Anda di halaman 1dari 26

ULKUS PEPTIKUM

PADA ANAK
OLEH
Dr. I Putu Gede Karyana, Sp.A(K)
DEFINISI
• Ulkus Peptikum adalah kerusakan pada lapisan mukosa,
submukosa hingga lapisan otot saluran cerna yang disebabkan
oleh aktivitas pepsin dan asam lambung yang berlebihan
EPIDEMIOLOGI
• Insiden di USA  0,5-4,4 per 100.000 anak (2008)
Brown K., et al (2012)

• Turki  13,2% anak terdeteksi ulkus peptikum dari


pemeriksaan endoskopi
Ugras M dan Pehlivanoglu E (2011)

• Taiwan  dari 1234 pemeriksaan endoskopi, 5,4% ulkus


gaster atau ulkus duodenal, 47,7% dari anak tersebut
mengalami infeksi H-Pylori dan 16,5% riwayat NSAIDs
Shu-Ching., et al (2009)

• Saudi Arabia  selama 10 tahun 5% anak mengalami ulkus


peptikum
Mouzan MI dan Abdullah AM (2004)

• Pada kelompok anak, usia yang paling sering dikenai adalah


12-18 tahun; laki-laki lebih banyak dibanding perempuan
Sondheimer JM., et al (1995)
PATOGENESIS
• Beragam dan belum diketahui seluruhnya
• Umumnya terjadi akibat sekresi asam yang berlebihan dan
gangguan ketahanan / integritas mukosa, sehingga terjadi
difusi balik ion H+ dari lumen usus masuk ke dalam mukosa
• Mekanisme keseimbangan antara faktor agresif (perusak) dan
faktor defensif (ketahanan mukosa) sangat penting untuk
mempertahankan fungsi dan integritas saluran cerna.
• Faktor agresif yang utama adalah asam lambung dan pepsin.
Faktor defensif yang berperan adalah mucous barrier (mukus
dan bikarbonat), mucosal resistance barrier (resistensi
mukosa), microcirculation (aliran darah mukosa) dan
prostaglandin
Herbst JJ, et al (1996)
KLASIFIKASI
• Ulkus Peptikum Primer adalah ulkus yang terjadi akibat
langsung dari gangguan fungsi gaster (sekresi asam lambung
dan pepsin yang berlebihan).
• Ulkus Peptikum Sekunder adalah ulkus yang terjadi akibat dii
luar gaster, terkait dengan penyakit sistemik lain yang
mendasari
Chelimsky G dan Czin S (2001)
PERBEDAAN
Ulkus Peptikum Primer Ulkus Peptikum Sekunder
• Kronis • Akut
• Lesi tunggal • Lesi Multipel
• Daerah duodenum • Daerah gaster
• Disertai debris • Umumnya tidak fibrosis
fibropurulent yang
berada di atas infiltrat
inflamasi aktif, jaringan
granulasi dan fibrosis
Chelimsky G dan Czin S (2001)
ULKUS PEPTIKUM TERKAIT
HELICOBACTER PYLORI
• Helicobacter pylori ditemukan pada 25% anak dengan ulkus
lambung dan 86% pada ulkus duodenum
Huang FC., et al (1999)

• Jakarta  pada 150 murid sekolah dasar 27% positif pada


pemeriksaan serologi (90% H.pylori ditemukan di lambung)
Hegar B., et al (2000)

• Bakteri Gram negatif berbentuk spiral, bersifat mikroaerofilik


dan memproduksi urease.
• Kolonisasi di lambung  inflamasi mukosa berat
PENYAKIT ULKUS NEGATIF
HELICOBACTER ATAU IDIOPATIK
• 15-20% dari anak dengan ulkus duodenum yang tidak
menggunakan NSAID dan tidak memiliki bukti serologi atau
histologis dari infeksi H. pylori
Hasal E., et al (1993)

• Pemeriksaan histologi dan serologi tidak memiliki nodularitas


dan tidak terlihat gastritis secara histologis.
• Peranan faktor genetik dan psikologis >>
• Anak Kaukasia >>
LevensteinS., et al (1999)
Dohil R dan Hassal E (2000)
KONDISI HIPERSEKRESI
• sindroma Zollinger-Ellison telah dilaporkan pada anak dengan
gastrinomas extrapankreatitis soliter di lambung, hati dan
ginjal.
• Antral hiperplasia sel G atau sindroma pseudo-Zollinger-Ellison
ditandai dengan hiperkloridia, ulkus peptikum dan respon
gastrin post-prandial yang berlebihan, tetapi tidak ada respon
terhadap stimulasi sekretin.
• Mastositosis sistemik, sebuah penyakit di mana sel mast
menumpuk di kulit, sumsum tulang, hati, limpa dan saluran
pencernaan, terkait dengan hipersekresi asam
• Kondisi lain yang terkait dengan hipersekresi asam termasuk
sindroma usus pendek, hiperparatiorid dan kistik fibrosis.
PENYAKIT CROHN
• Keterlibatan saluran cerna relatif sering terjadi di penyakit
Crohn pada anak
• Hampir sepertiga hasil endoskopi penyakit Cronh
menunjukkan histologi gastritis
• Bentuk ulkus biasanya dangkal
“STRES” ULSERASI
• Terjadi dalam 24 jam dari timbulnya penyakit kritis, misalnya
syck, hipoksemia, asidosis, sepsis, luka bakar, cedera kepala,
ensefalopati, operasi besar dan kegagalan organ multipel
• Biasanya tanpa gejala
• Kondisi berat  muncul gejala perdarahan saluran cerna (lesi
awal mendominasi di fundus dan proksimal corpus, kemudian
menyebar ke antrum untuk menghasilkan tampilan erosif dan
hemoragik difusa )
ULKUS NEONATAL
• prevalensi tinggi haemorrhagic gastropati telah dilaporkan
pada neonatus sakit yang dirawat di unit perawatan intensif
yang tidak memiliki gejala atau tanda-tanda gastrointestinal
atas
• Temuan  berdasarkan hasil endoskopi penelitian
Aspirin dan NSAID lainnya
• Lesi yang dihasilkan dari NSAID lebih sering terjadi di gaster
dibandingkan duodenum, terjadi lebih sering di antrum gaster
daripada corpus
• Dari seluruh pasien ulkus peptikum akbiat NSAID sekitar 0,3%
pasien mengalami perforasi dan 0,1% mengalami obstruksi
GEJALA KLINIS
• Nyeri abdomen adalah gejala yang paling sering dari penyakit
ulkus peptikum, bersifat periodik dan dipicu dengan masuknya
makanan
• Gejala lain: mual, muntah, anoreksia, hingga perdarahan
saluran cerna (hematemesis, melena), penurunan berat badan
• Anak yang lebih kecil mungkin tidak dapat melokalisasi nyeri
pada epigastrium dan mungkin muncul dengan gejala dengan
anoreksia dan iritabilitas, terutama dengan makanan.
• Gejala klinis UP pada anak dapat menyerupai gejala esofagitis,
penyakit hati dan saluran empedu, pneumonia, pankreatitis,
atau giardiasis
PENDEKATAN DIAGNOSIS
• Pemeriksaan GastroPanel : pemeriksaan darah untuk
mengevaluasi kadar pepsinogens A (PGA), kadar pepsinogens C
(PGC), gastrin-17 (G17), dan pemeriksaan serologi antibodi
IgG terhadap H.pylori.

Pemeriksaan serologi ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas


yang berbeda secara geografis terkait dengan faktor antigen
lokal dan titer yang relatif rendah pada populasi tertentu.
PENDEKATAN DIAGNOSIS
Urea breath test (UBT).
• Memanfaatkan sifat H.pylori yang menggunakan urea untuk
dimetabolisme menjadi amonia, maka dikembangkan
pemeriksaan UBT.
• Pasien diminta menelan urea yang telah ditandai dengan
isotop karbon C13 atau C14.
• Pasien kemudian diminta untuk makan makanan berkalori
tinggi untuk memperlambat pengosongan lambung sehingga
kontak isotop dengan mukosa lambung cukup lama.
• Pasien kemudian diukur pernafasannya dengan spectrometer
untuk menilai adakah peningkatan kadar isotop C13
• Apabila meningkat 0,01% maka test dikatakan positif
PENDEKATAN DIAGNOSIS
BIOPSI ENDOSKOPI
• Dilakukan di bagian antrum dua buah dan di bagian korpus
dua buah.
• Sedangkan untuk menilai ada tidaknya metaplasia, biopsi
dilakukan di angulus.
• Dari biopsi ini dapat dikerjakan biopsi urea test(BUT), dimana
sediaan biopsi diberikan urea dan apabila warna berubah
menjadi merah maka hasilnya dinyatakan positif.
• Pemeriksaan histopatologi, selain dapat mendeteksi infeksi
H.pylori juga dapat menilai derajat inflamasi gastritis
• obat-obatan penghambat sekresi asam dan antibiotik harus
dihentikan 2 minggu dan 4 minggu sebelum tindakan.
HASIL ENDOSKOPI BIOPSI
Gambaran ulkus diklasifikasikan menjadi 6 tingkatan
berdasarkan klasifikasi Forrest, yaitU:
• IA ulkus dengan perdarahan aktif menyemprot
• IB ulkus dengan perdarahan merembes
• IIA ulkus dengan pembuluh darah visibel tidak berdarah
• IIB ulkus dengan bekuan adheren
• IIC ulkus dengan bintik pigmentasi
• III ulkus berdasar bersih tanpa tanda perdarahan baru

Guariso G dan Gasparetto M (2012)


TERAPI
• Tujuan penatalaksanaan ulkus peptikum adalah
menghilangkan keluhan-keluhan seperti rasa nyeri,
mempercepat penyembuhan ulkus secara sempurna,
mencegah komplikasi, dan mencegah kekambuhan.

• Pengobatan pada umumnya menggunakan medikamentosa,


namun bila telah terjadi komplikasi seperti perforasi,
obstruksi, atau perdarahan yang tidak teratasi maka dapat
digunakan modalitas pembedahan.
MEDIKAMENTOSA
ANTAGONIS RESEPTOR H-2
Antagonis reseptor H2 berperan dalam mengurangi sekresi
asam lambung dengan menghambat pengikatan histamin secara
selektif pada reseptor H2 dan menurunkan kadar cyclic-AMP
dalam darah

Simetidin 20-40 mg/kg/hari dibagi 2 dosis


Famotidin 1-1,2 mg/kg/hari dibagi 2 dosis
Ranitidin 2-4 mg/kg/hari dibagi 2 dosis

Chelimsky G dan Czin S (2001)


MEDIKAMENTOSA
PROTON PUMP INHIBITOR
Merupakan inhibitor potensial sekresi asam lambung

Lansoprazole 0,8 mg/kg/hari


Moeprazole 0,8 mg/kg/hari

Chelimsky G dan Czin S (2001)


MEDIKAMENTOSA
TERAPI H-PYLORI
Kombinasi obat yang dapat diberikan :
1. Standard Triple therapy
PPI (1-2 mg/kg/hari), ampicillin (50 mg/kg/hari), claritromicin (20
mg/kg/hari) atau metronidazole (20 mg/kg/hari)

2. bismuth-based quadruple therapy


Bismuth subsalicylate (8 mg/kg/hari), ampicillin (50 mg/kg/hari) dan
metronidazole (20 mg/kg/hari)

3. sequential therapy
PPI (1-2 mg/kg/hari), ampicillin (50 mg/kg/hari) selama 5 hari,
kemudian PPI (1-2 mg/kg/hari),claritromicin (20 mg/kg/hari) dan
metronidazole (20 mg/kg/hari) selama 5 hari
Guariso G dan Gasparetto M (2012)
PROGNOSIS
• Jika penyebab dasar ulkus peptikum diatasi maka prognosis
baik
• Angka mortalitas : 1 dari 100.000 kasus

Anda mungkin juga menyukai