Anda di halaman 1dari 42

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Provinsi Kalimantan Selatan


 Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
 Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 tentang
Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan
Penggunaan Pestisida
 Permenaker No. Per 03/MEN/1986 tentang Syarat-
Syarat Keselamatan dan Kesehatan di Tempat
Kerja yang Mengelola Pestisida
 Pasal 3 ayat (1) huruf g-m (syarat-syarat
keselamatan kerja faktor lingkungan kerja)
 Pasal 8 ayat 1,2 dan 3 (pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja)
 Pasal 9 ayat (1) (pembinaan terhadap tenaga
kerja sebelum melakukan pekerjaan)
 Pasal 13 (kewajiban menggunakan APD)
 Pasal 35 ayat (3) Setiap Pemberi Kerja dalam
mempekerjakan tenaga kerja wajib memberikan
perlindungan yang mencakup kesejahteraan,
keselamatan, dan kesehatan baik mental maupun
fisik tenaga kerja
 Pasal 86 ayat (1) (hak tenaga kerja atas K3)
 Pestisida berasal dari pest yang berarti hama dan
sida berasal dari kata caedo berarti pembunuh.
Pestisida dapat diartikan sederhana sebagai
pembunuh hama.
 pestisida adalah campuran bahan kimia yang
digunakan untuk mencegah, membasmi dan
mengendalikan hewan atau tumbuhan pengganggu
seperti binatang pengerat, termasuk serangga
penyebar penyakit, dengan tujuan kesejahteraan
manusia.
Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk:
1. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang
merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian;
2. Memberantas rerumputan;
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan;
4.Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman tidak termasuk pupuk:
5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan
dan ternak;
6.Memberantas atau mencegah hama-hama air;
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-atat pengangkutan;
8.Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan
penggunaan pada tanaman, tanah atau air.
• DDT • Malathion
• Dieldrin • Parathion
• Endrin

Organ Organ
ochlor ophos
in phat

Carba Piretroid
mat
• Proxposure
(baygon)
• Carbofuran
(furadan)
• Carbaryl (sevin)
 Mempunyai racun yang universal
 Degradasinya di alam berlangsung lambat
 Larut dalam lemak
 Banyak menimbulkan masalah, karena cenderung
persisten pada lingkungan
 Dapat mematikan organisme bukan sasaran
 membuat serangga kebal
 Efek akut berupa gangguan sistem sayaraf pusat,
disorientasi, dan tremor
 Efek kronik berupa kanker dan anemi aplastik
 kurang tahan di alam, sehingga lebih kecil
kemungkinannya untuk menyebar melalui rantai
makanan
 kurang selektif sehingga membunuh organisme bukan
sasaran
 menyebabkan keracuan pada manusia karena
kemampuannya menghambat aktivitas enzim
achetylcholinesterase (ACHe) akan mengakibatkan
tremor, inkoordinasi, kejang-kejang pada SSP
 pada syaraf autonom menyebabkan diare dan urinasi
tanpa sadar
 larut dalam air, sehingga disarankan untuk digunakan
dalam pertanian.
 efek akut berupa penghambatan kerja enzim
acetylcholinesterase, hiperaktif pada syaraf
parasimpati, paralysis, gangguan susunan syaraf,
dermatitis, dan gangguan sel darah merah
 Efek kronik berupa gangguan yang menetap pada
susunan syaraf pusat, fatigue, mudah marah,
gangguan daya ingat, dan neoropathy
 Dapat di serap melalui kulit
 Merupakan skin sensitizer karena dapat menimbulkan
dermatitis kontak bahkan reaksi alergi sistemik
 Toksisitasnya rendah karena cepat dimetabolisasikan
menjadi bahan tidak berbahaya
 Gejala keracunan ditandai dengan rasa lelah atau lesu,
otot mengencang, limbung ringan, lengan bergetar,
perasaan riang, air liur berlebihan, otot berdenyut,
kesulitan bernafas, dan kehilangan tenaga
Pencampuran Penyemprotan
1. Sewaktu mempersiapkan pestisida 1. Pilih volume alat semprot sesuai
yang akan disemprotkan, pilihlah dengan luas areal yang akan di
tempat yang sirkulasi udaranya semprot
lancar 2. Gunakan alat pengaman, berupa
2. Buka tutup kemasan dengan hati- masker penutup hidung dan mulut,
hati agar pestisida tidak kaos tangan, sepatu boot, dan jaket
berhamburan atau memercik atau baju berlengan panjang
mengenai bagian tubuh 3. Waktu baik untuk penyemprotan
3. Usaha pencampuran petisida jangan adalah pada waktu terjadi aliran
dalam tangki penyemprot udara naik (thermik) yaitu antara
4. pakailah pakaian pelindung dan pukul 08.00-11.00 WIB atau sore hari
masker (pelindung pernafasan) dan pukul 15.00-18.00 WIB
sarung karet 4. Jangan makan dan minum atau
5. jangan makan, minum, dan merokok pada saat melakukan
merokok selama melakukan penyemprotan
pencampuran
 Semua peralatan yang digunakan untuk mengelola
pestisida harus memenuhi persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja
 Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan harus memenuhi
syarat K3
 Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan harus
menggunakan alat pelindung diri
 Pada saat persiapan dan pencampuran pestisida dilakukan
sedemikian rupa sehingga kontaminasi dapat dihindarkan
 Alat yang digunakan untuk mempersiapkan, memakai dam
mencampur pestisida tidak boleh digunakan untuk
keperluan lain
 Usia > 18 tahun
 Telah menjalani pemeriksaan sebelum bekerja sesuai
dengan Permenaker No. 2 Tahun 1980
 Telah mendapat penjelasan dan pengetahuan ttg bahaya,
pencegahan dan pertolongan pertama dari keracunan
 Tidak boleh mengalami paparan lebih dari 5 jam sehari
dan 30 jam seminggu
 Menggunakan Alat Pelindung Diri
 Menjaga kebersihan badan, tempat kerja, APD, alat
perlengkapan kerja, serta menghindarkan tumpahan dan
percikan pestisida
 Tidak boleh menggunakan pestisida dalam bentuk debu
 Dalam keadaan sehat jasmani dan rohani
 Tidak ada luka pada bagian tubuh, tidak mempunyai
penyakit kulit pada anggota badan yang kemungkinan
akan terkena percikan pestisida kecuali bila dilakukan
tindakan perlindungan
 Untuk wanita tidak boleh dilakukan pada saat sedang
hamil atau menyusui
 Tempat kerja harus dipasang tanda-tanda peringatan
tentang bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan dengan
cara yang sederhana dan mudah dimengerti serta jelas dan
mudah dibaca
 Pada tempat kerja tertentu harus dipasang gambar APD
yang wajib dipakai
 Tempat kerja harus dijaga selalu bersih, bebas dari ceceran
bahan pestisida ataupun bahan berbahaya
 Tempat mengelola pestisida harus dipasang alat
pengendalian bahaya yang diperlukan seperti alat deteksi
dan alarm, ventilasi dan instalasi pemadam kebakaran
 Setiap bahan harus diberi kode dengan jelas
 Pakaian kerja/celemek/apron, berfungsi agar tubuh
penyemprot tidak terpapar bahan kimia karena terbuat
dari bahan yang tahan air
 Sepatu karet lars tinggi, berfungsi untuk melindungi kaki
dari bahan kimia maupun duri dan benda tumpul lainnya
 Sarung tangan berfungsi untuk menghindarkan tangan
dari paparan bahan kimia
 Kacamata pelindung, melindungi mata dari serpihan
benda-benda kecil dan bahan kimia
 Pelindung muka
 Pelindung pernafasan berfungsi untuk menghindari
terhirupnya bahan kimia yang beracun
Pelindung Kepala

Pelindung Mata
Sarung Tangan

Apron

Sepatu Lars Tinggi

Masker
Harus memenuhi syarat antara lain:
1. Lokasi harus terpisah dari aktifitas umum dan tidak
terkena banjir
2. Lantai gudang harus miring
3. Dinding dan lantai kuat dan mudah dibersihkan
4. Pintu ditutup rapat dan diberi tanda peringatan
5. Selalu dikunci bila tidak ada kegiatan
6. Tidak boleh disimpan bersama bahan-bahan lain
7. Mempunyai ventilasi, penerangan cukup, suhu sesuai
ketentuan yang berlaku
8. Dilengkapi alat pemadam kebakaran
9. Cara penyimpanan harus memenuhi persyaratan
KERACUNAN

AKUT KRONIS
 Terjadi bila efek-efek keracunan pestisida
dirasakan langsung pada saat itu
 Keracunan yang paling sering terjadi adalah
melalui kulit
 Keracunan juga dapat melalui oral dan pernafasan
 Beberapa efek kesehatan akut adalah sakit kepala,
pusing, mual, sakit dada, muntah-muntah, kudis,
sakit otot, keringat berlebih, kram, diare, sulit
bernafas, pandangan kabur, bahkan dapat
menyebabkan kematian
 Sistem syaraf, pestisida yang digunakan bidang pertanian
sangat berbahaya bagi otak dan syaraf
 Hati atau liver, karena hati adalah organ tubuh yang
berfungsi menetralkan bahan kimia beracun, maka hati
sering di rusak oleh pestisida, dapat menyebabkan
hepatitis
 Perut, yaitu muntah-muntah, sakit perut dan diare adalah
gejala umum keracunan pestisida
 Sistem kekebalan, reaksi alergi adalah gangguan sistem
kekebalan tubuh manusia
 Keseimbangan hormon, beberapa pestisida mempengaruhi
hormon reproduksi yang dapat menyebabkan penurunan
produksi sperma pada pria atau pertumbuhan telur yang
tidak normal pada wanita
 Golongan organofosfat, gejala keracunannya adalah
timbul gerakan otot-otot tertentu, penglihatan kabur,
mata berair, mulut berbusa, banyak berkeringat, air
liur banyak keluar, mual, pusing, kejang-kejang,
muntah-muntah, detak jantung menjadi cepat,
mencret, sesak nafas, otot tidak bisa digerakkan dan
akhirnya pingsan.
 Golongan organoklor, jenis pestisida ini dapat
menimbulkan keracunan dengan gejala sakit kepala,
pusing, mual, muntah-muntah, mencret, badan
lemah, gugup, gemetar, kejang-kejang, dan kehilangan
kesadaran
 Golongan karbamat, gejalanya sama dengan gejala
yang di timbulkan golongan organofosfat, hanya saja
berlangsung lebih singkat karena lebih cepat terurai
dalam tubuh
 Golongan antikoagulan, gejala yang ditimbulkan
seperti nyeri punggung, lambung dan usus, muntah-
muntah, perdarahan hidung dan gusi, kulit berbintik-
bintik merah, kerusakan ginjal
Bronkitis,
Kanker darah, Kerusakan asma, kanker
limfoma, Paru-Paru paru-paru
kanker otak

Kerusakan
Kanker
Hati

Demensia,
gelisah, emosi
tidak stabil, Kerusakan Liver, kanker
kehilangan hati
Sistem
konsentrasi Syaraf
Dosis Toksisitas

Faktor

Lama Jalan
Paparan Masuk
• Hal ini terjadi apabila pestisida terkena pada pakaian atau langsung

Kulit pada kulit


• Pestisida yang menempel di permukaan kulit dapat meresap ke
dalam tubuh dan menimbulkan keracunan.

• Keracunan pestisida karena partikel pestisida terhisap lewat hidung


merupakan terbanyak kedua setelah kulit

Pernafasan • Gas dan partikel semprotan yang sangat halus (kurang dari 10
mikron) dapat masuk ke paru-paru, sedangkan partikel yang lebih
besar (lebih dari 50 mikron) akan menempel di selaput lendir atau
kerongkongan

• Keracunan lewat mulut dapat terjadi karena Makan, minum, dan


Mulut merokok ketika bekerja dengan pestisida, Drift pestisida terbawa
angin masuk ke mulut, Makanan dan minuman terkontaminasi
(Oral) pestisida, meminum pestisida secara sengaja
• atupun tidak
 Lebih baik, lebih aman, & lebih murah mencegah
daripada mengobati keracunan
 Sebagian besar keracunan dapat dicegah
 Bagaimana caranya (1)?
 Simpan zat kimia dengan aman
 Jangan menyimpan zat kimia yang tidak lagi diperlukan
 Jangan meletakkan zat kimia dalam botol bekas makanan
atau minuman
 Bagaimana caranya (2)?
 Gunakan zat kimia dengan aman
 Gunakan dengan cara yang benar dan jumlah yang benar
(baca label dan ikuti instruksi)
 Buang zat kimia sisa dan botol kosong dengan aman
 Kuburkan atau bakar
 Jangan gunakan botol/kaleng kosong bekas zat kimia untuk
menyimpan/memasak makanan/minuman
 Jangan dilempar ke sungai, kolam, saluran pembuangan,
atau sumber air
 Tindakan umum
 Ikuti aturan kesehatan lokal dan nasional
 Pakai alat yang aman & cara penggunaan yang aman
 Usahakan paparan ke zat kimia sekecil mungkin
 Gunakan APD
 Gunakan tanda-tanda/peringatan keamanan
 Pengawasan kepatuhan pemakaian zat kimia & pakaian
pelindung
 Cek kesehatan pekerja & paparannya terhadap zat
kimia
 Alat dan bahan pertolongan pertama harus
tersedia di tempat kerja
 Training pertolongan pertama sebagai bagian
pelatihan kerja

Anda mungkin juga menyukai