhomogen. Tak tampak massa maupun kalsifikasi. Pada pemeriksaan
Doppler US tampak vaskularisasi inferno intraparenkim
Glandula submandibular Kanan-Kiri : ukuran dan bentuk normal,
echogenesitas normal, parenkim homogen, tak tampak nodul maupun kalsifikasi
KESAN :
cenderung gambaran struma difusa
Rencana Awal
Dx : USG tiroid, x foto thorax, Free T4, TSHs
Rx : PTU 100mg /8jam
Propanolol 10 mg/ 8 jam po
Mx : Free T4, skor index wayne
HASIL FOLLOW UP
Tanggal S O A P
20/3 2018 Lemes, berdebar Status General : Struma difusa Inf. Asering :futrolit 1:1 20
- Digoxin 2x1/2
- Kendaron 1x1
- Ciloztazol 1x100
- PTU 3X1
21/3 2018 Berdebar debar Status General : Struma difusa Terapi lanjut
T 36
22/3 2018 Pusing, lemes Status General : Struma difusa Terapi lanjut
TD 130/70
HR 90
RR 25
T 37
Abdomen =
Inspeksi : distensi
abdomen (-)
Auskultasi : bising
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri
tekan (-)
23/3 2018 Berdebar debar Status General : Struma difusa Terapi lanjut
HR 90
RR 25
T 37
Kesadaran = Komposmentis
TD 120/70
HR 90
RR 20
T 36 8
Ku = sedang hipertiroid
Kesadaran = Komposmentis
TD 120/70
HR 90
RR 20
T 36 8
Ku = baik hipertiroid
Kesadaran = Komposmentis
TD 120/70
HR 86
RR 20
T 36
Abdomen =
Inspeksi : distensi
abdomen (-)
Auskultasi : bising
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri
tekan (-)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertiroidisme
2.1.1 Definisi
Pengertian hipertiroidisme perlu dibedakan dengan tirotoksikosis.
Tirotoksikosis adalah manifestasi klinis dari peningkatan jumlah hormone tiroid
yang beredar dalam sirkulasi darah. Sedangkan hipertiroidisme didefinisikan
sebagai suatu peningkatan kadar hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan
oleh kelenjar tiroid.1,2,3
2.1.2 Faktor Risiko
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan hipertiroidisme antara lain1,2:
Usia lebih dari 60 tahun
Perempuan
Mengkonsumsi iodine dengan jumlah berlebihan dalam jangka
waktu yang lama
Mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung iodine seperti
amiodarone
Riwayat penyakit autoimun seperti diabetes mellitus dan gangguan
hormonal pada diri sendiri ataupun keluarga
2.1.3 Patofisiologi
Ada tiga mekanisme yang dapat menyebabkan terjadinya hipertiroidisme,
yaitu4:
1. Kelenjar tiroid melakukan sekresi berlebihan hormon tiroid
(hipertiroidisme primer)
2. Kelenjar hipofisis melakukan stimulasi berlebihan terhadap kelenjar tiroid
untuk mensekresikan hormon tiroid (hipertiroidisme sekunder)
3. Beberapa sumber eksogen hormon tiroid
2.1.4 Tanda dan Gejala
Gejala
1.Sesak nafas saat bekerja +1
2.Berdebar-debar +2
3.Mudah lelah +2
4.Suka udara panas -5
5.Suka udara dingin +5
6.Keringat berlebih +3
7.Mudah tegang/gugup +2
8.Nafsu makan meningkat +3
9.Nafsu makan menurun -3
10.Berat badan meningkat -3
11.Berat badan menurun +3
Tanda Ada Tidak ada
1.Tiroid teraba +3 -3
2.Bising tiroid +2 -2
3.Eksoftalmus +2 0
4.Retraksi kelopak mata +2 0
5.Kelopak mata tertinggal gerak bola mata +1 0
6.Hiperkinetik +4 -2
7.Tangan panas +2 -2
8.Tangan basah +1 -1
9.Fibrilasi atrium +4 0
10.Nadi teratur: 80-90x/menit 0 -3
>90x/menit +3 0
Tabel 1. Indeks Wayne5 (Interpretasi: eutiroid ≤ 11; ragu-ragu= 11-19; hipertiroid
≥ 19)
2.1.5 Etiologi
Penyebab hipertiroidisme bermacam-macam dan digolongkan berdasar
patofisiologinya. Kira-kira 70% hipertiroidisme terjadi karena autoimun yang
sering kali dikenal sebagai penyakit Graves, sisanya karena struma multinodosa
toksik dan adenoma toksik. Etiologi lainnya baru dipikirkan setelah sebab tiga di
atas disingkirkan.1,
Penyebab tirotoksikosis
Tirotoksikosis tanpa Hipertiroidisme primer Hipertiroidisme
hipertiroidisme sekunder
- Silent thyroiditis - Penyakit Graves - TSH-secreting tumor
- Destruksi kelenjar: I- - Struma multinodosa - chGH secreting tumor
131, amiodaron, toksik - Resistensi hormon
infark, adenoma, - Adenoma toksik tiroid
radiasi - Obat: yodium lebih, - Tirotoksikosis
- Tirotoksikosis litium gestasional (trimester
faktisia (keadaan - Karsinoma tiroid yang I)
hormone tiroid berfungsi
berlebih) - Struma ovarii (ektopik)
Tabel 3. Diagnosis banding tirotoksikosis1
a. Penyakit Graves
Penyakit Graves merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan
produksi antibodi terhadap reseptor TSH pada folikel tiroid sehingga merangsang
kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid secara terus-menerus. Faktor
genetik dan lingkungan mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk
mengalami penyakit Graves.3
Struma difusa umumnya ditemukan pada penyakit Graves, tetapi pada
sebagian kecil kasus struma nodul dapat ditemukan. Manifestasi klinis lain
penyakit Graves yaitu gejala hipertiroidisme, oftalmopati, dermopati (myxedema
lokal), dan akropaki. Dua manifestasi terakhir sangat jarang ditemukan.1,2
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis
penyakit Graves yaitu TSH serum, kadar hormon tiroid bebas, skintigrafi, dan
Thyrotropin Receptor Antibodies (TRAb). Pada penyakit Graves, kadar TSH
ditemukan rendah disertai peningkatan kadar hormon tiroid dan pada pemeriksaan
skintigrafi didapatkan peningkatan ambilan tersebar di semua bagian tiroid. TRAb
ditemukan hanya pada penyakit Graves dan tidak ditemukan pada penyakit
hipertiroidisme lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai dasar diagnosis penyakit
Graves.1,2,3
b. Struma multinodosa toksik
Struma multinodosa toksik merupakan nodul tiroid multipel yang berfungsi
secara otonom, menghasilkan hormon tiroid secara berlebihan. Penyebab utama
dari kondisi ini adalah faktor genetik dan defisiensi iodine.7
Gejala klinis struma multinodosa toksik berupa hipertiroidisme subklinis
atau tirotoksikosis ringan. Struma multinodosa toksik sering ditemukan pada
pasien usia lanjut dengan berbagai keluhan hipertiroidisme. Pada
elektrokardiografi dapat ditemukan fibrilasi atrium.7,
TSH rendah, FT4 TSH rendah, FT4 TSH normal atau TSH dan FT4 normal
tinggi normal meningkat, FT4 tinggi
Hipertiroidisme Periksa FT3
primer
Adenoma Tidak
Tinggi Normal hipofisis diperlukan
pensekresi-TSH pemeriksaan
atau sindrom
Tirotoksikosis Hipertiroidism resistensi
T3 e subklinis hormon tiroid
Tanda
penyakit
Pantau ulang
Graves
6 -12 minggu
Ya Tidak
Penyakit Struma
Graves multinodosa atau
adenoma toksik
Ya Tidak
Tiroiditis Singkirkan
destruktif, penyebab lain
kelebihan iodium termasuk stimulasi
atau kelebihan oleh gonadotropin
21
LAMPIRAN
Dokumentasi Kasus