Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH SUHU DAN TEKANAN

Reaksi Tunggal
Untuk reaksi tunggal hanya berhubungan dengan tingkat
konversi dan kestabilan reaktor, tidak ada masalah dengan
distribusi produk.
Termodinamika menyediakan dua informasi penting:
1) Panas yang dilepaskan atau yang diserap untuk suatu
reaksi tertentu.
2) Kedua, konversi maksimum yang mungkin dicapai.

Panas Reaksi Termodinamika


Panas yang diserap atau dibebaskan selama reaksi pada
T2 bergantung kepada:
 Keadaan sistem yang bereaksi,
 Jumlah bahan yang bereaksi,
 Suhu dan tekanan sistem yang bereaksi, dan dihitung dari
panas reaksi Hr dari reaksi yang diamati.
Jika tidak diketahui, panas reaksi dapat dievaluasi dari data
termokimia; panas pembentukan Hf atau panas pembakaran
HC dari bahan-bahan yang bereaksi. Harga-harga ini
ditabulasikan pada temperatur standar T1 biasanya 25oC.
Perhatikan reaksi: aA  rR + sS,
Secara konvensi didefinisikan bahwa panas reaksi pada suhu T
adalah panas yang dipindahkan ke sistem yang bereaksi dari
lingkungan jika a mol A berkurang membentuk produk r mol
R dan s mol S dengan sistem diukur pada suhu dan tekanan
yang sama sebelum dan sesudah perubahan.
aA  rR + sS, Hr,T = positif, berarti reaksi endotermis
Hr,T = negatif, berarti reaksi eksotermis
Taslim – Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis 2

Panas Reaksi dan Suhu


Jika panas yang diserap atau dilepaskan oleh reaksi dapat
ditandai dengan perubahan temperatur dari fluida yang
bereaksi, faktor ini harus diperhitungkan dalam disain reaktor.
Masalah utama adalah mengevaluasi panas reaksi pada suhu
T2 jika diketahui panas reaksi pada suhu T 1. Evaluasi ini dapat
dilakukan hukum konsevasi energi sebagai berikut,

Dalam bentuk entalpi reaktan dan produk dapat ditulis,

dengan subskrip 1 dan 2 menyatakan kuantitas masing-masing


yang diukur pada T1 dan T2. Dalam bentuk panas spesifik
dapat dinyatakan sebagai berikut,
(*)
dengan
Jika panas spesifik molar adalah fungsi suhu,
CpA = A + AT + AT2
CpR = R + RT + RT2
CpS = S + ST + ST2
Maka persamaan (*) dapat ditulis menjadi,

dengan  = rR + sS - aA


 = rR + sS - aA
 = rR + sS - aA
Dengan mengetahui panas reaksi pada suhu tertentu, demikian
juga panas spesifik reaktan dan produk dalam kisaran suhu
yang diamati, maka panas reaksi pada suhu lain dapat
Taslim – Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis 3

dihitung. Dengan cara ini pengaruh panas reaksi dapat


ditentukan.

Contoh 1: Hr pada berbagai suhu.


Dari tabel Hc dan Hf telah dihitung panas reaksi standar
fasa gas pada 25oC sebagai berikut,
A + B  2R Hr, 298K = -50.000 J
Pada 25 C reaksi adalah isotermis kuat. Direncanakan untuk
o

melangsungkan reaksi pada 1025oC. Berapakah Hr? Apakah


reaksi pada suhu tersebut masih eksotermis?.
Data: antara 25 dan 1025oC; harga Cp rata-rata untuk berbagai
komponen reaksi adalah sebagai berikut,

Penyelesaian:
Pertama-tama, dibuat bagan reaksi, kemudian neraca entalpi
untuk 1 mol A, 1 mol B, dan 2 mol R.
1A, 1B Hr, 1025 = ? 2R
1025oC 1025oC

mendinginkan memanaskan
 reaktan H2  produk H4

Hr, 25 = -50.000
1A, 1B 2R
25oC  25oC

H1 = H2 + H3 + H4


=
= 1(35)(25 - 1025) + 1(45)(25 - 1025) + (-50.000)
+ 2(70)(1025 - 25)
= 10.000 J
Jadi reaksi eksotermis pada 25oC dan endotermis pada 1025oC.
Konstanta Kesetimbangan Termodinamika
Taslim – Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis 4

Berdasarkan Hukum II Termodinamika, konstanta


kesetimbangan demikian juga komposisi kesetimbangan
sistem reaksi dapat dihitung. Tetapi harus diingat bahwa
sistem nyata tidak mesti mencapai konversi ini; oleh karena
itu, konversi yang dihitung dari termodinamika hanya
mengusulkan nilai yang akan dicapai.
Energi bebas standar Go untuk reaksi di atas pada suhu
T didefinisikan sebagai berikut:

f = fugasitas komponen pada kondisi kesetimbangan


fo = fugasitas komponen pada sembarang keadaan standar
yang dipilih pada suhu T, sama seperti yang digunakan untuk
menghitung Go
Go= energi bebas standar suatu komponen yang bereaksi,
K = konstanta kesetimbangan termodinamika untuk reaksi tersebut

Keadaan standar pada suhu tertentu biasanya dipilih sebagai


berikut:
 Gas: komponen murni pada satu atmosfir, pada tekanan
mana berlaku sifat gas ideal.
 Padatan: komponen padatan murni pada unit tekanan.
 Cairan: cairan murni pada tekanan uapnya.
 Solute dalam cairan: 1 mol larutan; atau pada konsentrasi
yang sedemikian encer sehingga aktivitasnya adalah 1.

Untuk memudahkan didefinisikan:

Untuk reaksi gas keadaan standar biasanya dipilih pada


tekanan 1 atm. Pada tekanan rendah ini, penyimpangan dari
keidealan selalu kecil, sehingga fugasitas dan tekanan adalah
identik dan fo = po = 1 atm. Dengan demikian
Taslim – Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis 5

dengan : n = r + s – a

Untuk setiap komponen i suatu gas ideal,


fi = pi = yiP = CiRT
Jadi Kf = K p
dan Untuk
komponen padatan yang mengambil bagian dalam reaksi,
variasi fugasitas dengan tekanan adalah kecil, dan biasanya
dapat diabaikan.

Konversi Kesetimbangan
Komposisi kesetimbangan ditentukan oleh konstanta
kesetimbangan, berubah terhadap suhu dan kecepatan
perubahannya diberikan oleh,

Jika panas reaksi Hr dianggap konstan dalam kisaran suhu


yang diamati, maka hasil intergrasinya adalah,

Jika Hr fungsi suhu maka,

dimana Hr diberikan oleh persamaan (*) dalam bentuk


spesial dengan subskrip 0 menyatakan suhu standar.

Jika Cp fungsi suhu seperti yang telah disebutkan sebelumnya,


Taslim – Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis 6

Pernyataan ini memungkinkan untuk mendapatkan konstanta


dan konversi kesetimbangan dan pada berbagai suhu.
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil dari termodina-
mika:
a. Konstanta kesetimbangan termodinamika tidak dipengaruhi
oleh tekanan system, ada atau tanpa inert, atau oleh kinetika
reaksi, tetapi dipengaruhi oleh temperature system.
b. Walaupun konstanta kesetimbangan termodinamika tidak
dipengaruhi oleh tekanan dan inert, konsentrasi
kesetimbangan bahan dan konversi kesetimbangan reaktan
dapat dipengaruhi oleh variable-variabel ini.
c. K>>1 menunjukkan bahwa secara praktis konversi
sempurna dimungkinkan, dan reaksi dapat dianggap satu
arah.
K<<1 menujukkan bahwa reaksi tidak akan berlangsung ke
suatu tingkat yang berarti.
d. Kenaikan suhu menyebabkan konversi kesetimbangan
meningkat untuk reaksi endotermis, tetapi menurun untuk
reaksi eksotermis.
e. Untuk reaksi-reaksi gas, peningkatan tekanan menyebabkan
konversi meningkat, jika jumlah mol berkurang dengan
reaksi. Konversi menurun jika jumlah mol bertambah
dengan reaksi.
f. Pengurangan inert untuk semua reaksi berlaku seperti
peningkatan tekanan yang berlaku untuk reaksi-reaksi gas.
Taslim – Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis 7

Gambar 1. Pengaruh suhu terhadap konversi kesetimbangan


yang diramalkan oleh termodinamika

Contoh 2: Konversi Kesetimbangan Pada Berbagai


Suhu
a. Antara 0oC dan 100oC, tentukan konversi kesetimbangan
untuk reaksi elementer fasa cair
CpA = CpB = konstan
Tunjukkan hasil dalam bentuk plot suhu vs konversi
b. Batasan-batasan apa yang harus dikenakan terhadap reaktor
yang beroperasi secara isotermal, jika diinginkan konversi
75%?

Penyelesaian:
(a). Karena Cp = 0, dari persamaan (*) panas reaksi tidak
tergantung pada suhu, maka
Hr = Hr,298 = -75.300 J/mol ………………..…..(i)
Konstanta kesetimbangan pada 25oC diberikan oleh,
Taslim – Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis 8

(ii)

Pada soal ini Hr tidak berubah dengan suhu, konstanta


kesetimbangan K pada berbagai suhu T dihitung dengan
persamaan:

(iii)
Pada kesetimbangan

atau (iv)
Masukkan harga T ke persamaan (iii) dan K ke persamaan
(iv), diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Perhitungan XAe(T) dari persamaan (iii) dan (iv)


Suhu yang dipilih
o
C K
5 278 2700 0,999
15 288 860 0.999
25 298 300 0,993
35 308 110 0,991
45 318 44,2 0,978
55 328 18,4 0,949
65 338 8,17 0,892
75 348 3,79 0,791
85 358 1,84 0,648
95 368 0,923 0,480
Taslim – Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis 9

Gambar 2. Konversi kesetimbangan vs Suhu

(b). Dari grafik dapat dilihat bahwa suhu harus berada di


bawah 78oC, jika diinginkan konversi 75%.

Reaksi Jamak
Untuk reaksi jamak baik ukuran reaktor dan distribusi
produk dipengaruhi oleh kondisi-kondisi proses. Pada reaksi
jamak masalahnya adalah bagaimana mendapatkan produk
yang dikehendaki. Oleh karena itu, pada bagian ini dianalisis
bagaimana memanipulasi suhu untuk memperoleh: distribusi
produk yang diinginkan, dan produksi maksimum hasil yang
diinginkan dalam suatu reaktor dengan waktu ruang tertentu.

Distribusi produk dan suhu


Jika dua tahap yang berkompetisi dalam reaksi jamak
mempunyai konstanta kecepatan laju reaksi k 1 dan k2, maka
laju reaksi relatif:
Taslim – Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis 10

Perubahan perbandingan ini dengan suhu tergantung kepada


apakah E1 lebih besar atau lebih kecil dari E2.

Bila T meningkat k1/k2 meningkat jika E1>E2


k1/k2 menurun jika E1<E2

Jadi reaksi dengan E besar, sensitif terhadap temperatur. Hal


ini mengacu kepada aturan umum berikut dimana terdapat
pengaruh suhu terhadap laju relatif reaksi yang berkompetisi.
“Suhu tinggi baik untuk reaksi yang memiliki energi aktivasi
besar dan suhu rendah baik untuk reaksi dengan energi
aktivasi rendah”.

Reaksi paralel
(Produk yang diinginkan)

(Produk yang tak diinginkan)


Langkah 1 dipacu, langkah 2 diperlambat. Jadi k 1/k2 dibuat
sebesar mungkin.
Jika E1>E2 gunakan T yang tinggi
E1<E2 gunakan T yang rendah

Reaksi seri

Apabila R adalah produk yang diinginkan, maka k 1/k2 harus


besar.

Jika E1 > E2 gunakan T yang tinggi


E1 < E2 gunakan T yang rendah
Taslim – Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis 11

Untuk reaksi seri-paralel secara umum ada dua pertimbangan.


Pertama untuk langkah paralel jika dibutuhkan suhu tinggi,
dan yang lain dibutuhkan suhu rendah, maka suhu pertengahan
adalah terbaik untuk memperoleh distibusi produk

E1 > E2 gunakan T yang tinggi


E1 < E3 gunakan T yang rendah
Maka

Contoh 3: Dekomposisi A secara paralel, semua ber-


orde sama

Tentukan temperatur yang akan memaksimumkan perolehan


fraksi R (fractional yield of R).

Penyelesaian:
a. jika E1  E2, E3 harus gunakan T tinggi
b. jika E1 < E2, E3 harus gunakan T rendah
c. jika E3 > E1 > E2, T tinggi mempercepat reaksi 3, T rendah
baik untuk reaksi 2.
Harus diambil T pertengahan dimana reaksi 2 atau 3 tidak
dominan.
Taslim – Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis 12

Memaksimumkan :

Anda mungkin juga menyukai