Kinetics From
Thermal
Analysis
Maryam aunurrahim
Nabilah Firyal
Nadia Shafira Khaerani
Nurhikmah
Prasojo Utomo
Putri Nurul Amalia
Syahidatul Zahroh
William Caesar Raja Mandala
Outline
Pengaruh Berbagai
Parameter Pada
The Compensation Prediksi Perilaku
Bentuk Termal Reaksi kompleks
Effect Kinetik
Teoretis Kurva
Analisis
Publikasi Hasil
Kinetika Standar Data Tes Kinetik
Kinetika
ADD A FOOTER 2
Pengaruh Berbagai
Parameter Pada
Bentuk Termal
Teoretis Kurva
Analisis
• Dengan begitu banyak parameter dalam persamaan (10.1) atau (10.2), dapat berguna untuk
melihat efek apa yang memvariasikan salah satu parameter ini pada suatu waktu pada bentuk
kurva TG atau DSC. Variabel yang paling mendasar adalah bentuk fungsi konversi f (α) atau g (α)
(table 10.1)
• Tidak selalu mudah untuk membedakan antara model, bahkan dalam kondisi isotermal. Bentuk
kurva ini, tentu saja, jauh diubah di bawah kondisi non-isotermal dan α teoritis, kurva berbagai
suhu untuk macam model diberikan pada Gambar 10.5. (Kurva ini dibangun menggunakan
pendekatan Doyle untuk suhu integral, p (α), lihat di bawah.)
Gambar 10.6
• Bentuk keseluruhan dari analisis kurva termal adalah menerapkan fungsi konversi,
f (α) atau g (α), sedangkan posisi kurva ini pada sumbu temperatur ditentukan
oleh nilai E, A dan, ditentukan pada tingkat lebih rendah, serta ditentukan pada
tingkat pemanasan β.
compensation effect
• Terkadang, untuk serangkaian reaksi yang
compensation berkaitan erat namun tidak identik, parameter
A = Parameter Arrhenius
E = Energi aktivasi
a, b = konstanta
Reaksi Kompleks
Indikator terjadinya reaksi kompleks
Tingkat perubahan entalpi tidak berbanding lurus dengan kehilangan laju massa.
4. Isotermal --> plot arrhenius yang melengkung atau memberikan dua wilayah linear.
Bentuk plot alfa terhadap reduksi waktu juga bervariasi secara sistematis dengan suhu.
• Reaksi kompleks paling mudah dipisahkan ketika energi aktivasi dari setiap reaksi itu berbeda.
• Reaksi dengan nilai E rendah mendominasi kinetik pada suhu dan laju pemanasan yang rendah,
sedangkan reaksi dengan nilai E yang tinggi adalah sebaliknya.
ADD A FOOTER 16
• Vyazovkin and Lesnikovich --> identifikasi proses kompleks dalam eksperimen non-
isotermal dengan memeriksa bentuk kurva nilai E yang bergantung pada alfa -->
ditemukan pada metode isokonversional.
• Masing-masing reaksi dengan nilai E yang mirip tidak dapat dipisahkan dengan mengubah
laju pemanasan --> dekonvolusi dengan metode matematika --> model RO.
• Secara keseluruhan fraksi alfa didefinisikan sebagai berikut:
Vyazovkin, Linert, dan Maciejewski telah melakukan beberapa percobaan yang sayangnya gagal karena
kesalahan pemilihan model kinetik fungsi f (α) atau g (α). Hal itu terjadi ketika reaksi yang digunakan terlalu
kompleks atau menggunakan percobaan hanya dengan sekali pemanasan.
Flynn pernah juga mencoba suatu metode estimasi umur polimer pada suhu rendah menggunakan parameter-
parameter dekomposisi pada suhu tinggi Sayangnya, percobaannya gagal juga karena perhitungan suhu yang
terlampau jauh di mana perubahan fasa telah berlangsung (yang disertai dengan perubahan sifat fisiknya)
Kinetika Standar
Kinetika Standar
Upaya untuk menemukan reaksi yang bisa berfungsi sebagai standar untuk perbandingan
kinetik pengukuran belum berhasil. Persyaratan untuk reaksi kinetika standar untuk
perbandingan kinetik pengukuran telah ditentukan oleh Gallagher, yaitu
• reaksi ireversibel yang terjadi dalam satu tahap, dengan
• nilai entalpi reaksi rendah, untuk meminimalkan efek pemanasan sendiri atau pendinginan
sendiri
• Range temperatur yang diperlukan untuk reaksi berlangsung rendah, tetapi tingkat pengukuran
tidak boleh terlalu rendah, untuk menghindari besarnya kesalahan kalibrasi;
• seharusnya tidak ada reaksi sampel dengan atmosfer sekitarnya;
• Metode reaksi tidak bergantung pada persiapan sampel, ukuran partikel dan distribusi; dan
• Perubahan reaksi dapat diukur melalui massa, jumlah gas yang berevolusi, dan perubahan
Kinetika Standar
27
Data Tes Kinetik
• Cukup menguntungkan bila pengaruh model kinetik dihilangkan pada saat memperkirakan
parameter Arhenius
lengkap mengenai metode dan cara kalibrasi • Hasil yang diperoleh harus didiskusikan
35
Kesimpulan
(ii) model yang digunakan dalam menurunkan matematika mungkin tidak memperhitungkan faktor fisik nyata
dari eksperimen seperti panas masalah transfer dan kontrol atmosfer.
• Vyazovkin dan Lesnikovich menunjukkan bahwa parameter kinetik dihitung dari data isothermal
• Penggunaan metode regresi non-linear, di mana nilai kesalahan minimum antara data eksperimen dan teoritis
dicari, lebih baik daripada metode yang melibatkan Linearisasi
• Penting bahwa triplet kinetik yang lengkap ditentukan untuk menjadi ciri sebuah reaksi. Data yang lengkap
dan spesifik tidak dapat ditentukan dari percobaan yang dilakukan pada tingkat pemanasan tunggal.
Daftar Pustaka
• Brown E, Michael. 2004. Introduction to Thermal Analysis. New York, Boston, Dordrecht, London, Moscow.
Kluwer Academic Publisher. Chemistry Department, Rhodes University, Grahamstown, South Africa
ADD A FOOTER 37