Anda di halaman 1dari 21

SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS

(SLE)
Definisi
Systemic Lupus Erythematosus ( SLE ) adalah
suatu penyakit autoimun menahun yang
menimbulkan peradangan dan bisa
menyerang berbagai organ tubuh, termasuk
kulit, persendian dan organ dalam.
ETIOLOGI
Mekanisme maupun penyebab dari penyakit
autoimun ini belum sepenuhnya dimengerti tetapi
diduga melibatkan faktor lingkungan danketurunan.
Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu
timbulnya lupus:
• Infeksi
• Antibiotik (terutama golongan sulfa dan penisilin)
• Sinar ultraviolet
• Stres yang berlebihan
• Hormon.
GEJALA dan TANDA
• Adanya Bercak merah pada wajah
• Sipenderita biasanya merasa lelah dan lemah.
• merasa tidak enak badan
• sering mengalami kejang
• Kepala terasa sakit
• ruam kulit yang diperburuk oleh sinar matahari
• nyeri otot
• radang sendi
MANIFESTASI KLINIS
Pada awal penyakit, lupus hanya menyerang satu
organ, tetapi dikemudian hari akan melibatkan organ
lainnya:
• Otot dan kerangka tubuh
Hampir semua penderita lupus mengalami nyeri
persendian dan kebanyakan menderita artritis.
Persendian yang sering terkena adalah persendian
pada jari tangan, tangan, pergelangan tangan dan
lutut. Kematian jaringan padatulang panggul dan
bahu sering merupakan penyebab dari nyeri di
daerahtersebut.
• Kulit
Pada 50% penderita ditemukan ruam pada tulang
pipi dan pangkal hidung. Ruam ini biasanya akan
semakin memburuk jika terkena sinar matahari.Ruam
yang lebih tersebar bisa timbul di bagian tubuh lain yang
terpapar oleh sinar matahari.

• Ginjal
Sebagian besar penderita menunjukkan adanya
penimbunan protein di dalam sel-sel ginjal, tetapi hanya
50% yang menderita nefritis lupus (peradangan ginjal
yang Menetap). Pada akhirnya bisa terjadigagal
ginjal sehingga penderita perlumenjalani dialisa atau
pencangkokkan ginjal.
• Sistem saraf
Kelainan saraf dit
• Sistem saraf
Kelainan saraf ditemukan pada 25% penderita lupus.
Yang paling sering ditemukan adalah disfungsi mental
yang sifatnya ringan, tetapi kelainan bisa terjadi pada
bagian manapun dari otak.

• Darah
Kelainan darah bisa ditemukan pada 85% penderita lupus.
Bisa terbentuk bekuandarah di dalam vena maupun arteri,
yang bisa menyebabkan Stroke dan emboli paru Jumlah
trombosit berkurang dan tubuh membentuk antibodi yang
melawanfaktor pembekuan darah, yang bisa menyebabkan
perdarahan yang berarti.Seringkali terjadi anemia akibat
penyakit menahun.
• Jantung
Peradangan berbagai bagian jantung bisa
terjadi, seperti perikarditis,

• Paru-paru
Pada lupus bisa terjadi pleuritis (peradangan selaput
paru) danefusi pleura (penimbunan cairan antara
paru dan pembungkusnya). Akibat dari keadaan
tersebut sering timbul nyeri dada dan sesak nafas.
PATOFISIOLOGI
• Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi
kekebalan yang menyebabkan peningkatan autoantibodi
yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi ini
ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik,
hormonal dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar
termal). Pada SLE, peningkatan produksi autoantibodi
diperkirakan terjadi akibat fungsi sel T-supresor yang
abnormal sehingga timbul penumpukan kompleks imun
dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan menstimulasi
antigen yang selanjutnya serangsang antibodi tambahan
dan siklus tersebut berulang kembali.
Pewarisan gen/
HLA dan Lainnya mutasi somatik

Hilangnya toleransi
Sinar UV dan Pembentukan
terhadap komponen
lainya autoantibodi
tubuh

Ekspansi sel T Perluasan proses


autoimun

Pembentukan
kompleks imun Jejas imuologis
LUPUS ERITEMATUS DISCOID
cutaneous lupus erythematosus
penatalaksanaan
Penatalaksaan SLE harus mencakup obat, diet,
aktivitas yang melibatkan banyak ahli. Alat
pemantau pengobatan pasien SLE adalah
evaluasi klinis dan laboratoris yang sering
untuk menyesuaikan obat dan mengenali
serta menangani aktivitas penyakit. Lupus
adalah penyakit seumur hidup, karenanya
pemantauan harus dilakukan selamanya.
Adapun obat-obatan yang dibutuhkan seperti:
a. Antiinflamasi non-steroid
Untuk pengobatan simptomatik artralgia nyeri sendi.
b. Antimalaria
Diberikan untuk lupus diskoid. Pemakaian jangka
panjang memerlukan evaluasi retina setiap 6 bulan.
c. Kortikosteroid
Dosis rendah, untuk mengatasi gejala klinis seperti
demam, dermatitis, efusi pleura. Diberikan selama 4
minggu minimal sebelum dilakukan penyapihan.
Dosis tinggi, untuk mengatasi krisis lupus, gejala nefritis,
dan anemi hemolitik.
d. Obat imunosupresan/sitostatika
Imunosupresan diberikan pada SLE dengan
keterlibatan SSP, nefritis difus dan membranosa,
anemia hemolitik akut, dan kasus yang resisten
terhadap pemberian kortikosteroid.
e. Obat antihipertensi
Atasi hipertensi pada nefritis lupus dengan agresif
F. kalsium
mengalami osteopenia, karenanya memerlukan
suplementasi kalsium.
• Diet
diet ditentukan oleh terapi yang diberikan.
Sebagian besar pasien memerlukan
kortikosteroid, dan saat itu diet yang
diperbolehkan adalah yang mengandung
cukup kalsium, rendah lemak, dan rendah
garam. Pasien disarankan berhati-hati dengan
suplemen makanan dan obat tradisional.
• Aktivitas
Pasien lupus sebaiknya tetap beraktivitas
normal. Olah raga diperlukan untuk
mempertahankan densitas tulang dan berat
badan normal. Tetapi tidak boleh berlebihan
karena lelah dan stress sering dihubungkan
dengan kekambuhan. Pasien disarankan untuk
menghindari sinar matahari
KESIMPULAN
Lupus merupakan suatu kondisi inflamasi kronik yang
disebabkan oleh penyakit autoimun. Ia muncul karena
adanya aktivitas sistem kekebalan tubuh (zat anti-bodi)
yang berlebihan. Salah satu faktor di bagian kulit adalah
pengaruh cahaya sinar matahahari. Tahap awal gejala
yang ditimbulkan mirip gejala penyakit pada umumnya,
misalkan demam tinggi, peradangan pada kulit,
sariawan, radang sendi atau radang pada sendi dan
otot.
Tidak heran jika banyak orang yang menduga
bahwa dirinya hanya sekedar mengalami
gangguan kesehatan biasa, seperti rematik,
tifus atau gejala penyakit lain.

Anda mungkin juga menyukai