Anda di halaman 1dari 6

KASUS PELANGGARAN TEKNOLOGI HYBRID OLEH

HYUNDAI DAN KIA


LATAR BELAKANG MASALAH

perusahaan bernama Paice LLC dan Baltimore Abell Foundation yang menggugat
duo pabrikan mobil asal Korea, Hyundai Motor Co dan Kia Motors Corp karena
dianggap telah memakai sistem hybrid yang patennya mereka pegang.

Paice mengeluhkan Hyundai Sonata Hybrid dan KIA Optima Hybrid milik keduanya
karena menggunakan powertrain yang mirip dengan milik mereka.

Pada gugatannya kali ini, Paice ingin agar Hyundai dan KIA tidak lagi menggunakan
sistem hybrid yang mereka klaim tersebut dan bila tidak, maka keduanya haruslah
membayar royalti. Paice sendiri sebenarnya bermula dari perusahaan yang
mengembangkan instrumen anti-tank yang didirikan oleh imigran Soviet bernama Alex
Severinsky. Dan pada tahun 1990-an, dia mengembangkan pula metode untuk
menyalakan kendaraan bensin-listrik yang dikatakannya menjadi dasar dari teknologi
hybrid modern. Sebelumnya pula, Ford Motor Co yang memproduksi Fusion Hybrid
telah sepakat untuk mengakui teknologi Paice untuk menyelesaikan tuntutan hokum.
KLARIFIKASI MASALAH

Pelanggaran teknologi hybrid yang di langgar oleh perusahaan mobil


HYUNDAI dan KIA ini terkena Pasal 16 UU No. 14/2001 dan terjerat pidana
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU No. 14/2001 Pasal 130 – 134.
ANALISIS MASALAH

seharusnya sengketa pelanggaran teknologi hybrid yang di langgaar oleh


perusahaan mobil KIA dan HYUNDAI ini ditangani oleh pengadilan kemudian
pengadilan memutuskan hukumannya sesuai dengan UU nomor 14 tahun
2001 pasal 130-134 yang berupa hukuman penjara selama 4 tahun dan
denda maksimal 500 juta atau produksi mobil dihentikan.
KESIMPULAN

Hak paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara atau pemerintah kepada
inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak
lain untuk melaksanakannya. Kalau seorang yang secara sendiri atau beberapa orang
secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan kedalam penelitian dan
menemukan atau menghasilkan invensi di bidang teknologi adalah seorang inventor.
Sehingga pemegang paten adalah inventor yang sebagai pemilik paten atau pihak yang
menerima hak tersebut dari pemilik paten atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak
tersebut, yang terdaftar dalam daftar umum paten. (Undang-undang Republik Indonesia
nomor 14 tahun 2001 tentang paten).
KESIMPULAN

Sebaiknya lebih bijak lagi dan teliti lebih dalam, apakah produk yang akan dikeluarkan telah
dipatenkan sebelumnya oleh pihak lain atau belum. Karena apabila memang sebelumnya
produk itu telah memiliki hak paten lebih baik tidak mencatumkan dan mengatasnamakan
bahwa teknologi itu mereka yang menemukan pertama kali. Lebih bijak apabila terlebih
dahulu meminta izin kepada penemu pertama yang mengembangkan teknologi tersebut
untuk memakai teknologi tersebut. Banyak kasus terkait hak paten karena sang penemu
ataupun kreator pertama tidak mematenkan produk miliknya sehingga menjadi berpindah
tangan, baru setelah produk itu diluncurkan dan mendapatkan sambutan luar biasa mereka
mengaku bahwa produk itu dia yang menciptakan. Alangkah baiknya bila setelah produk
diciptakan lebih baik mematenkan produk tersebut dibandingkan setelah produk itu
diluncurkan dan diklaim milik orang lain baru dipatenkan.

Anda mungkin juga menyukai