SKIZOAFEKTIF
TIPE CAMPURAN
SUB KELOMPOK B2
DINA MENTAYANI R.K
ANNISA RUSYDA APRILIANY
NECKLANITA ERDA
DEFINISI
Gangguan skizoafektif mempunyai gambaran baik
skizofrenia maupun gangguan afektif. Gangguan
skizoafektif memiliki gejala khas skizofrenia yang jelas dan
pada saat bersamaan juga memiliki gejala gangguan afektif
yang menonnjol. Gangguan skizoafektif terbagi dua yaitu, tipe
manik dan tipe depresif
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi seumur hidup dengan gangguan skizoafektif :0,5
-0,8 % (perkiraan)
Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda gangguan mood depresi (misalnya, mood hipotim dan isolasi
sosial) atau tanda-tanda mania (misalnya, mood hipertim, iritabel, banyak
bicara, meningkatnya aktivitas motorik) atau campuran.
KRITERIA DIAGNOSIS
KD SKIZOAFEKTIF (DSM IV-TR)
A. Suatu periode penyakit yang berkesinambungan selama suatu waktu.
Terdapat salah satu episode depresi mayor, episode manik, atau episode
campuran yang terjadi bersama-sama dengan gejala yang memenuhi kriteria A
skizofrenia.
B. Selama periode panyakit yang sama terdapat waham atau halusinasi selama
min 2 minggu tanpa gejala mood yang menonjol.
C. Terdapat gejala yang memenuhi kriteria suatu episode mood untuk bagian
besar durasi total periode aktif dan residual dari penyakit.
D. Gangguan bukan karena efek fisiologi langsung dari zat (misalnya,
penyalahgunaan zat atau pengobatan) atau kondisi medis umum.
SUBTIPE:
a. Tipe bipolar: jika gangguan termasuk suatu episode manik atau campuran
(atau suatu episode manik atau campuran dan episode depresi mayor).
b. Tipe depresi: jika gangguan hanya termasuk episode depresi mayor.
KRITERIA DIAGNOSIS
KRITERIA A SKIZOFRENIA
A. Dua (atau lebih) dari kriteria di bawah ini, masing-masing ditemukan secara
signifikan selama periode 1 bulan (atau kurang, bila berhasil diobati) :
•Waham
•Halusinasi
•Bicara kacau (misalnya, topiknya sering menyimpang atau inkoheren)
•Perilaku yang kacau atau munculnya perilaku katatonik yang jelas
•Gejala negatif; yaitu adanya afek yang datar, alogia atau avolisi (tidak
adanya kemauan).
PPDGJ-III :
a. Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat jika gejala-gejala
definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama
menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneosly) atau dalam
beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode
penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini,
episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofren maupun
episode manik atau depresi.
b. Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala
skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang
berbeda.
c. Jika seorang pasien skizofrenia menunjukan gejala depresif setelah
mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4
(depresi pasca skizofrenia).
KLASIFIKASI (PPDGJ-III)
Skizoafektif Tipe manik
Tipe depresif
Tipe campuran
Tipe lainnya
Tipe YTT
1. Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0)
• Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresif
yang tunggal, dan untuk gangguan berulang dimana sebagian besar
episode didominasi oleh skizoafektif tipe depresif.
• Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala
khas, baik depresif maupun kelainan perilaku terkait seperti tercantum
dalam uraian untuk episode depresif.
• Dalam episode yang sama, sedikitnya harus jelas ada satu, atau lebih
baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas .
3. Gangguan skizoafektif tipe campuran (F 25.2)
Psikofarmaka
Injeksi :
Olanzapin 2 x 5-10 mg/hari dengan diazepam 2 x 10 mg/hari
PENATALAKSANAAN
Oral :
Terapi kombinasi:
Litium karbonat 2 x 400 mg, dinaikkan sampai kisaran terapeutik 0,8 – 1,2
mEq/L (biasanya dicapai dengan dosis lithium karbonat 1200 – 1800 mg/hari,
pada fungsi ginjal normal) atau divalproat dengan dosis 3 x 250 mg/hari (atau
konsentrasi plasma 50-125 µg/L)
• Injeksi:
Terapi kombinasi:
Psikoterapi : 3 x perminggu
5. Skor ACES adalah 8 yaitu tidak ada aktivitas verbal dan fisik dan
dapat tidur nyenyak.
6. CGI-SI adalah ≤ 2.
PENATALAKSANAAN
Psikofarmaka
Monoterapi:
1. Lithium karbonat 0,6-1 mEq/L biasanya dicapai dengan dosis 500
mg/hari.
3. Olanzapin 1 x 10 mg/hari
a. Psikoterapi
Pasien pernah kabur dari rumah dan hilang selama beberapa bulan. Pasien
ditemukan oleh petugas keamanan di jalan namun karena pasien tidak
mengingat identitas dan nomor telepon yang bisa dihubungi ia dibawa ke RSJ
Duren Sawit untuk dirawat.
HETEROANAMNESA…
Setelah beberapa lama perawatan, pasien mulai mengingat identitas dan nomor
telepon yang bisa dihubungi, sehingga pihak RS menghubungi keluarganya dan
pasien dijemput pulang. Setelah itu pasien berobat jalan ke RSJ Duren Sawit,
pasien kembali seperti biasa dan dapat menjalani aktivitas sehari-hari.
Pasien berobat teratur namun 2 tahun yang terakhir pasien berhenti minum
obat karena merasa keluhannya sudah tidak ada lagi. Sehingga keluhan pada
pasien mulai timbul lagi.
HETEROANAMNESA…
Sejak 1 bulan yang lalu, pasien menjadi gelisah, marah-marah, mengamuk, dan
merusak barang-barang di sekitarnya. (irritable, agresivitas motorik)
Pasien sering keluar rumah untuk menemui orang tidak dikenal dan melakukan
hubungan seksual. (obsesi seksual, kompulsi seksual) Pasien juga suka
mendengar bisikan-bisikan “bunuh suamimu” dan sering melihat bayangan-
bayangan yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. (halusinasi auditorik dan
visual)Pasien merasa putus asa dan ingin bunuh diri.
Setelah itu pasien dibawa ke RS Dustira dan dirawat selama 3 minggu. Pasien
baru keluar dari RS Dustira pada 1 minggu yang lalu dan dibawa oleh ibunya
berobat ke Poliklinik Jiwa RS Dustira untuk kontrol.
RIWAYAT KELUARGA
No. Nama Hubungan JK Usia Kesehatan Status
1. Tn. A Ayah L 68 Th Sehat Menikah
Keterangan :
: Laki-laki sehat
: Perempuan sehat
: Perempuan sakit
RIWAYAT HIDUP PASIEN
Masa prenatal dan perinatal
Pasien dilahirkan dengan kondisi sehat, kehamilan terjadi pada masa
pernikahan (diinginkan)
Masa kanak-kanak
• Dari kecil pasien lebih dekat dengan ibunya
• Sejak kecil hingga lulus SMA pasien masih seorang yang pendiam dan
penurut.
RIWAYAT HIDUP PASIEN
Masa dewasa
Pasien mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2004. Pasien tidak melanjutkan
sekolah. Pasien menikah pada usia 25 tahun (2003), melahirkan anaknya pada
usia 26 tahun (2004) dan bercerai pada usia 26 tahun (2004). Pasien hidup
tidak harmonis beserta suaminya dengan memiliki 1 orang anak kandung.
Menurut ibunya pasien termasuk orang yang pendiam, jarang keluar rumah,
sering melakukan kegiatan rumah tangga, kurang bisa berosialisasi dan pemalu.
Masa tua
Pasien belum memasuki masa tua, saat ini pasien berusia 38 tahun.
RIWAYAT PEKERJAAN
Pasien pernah bekerja sebagai kasir.
RIWAYAT PERNIKAHAN
Pasien berkenalan dengan suaminya pada tahun 2002. Pada tahun
2003 pasien menikah dan bercerai pada tahun 2004. Pasien hidup
tidak harmonis, hidup dan tinggal di rumah kontrakan. Pasien
dikaruniai 1 orang anak dan sudah berusia 12 tahun.
KEPRIBADIAN SEBELUM SAKIT
KEHIDUPAN PSIKOSEKSUAL
Pasien ingin melakukan hubungan seksual yang berlebih baik dengan orang
yang dikenal maupun tidak dikenal.
KEHIDUPAN EMOSIONAL
Pasien adalah orang yang pendiam, tertutup, dan jarang menceritakan
masalahnya pada orang lain. Pasien orang yang sensitif dan mudah merasa
terbebani jika ada masalah atau gangguan.
KONSEP DAN KONSEKUENSI MENGHADAPI
Moral : Pasien berprilaku baik dan menaati norma masyarakat.
HUBUNGAN SOSIAL
Keluarga : pasien cenderung tidak dekat dengan keluarganya, kecuali ibu
Status present
Pada saat pemeriksaan, pasien mengeluh emosinya masih naik turun.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
• Aksis I: Gangguan klinis-psikiatrik : F25.2 Gangguan Skizoafektif
Tipe campuran