Anda di halaman 1dari 17

SEPTIC SHOCK!!!

TRIVENA P. PUTRI
1710211031
D3 - HIS
DEFINISI

• Sepsis merupakan respon sistemik pejamu terhadap infeksi


dimana pathogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi
darah sehingga terjadi aktivasi proses inflamasi. Definisi yang
ditetapkan dalam consensus America College of Chest Physician
dan Society of Critical Care Medicine adalah sindroma respon
inflamasi sistemik (systemic inflammatory response
syndrome/SIRS).
DEFINISI
• Syok merupakan keadaan dimana terjadi gangguan sirkulasi
yang menyebabkan perfusi jaringan menjadi tidak adekuat
sehingga mengganggu metabolisme sel/jaringan.
DEFINISI
• Syok sepsis adalah keadaan dimana terjadi penurunan tekanan
darah (tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg atau
penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 40 mmHg) disertai
tanda kegagalan sirkulasi, meskipun telah dilakukan resusitasi
cairan secara adekuat atau memerlukan vasopressor untuk
mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ.
• Merupakan keadaan gawat darurat yang memerlukan
penanganan segera oleh karena semakin cepat syok teratasi,
akan meningkat keberhasilan pengobatan dan menurukan risiko
kegagalan organ dan kematian.
EPIDEMIOLOGI
• Menempati urutan ke 10 penyebab utama kematian di AS dan
penyebab utama kematian pada pasien kritis
RISK FACTOR
• Usia – usia muda memberikan respon • Genetic
inflamasi yang lebih baik dibanding usia • Terapi kortikosteroid – pasien yang
tua menerima steroid kronis memiliki
• Jenis kelamin – laki-laki 27% lebih peningkatan kerentanan terhadap
mungkin mengalami kematian terkait berbagai jenis infeksi.
sepsis.
• Kemoterapi – obat-obatan kemoterapi
• Ras – tingkat mortalitas terkait sepsis tidak dapat membedakan antara sel-sel
pada orang kulit hitam tertinggi dan kanker dan jenis sel lain yang tumbuh
terendah di antara orang asia. cepat seperti sel darah dan sel kulit.
• Penyakit komorbid – kondisi komorbid Orang yang menerima kemoterapi
yang mengubah fungsi kekebalan tubuh berisiko untuk terkena infeksi ketika
(gagal ginjal kronis, diabetes mellitus, HIV, jumlah sel darah putih mereka rendah.
penyalahgunaan alcohol) lebih umum • Obesitas
pada pasien sepsis non kulit putih,
komorbiditas kumulatif dikaitkan dengan
disfungsi organ akut yang lebih berat.
ETIOLOGI
• Mikroba, infeksi virus atau jamur. Mikroorganisme kausal yang paling
sering ditemukan pada orang dewasa adalah Escherichia coli,
Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumonia. Atau
Enterococcus, Klebsiella, dan Pseudomonas.
• Jenis infeksi yang sering dihubungkan dengan sepsis yaitu:
• Infeksi paru-paru (pneumonia)
• Flu (influenza)
• Appendiksitis
• Infeksi lapisan saluran pencernaan (peritonitis)
• Infeksi kandung kemih, uretra atau ginjal (infeksi traktus urinarius)
• Infeksi kulit, seperti selulitis, sering disebabkan ketika infus atau kateter
• Infeksi pasca operasi
• Infeksi sistem saraf, seperti meningitis atau encephalitis
TERMINOLOGI
SIRS mencakup 2 atau lebih
keadaan berikut: SEPSIS
• Suhu >38°C atau <36°C • Keadaan klinis yang berkaitan
dengan infeksi dengan manifestasi
• Frekuensi jantung >90 SIRS
kali/menit • Sepsis berat
• Sepsis yang disertai dengan disfungsi
• Frekuensi napas >20x/menit organ. Hipoperfusi atau hipotensi
termasuk asidosis laktat, oligouria dan
atau PaCO2 <32 mmHg penurunan kesadaran.
• Sepsis dengan hipotensi
• Leukosit darah >12.000/mm3, • Sepsis dengan tekanan darah sistolik
<4000/mm3 atau batang <90mmHg atau penurunan tekanan
darah sistolik >40 mmHg dan tidak
>10% ditemukan
lainnya.
penyebab hipotensi
GEJALA KLINIS
• Berupa suhu tubuh yang abnormal (>38°C atau <36°C)
• Takikardi
• Asidosis metabolic, biasanya disertai dengan alkalosis respiratorik
terkompensasi dan takipneu serta peningkatan atau penurunan
jumlah sel darah putih.
• Disfungsi organ, hipotensi atau hipoperfusi.
• Tekanan darah arteri <90 mmHg atau 40 mmHg di bawah tekanan
darah normal pasien selama sekurang-kurangnya 1 jam meski telah
dilakukan resusitasi cairan atau dibutuhkan vasopressor untuk
mempertahankan tekanan darah sistolik tetap ≥ 90 mmHg atau
tekanan arteri rata-rata ≥ 70 mmHg.
Gejala sepsis biasanya tidak
spesifik dan meliputi:
• Fever
• Confusion
• Gelisah
• Kesulitan bernapas
• Fatigue, malaise
• Mual muntah
Pada beberapa kasus, gejala khas inflamasi sistemik mungkin tidak ada pada
sepsis berat terutama pada orang tua. Mengidentifikasi sumber infeksi potensial,
melokalisasi tanda dan gejala yang merujuk pada sistem organ dapat memberikan
petunjuk untuk etiologi sepsis :

• Infeksi kepala dan leher – sakit kepala berat, kekakuan pada leher,
gangguan mental, sakit telinga, sakit tenggorokan, sinus pain,
limfadenopati cervical/submandibular.
• Infeksi dada dan paru-paru – batuk, dyspnea, bunyi napas bronkial
• Infeksi jantung – murmur, terutama pada pasien dengan riwayat
penggunaan obat injeksi dan intravena
• Infeksi perut dan gastrointestinal – diare, nyeri perut, distensi abdomen,
nyeri tekan rektal dan bengkak
• Infeksi pelvis dan genitourinaria – nyeri panggul, dysuria
• Infeksi tulang dan jaringan lunak – nyeri local anggota tubuh, eritema,
edema, pembengkakan sendi, krepitasi pada infeksi nekrosis, efusi sendi
• Infeksi kulit – ptekie, purpura, eritema, ulserasi, bula
DIAGNOSIS
• Temukan mikroorganisme penyebab sepsis
• CBC, PT APTT, Kadar fibrinogen dan D-dimer, analisis gas darah,
profil ginjal dan hati, kalsium ion.
• Hasil Laboratorium
• Asidosis metabolic
• Trombositopenia
• Pemanjangan waktu prothrombin dan tromboplastin parsial
• Penurunan kadar fibrinogen serum dan peningkatan produk fibrin split
• Anemia
• Perubahan morfologi dan jumlah neutrophil
PATHOPHYSIOLOGY
Bakteri

Makrofag
Kemotaksis Aktivasi Kerusakan jaringan
leukosit ke komplemen
jaringan jalur klasik
TNF-α, IL-1 Met AA↑↑

Degranulasi
↑↑ adhesi Leukosit LT PG
sel mast
↑ leukosit di PD
Histamin Hipotalamus
Release lytic Neutrofil (set point
enzymes & ROS berubah)
Vasodilatasi PD
NO
demam
Penghancuran Merusak PD Permeabilitas TD↓↓
patogen vascular ↑↑ Memudahkan
leukosit bergerak
Aktivasi Fx XII Merusak PD Kompensasi Hipotensi menuju jaringan
(Hageman) di paru-paru ↑↑ denyut jantung yg rusak

Tachycardi
koagulasi Merusak PD di Cairan keluar
paru-paru ke jaringan

Sebagian blood O2 sulit menembus


clot terlepas ke jaringan
aliran darah ≠ distribusi O2 dyspnoe

Hipoksia
Organ
Acute kekurangan O2
Darah keluar Respiratory
ke jaringan Distress anaerob
Syndrome
(ARDS) Organ
dysfunction LDH
Jalur ekstrinsik
teraktivasi
Fatigue

DIC
DEATH
TATA LAKSANA
EARLY GOAL DIRECTED TREATMENT – Inti dari tatalaksana ini bahwa terapi
mencakup penyesuaian beban jantung preload, afterload dan kontraktilitas dengan
oxygen delivery dan demand. Protocol tersebut mencakup pemberian cairan
kristaloid dan koloid lobus 500 ml tiap 30 menit untuk mencapai tekanan vena
central (CVP) 8-12 mmHg. Bila tekanan arteri rata-rata (MAP) kurang dari 65 mmHg,
diberikan vasopressor hingga >65 mmHg dan bila MAP >90 mmHg diberikan
vasodilator. Dilakukan evaluasi saturasi oksigen vena sentral (ScvO2). Bila ScvO2
<70% dilakukan koreksi hematocrit hingga diatas 30%. Setelah CVP, MAP dan
hematocrit optimal namun ScvO2 <70%, dimulai pemberian inotropic. Inotropic
diturunkan bila MAP <65 mmHg atau frekuensi jantung >120 kali/menit.
• Oksigenasi
• Terapi cairan – kristaloid (NaCl 0,9% atau ringer laktat)
• Vasopressor dan Inotropik
• Nutrisi

Anda mungkin juga menyukai